Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
yang timbul karena hilangnya fungsi saraf – saraf sensoris. Keadaan ini
luka yang berakhir dengan kematian jaringan dan kematian syaraf biasanya
vascular (nutrisi) yang diikuti invasi bakteri dan pembusukan (Dorland, 1996 ;
758). Sampai saat ini, masalah kaki diabetes masih kurang mendapat perhatian.
Data yang diperoleh dari Medical Record RS. Baptis Kediri pada bulan
Desember 2006 penderita Diabetes Mellitus berjumlah 334 pasien. Pada bulan
Januari 2007 berjumlah 412. Pada bulan Februari 2007 berjumlah 289 dan
wawancara tanggal 12-16 Maret 2007 dengan 5 orang pasien diabetes mellitus,
2
3 diantaranya tidak memakai alas kaki waktu keluar rumah, tidak melakukan
komplikasi pada kaki yang disebut kaki diabetes atau umum dikenal sebagai
luka ganggren. Kaki pasien diabetes seperti ini jika tidak ditangani secara tepat
luka dan masalah lain pada kaki merupakan penyebab utama kesakitan,
(www.kompas.com)
adalah :
terhadap trauma
motivasi mereka untuk melakukan perawatan kaki yang baik dan tepat.
mellitus.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan tentang konsep dasar Diabetes Mellitus dan
penurunan dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan atau
2.1.2 Patofisiologi
kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-
pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang
Insulin dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu
dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam
6
darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah
Insulin (DMTI).
jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor
dalam sel sedikit. Sehingga sel kehilangan bahan bakar (glukosa) dan keadaan
Hiperglikemia
Diabetes Mellitus
2) Kegemukan
5) Riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000 gram
7) Dislipidemia
4) Kelemahan tubuh
keluhan diantaranya :
2.1.5 Klasifikasi
(PERKENI) adalah
insulin absolut)
(1) Autoimun
(2) Idiopatik
resistensi insulin)
mitokardia
hipertimidisme
(8) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus : sindrom
2.1.6 Komplikasi
mempengaruhi sistem syaraf otonom, pada keadaan ini dapat terjadi perubahan
Keluhan yang tersering adalah berupa kesemutan, rasa lemah, faal, dan juga
sering dijumpai gejala gastrointestinal berupa rasa mual, kembung, muntah dan
menunjukkan gambaran gagal ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat hingga
keluhan sesak nafas akibat penimbunaan cairan dan ini ditunjukkan dengan
akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Konsumsi garam
jumlah kalori yang harus diberikan harus dihabiskan, jadwal makanan harus
Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang,
yang teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum baik, dipertimbangkan
kematian syaraf biasanya dalam jumlah besar dan umumnya diikuti dengan
timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik. Dengan cepat jaringan kulit yang
menutupi mengalami nekrosis dan dalam beberapa hari proses ini meluas.
Pemberitahuan antibiotika saja umumnya tidak cukup, oleh sebab itu harus
dilakukan eksisi yang luas bahkan mungkin amputasi. Pada pasien Diabetes
12
Mellitus dengan infeksi yang berat terapi antibiotika saja tidak cukup dan harus
besar maka pasien diabetes mellitus dengan infeksi kaki harus segera dibawa
1996 ; 688). Komplikasi ini merupakan penyebab utama penderita harus dirawat
Bahkan, penderita yang akan menjalani amputasi akan meninggal lima tahun
kemudian (www.kompas.com)
2.2.2 Penyebab
Salah satu ganggren yang paling ganas adalah ganggren gas. Gas
bakteri anaerob. Bakteri anaerob ini adalah kerabat bakteri penyebab tetanus.
Spora bakteri ini banyak terdapat ditanah dan dapat tumbuh subur dilingkungan
berakibat fatal, Selain itu, terjadi kematian jaringan ( nekrosis, penghancuran sel
(www.medicastore.com).
13
2.2.3 Patofisiologi
Diabetes Mellitus
Angiopati Neuropati
Trombosis
Kulit kering Trauma Perubahan
dengan oklusi ganggren Pecah fisura tidak terasa cara berjalan
pada darah besar dengan area
kecil
infeksi
ulserasi Titik tekan
Ganggren luas baru
ganggren luas
infeksi
Ganggren luas
atau sedang
kering dibiarkan kering selama proses ganggren berlangsung, kontrol yang ketat
kebutuhan.
peradangan septikemi dan syok septic dapat terjadi pada keadaan ini. Tirah
lesi, keadaan sirkulasi, terkena tidaknya tulang lebih dahulu sebelum tindakan
amputasi dipertimbangkan.
yang tidak terkontrol, yang dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah,
Makan makanan yang seimbang, kadar lemak yang rendah, kadar garam
Memeriksa kaki setiap hari terutama telapak kaki, jari kaki dan sela jari
Menggunakan sepatu sesuai bentuk dan besar kaki, permukaan atas sepatu
6) Higiene kaki
pertahanan tubuh pertama berkurang. Kulit harus dijaga agar tetap lentur
7) Senam Kaki
otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain
itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi
keterbatasan gerak sendi. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi
berdiri, duduk dan tidur dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi
( www.Sinar Harapan.com )
1) Pemeriksaan kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka,
perdarahan. Gunakan cermin untuk melihat bagaian bawah kaki atau minta
2) Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi, bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung. Keringkan
3) Berikan pelembab atau lotion pada daerah kaki yang kering, tapi tidak pada
4) Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam.
5) Gunakan alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
6) Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan ukuran dan
gunakan kaos atau stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang
mengandung katun.
7) Periksa sepatu sebelum dipakai, lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerkkan
pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada
8) Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa
2.2.6.3 Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus
kaki
4) Jangan merokok
neuropati, lesi-lesi pada kaki (Barbara, 1996 ; 51). Podiatris ialah bagian ilmu
lanjut yaitu :
menyentuh bagian luarnya saja jika kotor gunakan kaos tangan yang bersih.
2) Buang verban kotor yang melindungi luka ke dalam kantung tahan air untuk
dibakar.
3) Bersihkan luka secara hati-hati dengan obat anti kuman adri dokter atau
rumah sakit seperti hydrogen peroksida, kemudian rendamlah luka dalam air
yang telah bercamour dengan physohex atau obat rawat luka dalam air yang
telah bercampur dengan physohex atau obat rawat luka sesuai anjuran
melekat pada luka dengan menggunakan gumpalan kapas yang bersih, jika
4) Keringkan luka yang sudah direndam dengan kapas yang gersih dan bebas
dari kuman.
5) Tutup daerah luka dengan kasa atau verban yang agak tebal untuk mencegah
6) Perhatikan keadaan luka apakah semakin luas atau tidak dan periksalah luka
BAB 3
METODE PENELITIAN
penelitian analitik (Nursalam dan Pariani, 2001 ; 55). Dalam penelitian ini
Klien Diabetes
Dampak
- diteliti
- tidak diteliti
maka tidak akan terjadi ganggren, bila tidak dilakukan dengan baik akan terjadi
Kerangka kerja adalah suatu teori yang bisa diukur yang telah
dikembangkan pada keperawatan atau disiplin ilmu yang lain (Nursalam, 2001)
Penetapan populasi
Pasien Diabetes Mellitus
RS. Baptis Kediri
Convinience Sampling
Sampel
Pasien Diabetes Mellitus NIDDM
di Poliklinik RS. Baptis Kediri
Pengumpulan data
dengan kuesioner
Analisa Data
Penyajian data
3.5.1 Populasi
ditetapkan (Nursalam, 2003 ; 93). Populasi dalam penelitian ini adalah klien
3.5.2 Sampel
2002 ; 109). Pada penelitian ini sampel diambil klien yang menderita Diabetes
3.5.3 Sampling
dengan mencari subjek atas dasar hal yang menyenangkan atau mengenakkan
peneliti.
1) Klien rawat jalan di RS. Baptis Kediri yang menderita Diabetes Mellitus
2) Klien rawat jalan RS. Baptis Kediri yang menderita Diabetes Mellitus
Proporsi.
n = 4.z²α.π.(1-π)
W²
= 4.(1,96)².0,5.(1-0,5)
(0,2)²
= 96,04
Keterangan :
α = 0,05 (z=1,96)
terbatas (n*) bila besar populasi diketahui, besar sampel (n) terhitung terlalu
besar atau lebih besar dari pada besar populasi, dengan rumus :
n
n* = 1+ n-1 Keterangan :
N
n* = Populasi finit atau terbatas
96,04
= 1+ 96,04 -1 n = Populasi finit
289
N = Besar populasi
96,04
= 1,33
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota
suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
variabel tunggal yaitu tindakan pencegahan terjadinya luka ganggren pada klien
Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut ( Nursalam
2003; 106 ).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran Tindakan Pasien Diabetes Mellitus Terhadap Pencegahan Terjadinya Luka Ganggren di
Poliklinik RS. Baptis Kediri
kriteria inklusi.
Setelah mendapat rekomendasi dan ijin dari Direktur RS. Baptis Kediri,
hasil pengisian angket terstruktur dan memberi kode atau skor. Skor dijumlah
tensi sentral dengan menggunakan nilai modus yaitu nilai yang memiliki
frekuensi terbanyak atau sering muncul. Hasil data akan disajikan dengan
serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia
untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
BAB 4
Pada bab ini akan disajikan dan dibahas hasil penelitian “ Hubungan
sakit dengan lokal bangunan tersendiri. Terdiri dari 4 ruang pembedahan dengan
pengaturan 3 ruang untuk operasi bersih dan 1 ruang untuk operasi kotor.
berpendidikan SPK.
Tabel 4.2 Tabel Usia Perawat di Kamar Operasi RS Baptis Kediri, tanggal 3
Juli – 28 Agustus 2004.
(36%).
Tabel 4.3 Tabel Masa Kerja Perawat di Kamar Operasi RS Baptis Kediri,
tanggal 3 Juli – 28 Agustus 2004.
Tabel 4.5 Tabel Sikap Perawat Dalam Universal Precaution di Kamar Operasi
RS Baptis Kediri, tanggal 3 Juli – 28 Agustus 2004.
Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Statistik Spearman rho Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Perawat Dalam Universal Precaution di Kamar Operasi RS
Baptis Kediri, tanggal 3 Juli - 28 Agustus 2004.
Pengetahuan Sikap
Pengetahuan 1,000 0,646
Coefisien korelasi
Sikap 0,646 1,000
Coefisien korelasi
Nilai kemaknaan (p) 0,013 0,013
dari signifikansi tersebut berada di bawah 0,05 yang berarti ada hubungan
antara variabel pengetahuan dan variabel sikap. Nilai r = 0,646 berarti ada
4.2 Pembahasan
resiko terpapar darah dan cairan tubuh lainnya serta melindungi klien dengan
cairan tubuh lainnya (Kanwil Depkes Prop Jatim, 1999). Untuk mencapai tujuan
Precaution tersebut, hal ini bisa disebabkan dari tingkat pendidikan minimal
mereka adalah SPR dan mayoritas SPK, yang juga ditunjang dari pengalaman
kerja di atas 5 tahun serta usia yang sudah dewasa. Sehingga mereka memiliki
rekan perawat. Dengan memiliki pengetahuan yang baik maka akan mendasari
lainnya maka sikap yang harus dilakukan perawat dalam Universal Precaution
adalah perawat harus mempunyai kesadaran dalam hal : pengelolaan alat tajam
kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, yang lama
kelamaan secara bertahap diserap ke dalam individu. Dapat juga melalui proses
memiliki sikap yang baik dalam Universal Precaution. Hal ini bisa disebabkan
oleh pengetahuan yang telah dimiliki oleh para perawat dan ditunjang dari
dari pengalaman selama mereka bekerja. Faktor lain yang mempengaruhi adalah
antara pengetahuan dan sikap perawat kamar operasi RS.Baptis Kediri dalam
Universal Precaution dengan nilai kemaknaan 0,013. Sesuai dengan teori yang
tahu, yang setelah itu seseorang akan melakukan pengindraan terhadap domain
yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan atau sikap dari orang tersebut.
dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang
positif dari obyek diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap
akan lebih langgeng daripada tindakan yang tidak didasari pengetahuan. Fakta
menunjukkan 86% perawat kamar operasi memiliki pengetahuan yang baik dan
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
Universal Precaution.
2) Semua perawat kamar operasi memiliki sikap yang baik dalam Universal
Precaution.
5.2 Saran
1) Bagi perawat.
Perlu adanya tindak lanjut dari penelitian ini dengan observasi ketrampilan
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius.
Oleh :
Nim : 04.026
Kediri.
dalam penelitian ini bersifat bebas, dengan demikian anda bebas untuk ikut atau
tangan pada lembar kesediaan menjadi responden. Atas partisipasi anda, saya
Tanda tangan saya dibawah ini menunjukkan bahwa saya sudah diberi
penelitian ini.
Tanda Tangan :
Tanggal :
No Responden :
LEMBAR KUESIONER
No. Responden :
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda centang (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban anda :
Skor
(diisi oleh petugas)
Data Demografi
1. Usia
26 tahun – 35 tahun
36 tahun – 45 tahun
46 tahun – 55 tahun
56 tahun – 65 tahun
2. Jenis Kelamin
Laki - laki
Perempuan
3. Pendidikan
Tidak bersekolah
SD
SMP
SMA/ SMK
PT/ Akademi
4. Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
Tani
Tidak pernah
2) Bila ada luka pada kaki apakah anda memeriksa keadaan luka ?
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah
Ya
Tidak
11) Apakah anda menggunting kuku sesuai dengan bentuk jari kaki ?
Ya
Tidak
lama ?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
14) Apakah anda memakai alas kaki waktu berjalan keluar rumah ?
Ya
Tidak
Tidak pernah
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
20) Pada saat duduk apakah telapak kaki anda diletakkan lurus
dilantai ?
Ya
Tidak