Vous êtes sur la page 1sur 30

A.

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO,
2008).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010)

2. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan


Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia
kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa
Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang
dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
e) Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura
besar
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama
pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak
sesuai dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami
retardasi. Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga
Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK),
Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai
Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut
Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu
a) Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin
terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput
dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang
3. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah


(Proverawati dan Ismawati, 2010).

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan


antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,


hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada


usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1


tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal


ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah


b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik


(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio


plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran


tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

4. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi
terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan
nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan
kebutuhan kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
5. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti
bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3
sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia
dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat
dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi
harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada
abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
6. Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi /
makin rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) ,
asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan
interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia,
infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal
(pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi,
mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia
dan lain – lain )
7. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama pasien : NY.Fitriyah
Tanggal lahir : 10-11-18
No Rm : 02074827
b. Keluhan utama
Bayi lahir dengan bb 1785 gram, presbo, KPD
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5
menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6
kegawatan sedang,dan 7-10 normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien pernah mengalami aborsi pada anak 1 karena ada kelainan
pada janin yang menyebabkan janin terganggu pertumbuhannya dan
meninggal saat didalam kandungan
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemah
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 144X/menit
c) RR : 55X/menit
d) Suhu : 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
144x/menit, kulit pink, BB 1785 gram.
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara
55x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Peristataltik usus terdengar, refleks
menelan dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : genitalia normal.
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks
moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap
bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala 27 cm, respon
pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit 36,5.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit kering warna pink, terpasang
infus , tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan 1785 gram, panjang badan 42
cm, lingkar kepal 27 cm, lingkar dada 25 cm, keadaan rambut
tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita
klitoris menonjol, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


1 Pola nafas tidak efektif Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang
berhubungan dengan Kebutuhan O2 bayi dengan alas yang data, kepala
maturitas pusat terpenuhi lurus, dan leher sedikit
pernafasan, keterbatasan Kriteria: tengadah/ekstensi dengan

perkembangan otot, 1. Pernafasan normal 40- meletakkan bantal atau selimut


60 kali permenit. diatas bahu bayi sehingga bahu
penurunan
2. Pernafasan teratur. terangkat 2-3 cm
energi/kelelahan,
3. Tidak cyanosis. 2. Bersihkan jalan nafas, mulut,
ketidakseimbangan
4. Wajah dan seluruh hidung bila perlu.
metabolik.
tubuh Berwarna 3. Observasi gejala kardinal dan
kemerahan (pink tanda-tanda cyanosis tiap 4
variable). jam
5. Gas darah normal 4. Kolaborasi dengan team medis
PH = 7,35 – 7,45 dalam pemberian O2 dan
PCO2 = 35 mm Hg pemeriksaan kadar gas darah
PO2 = 50 – 90 mmHg arteri

3. Hipotermi Tujuan: bayi tidak 1. Monitoring suhu tubuh


mengalami hipotermi 2. Monitoring ttv
Kriteria 3. Monitoring dar tanda gejala
1. Suhu tubuh dalam batas hipotermi
normal 4. Monitoring dan
2. Nadi dan rr normal meninfkatkan intake output
cairn dan nutrisi
5. Selimuti pasien untuk
meningkatkan kehangatan
.

4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan


berhubungan Selama perawatan tidak antiseptik dalam memberikan
terjadi komplikasi (infeksi) asuhan keperawatan
dengan pertahanan Kriteria 2. Cuci tangan sebelum dan
imunologis yang kurang. 1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan.
infeksi. 3. Pakai baju khusus/ short waktu
2. Tidak ada gangguan masuk ruang isolasi (kamar
fungsi tubuh. bayi)
4. Lakukan perawatan tali pusat
dengan triple dye 2 kali sehari.
5. Jaga kebersihan (badan,
pakaian) dan lingkungan bayi.
6. Observasi tanda-tanda infeksi
dan gejala cardinal
7. Hindarkan bayi kontak dengan
sakit.
8. Kolaborasi dengan team medis
untuk pemberian antibiotik.
9. Siapkan pemeriksaan
laboratorat sesuai advis dokter
yaitu pemeriksaan DL, CRP.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian : Selasa, 14 november 2018
Metode : Observasi, Pemeriksaan Fisik
Sumber Informasi : orang tua , rekam medis klien
1. Identitas
Nama : By. Ny. F
TTL : 10-11-2018
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah : Tn. D
Umur : 36 th
Nama ibu : Ny. F
Umur : 31 th
Agama : Islam
Pendidikan ayah : SMA
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Suku kebangsaan : Jawa, Indonesia
Alamat : banyumas
Diagnose medis : BBLR lahir spontan KPD 4 hari
No RM : 02074827
2. Keluhan utama
Bayi saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1785 gram.
3. Keluhan lain
Pertambahan berat badan bayi lambat, reflek menghisap lemah.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering
5. Riwayat kelahiran dan persalinan
a. Antenatal
Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G2P0A1, usia 31 tahun, klien periksa ANC
kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan tidak
mempunyai riwayat penyakit kehamilan.
b. Intranatal
Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 9 november 2018 ia merasakan
ketuban rembes, namun belum ada tanda persalinan. Ia kemudian memeriksakan
diri ke RSUD Margono, persalinan KPD 4 hari, ketuban pecah.
c. Postnatal
Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban pecah jernih.
Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan salep
mata chlorampenikol.
6. RiwayatKeluarga
a. Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


31 th 35th

Klien
3 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: bayi ny.S
: tinggal serumah

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan anak
dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat hipertensi,
diabetes, ginjal, jantung.
7. Keadaan kesehatan saat ini
a. Status Nutrisi dan cairan
Bayi mendapat intake oral ASI 1-2cc setiap 3 jam melalui OGT . Residu 0,5-2 cc
awal kelahiran berupa lendir, hari selanjutnya berupa ASI. Klien terpasang IVFD
D5% ¼ NS
b. Aktivitas istirahat
Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis keras.
c. Perawatan kebersihan diri
Bayi mandi di dalam inkubator secara sponge bath setiap pagi hari dan
perawatan tali pusat. Popok diganti tiap selesai mandi dan tiap bayi b.a.b serta
sudah b.a.k terlalu banyak. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda iritasi.
d. Eliminasi
Setelah lahir bayi BAK dan belum BAB. Klien dilakukan lavemen NaCl
setelah 2 hari tidak BAB. Feses mekonium jumlah sedikit.

8. Keadaan psikologis orang tua


Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat
pulang seperti bayi- bayi lainnya. Ia mengusahakan untuk taat instrusi dokter dan
perawat, agar anaknya cepat pulang. Bayi sangat diinginkan dan seluruh keluarga
mendukung kesehatan bayi. Ibu bayi tampak lelah dan mengeluk ASI keluar sedikit.

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum :Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur
b. Tanda vital :
N : 144x/menit
RR :55x/menit
S :36,5oC
c. Antropometri
BB : 1785 gr
PB : 42 cm
LK : 27 cm
LD : 25 cm
d. Reflek
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks
menghisap lemah
e. Kepala / Leher
Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris.
f. Mata
Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut
Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato
schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI.
h. THT
1) Telinga
Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan
abnormal
2) Hidung
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
i. Respirasi
Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada.
Respirasi 44 kali per menit teratur. Tangisan keras.
j. Kardiovaskuler
HR 144x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis.
k. Gastrointestinal
Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI
0,5-2 cc.
l. Ekstremitas
1) Atas : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
2) Bawah : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
m. Umbilikus
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning
keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tanda-tanda
infeksi pada tali pusat bayi.
n. Integumen
Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup.
10. Terapi
a. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34oC
b. ASI eksklusif melaui OGT
c. IVFD D5% ¼ NS
d. Ijeksi ampi 2x 80mg
e. Injeksi genta 1x8 mg
11. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
HB 20.8 14 – 24 g/dl
Hematokrit 62 44 – 64 %
Leukosit 6,0 4 - 10,5 103 /uL
Trombosit 115,70 150 – 450 103 /uL

b. Pemeriksaan GDS tanggal 9 September 2013 jam 18.00 WIB


GDS :82 mg/dl
B. ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS : - Ketidakefektifan Imaturitas
DO : termoregulasi termoregulasi
a. BB : 1785 gram dalam tubuh,
b. Nadi : 144 x/menit kurangnya
c. Suhu : 36,5 °C cadangan lemak
d. RR : 55 x/menit subkutan
e. Ekstermitas kadang teraba dingin
2 DS : - Resiko infeksi Pertahanan tubuh
DO : tidak adekuat,
a. Riwayat komplikasi persalinan : prematuritas,
KPD 4 hari status imun
b. Leukosit 28,04 103 UL menurun
c. BB : 1785 gram
d. Nadi : 144 x/menit
e. Suhu : 36,5 °C
f. RR : 55 x/menit
g. Terdapat tali pusat yang masih
mongering
h. Terpasang infuse di ekstermitas atas
kanan
3 DS : - Ketidakseimbangan Prematuritas,
DO : nutrisi : kurang dari ketidakmampuan
a. Bayi terpasang OGT kebutuhan tubuh mengabsorbsi
b. Bayi tidak dapat menetek ibu nutrien
c. BB 1785 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan
kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 DS: Ansietas orang tua Hospitalisasi
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan anak
keadaan anaknya. Ia menginginkan
anaknya cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan
berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI
sedikit
DO:
g. Ibu klien tampak cemas terhadap
keadaan klien
h. Ibu klien tampak lelah dan mata
berkantung

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh, ditandai dengan :
DS :
Suhu bayi tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah.
DO :

a. BBL : 1785 gram


b. Nadi : 144 x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. RR : 55 x/menit
2. Resiko Infeksi b.d Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun menurun
ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari
b. Leukosit 115.70 UL
c. BB : 1785 gram
d. Nadi : 144 x/menit
e. Suhu : 36,5 °C
f. RR : 55 x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Bayi terpasang OGT
b. Bayi tidak dapat menetek ibu
c. BB 1785 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan:
DS:
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya
cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien
b. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau suhu tiap 6 jam
termoregulasi berhubungan keperawatan selama 3 x 24
dengan maturitas jam, suhu tubuh bayi stabil 2. Pantau gejala hipotermi dan
termoregulasi dalam tubuh, dengan kriteria hasil : hipertermi
kurangnya cadangan lemak  Suhu normal 36-37,5 C
subkutan d.d :  Akral hangat
DS : -  Bayi tidak menggigil dan 3. Atur suhu inkubator sesuai
DO : tidak kepanasan program terapi kolaborasi
a. BB : 1785 gram  Bayi tidak pucat 4. Anjurkan ibu penggunaan
b. Nadi : 144 x/menit kangguru mother care setelah
c. Suhu : 36,5 °C keadaan bayi stabil
d. RR : 55 x/menit
e. Ekstermitas kadang 5. Mandikan bayi dalam inkubator
teraba dingin secara sponge bath dengan air
hangat
2
Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan a. Kaji TTV dan tanda infeksi
Pertahanan tubuh tidak keperawatan selama 3 x 24 b. Lakukan perawatan tali pusat
adekuat, prematuritas, status jam, klien terhindar dari c. Anjurkan ibu mencuci payudara
imun menurun ditandai infeksi, dengan kriteria hasil: sebelum memeras ASI, kontak
dengan :  TTV normal dengan bayi
DS : -  AL normal d. Kolaborasi pemeriksaan darah
DO :  Tidak ada tanda letargi lengkap terutama leukosit
a. Leukosit 115.70
b. BB : 1785 gram
c. Nadi : 144 x/menit
d. Suhu : 36,5 °C
e. RR : 55 x/menit
3 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah diberi asuhan 1. Pantau intake dan output nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama3x24 jam 2. Pantau BB setiap hari
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien 3. Lakukan perawatan mulut
prematuritas, terpenuhi dengan criteria : 4. Lakukan pengecekan residu
ketidakmampuan a. TTVnormal lambung
mengabsorbsi nutrient b. Tidak ada tanda 5. Ajarkan ibu cara menyiapkan ASI
ditandai dengan : hipoglikemi yang benar
DS : - c. BB meningkat 6. Berikan intake ASI tiap 3 jam
DO : 15gram/hari melalui OGT
a. Bayi terpasang OGT d. Tidak ada residu lambung 7. Kelola pemberian IVFD D5%
b. Bayi tidak dapat menetek e. Bibir lembab
ibu
c. BB 1785 gram
d. Terpasang IVFD D5% di
tangan kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2
cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 Ansietas orang tua Setelah diberi asuhan 1. Dorong keluarga pasien/orang
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 terdekat untuk
hospitalisasi anak, ditandai jam, ansietas berkurang mengkomunikasikan dengan
dengan: dengan kriteria: seseorang, berbagi pernyataan dan
DS:  Ibu klien tampak tenang masalah.
a. Ibu klien menyatakan  Ibu klien melaporkan
khawatir dengan keadaan cemas berkurang
anaknya. Ia  Ibu klien melaporkan 2. Berikan informasi mengenai
menginginkan anaknya produksi asi bertambah keadaan bayi saat ini, apa yang
cepat pulang.  Ibu klien mengerti tentang dapat membuat lebih baik, dan apa
b. Ibu klien menyatakan perawatan klien yang membuat lebih buruk
khawatir dengan berat 3. Ajarkan dan anjurkan klien teknik
badan anaknya yang relaksasi dengan nafas dalam.
menurun
c. Ibu klien mengeluh
produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak cemas
terhadap keadaan klien
b. Ibu klien tampak lelah
dan mata berkantung
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Dx Implementasi Evaluasi
1 Memandikan bayi dalam S:-
14.11.2018 inkubator O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
kering, tidak menggigil
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Mengukur vital sign S:-
14.11.2018 O : T : 36,5 oC , HR 130 x/ menit
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Mengukur vital sign S:-
15.11.18 O : T :38,4 oC, HR 127x/menit
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Mengukur vital sign S:-
15.11.18 O : T :36,5 oC, HR 103x/menit
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Memandikan bayi dalam S:-
16.11.18 incubator O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
kering, tidak menggigil
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Mengukur vital sign S:-
16.11.18 O : T :36,2 oC, HR 123x/menit
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Mengukur vital sign S:-
17.11.18 O : T :36 oC, HR 119 x/menit
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
2 Melakukan perawatan tali pusat S :-
14.11.18 O : Tali pusat kering menghitam,
tidak ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
2 Menganjurkan ibu mencuci S :Ibu mengatakan paham terhadap
14.11.18 payudara sebelum memerah asi anjuran
dan cuci tangan sebelum kontak O : Ibu tampak mengerti dengan
dengan bayi anjuran perawat
A : Risiko ifeksi, tujuan tercapai
sebagian
2 Melakukan perawatan tali pusat S :-
15.11.18 O : Tali pusat kering menghitam,
tidak ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
3 Mengecek residu lambung S :-
14.11.18 O : Residu 0,5 cc berupa ASI, dibuang
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Memberikan nutrisi melalui ogt S:-
14.11.18 ASI O : Nutrisi masuk 1 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Memantau intake dan output bayi S:-
14.11.18 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%,
output: urin, residu 0,5 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Mengecek residu lambung S :-
15.11.18 O : Residu 1 cc berupa ASI,
dimasukkan
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Memberikan nutrisi melalui ogt S:-
15.11.18 ASI O : Nutrisi masuk 1 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Memantau intake dan output bayi S:-
16.11.18 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%,
output: residu 1 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Mengecek residu lambung S :-
16.11.18 O : tidak ada residu
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Memberikan nutrisi melalui ogt S:-
16.11.18 ASI O : Nutrisi masuk 2 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Memantau intake dan output bayi S:-
17.11.18 O :Intake : ASI 2 cc, IVFD D5%,
output: urin
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
4 Mengkaji tingkat kecemasan ibu S: Ibu klien mengatakan cemas
14.11.18 bayi dengan kondisi anaknya
O : Ibu klien tampak lelahdan cemas
A : Ansietas sedang orang tua, tujuan
tercapai sebagian
P : Berikan penjelasan yang
dibutuhkan klien
4 Memberikan penjelasan terhadap S: Ibu klien mengatakan lebih
14.11.18 ketidakpahaman ibu klien mengetahui keadaan klien
O :Ibu klien tampak mengerti
A : Ansietas orang tua, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan penjelasan yang
dibutuhkan klien
Daftar Pustaka

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas
UI, Jakarta.

Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi :
Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan
Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC

Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC


5. Pathways

Vous aimerez peut-être aussi