Vous êtes sur la page 1sur 47

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, DAN BALITA

KONSEP TUMBANG NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRA


SEKOLAH, SERTA PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ORANG TUA

DOSEN PEMBIMBING
DIAH EKA NUGRAHENI, M.Keb

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. CATHARINA HERMANUS PUTRI 7. RINI PUTRI
2. DIAH PUSPITA SARI 8. SEPTI NOVIA
3. LUTHFIANIIQ SYAHDA KUMALA 9. ULFAH NUR RAMADHANI
4. NABILLA FATHIA 10. VELLY APRILLIA DIANTI
5. PIPIN FEBRIANTI 11. WIKA AGUSTINA
6. QUNITA LUVIA 12. YAYUK SUSENO

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu bahan kajian pelajaran
ginekologi yang harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan
hati kepada Bunda Rachmawati dan teman-teman semua yang telah senantiasa mendukung
kami. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan
dan ketulusan atas dukungannya. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang
kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Bengkulu, Agustus 2018

Tim penulis

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………..……………………………………………....1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .............................................................................................5


B. Perumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.................8


 Pengertian…………..……….................................................................8
 Ciri-ciri…..........….................................................................................9
 Aspek Pertumbuhan…..……….............................................................9
 Aspek Perkembangan……...………....................................................10
 Tahap Tumbang Fisik………….....……..............................................11
 Perkembangan Psikososial....................................................................14
B. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbang...........................................................16
 Faktor Genetik..........................................................................................16
 Faktor Lingkungan...................................................................................18
 Faktor Pelayanan Kesehatan....................................................................20
C. Penilaian Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah............21
 Konsep Penilaian Tumbang (SDITK)…..................................................21
 Kartu Menuju Sehat.................................................................................25
 Upaya Pencegahan Gangguan Tumbang.................................................29

3|Page
 Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah......29
D. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan………………………………...........32
 Pengertian.................................................................................................32
 Tujuan.......................................................................................................32
 Prosedur....................................................................................................32
 Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan................................................33
E. Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.......37
 Pengertian.................................................................................................37
 Tujuan.......................................................................................................37
 Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan................................................39

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................46
B. Saran...............................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA

4|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai anak (yang termasuk neonatus, bayi, balita, dan anak pra
sekolah) tidak dapat dilepaskan dari tumbuh kembang anak. Proses tumbuh kembang
anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Ini
berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan sesuatu tahapan proses yang harus
dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan sesuai dengan parameter baku
perkembangan anak.
Dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,
bidan juga bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji kebutuhan asuhan
kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konsep Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
2. Apa Saja Ciri-ciri Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
3. Apa Saja Aspek Perkembangan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
4. Apa Saja Aspek Pertumbuhan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
5. Apa Saja Tahap Tumbang Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
6. Bagaimana Perkembangan Psikososial Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
7. Bagaimana Faktor Genetik Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah?
8. Bagaimana Faktor Lingkungan Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah?
9. Bagaimana Faktor Pelayanan Kesehatan Mempengaruhi Tumbang Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?

5|Page
10. Bagaimana Konsep Penilaian Tumbang (SDITK) Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah?
11. Apa Itu Kartu Menuju Sehat?
12. Apa Saja Upaya Pencegahan Gangguan Tumbang?
13. Apa Saja Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
14. Apa Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan?
15. Apa Tujuan Pendidikan Kesehatan?
16. Bagaimana Prosedur Pendidikan Kesehatan?
17. Apa Saja Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan Dalam Pendidikan Kesehatan?
18. Apa Pengertian Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah?
19. Apa Tujuan Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah?
20. Bagaimana Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah.
2. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
3. Untuk Mengetahui Aspek Perkembangan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
4. Untuk Mengetahui Aspek Pertumbuhan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
5. Untuk Mengetahui Tahap Tumbang Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
6. Untuk Mengetahui Perkembangan Psikososial Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah.
7. Untuk Mengetahui Faktor Genetik Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah.
8. Untuk Mengetahui Faktor Lingkungan Mempengaruhi Tumbang Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Pra Sekolah.
9. Untuk Mengetahui Faktor Pelayanan Kesehatan Mempengaruhi Tumbang
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.

6|Page
10. Untuk Mengetahui Konsep Penilaian Tumbang (SDITK) Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah.
11. Untuk Mengetahui Apa Itu Kartu Menuju Sehat.
12. Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Gangguan Tumbang.
13. Untuk Mengetahui Gangguan Tumbang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
14. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.
15. Untuk Mengetahui Tujuan Pendidikan Kesehatan.
16. Untuk Mengetahui Prosedur Pendidikan Kesehatan.
17. Untuk Mengetahui Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan Dalam Pendidikan
Kesehatan.
18. Untuk Mengetahui Pengertian Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
19. Untuk Mengetahui Tujuan Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah.
20. Untuk Mengetahui Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan.

7|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
 Pengertian.
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan
ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru
yang nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan,
berat badan dan pertumbuhan gigi. (Anik Maryunani. 2010)

Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian


(kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya :
Kemampuan berjalan, berbicara dan berlari. (Marni dan Kukuh
Rahardjo.2012)

Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya


berbeda tetapi aiing berkatan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu petumbuuh dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ mauun individu.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat
(gram, kilogram), satuan panjang (cm,m), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium, dan nitrogen dalam tubuh).

Perkembangan (devolepment)adalah pertambahan kemampuan struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan meyangkut adanya
proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
(Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).

8|Page
 Ciri-ciri Tumbuh Kembang.

1. Manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak dalam rahim sebagai janin,
akan berlanjur dengan proses tumbuh kembang anak, dan kemudian proses
tumbuh kembang dewasa.
2. Dalam priode tertentu, terdapat adanya periode perceptan atau periode
perlambatan, antara lain :
 pertumbuhan cepat terdapat pada masa janin.
 kemudian pertumbuhan cepat kembali pada masa akil balik (12-16
tahun).
 selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara berangsur-angsur
berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun) berhenti.
3. Adanya laju tumbuh-kembang yang berlainan diantara organ-organ.
4. Tumbuh-kembang merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dua faktor
penentu,yaitu faktor genetik yang merupakan faktor bawaan,yan menunjukkan
potensi anak dan faktor lingkungan,yang merupakan faktor yang menentukan
apakah faktor genetik (potensi) anak akan tercapai.
5. Pola perkembangan anak mengikuti arah perkembangan yang di sebut
sefalokaudal (dari arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal (menggerakkan
anggota gerak yang paling dekat dengan pusat,kemudian baru yang jauh).
6. Pola perkembangan anak sama pada setiap anak,tetapi kecepatannya berbea-
beda.

 Aspek Pertumbuhan.

Proses perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi beberapa aspek,
yaitu :

 Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang


lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan
keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan
dan koordinasi.

9|Page
 Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang
termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai
gerakan.
 Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari
kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan
keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti
menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan
penangkapan.

 Aspek Perkembangan.

Proses perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi beberapa aspek,
yaitu :
 perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah
seorang manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
 Perkembangan fungsi motorik halus yang memerlukan koordinasi
antara fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk memegang
menulis dan lain-lain.
 Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan
dapat memecahkan masalah.
 Perkembangan bicara dan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
 Perkembangan fungsi penglihatan.
 Perkembangan fungsi pendengaran.
 Perkembangan tingkah laku dan fungsi sosial-adaptif untuk
menyempurnakan dirinya sebagai mahluk yang hidup dalam suatu
lingkungan alam dan berhubungan dengan manusia lain.

10 | P a g e
 Tahap Tumbuh Kembang Fisik.

 Berat badan

Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting dalam


memeriksa bayi/balita.pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk:
 Menilai keadaan gizi,tumbuh-kembang,dan kesehatan anak.
 Memantau kesehatan,misalnya penyakit dan pengobatan.
 Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.

1. Berat badan bayi baru lahir (neonatal).

Berat badan bayi,dalam hal ini berat badan pada minggu


pertama setelah kelahirannya,bayi akan mengalami penurunan berat
badannya sekitar 10% (sepuluh persen) dari berat pada saat
dilahirkannya.keadaan kemudian merupakan fisiologis yang sering
tidak menunjukkan gejala-gejala.selanjutnya setelah akhir minggu
pertama ini berat badan bayi bertambah kembali pada keadaan berat
semula (saat dilahirkan) sampai hari ke-sepuluh hingga ke-empat
belas.

2. Berat badan bayi(pasca neonatal)(usia 29 hari/1 bulan sampai 1


tahun).
Penambahan berat badan pada periode ini sangat menyolok.
Menurut Sumitro(1986)tentang perkiraan berat badan bayi diatas
dapat diringkas sebagai berikut:
 BB bayi 3 bulan pertama : BB bertambah ± 750 gram/bulan.
 BB bayi umur 5 bulan : 2x BB lahir.
 BB umur 1 tahun : 3x BB lahir.
 BB umur 2 tahun 6 bulan : 4x BB lahir.

3. Berat badan anak usia bermain (18 bulan-3 tahun).


Joice Engel (1995) menjelaskan pada usia 18 bulan sampai 3
tahun,pertambahan rata-rata berat badan anak tiap tahun adalah 2-3
kilogram.Dan pada usia 2 tahun,mencapai sekitar 12 kg. Pada usia

11 | P a g e
2,5 tahun mencapai berat badan sekitar 4 kali berat badan bayibaru
lahir.

4. Berat badan anak usia pra sekolah..

Di indonesia, anak usia pra sekolah, berat badannya naik setiap


tahun dengan 1,5-2 kg. Anak pada masa pra sekolah akan tampak
kurus yaitu karena pertumbuhan beberapa organ, jumlah jaringan
bertumbuh sedemikian rupa sehingga jumlah jaringan lemak dibawah
kulit mengurang.
Rumus (formula) berat badan yang digunakan untuk
menentukan berat badan adalah:

(Berat badan = 8 + 2n kg)

Keterangan : n = jumlah umur dalam tahun

 Tinggi Badan (TB).

Pengukuran tinggi badan berguna untuk menilai status perbaikan gizi,


disamping berkaitan dengan faktor genetik.

1. Panjang Badan (PB) Neonatal dan Bayi.


Dalam tahun pertama, panjang badan rata-rata bayi Indonesia
bertambah 23 cm . pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm.
Kondisi kecepatan pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 2
tahun, kecepatan bertambah panjang badan/tinggi badan kira-kira 5
cm.
2. Tinggi Badan (TB) anak usia bermain.
Anak usia ini mengalami kenalkan tinggi badan sekitar 7,5 cm/tahun.

3. Tinggi Badan (TB) Anak Usia Pra sekolah

Pertumbuhan panjang/tinggi badan tidak begitu pesat pada periode ini ,


akan tetap berkelanjutan (kontinuitas). Pada umur 5 tahun panjangnya
sekitar 2 kali panjang pada waktu di lahirkan. Penambahan panjang/tinggi

12 | P a g e
badan ini relatif lenih banyak bila dibandingkan dengan penambahan
beratnya, sehingga anak tersebut kelihatannya tinggi (panjang) tetapi
kurus. Pertumbuhan badan dapat dikatakan hampir sempurana dan
mengkoordinasi fungsinya.

Formula (rumus) yang sering di pakai untuk menentukan


panjang/tinggi badan anak dari umur 3 tahun adalah:

Panjang/tinggi badan = 70 + 5n cm

Keterangan: N = jumlah umur dalam tahun

 Gigi.

Untuk pertumbuhan gigi pada janin diperlukan makanan yang


mengandung vitamin dan mineral, antara lain : Vitamin D, kalsium dan
sumber mineral lainnya.

1. Pertumbuhan Gigi pada periode Bayi.

pertumbuhan gigi bayi, gigi pertama tumbuh pada umur 5-9


bulan, yang mula-mula keluar yaitu gigi tengah atau bawah. Pada
umur 1 tahun, bagian besar bayi/anak menyusui 6-8 gigi susu.

2. Pertumbuhan gigi pada anak usia bermain (18 bulan- 3 tahun).


pada usia 2 tahun, anak sudah memiliki gigi sekitar 14-16 gigi,
dan pada usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki gigi susu sebanyak
20 buah. Gigi susu ini nanti akan diganti oleh gigi tetap (gigi
permanen).

3. pertumbuhan gigi pada anak usia pra-sekolah.


pada akhir periode ini gigi susu mulai rontok dan tumbuh gigi-
gigi yang menetap (permanen). Pada masa ini juga mulai timbul
masala-masalah karies gigi dan keluhan gigi. Sedangkan waktu
erupsi (pertumbuhan) gigi tetap. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

13 | P a g e
 tumbuh gigi geraham umur 7 tahun = tumbuh gigi seri
tetap pertama.
 umur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap kedua.
 umur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil pertama.
 umur 10 tahun = tumbuh gigi geraham kecil kedua.
 umur 11 tahun = tumbuh gigi taring.
 umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham besar kedua.
 umur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar geraham ketiga

 Perkembangan Psikososial.

Menurut Ericson tahap psikososial yang menandai masa awal anak-anak


adalah prakarsa (initiative) dan rasa bersalah (guilt). Pada masa ini anak-anak yakin
bahwa mereka adalah diri mereka sendiri; yang selama masa awal anak-anak, mereka
harus menemukan menjadi apa mereka kelak. Mereka mengidentifikasikan diri secara
intensif dengan orang tua mereka, yang hampir sepanjang waktu tampak sangat kuat
dan cantik dimata mereka, walaupun seringkali tidak masuk akal, tidak
menyenangkan dan bahkan kadang-kadang berbahaya. Selama masa awal anak-anak,
anak-anak menggunakan keterampilan-keterampilan perseptual, motorik, kognitif dan
bahasa mereka untuk melakukan sesuatu.

Mereka memiliki energi berlebihan yang memungkinkan mereka untuk


melupakan kegagalan-kegagalan dengan cepat dan mendekati daerah-daerah baru
yang nampaknya mnyenangkan walaupun tampak berbahaya.

Pada tahap initiative atau prakarsa, anak sudah siap dan berkeinginan untuk
belajar dan berkerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Yang
berbahaya pada tahap ini, adalah tidak tersalurkannya energi yang mendorong anak
untuk aktif (dalam rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami hambatan
atau kegagalan sehingga anak mengalami Guilt atau rasa bersalah. Rasa bersalah
inilah yang akan berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, dia
bisa menjadi nakal atau pendiam (kurang bergairah).

14 | P a g e
Pengatur utama prakarsa adalah kata hati (conscience). Anak-anak sekarang
tidak hanya merasa takut akan tertangkap, tetapi mereka juga mulai mendengar suara
batin pengawasan diri sendiri, pembimbing diri sendiri dan penghukuman diri sendiri.
Prakarsa dan antusiasme mereka dapat menyebabkan mereka tidak hanya menerima
hadiah saja tetapi juga menerima hukuman. Kekecewaan besar pada tahap ini
menyebabkan suatu pelepasan rasa bersalah yang merendahkan harga diri anak.

Pada usia prasekolah terutama mulai pada usia 4 tahun, perkembangan sosial
anak sudah nampak jelas karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman
sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada masa kanak-kanak sosial adalah :

1. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan keluarga ataupun


dalam lingkungan bermain.
2. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
3. Anak mulai menyadari kepentingan dan hak orang lain.
4. Anak mulai dapat bermain dengan anak-anak lain atau teman sebaya.

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio-psikologis


keluarganya. Apabila dalam keluarga tercipta suasana yang harmonis,
memperhatikan, saling membantu atau bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-
tugas keluarga, terjalin komunikasi antara anggota keluarga dan konsisten dalam
melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial
dalam hubungan dengan orang lain.

Kematangan penyesuaian sosial anak akan sangat terbantu, apabila anak


dimasukkan ketaman kanak-kanak, TK sebagai “jembatan bergaul” merupakan
tempat yang memberikan peluang kepada anak untuk belajar memperluas pergaulan
sosialnya. TK dipandang mempunyai konstribusi yang baik bagi perkembangan sosial
anak, kerena alasan-alasan berikut :

1. Suasana TK sebagian masih seperti suasana keluarga


2. Tata tertibnya masih longgar, tidak terlalu mengikat kebebasan anak
3. Anak berkesempatan untuk aktif bergerak, bermain, dan riang gembira yang
kesemuanya memiliki nilai pedagogis.

15 | P a g e
4. Anak dapat mengenal dan bergaul dengan teman sebaya yang beragam baik
etnis agama dan budaya.

Selama bertahun-tahun prasekolah, hubungan orang tua (pengasuh) dan anak


merupakan dasar bagi perkembangan sosial dan emosioanal. Sejumlah ahli
mempercayai bahwa kasih sayang orang tua (pengasuh) selama beberapa tahun
pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, menigkatkan
kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri yang baik
pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.

Perkembangan psikososial dan kepribadian sejak usia pra sekolah hingga akhir
masa sekolah ditandai oleh semakin meluasnya pergaulan sosial, terutama dengan
teman sebaya. Sejumlah peneliti telah merekomendasikan betapa hubungan sosial
dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak.

Selain itu gender juga merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi
perkembangan sosial pada masa kanak-kanak awal. Istilah gender dimaksudkan
sebagai tingkah laku dan sikap yang diasosiasikan dengan laki-laki dan perempuan.
Pada umumnya anak usia 2 tahun sudah dapat menerapkan label laki-laki atau
perempuan secara tepat atas dirinya sendiri dan orang lain. Meskipun demikian pada
usia ini anak belum memahami ketetapan gender. Konsep gender lebih didasarkan
pada ciri-ciri fisik, seperti pakaian, model rambut atau jenis permainan. Pada
umumnya anak-anak baru mencapai ketetapan gender pada usia 7 hingga 9 tahun.

Ketika konsep mereka tentang ketetapan gender terbentuk dengan jelas, anak-anak
kemudian akan bermotifasi menjadi seorang laki-laki atau perempuan yang sejati.
Oleh karena itu biasanya dia akan meniru perilaku dari jenis kelamin yang sama.

16 | P a g e
B. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.
1. Faktor Genetik.
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan
jenis kelamin (Marlow, 1998dalam suprtini, 2004). Anak laki-laki setelah lahir
cenderung lebih besar dn tingi daripada anak perempuan, hal ini akan nampak saat
anak sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki tubuh
yang lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit
hitam. (Marni dan Kukuh Raharjo.)

Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan


sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh-kembang anak. Yang
termasuk faktor genetik antara lain:
 Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti kelainan kromosom
(Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial (celah bibir).
 Jenis kelamin:
a) Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda
dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan
lain-lain.
b) Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya
cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.
c) Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa
lebih dini, yaitu mulai adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun,
sedangkan laki-laki mulai umur 12 tahun.
 Keluarga : banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi
dan ada yang pendek.
 Ras :
a) Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning cenderung
lebih pendek dibanding dengan ras kulit putih.
b) Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku
Dayak di Kalimantan berkulit putih.

17 | P a g e
 Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek dan kecil,
sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
 Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada
masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja).

2. Faktor Lingkungan.
a. Lingkungan pra-natal

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang


dapat menggangupertumbuhan dan pekembangan janin antar lain
gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupun gizi yang baik,
gangguan endokrin pada ibu (diabetes militus), ibu yang mendapat terapi
sitostatika atau mengaami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes.
Faktor lingngan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan
kerusakan pada organn otak janin.

b. Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perembangan setelah bayi lahir adalah :

1. Nutrisi
Nutrisi adalah salah atau komonen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpnuhi maka
dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Aspan nutrisi yang berlebihan juga berdaampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terajadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan pada pembulu
darah.

18 | P a g e
2. Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi
bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami
kesehatan dan perilaku hisup sehat. Pola perilaku ibu hamil
diengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan
untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut
dibuthkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keyakinan untuk melahirkan di dukun bernak dari pada d
tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungn
atau berdasrkan lingkungan budaya mayarakat setempat.

3. Status sosial dan ekonomi keluarga


Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi
tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan
dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di
keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikiain
dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan
pendidikan tinggi akan lebih menerima arahan terutama tentang
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penggunana fasilias kesehatan dan lain-lain dbandingkan
dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah.

4. Iklim atau cuaca


Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan
anak misalnya musim penghujan dapat menimbulkan banjir
sehingga menebabkakn transportasi untuk mendapatkan
makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang
dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tingga di
daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika
terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan
meningkat.

19 | P a g e
5. Olahraga atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan
meningkatkan sirkulai darah sehingga meningkatkan suplai
oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot jaringan sel.

6. Posisi anak dalam keluarga


Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak
tengah atau anak anak bungsu akan mempengaruhi pola
perkembangan anak tersebut di asuh dan dididik dalam
keluarga.

7. Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat
terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah
dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

3. Faktor Pelayan Kesehatan.


Pada hal ini merupakan fungsi pelayanan kesehatan dimasyarakat yg
mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan anak. Pelayanan kesehatan bisa
memberikan informasi mengenai bagaimana seseorang atau rakyat
mempersepsikan pola hidup sehat.

20 | P a g e
C. Penilaian Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
1. Konsep Penilaian Tumbang (SDITK)
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan .
Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan
tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah
terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kegiatan SDIDTK yang meliputi:


• Stimulasi dini yang memadai, yaitu merangsang otak balita agar
perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian
anak berlangsung secara optimal sesuai usia anak.
• Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
melakukan skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan tumbuh kembang anak balita.
• Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas
otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang
dengan tujuan agar pertumbuhan dan perkembangan anak kembali kejalur
normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
• Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila
masalah penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat diatasi meskipun sudah
dilakukan intervensi dini.

Umur anak dalam pendeteksian (SDIDTK)


Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa dideteksi
ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan,
18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan,
60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia ini adalah standar usia yang telah
ditetapkan.

21 | P a g e
Jadawal atau waktu pendeteksian anak yaitu :
• Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali
• Anak umur > 1 – 3 tahun = 3 bulan sekali
• Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali

Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka jangan
dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai usia yang ditentukan.
Misal jika si anak lahir tanggal 12 Agustus 2009, maka waktu yang tepat
untuk pendeteksiannya adalah :

•Hitung umur si anak saat ini, dalam contoh anak lahir tanggal 12 Agustus
2009 maka saat ini (12 Juni 2013) usia si anak adalah 46 bulan. Dalam standar
usia pendeteksian, 46 bulan tidak termasuk standar usia pendeteksian,
sedangkan menurut standar usia adalah 48 bulan. Maka si anak baru bisa di
deteksi 2 bulan kedepan atau 60 hari kedepan yaitu pada tanggal 11 atau 12
Agustus 2013.
• Satu bulan dihitung 30 hari.
• Toleransi kelebihan usia anak pada saat pendeteksian dari usia standar adalah
29 hari kedepan.

Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak.


Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia
0-6 tahun agar anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi
yang dimilikinya. Anak usia 0-6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin
sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan. Kurangnya
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang bahkan
dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak
hendaknya bervariasi dan ditujukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu:
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, kemampuan kognitif,
kreatifitas dan moral-spiritual.

22 | P a g e
Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para
ahli, stimulasi yang salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang
menyimpang. Oleh karena itu stimulasi sebaiknya dilakukan oleh orang-orang
terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian tentang cara memberi
stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota keluarga lain,
petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan
atau kader pendidikan.

Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak


Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan para pendidik, pengasuh dan orang tua, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai petunjuk tenaga
kesehatan yang menangani bidang tumbuh kembang anak.
2. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap
anak.
3. Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru
tingkah laku orang-orang terdekat dengannya.
4. Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
5. Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi dengan cara
mengajak anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yang menyenangkan, tanpa
paksaan dan hukuman.
6. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
7. Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman dan ada
disekitar kita.
8. Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.
Jenis Skrining / Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang.

Jenis kegiatan deteksi atau disebut juga skrining, dalam SDIDTK adalah
sebagai berikut :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat
Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi
• Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
• Tes Daya Lihat (TDL)
23 | P a g e
• Tes Daya Dengar (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu menggunakan :
• Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
• Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini Autis
• Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH).

Untuk lebih jelasnya hubungan antara umur anak dan jenis skrining/pendeteksian dini
dari penyimpangan tumbuh kembang dapat dilihat pada gambar berikut :

24 | P a g e
2. Kartu Menuju Sehat.

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik perkembangan anak


yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin. Dari situlah bisa
diketahui status gizi bayi dan balita Anda. KMS juga menyuguhkan informasi
kelengkapan imunisasi anak dan memantau pemberian ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan. Selain itu, dalam KMS terdapat tips dasar perawatan anak, seperti
pemberian makanan anak, dan perawatan anak bila mengalami diare.

Anda dianjurkan untuk memperbarui data di kartu tersebut setiap bulan


dengan membawa balita Anda ke posyandu untuk ditimbang. Dengan memantau
pertumbuhan anak melalui kartu ini, dokter dapat menentukan apakah seorang
anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan sehingga
dapat didagnosis dan ditangani lebih dini.

25 | P a g e
KMS terdiri dari 1 lembar (2 halaman bolak-balik) dengan 5 bagian di
dalamnya. Cara mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat dibedakan antara anak
laki-laki dengan anak perempuan. KMS anak laki-laki berwarna biru dan punya anak
perempuan berwarna merah muda.

Kartu Menuju Sehat (KMS) tersedia dalam bentuk fisik yang diberikan oleh
dokter setelah kelahiran anak. Namun kini KMS juga tersedia secara online yang bisa
Anda unduh di Google Play Store (khusus untuk pengguna Android).

Bagaimana cara membaca KMS?

Setelah anak ditimbang beratnya, dokter atau tenaga medis akan memberikan
titik sesuai bulan waktu anak diperiksa. Tugas Anda selanjutnya adalah
memperhatikan lokasi titik tersebut. Jika titik tersebut berada:

Grafik tumbuh kembang anak dalam KMS

26 | P a g e
 Dibawah garis merah menunjukkan anak Anda mengalami kurang gizi sedang hingga
berat. Jika anak Anda berada di zona ini, maka segera bawa anak Anda ke dokter spesialis
anak untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
 Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah), hal ini menunjukkan
anak tersebut mengalami kurang gizi ringan. Anda tidak perlu panik. Yang perlu Anda
lakukan adalah mengevaluasi pemberian makanan pada anak Anda.
 Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita kuning, menunjukkan
anak Anda memiliki berat badan cukup atau status gizi baik atau normal. Meski begitu,
berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diawasi agar senantiasa sesuai dengan umurnya.
 Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda ditambah 2 pita
warna kuning),menunjukkan anak Anda memiliki berat badan yang lebih di atas normal.
Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih tepat. Perlu diingat, bahwa anak yang kelebihan berat badan
mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung.

Di samping itu, anda juga perlu melihat perkembangan titiknya setiap bulan, apakah naik-
turun, semakin menanjak, atau malah menurun. Masing-masing perkembangan ini ada
artinya.

 Bila titik pada grafik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tandanya berat badan anak
Anda naik.
 Bila titik pada grafik sejajar dengan bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda sama
dengan bulan sebelumnya. Anda harus meningkatkan pemberian makan, baik mutu dan
waktu pemberiannya.
 Bila titik pada grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya, maka berat badan anak Anda
mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi terutama bila anak mulai memasuki usia 6 bulan
di mana gigi sudah mulai tumbuh. Biasanya bila gigi akan tumbuh, anak akan mengalami
demam ringan dan nafsu makan akan sedikit menurun. Jika anak tidak mengalami sakit,
tetapi berat badannya tetap berkurang, maka ibu harus segera membawanya ke bidan atau
dokter.
 Bila titik berat badan pada grafik KMS terputus-putus, ini artinya Anda kurang rajin
menimbang anak. Alangkah baiknya jika penimbangan dilakukan setiap bulan.

27 | P a g e
Penjelasan istilah naik atau tidak naik pada berat badan anak dilambangkan dengan huruf N
untuk berat badan naik dan T untuk berat badan tidak naik. Berat badan naik (N) artinya
grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan
kenaikan berat badan minimal (KBM) atau lebih. Berat badan tidak naik (T) artinya grafik
berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan
berat badan kurang dari KBM.

- Upaya pencegahan gangguan pertumbuhan dan perkembangan


Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisis rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan.
Keluhan orangtua mengenai penyimpangan perkembangan anaknya perlu
ditindaklanjuti karena sebagian terbukti benar. Penting pula menanyakan faktor-faktor
risiko di lingkungan mikro (ibu), mini (lingkungan keluarga dan tempat tinggal),
meso (lingkungan tetangga, polusi, budaya, pelayanan kesehatan dan pendidikan) dan
makro (kebijakan program) yang dapat mengganggu tumbuh kembang balita atau
dapat dioptimalkan untuk mengatasi gangguan tersebut. Pemeriksaan fisis rutin
meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, bentuk dan ukuran lingkar kepala,
kelainan organ-organ lain dan pemeriksaan neurologis dasar. Skrining perkembangan
dapat menggunakan kuesioner atau melakukan pengamatan langsung pada balita.
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) berisi 10 pertanyaan untuk
setiap kelompok umur, yang ditanyakan kepada orangtua oleh paramedis atau dokter.
Buku Pedoman Perkembangan Anak di Keluarga (Depkes RI) menilai 4 keterampilan
balita untuk setiap kelompok umur, yang dapat dilakukan oleh paramedis atau kader
kesehatan.
Pediatric Symptom Checklist (PSC) berisi 35 perilaku anak yang dapat
ditanyakan oleh paramedis atau dokter kepada orangtua. Kuesioner Skrining Perilaku
Anak Prasekolah menyerupai PSC tetapi hanya berisi 30 pertanyaan. Skrining
Perkembangan Denver II mempunyai kepekaan yang cukup baik untuk deteksi
gangguan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan personal sosial. Selain itu secara
tidak langsung dapat mendeteksi gangguan penglihatan, koordinasi matatangan,
pendengaran, pemahaman, komunikasi verbal - non verbal, pemecahan masalah dan
kemandirian, namun kurang peka untuk gangguan emosional.

28 | P a g e
Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) adalah salah satu alat skrining
untuk deteksi dini gangguan spektrum autistik (austistic spectrum disorder) anak umur
18 bulan sampai 3 tahun. Pemeriksaan lanjutan yang komprehensif sebaiknya
melibatkan berbagai profesi dan disiplin keilmuan untuk memastikan jenis, derajat
dan penyebab gangguan, serta merencanakan tindak lanjut yang komprehensif dan
terintegrasi agar anak dapat tumbuh kembang optimal.

3. Gangguan Tumbang dan Cara Pencegahannya.

 Gangguan keterlambatan bicara.

Ketika anak yang seusia sudah mulai bicara dan anak Anda
belum bicara maka ini bisa menjadi salah satu gangguan tumbuh
kembang anak. Kondisi ini berarti bahwa anak memang gagal untuk
berkomunikasi baik dengan cara bicara, memahami perintah atau
cara komunikasi yang lain. Anda bisa mengamati anak bila
memang sudah tertinggal dari teman lain yang seusia.

Penanganan : melakukan terapi wicara dengan profesional,


merangsang kemampuan bicara anak, menstimulasi anak agar
mau bicara, memberikan dorongan kepada anak untuk bicara dan
cara yang lain.

 Gangguan terlambat berjalan

Ketika anak sudah berusia 8 bulan atau lebih maka seharusnya


anak sudah mulai untuk belajar berjalan. Tapi ketika pada usia tersebut
anak masih belum menunjukkan tanda tanda untuk belajar berjalan atau
terlihat lemah maka anak bisa mengalami gangguan pertumbuhan. Ketika
masalah ini terjadi hingga usia anak sampai 18 bulan maka anak termasuk
terlambat berjalan. Ketika usia anak sudah lebih dari 18 bulan dan tidak
ingin belajar berjalan maka ini kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

29 | P a g e
Penanganan : membawa anak ke tempat khusus terapis, mendorong
anak untuk lebih rajin bergerak, melatih stimulasi otot anak dan menjaga
agar anak tetap mau untuk berusaha berjalan.

 Autisme

Gangguan autisme juga termasuk salah satu jenis gangguan tumbuh


kembang anak. Kondisi ini bisa menyebabkan anak sulit untuk memahami
situasi, sulit untuk bicara, tindakan emosional yang berlebihan dan
terkdang bisa membuat anak mengalami gangguan yang kompleks.
Gangguan ini juga bisa mendorong masalah sistem neurologis yang akan
membuat anak sulit untuk berkomunikasi dan interaksi dengan sosial.

Penanganan : ada banyak jenis terapi yang harus dilakukan untuk


anak yang menderita autis. Terapi harus dilakukan oleh profesional yang
memang sudah berpengalaman. Terapi dilakukan untuk mendorong
kemampuan komunikasi, bicara, dan mengendalikan tingkah laku sehingga
anak tumbuh mandiri.

 Cerebral palsy

Cerebral palsy merupakan sebuah gangguan yang terjadi sejak


janin masih berada dalam rahim dan bisa dideteksi dalam pemeriksaan
kehamilan. Kelainan ini akan menyebabkan anak mengalami masalah
gerakan, perlambatan pertumbuhan, cacat fisik dan pertumbuhan sistem
motorik yang tidak normal. Anak juga bisa menjadi sangat terlambat
terutama untuk mengusai beberapa keahlian dasar dan keterampilan hidup.

Penanganan : Cara mengatasi: cerebral palsy memang tidak bisa


disembuhkan namun kondisi ini bisa dibantu dengan mengenalkan
beberapa kegiatan agar anak tumbuh mandiri. Beberapa alat juga sering
digunakan untuk membantu kemampuan fisik anak dalam berjalan, berdiri
dan beberapa fungsi fisik yang lain. Jika anak tidak menderita cacat lain
maka anak bisa tumbuh dengan baik asalkan dibekali dengan kemampuan
dari terapis dan orang tua.

30 | P a g e
 Sindrom Down

Kondisi sindrom down termasuk salah satu kondisi yang sering


menyebabkan anak memiliki pertumbuhan yang lambat. Kondisi kelainan
ini juga sudah terjadi sejak dalam kandungan dimana sel kromosom 46
sering membelah dan menggandakan diri namun menjadi tidak sempurna.
Akibatnya bisa merusak kemampuan sel motorik tubuh, kemampuan
perkembangan tubuh dan juga masalah cacat tubuh. Anak juga bisa lahir
dengan beberapa penyakit bawaah seperti kelainan jantung dan jenis cacat
kongenital lain.

Penanganan : tidak ada cara untuk mengatasi atau menyembuhkan


sindrom down. Namun terapi untuk membuat anak memiliki keterampilan
yang baik memang bisa dilakukan sejak anak masuk usia pertumbuhan.
Pemeriksaan kesehatan rutin sangat diperlukan untuk mengetahui status
kesehatan organ tubuh anak

 Gangguan perawakan pendek

Jenis gangguan lain adalah perawakan pendek dimana anak-anak


tumbuh menjadi pendek dan tidak memiliki perkembangan yang cukup
baik. Kondisi ini bisa menyebabkan anak terlihat tidak normal karena
bentuk tubuh yang memang lebih kecil. Ada beberapan penyebab kondisi
ini termasuk kekurangan gizi, gangguan genetik, kelainan kromosom,
masalah sistemik dan juga kelainan endokrin.

Penanganan : Tidak ada cara untuk mengatasi ini sehingga anak


harus mendapatkan terapi sejak dini.

31 | P a g e
D. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.
 Pengertian.
Pendidikan kesehatan adalah prosses membuat oRang mampu
meningkatkan kontrol & memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yg
direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang
kesehatan & melakukan perubahan-peubahan secara suka rela dalam tingkah
laku individu (Entjang, 1991).

 Tujuan
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat,
serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg
optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat
yg sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Effendy, 1997).

 Proses.
1) Persoalan masukan (input).
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu,
kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri
dengan berbagai latar belakangnya.

2) Persoalan proses
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi
terjadinya perubahan kemampuan (prilaku) pada diri subjek
belajar tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh timbale
balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar,

32 | P a g e
pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar,
alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
3) Keluaran (output).
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri
yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek
belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke
dalam 4 kelompok besar, yakni: Faktor materi (bahan
mengajar), lingkungan, instrumental, dan subjek belajar. Faktor
instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi
dan sebagainya.

 Hal-hal Penting Yang Perlu Disampaikan.


1. Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat menurut Kus Irianto (2004: 22). Praktek
kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik
saat siswa berada di kelas maupun di luar kelas. Sesangkan menurut
Soekidjo (1993: 59). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon
seseorang (Organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit
dan penyakit sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Jadi pola hidup sehat disini dapat disebut juga suatu kebiasaan
yang baik tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan
tersebut sudah berjalan dalam waktu yang cukup lama, sehingga
seolah-olah telah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari
orang tersebut.Sehingga pola atau kebiasaan hidup sehat harus
ditanamkan sedini mungkin.
Lebih rinci lagi tentang pembinaan serta pemeliharaan hidup
sehat yaitu meliputi, menjaga kesehatan kulit, memelihara kebersihan
kuku, memelihara kebersihan rambut, memelihara kebersihan dan
kesehatan mata, memelihara kebersihan mulut dan gigi, serta
memakai pakaian yang bersih dan serasi.

33 | P a g e
2. Kesehatan Pribadi
Kesehatan pribadi adalah segala usaha atau tindakan yang dilakukan
setiap orang sehingga kesehatan badan dan rohani akan terpelihara, dan
merupakan kebutuhan sehari- hari, (Slamet SR, 1994:4).
Jadi kesehatan pribadi merupakan usaha atau perilaku manusia untuk
menjaga kesehatannya sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi ada 8
aspek yaitu : kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, makanan,
hidup teratur, daya tahan tubuh, pencegahan terhadap penyakit, fasilitas
penunjang kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
Kebersihan diri meliputi:
1) Kebersihan Kulit
Kulit merupakan bagian terluar dari badan, berbagai
rangsangan dari luar akan diterima oleh kulit terlebih dahulu,
terhindarnya dari gangguan kulit akan menimbulkan
perasaan senang, tidak ada gatal, cacat kulit, dan percaya diri.
Untuk menjaga kebersihan kulit salah satunya dengan mandi,
mandi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada badan
dengan menggunakan air bersih dan sabun (Kus Irianto, 2004: 85).
Mandi yang baik minimal 2 kali dalam sehari, maka kita tidak
mengalami bau badan.

2) Kebersihan Hidung
Hidung sebaiknya dibersihkan padawaktu mandi, bila bersin
tutuplah dengan sapu tnagan karena ingus dapat mengandung
berbagai macam penyakit.

3) Kebersihan Telinga
Telinga merupakan bagian tubuh yang menerima rangsangan
berupa suara/getaran udara (Soenarjo R.J, 2002: 54-61). Dalam
membersihkan telingga digunakan alat pembersih yang lunakdan
bersih misalnya dengan kain, sedangkan yang dibersihkan bagian
luarnya saja, jangan membersihkan telingan dengan benda-benda keras
dan tajam karena akan mengakibatkan luka paa telinga bagian dalam.

34 | P a g e
4) Kebersihan Gigi Menurut (Djonet Soetomo, 1979: 94).
Mulut dan gigi sangat berguna dalam pencernaan makanan,
waktu berbicara, membentuk paras muka, dan perkembangan jiwa
seseorang. Adapun unutk menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah: a)
Menggosok gigi paling sedikit 3 kali sehari. b) Jangan makan atau
minum yang terlalu panas. c) Jangan membiasakan menggigit yang
terlalu keras. d) Periksakan gigi kedokter secara teratur.

5) Kebersihan tangan dan kuku.


Tangan dan kuku merupakan bagiantubuh yang sering
berhubungan langsung dengan benda lain, dengan kotoran, dan dengan
makanan. Dengan deminkian seseorang harus membersihkan tangan
apabila akan makan. Cara membersihkan dengan menyiram tangan
dengan air bersih dan sabun. Kuku sebaiknya dipotong pendek agar
mudah dalam membersihkan sehingga tidak menjadi sarang bibit
penyakit (Kus Irianto, 2007: 86).

6) Kebersihan Rambut Menurut Djonet soetatmo, (1979: 30)


rambut merupakan bagian dari badan yang berfungsi pelindung
kepala dan member keindahan.pencucian rambut atau karmas usaha
untuk memelihara rambut agar terlihat bersih, frekuensi pencucian
sangat tergantung pada tebal tipisnya rambut, pada umumnya
pencucian rambut dengan menggunakan sampo.

7) Kebersihan Kaki Menurut Kus Irianto, (2007: 86)


kaki adalah salah satu anggota badan manusia yang merupakan
anggota gerak bawah manusia yang banyak berhubungan dengan apa
saja (Soenarjo, R.J. 2002: 54-61). Menjaga kebersihan kaki bias
dilakukan dengan cara mencuci kaki dengan menggunakan sabun dan
memotong kuku kaki.

35 | P a g e
3. Pola makanan dan minuman sehat
Dengan adanya pengetahuan nutrisi maka seseorang akan mampu
dalam menyediakan dan menghidangkan makanan secara seimbang, dalamarti
kompesisi antara kalori, protein, vitamin dan mineral,komposisi ini penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pemenuhan unsure-unsur dalam
kompesisi makanan menunjang tercapainya kondisi yubuh yang sehat,
adapun fungsi makanan bagi tubuh: mengurangi dan mencegah rasa lapar,
mengganti sel-sel yang rusak, untuk pertumbuhan badan, sebagai sumber
tenaga, membantu menyembuhkan penyakit.

4. Pola gerak badan dan olahraga


Olah raga adalah aktivitas gerak yang menggunakan otot-otot
sadar, kegagalan untuk menggunakan atau menggerakanya secara cukup akan
membuatnya lemah dan kendur, secara otomatis akan mengakibatkan
kelemahan pada organ-organ tubuh dan sistem yang dibentuk otot-otot tak
sadar.

5. Pola pencegahan dan penanganan penyakit


Menurut Indan Entjang, (2000: 26) dalam garis besar usaha- usaha
kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1) Usaha
pencegahan (usaha preventif), (2) Usaha pengobatan (Usaha Kuratif), (3)
Usaha rehabilitasi (usaha Pemulihan). Dari ketiga jenis usaha ini, usaha
pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama karena dalam usaha
pencegahanakan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pencegahan dan rehabilitasi.

36 | P a g e
E. Konsep Dasar Stimulus Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
 Pengertian
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang
berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang
terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan stimulasi. Anak terutama bayi merupakan kelompok yang rentan
terhadap masalah kesehatan dan tindak kekerasan yang meliputi perlakukan salah
(abuse), eksploitasi, penculikan dan perdangangan bayi.
Asah atau stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar
anak, yang berupa latihan atau bermain.
Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah
akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan,
dan juga setelah lahir dengan cara menyusui anak sedini mungkin.

 Tujuan.
1. Perkembangan sensori motor.
Perkembangan sensori motor ini didukung oleh stimulasi visual, stimulasi
pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik.

Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap


permulaan perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada
lingkungan sekitar melalui penglihatannya. Oleh karena itu orang tua sangat
disarankan untuk memberikan mainan berwarna- warni pada usia tiga bulan
pertama.

Stimulasi pendengaran (stimulus auditif) sangat penting untuk


perkembangan bahasanya.

Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak berarti


memberikan kasih sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus ini akan
memberikan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih
responsif dan berkembang.
37 | P a g e
2. Perkembangan kognitif (intelektual).
Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai
macam objek, angka dan benda. Anak belajar utuk merangkai kata, berpikir
abstrak dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun, dibawah dan
terbuka.

3. Sosialisasi.
Sejak awal masa anak-anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain, terutama terhadap ibu.

4. Kreativitas.
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/ menyenangkan untuk
berkreasi dari pada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba
ide-idenya.

5. Kesadaran diri.
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk
memahami kelemahan dan kemampuannya dbandingkan dengan anak yang
lain. Anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.

6. Nilai- nilai Moral.


Anak mulai belajar tentang perilaku yang benar dan salah dari lingkungan
rumah maupun sekolah. Dengan mengenal lingkungan anak akan berinteraksi
yang akan memberikan makna pada latihan moral. Mereka mulai belajar
mentaati aturan.

7. Nilai terapeutik.
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stress dari lingkungan, anak
dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasan atau situasi sosial serta rasa
takutnya yang tidak dapat diekspesikan di dunia nyata.

38 | P a g e
 Cara Stimulasi Tumbang Sesuai Tahapan.
Agar dapat bermain diperlukan tersedianya alat edukatif dan kreatif yang
layak, sesuai dengan kematangan mental anak. Stimulasi mental ini diperlukan sedini
mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama kelahiran. Hal ini dilakukan dengan
berbicara dengan anak dalam kandungan serta mendengarkan jenis musik klasik yang
protoritmenya sesuai dengan protoritme anak (janin) serta merangsang belahan otak
kanan.
Setelah lahir stimulasi mental sudah diberikan dengan sedini mungkin dengan
menetekkan bayi pada ibunya. tindakan asah yang akan menyempurnakan reflek
menghisap, menelan dan menemukan puting susu. Karena asah ini diperlukan
sedinimungkin sampai 4-5 tahun maka periode ini merupakan tahun keemasan.

ASAL-USUL ASAH (PENDIDIKAN)


1. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)
2. Pendidikan formal : SD, SMP, SMU, PT dan lain-lain
3. Pendidikan nonformal (pendidikan ketiga), di masyarakat, kelompok
pengajian, sekolah mingu, pramuka, dan lain-lain.

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua
agaranak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.
Stimulasiadalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang
datang darilingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih
cepatberkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat
stimulasi.Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangananak.
Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal
(bicara),auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dan lain-lain dapat mengoptimalkan
perkembangananak.

Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-


kebutuhananak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada
tahapperkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian
stimulasivisual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan
39 | P a g e
seluruh tubuhnya.Tetapi bila rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya
yaitu perhatiananak akan berkurang dan anak akan menangis.

Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal


padaperiode ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun
pertamakehidupannya. Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah
denganstimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya.
Tetapibila stimulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukarandalam membedakan berbagai macam suara.Stimulasi visual dan verbal pada
permulaan perkembangan anak merupakanstimulasi awal yang penting, karena dapat
menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnyamengangkat alis, membuka mulut dan
mata seperti ekspresi keheranan, dan lain-lain. Selain ituanak juga memerlukan
stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkanpenyimpangan perilaku
sosial, emosional dan motorik.

Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan


anak,misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dan lain-lain.
Stimulasi ini akanmenimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga
anak akan lebihresponsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.Pada anak
yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akansenang melakukan
eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapatdiperkuat atau
diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikanterhapap
perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahuiperilaku mana
yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku manayang
mendapat marah dari ibu.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsifakan memperlihatkan


perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal jugadibutuhkan pada tahap
perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akanmengembangkan ide-idenya
melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akanmempengaruhi perkembangan
kognitifnya (kecerdasan).

Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan


keluarganya,perhatian mulai teralih ke teman sebayanya. Akan sangat
40 | P a g e
menguntungkan apabila anak mempunyai banyak kesempatan untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya. Melaluisosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak
stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.

Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-


anakprasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini
mungkin,dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat
permainan yangdapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan
usianya dan tingkatperkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatan-kegiatanyang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek
bahasa (denganmelatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek
kecerdasan (denganpengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dan lain-lain), dan aspek
sosial (khususnya dalamhubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga,
dan masyarakat).

Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah


kemampuanberbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap
lingkungannya.Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh
diperlukanstimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak
perludiperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap
bola,melompat, main tali, naik sepeda dan lain-lain).

Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah


makanan,perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat,dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan
intelektual jugadiperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang berharga bagi anak
sehinggaperkembangan intelektualnya optimal.

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan


perkembanganyang distimuli:
 Pertumbuhan fisik/motorik kasar: Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang
ditarik atau didorong
 Motorik halus: Gunting, pensil, bola, balok, lilin.

41 | P a g e
 Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka,
pensil warna, radio.
 Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
 Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
 Tingkah laku sosial: Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya
congklak, kotak pasir,bola, tali.

CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN

 Usia 0 – 12 bulan
Tujuan:
 Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
 Melatih kerja sama mata dengan tangan
 Melatih kerja sama mata dengan telinga
 Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
 Melatih mengenal sumber asal suara
 Melatih kepekaan perabaan
 Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang

Alat permainan yang dianjurkan:


 Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
 Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
 Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
 Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
 Alat permainan berupa selimut dan boneka
 Giring-giring

 Usia 12 – 24 bulan
Tujuan:
 Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
 Memperkenalkan sumber suara
 Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik

42 | P a g e
 Melatih imajinasinya
 Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatanyang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:


 Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
 Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
 Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring,
sendok,botol plastik, ember dan lain-lain), balok-balok besar, kardus-kardus
besar, bukubergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.

 Usia 25 – 36 bulan
Tujuan:
 Menyalurkan emosi/perasaan anak
 Mengembangkan keterampilan berbahasa
 Melatih motorik halus dan kasar
 Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
 Melatih kerja sama mata dan tangan
 Melatih daya imajinasi
 Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

Alat permainan yang dianjurkan:


 Lilin yang dapat dibentuk
 Alat-alat untuk menggambar
 Puzzle sederhana
 Manik-manik ukuran besar
 Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
 Bola

43 | P a g e
 Usia 36 – 72 bulan
Tujuan:
 Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
 Mengembangkan kemampuan berbahasa
 Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
 Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-
pura(sandiwara)
 Membedakan benda dengan perabaan
 Menumbuhkan sportivitas
 Mengembangkan kepercayaan diri
 Mengembang kreativitas
 Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dan lain-lain)
 Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
 Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluarrumahnya
 Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misalnyapengertian terapung dan tenggelam
 Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong

Alat permainan yang dianjurkan:


 Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alatgambar dan tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
 Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan berbagai


aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi.
Stimulasi sesuai dengan umur dan prinsip stimulasi. Aktivitas stimulasi dilakukan
dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan sebuah ungkapan kasih sayang pada anak,
bermain dengan anak. Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan
tahap perkembangan anak

Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-


kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi
44 | P a g e
visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya,
bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya.

Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak


prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,
dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan
yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-
kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa
(dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan
(dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dan lain-lain), dan aspek sosial
(khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan
masyarakat).

45 | P a g e
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan
Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang
dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa
peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang
dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan
membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan
berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki.

B. Saran

Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga

dengan makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami

mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat

bermanfaat. Amiin.

46 | P a g e
Daftar Pustaka

http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/05/konsep-tumbuh-kembang-bayi-balita-dan.html
https://www.slideshare.net/GitalovaStania/konsep-tumbuh-kembang-bayi-balita-dan-anak-
prasekolah
https://3lox.wordpress.com/2009/12/31/perekembangan-psikososial-anak/
http://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-tumbuh-kembang-anak.html
http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/stimulasi-tumbang.html
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf
Kania, Nia 2006. disampaikan seminar “Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Bandung,
11 Maret 2006.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan. Jakarta:
Salemba Medika.

47 | P a g e

Vous aimerez peut-être aussi