Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING
DIAH EKA NUGRAHENI, M.Keb
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. CATHARINA HERMANUS PUTRI 7. RINI PUTRI
2. DIAH PUSPITA SARI 8. SEPTI NOVIA
3. LUTHFIANIIQ SYAHDA KUMALA 9. ULFAH NUR RAMADHANI
4. NABILLA FATHIA 10. VELLY APRILLIA DIANTI
5. PIPIN FEBRIANTI 11. WIKA AGUSTINA
6. QUNITA LUVIA 12. YAYUK SUSENO
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu bahan kajian pelajaran
ginekologi yang harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi.
Tim penulis
2|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………..……………………………………………....1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3|Page
Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah......29
D. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan………………………………...........32
Pengertian.................................................................................................32
Tujuan.......................................................................................................32
Prosedur....................................................................................................32
Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan................................................33
E. Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.......37
Pengertian.................................................................................................37
Tujuan.......................................................................................................37
Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan................................................39
A. Kesimpulan.....................................................................................................46
B. Saran...............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
4|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai anak (yang termasuk neonatus, bayi, balita, dan anak pra
sekolah) tidak dapat dilepaskan dari tumbuh kembang anak. Proses tumbuh kembang
anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Ini
berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan sesuatu tahapan proses yang harus
dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan sesuai dengan parameter baku
perkembangan anak.
Dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,
bidan juga bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji kebutuhan asuhan
kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konsep Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
2. Apa Saja Ciri-ciri Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
3. Apa Saja Aspek Perkembangan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
4. Apa Saja Aspek Pertumbuhan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
5. Apa Saja Tahap Tumbang Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
6. Bagaimana Perkembangan Psikososial Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
7. Bagaimana Faktor Genetik Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah?
8. Bagaimana Faktor Lingkungan Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah?
9. Bagaimana Faktor Pelayanan Kesehatan Mempengaruhi Tumbang Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
5|Page
10. Bagaimana Konsep Penilaian Tumbang (SDITK) Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah?
11. Apa Itu Kartu Menuju Sehat?
12. Apa Saja Upaya Pencegahan Gangguan Tumbang?
13. Apa Saja Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
14. Apa Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan?
15. Apa Tujuan Pendidikan Kesehatan?
16. Bagaimana Prosedur Pendidikan Kesehatan?
17. Apa Saja Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan Dalam Pendidikan Kesehatan?
18. Apa Pengertian Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
19. Apa Tujuan Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
20. Bagaimana Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah.
2. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
3. Untuk Mengetahui Aspek Perkembangan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
4. Untuk Mengetahui Aspek Pertumbuhan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
5. Untuk Mengetahui Tahap Tumbang Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
6. Untuk Mengetahui Perkembangan Psikososial Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah.
7. Untuk Mengetahui Faktor Genetik Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah.
8. Untuk Mengetahui Faktor Lingkungan Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah.
9. Untuk Mengetahui Faktor Pelayanan Kesehatan Mempengaruhi Tumbang
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
6|Page
10. Untuk Mengetahui Konsep Penilaian Tumbang (SDITK) Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah.
11. Untuk Mengetahui Apa Itu Kartu Menuju Sehat.
12. Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Gangguan Tumbang.
13. Untuk Mengetahui Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
14. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.
15. Untuk Mengetahui Tujuan Pendidikan Kesehatan.
16. Untuk Mengetahui Prosedur Pendidikan Kesehatan.
17. Untuk Mengetahui Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan Dalam Pendidikan
Kesehatan.
18. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
19. Untuk Mengetahui Tujuan Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
20. Untuk Mengetahui Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan.
7|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Pengertian.
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan
ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru
yang nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan,
berat badan dan pertumbuhan gigi. (Anik Maryunani. 2010)
8|Page
Ciri-ciri Tumbuh Kembang.
1. Manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak dalam rahim sebagai janin,
akan berlanjur dengan proses tumbuh kembang anak, dan kemudian proses
tumbuh kembang dewasa.
2. Dalam priode tertentu, terdapat adanya periode perceptan atau periode
perlambatan, antara lain :
pertumbuhan cepat terdapat pada masa janin.
kemudian pertumbuhan cepat kembali pada masa akil balik (12-16
tahun).
selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara berangsur-angsur
berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun) berhenti.
3. Adanya laju tumbuh-kembang yang berlainan diantara organ-organ.
4. Tumbuh-kembang merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dua faktor
penentu,yaitu faktor genetik yang merupakan faktor bawaan,yan menunjukkan
potensi anak dan faktor lingkungan,yang merupakan faktor yang menentukan
apakah faktor genetik (potensi) anak akan tercapai.
5. Pola perkembangan anak mengikuti arah perkembangan yang di sebut
sefalokaudal (dari arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal (menggerakkan
anggota gerak yang paling dekat dengan pusat,kemudian baru yang jauh).
6. Pola perkembangan anak sama pada setiap anak,tetapi kecepatannya berbea-
beda.
Aspek Pertumbuhan.
Proses perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi beberapa aspek,
yaitu :
9|Page
Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang
termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai
gerakan.
Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari
kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan
keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti
menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan
penangkapan.
Aspek Perkembangan.
Proses perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi beberapa aspek,
yaitu :
perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah
seorang manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
Perkembangan fungsi motorik halus yang memerlukan koordinasi
antara fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk memegang
menulis dan lain-lain.
Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan
dapat memecahkan masalah.
Perkembangan bicara dan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
Perkembangan fungsi penglihatan.
Perkembangan fungsi pendengaran.
Perkembangan tingkah laku dan fungsi sosial-adaptif untuk
menyempurnakan dirinya sebagai mahluk yang hidup dalam suatu
lingkungan alam dan berhubungan dengan manusia lain.
10 | P a g e
Tahap Tumbuh Kembang Fisik.
Berat badan
11 | P a g e
2,5 tahun mencapai berat badan sekitar 4 kali berat badan bayibaru
lahir.
12 | P a g e
badan ini relatif lenih banyak bila dibandingkan dengan penambahan
beratnya, sehingga anak tersebut kelihatannya tinggi (panjang) tetapi
kurus. Pertumbuhan badan dapat dikatakan hampir sempurana dan
mengkoordinasi fungsinya.
Panjang/tinggi badan = 70 + 5n cm
Gigi.
13 | P a g e
tumbuh gigi geraham umur 7 tahun = tumbuh gigi seri
tetap pertama.
umur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap kedua.
umur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil pertama.
umur 10 tahun = tumbuh gigi geraham kecil kedua.
umur 11 tahun = tumbuh gigi taring.
umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham besar kedua.
umur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar geraham ketiga
Perkembangan Psikososial.
Pada tahap initiative atau prakarsa, anak sudah siap dan berkeinginan untuk
belajar dan berkerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Yang
berbahaya pada tahap ini, adalah tidak tersalurkannya energi yang mendorong anak
untuk aktif (dalam rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami hambatan
atau kegagalan sehingga anak mengalami Guilt atau rasa bersalah. Rasa bersalah
inilah yang akan berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, dia
bisa menjadi nakal atau pendiam (kurang bergairah).
14 | P a g e
Pengatur utama prakarsa adalah kata hati (conscience). Anak-anak sekarang
tidak hanya merasa takut akan tertangkap, tetapi mereka juga mulai mendengar suara
batin pengawasan diri sendiri, pembimbing diri sendiri dan penghukuman diri sendiri.
Prakarsa dan antusiasme mereka dapat menyebabkan mereka tidak hanya menerima
hadiah saja tetapi juga menerima hukuman. Kekecewaan besar pada tahap ini
menyebabkan suatu pelepasan rasa bersalah yang merendahkan harga diri anak.
Pada usia prasekolah terutama mulai pada usia 4 tahun, perkembangan sosial
anak sudah nampak jelas karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman
sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada masa kanak-kanak sosial adalah :
15 | P a g e
4. Anak dapat mengenal dan bergaul dengan teman sebaya yang beragam baik
etnis agama dan budaya.
Perkembangan psikososial dan kepribadian sejak usia pra sekolah hingga akhir
masa sekolah ditandai oleh semakin meluasnya pergaulan sosial, terutama dengan
teman sebaya. Sejumlah peneliti telah merekomendasikan betapa hubungan sosial
dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak.
Selain itu gender juga merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi
perkembangan sosial pada masa kanak-kanak awal. Istilah gender dimaksudkan
sebagai tingkah laku dan sikap yang diasosiasikan dengan laki-laki dan perempuan.
Pada umumnya anak usia 2 tahun sudah dapat menerapkan label laki-laki atau
perempuan secara tepat atas dirinya sendiri dan orang lain. Meskipun demikian pada
usia ini anak belum memahami ketetapan gender. Konsep gender lebih didasarkan
pada ciri-ciri fisik, seperti pakaian, model rambut atau jenis permainan. Pada
umumnya anak-anak baru mencapai ketetapan gender pada usia 7 hingga 9 tahun.
Ketika konsep mereka tentang ketetapan gender terbentuk dengan jelas, anak-anak
kemudian akan bermotifasi menjadi seorang laki-laki atau perempuan yang sejati.
Oleh karena itu biasanya dia akan meniru perilaku dari jenis kelamin yang sama.
16 | P a g e
B. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.
1. Faktor Genetik.
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan
jenis kelamin (Marlow, 1998dalam suprtini, 2004). Anak laki-laki setelah lahir
cenderung lebih besar dn tingi daripada anak perempuan, hal ini akan nampak saat
anak sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh
yang lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit
hitam. (Marni dan Kukuh Raharjo.)
17 | P a g e
Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek dan kecil,
sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada
masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja).
2. Faktor Lingkungan.
a. Lingkungan pra-natal
b. Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perembangan setelah bayi lahir adalah :
1. Nutrisi
Nutrisi adalah salah atau komonen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpnuhi maka
dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Aspan nutrisi yang berlebihan juga berdaampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terajadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan pada pembulu
darah.
18 | P a g e
2. Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi
bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami
kesehatan dan perilaku hisup sehat. Pola perilaku ibu hamil
diengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan
untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut
dibuthkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keyakinan untuk melahirkan di dukun bernak dari pada d
tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungn
atau berdasrkan lingkungan budaya mayarakat setempat.
19 | P a g e
5. Olahraga atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan
meningkatkan sirkulai darah sehingga meningkatkan suplai
oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot jaringan sel.
7. Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah
dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
20 | P a g e
C. Penilaian Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
1. Konsep Penilaian Tumbang (SDITK)
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan .
Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan
tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah
terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal.
21 | P a g e
Jadawal atau waktu pendeteksian anak yaitu :
• Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali
• Anak umur > 1 – 3 tahun = 3 bulan sekali
• Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali
Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka jangan
dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai usia yang ditentukan.
Misal jika si anak lahir tanggal 12 Agustus 2009, maka waktu yang tepat
untuk pendeteksiannya adalah :
•Hitung umur si anak saat ini, dalam contoh anak lahir tanggal 12 Agustus
2009 maka saat ini (12 Juni 2013) usia si anak adalah 46 bulan. Dalam standar
usia pendeteksian, 46 bulan tidak termasuk standar usia pendeteksian,
sedangkan menurut standar usia adalah 48 bulan. Maka si anak baru bisa di
deteksi 2 bulan kedepan atau 60 hari kedepan yaitu pada tanggal 11 atau 12
Agustus 2013.
• Satu bulan dihitung 30 hari.
• Toleransi kelebihan usia anak pada saat pendeteksian dari usia standar adalah
29 hari kedepan.
22 | P a g e
Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para
ahli, stimulasi yang salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang
menyimpang. Oleh karena itu stimulasi sebaiknya dilakukan oleh orang-orang
terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian tentang cara memberi
stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota keluarga lain,
petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan
atau kader pendidikan.
Jenis kegiatan deteksi atau disebut juga skrining, dalam SDIDTK adalah
sebagai berikut :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat
Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi
• Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
• Tes Daya Lihat (TDL)
23 | P a g e
• Tes Daya Dengar (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu menggunakan :
• Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
• Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini Autis
• Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH).
Untuk lebih jelasnya hubungan antara umur anak dan jenis skrining/pendeteksian dini
dari penyimpangan tumbuh kembang dapat dilihat pada gambar berikut :
24 | P a g e
2. Kartu Menuju Sehat.
25 | P a g e
KMS terdiri dari 1 lembar (2 halaman bolak-balik) dengan 5 bagian di
dalamnya. Cara mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat dibedakan antara anak
laki-laki dengan anak perempuan. KMS anak laki-laki berwarna biru dan punya anak
perempuan berwarna merah muda.
Kartu Menuju Sehat (KMS) tersedia dalam bentuk fisik yang diberikan oleh
dokter setelah kelahiran anak. Namun kini KMS juga tersedia secara online yang bisa
Anda unduh di Google Play Store (khusus untuk pengguna Android).
Setelah anak ditimbang beratnya, dokter atau tenaga medis akan memberikan
titik sesuai bulan waktu anak diperiksa. Tugas Anda selanjutnya adalah
memperhatikan lokasi titik tersebut. Jika titik tersebut berada:
26 | P a g e
Dibawah garis merah menunjukkan anak Anda mengalami kurang gizi sedang hingga
berat. Jika anak Anda berada di zona ini, maka segera bawa anak Anda ke dokter spesialis
anak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah), hal ini menunjukkan
anak tersebut mengalami kurang gizi ringan. Anda tidak perlu panik. Yang perlu Anda
lakukan adalah mengevaluasi pemberian makanan pada anak Anda.
Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita kuning, menunjukkan
anak Anda memiliki berat badan cukup atau status gizi baik atau normal. Meski begitu,
berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diawasi agar senantiasa sesuai dengan umurnya.
Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda ditambah 2 pita
warna kuning),menunjukkan anak Anda memiliki berat badan yang lebih di atas normal.
Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih tepat. Perlu diingat, bahwa anak yang kelebihan berat badan
mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung.
Di samping itu, anda juga perlu melihat perkembangan titiknya setiap bulan, apakah naik-
turun, semakin menanjak, atau malah menurun. Masing-masing perkembangan ini ada
artinya.
Bila titik pada grafik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tandanya berat badan anak
Anda naik.
Bila titik pada grafik sejajar dengan bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda sama
dengan bulan sebelumnya. Anda harus meningkatkan pemberian makan, baik mutu dan
waktu pemberiannya.
Bila titik pada grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda
mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi terutama bila anak mulai memasuki usia 6 bulan
di mana gigi sudah mulai tumbuh. Biasanya bila gigi akan tumbuh, anak akan mengalami
demam ringan dan nafsu makan akan sedikit menurun. Jika anak tidak mengalami sakit,
tetapi berat badannya tetap berkurang, maka ibu harus segera membawanya ke bidan atau
dokter.
Bila titik berat badan pada grafik KMS terputus-putus, ini artinya Anda kurang rajin
menimbang anak. Alangkah baiknya jika penimbangan dilakukan setiap bulan.
27 | P a g e
Penjelasan istilah naik atau tidak naik pada berat badan anak dilambangkan dengan huruf N
untuk berat badan naik dan T untuk berat badan tidak naik. Berat badan naik (N) artinya
grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan
kenaikan berat badan minimal (KBM) atau lebih. Berat badan tidak naik (T) artinya grafik
berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan
berat badan kurang dari KBM.
28 | P a g e
Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) adalah salah satu alat skrining
untuk deteksi dini gangguan spektrum autistik (austistic spectrum disorder) anak umur
18 bulan sampai 3 tahun. Pemeriksaan lanjutan yang komprehensif sebaiknya
melibatkan berbagai profesi dan disiplin keilmuan untuk memastikan jenis, derajat
dan penyebab gangguan, serta merencanakan tindak lanjut yang komprehensif dan
terintegrasi agar anak dapat tumbuh kembang optimal.
Ketika anak yang seusia sudah mulai bicara dan anak Anda
belum bicara maka ini bisa menjadi salah satu gangguan tumbuh
kembang anak. Kondisi ini berarti bahwa anak memang gagal untuk
berkomunikasi baik dengan cara bicara, memahami perintah atau
cara komunikasi yang lain. Anda bisa mengamati anak bila
memang sudah tertinggal dari teman lain yang seusia.
29 | P a g e
Penanganan : membawa anak ke tempat khusus terapis, mendorong
anak untuk lebih rajin bergerak, melatih stimulasi otot anak dan menjaga
agar anak tetap mau untuk berusaha berjalan.
Autisme
Cerebral palsy
30 | P a g e
Sindrom Down
31 | P a g e
D. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.
Pengertian.
Pendidikan kesehatan adalah prosses membuat oRang mampu
meningkatkan kontrol & memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yg
direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang
kesehatan & melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah
laku individu (Entjang, 1991).
Tujuan
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat,
serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg
optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat
yg sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Effendy, 1997).
Proses.
1) Persoalan masukan (input).
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu,
kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri
dengan berbagai latar belakangnya.
2) Persoalan proses
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi
terjadinya perubahan kemampuan (prilaku) pada diri subjek
belajar tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh timbale
balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar,
32 | P a g e
pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar,
alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
3) Keluaran (output).
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri
yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek
belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke
dalam 4 kelompok besar, yakni: Faktor materi (bahan
mengajar), lingkungan, instrumental, dan subjek belajar. Faktor
instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi
dan sebagainya.
33 | P a g e
2. Kesehatan Pribadi
Kesehatan pribadi adalah segala usaha atau tindakan yang dilakukan
setiap orang sehingga kesehatan badan dan rohani akan terpelihara, dan
merupakan kebutuhan sehari- hari, (Slamet SR, 1994:4).
Jadi kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku manusia untuk
menjaga kesehatannya sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi ada 8
aspek yaitu : kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, makanan,
hidup teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap penyakit, fasilitas
penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
Kebersihan diri meliputi:
1) Kebersihan Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari badan, berbagai
rangsangan dari luar akan diterima oleh kulit terlebih dahulu,
terhindarnya dari gangguan kulit akan menimbulkan
perasaan senang, tidak ada gatal, cacat kulit, dan percaya diri.
Untuk menjaga kebersihan kulit salah satunya dengan mandi,
mandi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada badan
dengan menggunakan air bersih dan sabun (Kus Irianto, 2004: 85).
Mandi yang baik minimal 2 kali dalam sehari, maka kita tidak
mengalami bau badan.
2) Kebersihan Hidung
Hidung sebaiknya dibersihkan padawaktu mandi, bila bersin
tutuplah dengan sapu tnagan karena ingus dapat mengandung
berbagai macam penyakit.
3) Kebersihan Telinga
Telinga merupakan bagian tubuh yang menerima rangsangan
berupa suara/getaran udara (Soenarjo R.J, 2002: 54-61). Dalam
membersihkan telingga digunakan alat pembersih yang lunakdan
bersih misalnya dengan kain, sedangkan yang dibersihkan bagian
luarnya saja, jangan membersihkan telingan dengan benda-benda keras
dan tajam karena akan mengakibatkan luka paa telinga bagian dalam.
34 | P a g e
4) Kebersihan Gigi Menurut (Djonet Soetomo, 1979: 94).
Mulut dan gigi sangat berguna dalam pencernaan makanan,
waktu berbicara, membentuk paras muka, dan perkembangan jiwa
seseorang. Adapun unutk menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah: a)
Menggosok gigi paling sedikit 3 kali sehari. b) Jangan makan atau
minum yang terlalu panas. c) Jangan membiasakan menggigit yang
terlalu keras. d) Periksakan gigi kedokter secara teratur.
35 | P a g e
3. Pola makanan dan minuman sehat
Dengan adanya pengetahuan nutrisi maka seseorang akan mampu
dalam menyediakan dan menghidangkan makanan secara seimbang, dalamarti
kompesisi antara kalori, protein, vitamin dan mineral,komposisi ini penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pemenuhan unsure-unsur dalam
kompesisi makanan menunjang tercapainya kondisi yubuh yang sehat,
adapun fungsi makanan bagi tubuh: mengurangi dan mencegah rasa lapar,
mengganti sel-sel yang rusak, untuk pertumbuhan badan, sebagai sumber
tenaga, membantu menyembuhkan penyakit.
36 | P a g e
E. Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Pengertian
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang
berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang
terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan stimulasi. Anak terutama bayi merupakan kelompok yang rentan
terhadap masalah kesehatan dan tindak kekerasan yang meliputi perlakukan salah
(abuse), eksploitasi, penculikan dan perdangangan bayi.
Asah atau stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar
anak, yang berupa latihan atau bermain.
Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah
akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan,
dan juga setelah lahir dengan cara menyusui anak sedini mungkin.
Tujuan.
1. Perkembangan sensori motor.
Perkembangan sensori motor ini didukung oleh stimulasi visual, stimulasi
pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik.
3. Sosialisasi.
Sejak awal masa anak-anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain, terutama terhadap ibu.
4. Kreativitas.
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/ menyenangkan untuk
berkreasi dari pada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba
ide-idenya.
5. Kesadaran diri.
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk
memahami kelemahan dan kemampuannya dbandingkan dengan anak yang
lain. Anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.
7. Nilai terapeutik.
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stress dari lingkungan, anak
dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atau situasi sosial serta rasa
takutnya yang tidak dapat diekspesikan di dunia nyata.
38 | P a g e
Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan.
Agar dapat bermain diperlukan tersedianya alat edukatif dan kreatif yang
layak, sesuai dengan kematangan mental anak. Stimulasi mental ini diperlukan sedini
mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama kelahiran. Hal ini dilakukan dengan
berbicara dengan anak dalam kandungan serta mendengarkan jenis musik klasik yang
protoritmenya sesuai dengan protoritme anak (janin) serta merangsang belahan otak
kanan.
Setelah lahir stimulasi mental sudah diberikan dengan sedini mungkin dengan
menetekkan bayi pada ibunya. tindakan asah yang akan menyempurnakan reflek
menghisap, menelan dan menemukan puting susu. Karena asah ini diperlukan
sedinimungkin sampai 4-5 tahun maka periode ini merupakan tahun keemasan.
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua
agaranak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.
Stimulasiadalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang
datang darilingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih
cepatberkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat
stimulasi.Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangananak.
Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal
(bicara),auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dan lain-lain dapat mengoptimalkan
perkembangananak.
41 | P a g e
Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka,
pensil warna, radio.
Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
Tingkah laku sosial: Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya
congklak, kotak pasir,bola, tali.
Usia 0 – 12 bulan
Tujuan:
Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
Melatih kerja sama mata dengan tangan
Melatih kerja sama mata dengan telinga
Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
Melatih mengenal sumber asal suara
Melatih kepekaan perabaan
Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
Usia 12 – 24 bulan
Tujuan:
Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
Memperkenalkan sumber suara
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
42 | P a g e
Melatih imajinasinya
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatanyang menarik
Usia 25 – 36 bulan
Tujuan:
Menyalurkan emosi/perasaan anak
Mengembangkan keterampilan berbahasa
Melatih motorik halus dan kasar
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
Melatih kerja sama mata dan tangan
Melatih daya imajinasi
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
43 | P a g e
Usia 36 – 72 bulan
Tujuan:
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
Mengembangkan kemampuan berbahasa
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-
pura(sandiwara)
Membedakan benda dengan perabaan
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri
Mengembang kreativitas
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dan lain-lain)
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluarrumahnya
Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misalnyapengertian terapung dan tenggelam
Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
45 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan
Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang
dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa
peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang
dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan
membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan
berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki.
B. Saran
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga
dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amiin.
46 | P a g e
Daftar Pustaka
http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/konsep-tumbuh-kembang-bayi-balita-dan.html
https://www.slideshare.net/GitalovaStania/konsep-tumbuh-kembang-bayi-balita-dan-anak-
prasekolah
https://3lox.wordpress.com/2009/12/31/perekembangan-psikososial-anak/
http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-tumbuh-kembang-anak.html
http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/stimulasi-tumbang.html
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf
Kania, Nia 2006. disampaikan seminar “Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Bandung,
11 Maret 2006.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan. Jakarta:
Salemba Medika.
47 | P a g e