Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO,
2008).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010)
2. Klasifikasi
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
c. Faktor plasenta
d. Faktor lingkungan
4. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi
terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan
nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan
kebutuhan kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
5. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti
bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3
sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia
dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat
dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi
harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada
abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
6. Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi /
makin rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) ,
asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan
interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia,
infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal
(pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi,
mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia
dan lain – lain )
7. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama pasien : NY.Fitriyah
Tanggal lahir : 10-11-18
No Rm : 02074827
b. Keluhan utama
Bayi lahir dengan bb 1785 gram, presbo, KPD
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5
menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6
kegawatan sedang,dan 7-10 normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien pernah mengalami aborsi pada anak 1 karena ada kelainan
pada janin yang menyebabkan janin terganggu pertumbuhannya dan
meninggal saat didalam kandungan
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemah
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 144X/menit
c) RR : 55X/menit
d) Suhu : 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
144x/menit, kulit pink, BB 1785 gram.
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara
55x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Peristataltik usus terdengar, refleks
menelan dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : genitalia normal.
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks
moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap
bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala 27 cm, respon
pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit 36,5.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit kering warna pink, terpasang
infus , tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan 1785 gram, panjang badan 42
cm, lingkar kepal 27 cm, lingkar dada 25 cm, keadaan rambut
tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita
klitoris menonjol, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
3. Perencanaan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian : Selasa, 14 november 2018
Metode : Observasi, Pemeriksaan Fisik
Sumber Informasi : orang tua , rekam medis klien
1. Identitas
Nama : By. Ny. F
TTL : 10-11-2018
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah : Tn. D
Umur : 36 th
Nama ibu : Ny. F
Umur : 31 th
Agama : Islam
Pendidikan ayah : SMA
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Suku kebangsaan : Jawa, Indonesia
Alamat : banyumas
Diagnose medis : BBLR lahir spontan KPD 4 hari
No RM : 02074827
2. Keluhan utama
Bayi saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1785 gram.
3. Keluhan lain
Pertambahan berat badan bayi lambat, reflek menghisap lemah.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering
5. Riwayat kelahiran dan persalinan
a. Antenatal
Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G2P0A1, usia 31 tahun, klien periksa ANC
kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan tidak
mempunyai riwayat penyakit kehamilan.
b. Intranatal
Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 9 november 2018 ia merasakan
ketuban rembes, namun belum ada tanda persalinan. Ia kemudian memeriksakan
diri ke RSUD Margono, persalinan KPD 4 hari, ketuban pecah.
c. Postnatal
Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban pecah jernih.
Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan salep
mata chlorampenikol.
6. RiwayatKeluarga
a. Genogram
Klien
3 hari
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: bayi ny.S
: tinggal serumah
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum :Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur
b. Tanda vital :
N : 144x/menit
RR :55x/menit
S :36,5oC
c. Antropometri
BB : 1785 gr
PB : 42 cm
LK : 27 cm
LD : 25 cm
d. Reflek
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks
menghisap lemah
e. Kepala / Leher
Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris.
f. Mata
Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut
Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato
schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI.
h. THT
1) Telinga
Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan
abnormal
2) Hidung
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
i. Respirasi
Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada.
Respirasi 44 kali per menit teratur. Tangisan keras.
j. Kardiovaskuler
HR 144x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis.
k. Gastrointestinal
Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI
0,5-2 cc.
l. Ekstremitas
1) Atas : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
2) Bawah : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
m. Umbilikus
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning
keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tanda-tanda
infeksi pada tali pusat bayi.
n. Integumen
Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup.
10. Terapi
a. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34oC
b. ASI eksklusif melaui OGT
c. IVFD D5% ¼ NS
d. Ijeksi ampi 2x 80mg
e. Injeksi genta 1x8 mg
11. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
HB 20.8 14 – 24 g/dl
Hematokrit 62 44 – 64 %
Leukosit 6,0 4 - 10,5 103 /uL
Trombosit 115,70 150 – 450 103 /uL
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh, ditandai dengan :
DS :
Suhu bayi tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah.
DO :
Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.
Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas
UI, Jakarta.
Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi :
Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.
Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan
Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.
Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC