Vous êtes sur la page 1sur 14

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MATA KULIAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

OLEH:

TIARA ALMIRA P 1541031002

JURUSAN S1 AKUNTANSI PARALEL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa
besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas
dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.

Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh


sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun
1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal
di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan
diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin
meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi,
pengungkapan, dan audit.

Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi


seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun setelah mempelajari
bab ini pengertian harmonisasi dan standarisasi itu 2 hal yang berbeda,
dimana pengertian Harmonisasi adalah proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-
batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam dan
Standarisasi adalah Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit atau
Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana harmonisasi akuntansi internasional?
2. Apakah keuntungan harmonisasi akuntansi internasional?
3. Siapakah organisasi internasional utama yang mendorong harmonisasi
akuntansi?
4. Siapakah badan standar akuntansi internasional?
5. Bagaimana harmonisasi ifrs dI Indonesia?
6. Bagaimana kritik atas standar akuntansi internasional?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Harmonisasi Akuntansi Internasional


Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu
terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur
pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan
laporan keuangan. Istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-olah memiliki
arti yang sama.
Secara umum, standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku
dan sempit bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam
segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar
negara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplementasikan secara
internasional. Sedangkan Harmonisasi lebih fleksibel dan terbuka, tidak
menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi
beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan besar secara internasional
dalam tahun-tahun terakhir.
Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas
daripada harmonisasi. Informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem
akuntansi, pengungkapan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika
memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan
dapat membandingkannya (setidaknya dalam beberapa aspek) tanpa perlu
membiasakan diri dengan lebih dari satu sistem.

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :

1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)


2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait
dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit
2.2 Beberapa Peristiwa Penting dalam Sejarah Penyusunan Standar
Akuntansi Internasional
Beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi
Internasional, antara lain:
o 1959 Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan
independen Eropa yang utama dan mendorong agar usaha pembuatan
standar akuntansi Internasional dimulai.
o 1961 Groupe d’Etudes, yang terdiri dari akuntan profesinal yang
didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak
berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.
o 1966 Kelompok Studi Internasional Akuntan, didirikan oleh Institute
Profesional di Kanada, ,Inggris, dan Amerika Serikat

2.3 Perbedaan Harmonisasi dan Standarisasi yang Berlaku dalam Standar


Akuntansi
Harmonisasi dengan standarisasi memiliki perbedaan yaitu standarisasi
berarti penetapan sekelompok aturan yang bersifat kaku dan sempit dan
bahkan dalam penerapannya satu standar atau aturan tunggal digunakan
dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan
antarnegara, sehingga lebih sulit untuk diimplementasikan secara
internasional karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut.

Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih bersifat fleksibel (luwes) dan


terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua,
tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan
yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah
harmonisasi ini merupakan kebalikan dari standarisasi yang memilki arti
sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini
lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada
standarisasi, terutama jika standarisasi berarti prosedur-prosedur yang
dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain.
Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan
komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan
dipahami secara internasional.

2.4 Keuntungan Akuntansi Internasional


Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang
terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
 Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di
seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
 Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik;
portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
 Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan
keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.

2.5 Organisasi yang Mendorong Akuntansi Internasional


Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar
akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi
internasional :
1) Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2) Komisi Uni Eropa (EU)
3) Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4) Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5) Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa
atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International
Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari
Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan
Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development –UNCTAD)
6) Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)

Badan Standar Akuntansi Internasional

Tujuan IASB adalah :

a) Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar


akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat
diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi,
transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
b) Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut
yang ketat.
c) Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar
Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah
solusi berkualitas tinggi.

Struktur IASB yang Baru

a) Badan wali
b) Dewan IASB
c) Dewan penasihat standar
d) Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC)

Uni Eropa (Europen Union-EU)

Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar


keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif
dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar
tunggal bagi :

1. Perubahan modal dalam tingkat EU


2. Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat berharga
dan derivatif yang terintegrasi
3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-
perusahaan yang sahamnya tercatat.

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International


Organization of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah
badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut
bagian pembukaan anggaran IOSCO:

Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam


memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic
maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan
sehat:

a) Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-


masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
b) Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard pengawasan
efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
c) Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan
integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan
penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.

Federasi Internasional Akuntan

IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159


organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang
akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung
perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga
akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang
perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki
suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara
yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap
tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya.
Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di
New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.

2.6 Harmonisasi IFRS di Indonesia

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh


(full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial
Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat
ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting
Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya
harmonisasi.

Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru
sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem
akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap
negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi
internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan
yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis
kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan
kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain
nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan
pada tiaptiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional
dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi
antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.

Perlunya Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia

Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk


memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham dinegara ini atau
sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi standar international itu
bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi
yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi
dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar inetrnasional
tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut terutama untuk
perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik merupakan
perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga secara
internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak
akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan dalam
penyusunan laporan.

Ada beberapa pilihan untuk melakukan adopsi, menggunakan IAS apa


adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana
saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK
no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar berhubungan
dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah memberikan
sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang akan
kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi.

Dalam pernyataannya Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang


berkaitan dengan pasar modal yang masuk ke Indonesia, maupun perusahaan
Indonesia yang listing di bursa efek di Negara lain. Perusahaan Asing akan
kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai standar
nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing di Negara lain,
juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai standar
di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran
modal akan berkurang dan tidak mengglobal.

2.7 Kritik Atas Standar Internasional


Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun
1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa
penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial,
telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda
merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar
internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional,
maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah
tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan
nasional.

Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan


menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon
terhadap susunan tekanan nasional, politik, sosial, dan ekonomi yang semakin
meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.

2.8 Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama


Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas
batas:
a) Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan
keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi
harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara
asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.

b) Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai timbal


balik/resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal
menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada
prinsip-prinsip negara asal.
2.9 Kelompok Kerja antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
Pakar dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)

ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok


kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat
perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar
akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut
melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang
direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas
pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata
kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan
menengah.
BAB III
KESIMPULAN

Operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat global menuntut adanya standar
yang bersifat global pula. Oleh karenanya beberapa organisasi di dunia sepakat
membentuk Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/AIS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard
(IFRS) untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan keuangan yang bersifat
internasional. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang disebabkan karena
latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan
kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi
banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang
menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu
dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya
harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi
akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas
tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan
antara negara dan untuk pengambilan keputusan.

Indonesia juga sangat perlu adanya harmonisasi standar akuntansi


internasional untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
dinegara ini atau sebaliknya. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk
menterjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai standar nasional kita
sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing di Negara lain, juga cukup kesulitan
untuk membadingkan laporan keuangan sesuai standar di Negara tersebut. Hal ini
akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran modal akan berkurang dan
tidak mengglobal.
DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 2.
Salemba Empat. Jakarta.

http://nissa2601.blogspot.com/2014/03/harmonisasi-akuntansi-internasional-
dan.html

https://novian09.wordpress.com/2013/04/22/bab-7-harmonisasi-akuntansi-
internasional/

http://sukman21.blogspot.com/2015/05/makalah-harmonisasi-akuntansi.html

https://www.academia.edu/9253193/BAB_7_HARMONISASI_AKUNTANSI_I
NTERNASIONAL

http://ridwansantosoug.blogspot.com/2015/08/materi-7-harmonisasi-
akuntansi.html

Vous aimerez peut-être aussi