Vous êtes sur la page 1sur 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

M DENGAN
TUBERCULOSIS PARU PADA Tn.M DI DUSUN PASAR SAPTU RT 01
RW 04 DESA CIKONENG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
Di STIKes Muhammadiyah Ciamis

Disusun Oleh :

LIA MAESAROH
NIM . 13DP277034

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN
TUBERCULOSIS PADA Tn. M DI DUSUN PASAR SAPTU RT
01 RW 04 DESA CIKONENG WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS1 IV Bab, 67
halaman, 10 Tabel, 2 Gambar Lia Maesaroh2 ,Yudhi Permana3
ABSTRAK

Asuhan keperawatan keluarga dengan tuberculosis memerlukan perawatan yang


intensif untuk mencegah komplikasi yang lebih kronis. Pemberian asuhan
keperawatan keluarga dengan tuberculosis hendaknya selalu ditingkatkan dengan
memperhatikan aspek bio-psiko-sosial-spiritual serta komprehensif yang mengacu
kepada kebutuhan dasar manusia.
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan serta
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan
tuberculosis . Metode penulisan yang digunakan yaitu :metode deskriptif dalam
bentuk studi kasus dengan proses keperawata nmeliputi : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Sistem penulisan yang digunakan terdiri dari empat bab yaitu Bab I Pendahuluan,
Bab II Tinjauan Teoritis, Bab III Tinjauan Kasus dan Pembahasan dan Bab IV
Kesimpulan dan Rekomendasi.
Asuhan keperawatan yang dilakukan dalam waktu singkat mulai dari tanggal 15
Juni – 18 Juni 2016, muncul masalah yang ditemukan adalah gangguan pola nafas
, gangguan rasa nyaman nyeri., gangguan mobilisasi.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan tuberculosis ini,
tidak semua dilakukan sesuai dengan teori yang penulis dapat. Namun prinsipnya
semua dapat berjalan dengan lancar. Untuk dapat melaksanakan asuhan
keperawatan dalam waktu yang relative singkat penulis mengadakan kerjasama
dengan keluarga klien serta rekan mahasiswa/I sehingga didapatkan tujuan asuhan
keperawatan. Semua masalah belum dapat teratasi tapi tetap diperlukan perawatan
lanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Keluarga, Tuberculosis Paru


Daftar Pustaka 13 Buah (2006-2015)
Keterangan : 1. Judul Studi Kasus, 2. Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan STIKes
Muhamadiyah Ciamis, 3. Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO) sehat dapat diartikan

suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak

hanya beban dari penyakit atau kelemahan (Perry & Potter, 2005;5).

Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberculosis

menyerang paru tapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. (Depkes, RI

2008).

Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi

perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun bebas TB. Angka

kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun

tinggi. Sekitar 75% pasien Tuberculosis (TB) adalah kelompok usia yang

paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien

Tuberculosis (TB) dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai

4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah

tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat Tuberculosis (TB), maka

akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara

ekonomi Tuberculosis (TB) juga memberikan dampak buruk lainnya secara

sosial stigma bahkan dikucilkan oleh

masyarakat.(sumber pedoman nasional 2008)

Dalam laporan Tuberkulosis Global 2014 yang dirilis Organisasi


2

Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka

460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka

tersebut sudah direvisi, yakni naik menjadi 1 juta kasus baru per tahun.

Persentase jumlah kasus di Indonesia pun menjadi 10 persen terhadap seluruh

kasus di dunia sehingga menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua

bersama dengan Tiongkok. India menempati urutan pertama dengan persentase

kasus 23 persen terhadap yang ada di seluruh dunia. (Sumber : Tuberkulosis

Global 2014).

Prevelensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB oleh tenaga

kesehatan tahun 2015 menggambarkan ada lima provinsi di Indonesia yang

mempunyai angka penemuan kasus (Case Detection Rate) TB cukup tinggi

yaitu Jawa Barat , Papua, DKI Jakarta, Gorontalo, Banten dan Papua Barat,

dengan angka jumlah penderita tertinggi di Jawa Barat yaitu sebanyak

138.000 (13,8%) kasus (Sumber : tbindonesia.or.id. 2015). Sedangkan di

Kabupaten Ciamis berdasarkan LB1 Tahun 2015 secara keseluruhan

berdasarkan pemeriksaan pasien terdapat 2.897 Pasien penderita Tuberkulosa

Paru BTA (+) dan merupakan peringkat ke 34 Kabupaten penderita

Tuberculosis (TB) di Jawa Barat.

Tabel 1.1 Data Penderita Penyekit Tuberculosis Paru di UPTD Kesehatan


Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis 2016 Bulan Januari – Mei

No Usia Jumlah Penderita


1 17-25 Tahun 6 orang
2 26-40 Tahun 3 orang
3 40-60 Tahun 5 orang
Jumlah 14 orang
3

(Sumber : UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng, 2016).

Menurut data dari Puskesmas Cikoneng pada bulan Januari-Mei 2016,

penderita penyakit Tuberculosis (TB) paru berjumlah 14 orang, yaitu usia 1715

ada 6 orang, dari usia 26-40 berjumlah odang, serta usia 40-60 berjumlah 5

orang. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa di Puskesmas Cikoneng usia

produktif masih rentan terhadap penyakit tuberculosis paru.

Berdasarkan data-data di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan asuhan keperawatan keluarga, yang dituangkan dalam bentuk studi

kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M Dengan

Tuberculosis Paru Pada Tn.M Di Dusun Pasar Saptu Rt.01/Rw.04 Desa

Cikoneng Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Tahun

2016”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan

kompehernsif meliputi bio-psiko-soaial-spiritual terhadap keluarga dengan

kasus Tuberculosis paru,melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian masalah keperawatan keluarga

dengan kasus Tuberculosis paru pada Tn.M di Dusun Pasar Saptu

RT 01 RW 04 Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten


4

Ciamis

b. Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan keluarga

dengan kasus Tuberculosis paru pada Tn.M di Dusun Pasar Saptu

RT 01 RW 04 Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten

Ciamis

c. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan kasus

Tuberculosis paru pada Tn.M di Dusun Pasar Saptu RT 01 RW 04

Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

d. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan keluarga dengan kasus

Tuberculosis paru pada Tn.M di Dusun Pasar Saptu RT01

RW 03 Desa Cikoneng Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

C. Metode Telaahan

Dalam menyusun karya tulis ini,penulis menggunakan metode studi

kasus dalam pendekatan proses keperawatan meliputi tahap pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Sedangkan teknik pengumpulan

data melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif dengan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Obsevasi, yaitu pengumpulan data secara langsung melihat, mengamati

dan mencatat masalah yang berhubungan dengan kondisi klien dan

keluarga.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara

secara langsung terhadap klien, dan keluarga untuk memperoleh data

yang lengkap yang terkait dengan asuhan keperawatan keluarga dengan

tuberculosis.
5

3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari catatan-catatan medik yang ada dipuskesmas

4. Partisipasi aktif, yaitu kerjasama baik antara penulis, klien dan keluarga

klien yang sangat menunjang dalam pengumpulan data.

5. Studi kepustakaan, yaitu prnulis mempelajari buku-buku yang

berhubungan dengan kasus Tuberculosis paru yang diambil baik dari

perpustakaan, internet maupun materi perkuliahan sebagai acuan dan

landasan dalam berfikir atau bertindak.

D. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan karya tulis ini penulis membagi

menjadi 4 (empat) BAB yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan

umum dan khusus penulis, metode telaahan dan teknik pengumpulan data

serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Berisi tentang konsep dasar keluarga, konsep dasar tuberculosis paru

dan konsep dasar asuhan keperawatan

keluarga dengan

Tuberculosisparu.

BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang tinjauan kasus pada Tn.M keluarga Tn.M dengan

proses keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, perencanaan


6

keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan, catatan

perkembangan dan pembahasan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah

diberikan pada keluarga Tn.M.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga 1. Konsep Keluarga a. Pengertian Keluarga


Menurut al-Quran surat al-furqon ayat 54

‫ص ْه ًر ۗا َو‬
ِ ‫س َُبً َاو‬َ ُ‫عل َهن‬
َ َُ ‫بش َُ ًراف َج‬ ِ ‫هىُُ ال ِذِّ َُيخَلقَ ِم َُنا َ ْل َم‬
َ ‫اء‬ َ ‫َو‬
‫يرا‬ً َُِ ‫انر َُبُّ َكقد‬
َ ‫َك‬
Artinya : Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah
Tuhanmu Maha Kuasa..
Menurut UU No. 10 tahun 1992, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Menurut Salvicion dan Ara Celiskeluarga adalah dua atau lebih dari

dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudataan (Salvicion dan Ara Celis dalam buku Setiawati, 2005)

b. Tipe Keluarga

Menurut Friedman (1989), dalam buku Ali (2010), hal. 6terdapat 8 tipe

keluarga :

7
8

1) Nuclear famuly (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak

yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu

rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.

2) Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang teridir dari

satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan

saling menunjang satu sama lain.

3) Single parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu

kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih

bergantung kepadanya.

4) Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri

tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

5) Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan

pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa

anak hasil perkawinan terdahulu.

6) Three generation family. keluarga yang terdiri dari tiga generasi,

yaitu kake, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

7) Single adult living alone. Betuk keluarga yang hanya terdiri dari

satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

8) Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari

sepasang suami istri paruh baya.

c. Peran Dan Fungsi Keluarga

Berbagai peran formal dalam keluarga menurut Nasrul Effendy,

(1998) dalam buku Dion Yohanes (2013) hal. 17 yaitu :


1) Peranan ayah : sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari


9

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungan.

2) Peran ibu : sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anak

berperan untuk mengurus rumah tangga,sebagai pengasuh dan

pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota

kelompok sosial, serta sebagai anggota anggota masyarakat dan

lingkungan disamping dapat berpran pula sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga.

3) Peran anak adalah melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual

d. Fungsi Pokok Keluarga

Menurut Efendy (1998:36) dalam buku Dion Yohanes (2013) hal. 24

terdapat 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :

1) Asih : yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan

kebutuhannya

2) Asuh : yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan

anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan

menjadikan mereka anak-anak baik fisik, mental, sosial, dan

spiritual.

3) Asah : yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga

siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam

mempersiapkan masa depannya.

e. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) dalam buku Dion Yohanes (2013)

hal. 25 tugas kesehatan di bagi menjadi 5 pokok yaitu :


10

1) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga

secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera

dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa

besar perubahannya.

2) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga

maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain

dilingkungan sekitar keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh

tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4) Mempertahankan suasana dirumah yang


menguntungkan

kesehatan dan perkembangan anggota keluarga.


11

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

(Setiadi, 2008)

f. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga :

Menurut duval (1985) dan Mc. Godrick, dalam buku Dion Yohanes hal.

28 tahap tumbuh kembang keluarga yaitu :

1) Tahap I (pasangan keluarga baru/ keluarga pemula)

Dimulai saat individu (pria dan wanita) membentuk keluarga

melalui perkawinan.

Tugas perkembangan keluarga :


12

a.
Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan

baru.

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lain-

lain.

c. Keluarga berencana

2) Tahap II (keluarga anak pertama/ child bearing)

Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia

kurang dari 30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang

tua yang akan menimbulkan krisi keluarga.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini :

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,

seksual dan kegiatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

c. Membagi peran dan tanggungjawab ( bagaimana peran orang

orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan

kehangatan ).

d. Bimbingan orang tua tentang


pertumbuhan dan

perkembangan anak.

e. Menata ruang untuk anak.

f. Biaya / dana child bearing.

g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.


13

3) Tahap III (keluarga dengan anak pra-sekolah).


Tahap ini dumuali dari anak pertama berusia 2,5 tahun

sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal

kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya, sangat

sensitif terhadap pengaruh lingkungan sangat rawan dalam

masalah kesehatan, karena tidak tahu mana yang kotor dan

bersih.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga,

b. Membantu anak bersosialisasi.

c. Mempertahankan hubungan didalam maupun


diluar

keluarga.

d. Pembagian waktu, Individu, pasangan dan anak

e. Pembagian tanggung jawab

f. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak

4) Tahap IV (keluarga dengan anak usian sekolah).

Keluarga pada tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia

6 tahun dan mulai sekolah dasar dan berakhir pada usia

13 tahun dimana merupakan awal dari masa remaja

(dubai,1977).

Tugas perkembangan keluarga :


14

a.
Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual

e. Menyediakan aktivitas untuk anak

5) Tahap V (keluarga dengan anak remaja)

Tahap ini dimulai sejak usia 13 tahun sampai dengan 20

tahun. Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena anak

akan mencari identitasnya dalam membentuk keperibadiannya,

menghendaki kebebasan , mengalami perubahan kognitif dan

biologis, menyita banyak perhatian budaya orang muda, oleh

karena itu teladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung

jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan

c. Berkomunikasi dengan terbuka antara orang tua dan

anakanak
15

d. Mempersiapkan perubahan untuk mememnuhi kebutuhan

tumbuh dan kembang anggota keluarga

6) Tahap VI (keluarga dengan anak dewasa muda/ tahap

pelepasan).

Tahap ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah

orang tua sampai dengan anak terakhir

Tugas perkembangan keluarga :

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota

keluarga baru dari perkawinan anak anaknya

b. Melanjutkan kembali dan menyesuaikan

hubungan perkawinan

c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari

suami atau istri

d. Membantu anka untuk mandiri sebaagai keluarga baru di

masyarakat

e. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima

kepergian anaknya

f. Menciptakan lingkunganrumah yang dapat menjadi contoh

bagi anak-anaknya.

7) Tahap VII (keluarga usia pertengahan) tahap ini dimuali ketika

anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan keluarga :


16

a.
Menyediakan lingkungan yang dapat meningkat kan

kesehatan

b. Mempertahankan hububungan yang memuaskan dan penuh

arti dengan para orang tua (lansia) dan anak-anak

c. Memperkokoh hubungan perkawinan

d. Persiapan masa tua/pensiun.

8) Tahap VIII (keluarga usia lanjut).

Tahap ini dimulai dengan salah satu atau kedua kedua

pasangan memasuki masa pensiun sampai keduanya meninggal.

Tugas perkembangan keluarga

a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

hidup

b. Mempertahankan pengaturan hidup yang memeuaskan

c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

d. Mempertahnkan hubungan perkawinan

e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

f. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

g. Melakukan life riview masa lalu

2. Konsep Keluarga Resiko Tinggi

a. Definisi

Keluarga resiko tinggi merupakan keluarga yang memiliki

kebutuhan untuk menyesuaikan dari terkait perkembangan anggota


17

keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan sttus kesehatan

(KepMenKes No. 908 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan

pelayanan keperawatan keluarga).

b. Keluarga yang Tergolong Resiko Tinggi Dalam Bidang Kesehatan,

meliputi :

1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan

masalah sebagai berikut :

a) Tingkat social ekonomi keluarga masih rendah

b) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah

kesehatan sendiri

c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan

penyakit keturunan

2) Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil

a) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)

b) Menderita kekurangan gizi/anemia

c) Menderitahi pertensi

d) Primipara atau multipara

e) Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3) Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi, karena :

a) Lahir prematur/BBLR

b) Berat badan sukar naik

c) Lahir dengan cacat bawaan


18

a.
d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
19

e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau

anaknya.

4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota

keluarga :

a) Anak yang tidak diketahui dan pernah dicoba untuk digugurkan

b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan

sering timbul cek-cok dan ketegangan

c) Ada anggota keluarga sering sakit

d) Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari

meninggalkan keluarga.

3. Dampak Keluarga Resiko Tinggi

Dampak keluarga resiko tinggi terhadap fungsi keluarga menurut

Achjar (2010) akan berdampak :

a) Fungsi afektif

Fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga

didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung

dan saling menghargai antar anggota keluarga.

b) Fungsi Sosial
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses

interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.


20

c) Fungsi reproduksi

Fungsi keluarga untuk meneruskan kelngsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia

d) Fungsi Ekonomi

Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluargnya yaitu sandang, pangan, dan papan.

e) Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan

merawat anggota keluarga yang mengalami masalah.

B. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian Tbc

Tuberculosis (TB) sebagai suatu infeksi akibat Mycobacterium

Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ,terutama paru-paru

dengan gejala yang sangat bervariasi (Junaidi dalam Ardiansyah , 2010).

2. Etiologi

Tbc di sebabkan oleh kuman tbc yaitu mycobacterium tuberculosis.

Bakteri atau kuman ini berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4 um

dan tebal 0,3-0,6 um. Sebagian besar kuman berupakan lemak/lipid,

sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau

fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah

dengan banyak oksigen, dan daerah yang memiliki kandungan oksigen


21

tinggi yaitu apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi predileksi pada

penyakit tuberculosis

3. Cara Penularan Penyakit Tbc

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar

dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat

penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya

berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan

terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak

(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat

menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh

sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh

seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah

bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering

terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,

maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular

(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini

akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling

bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu

membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC

akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang

sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.


22

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan

tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan

sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami

perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.

Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru.

Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).

Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang

mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak

dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya

kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan

masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai

tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya

tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman

merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya

infeksi TBC.

4. Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala

khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara

klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit

untuk menegakkan diagnosa secara klinik.


23

a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya

dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang

serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

b. Sesak dan nyeri dada saat menarik nafas

c. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

d. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

e. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

5. Komplikasi

a. Hemopipis adalah peredaran dari saluran nafas yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipopolemik / tersumbatnya

jalan nafas

b. Kolaps dari labu akibat rektreaksi bronchid sehingga terjadi

ketidakmampuan menampung / menyimpan oksigen dari lobus

c. Prieumotorak adalah adanya udara dalam rongga pleura. Penyebaran

adalah terkena prieumotorak udara dalam membran berada dalam

tekanan yang lebih tinggi dari udara dalam paru-paru yang

berdampingan dan pembulu darah, sehingga kapasitas oksigen yang

dihirup hanya sebagian

d. Bronkiett taksis adalah endapan nanah pada bronkus setempat karena

terdapat infeksi pada bronkus

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa metode preventif dan kuratif

yang meliputi cara-cara seperti berikut ini :


24

a. Penyuluhan

b. Pencegahan

c. Pemberian obat-obatan seperti : OAT (Obat Anti-Tuberculosis),

bronkodilator, ekspektoran, OBH dan vitamin

d. Fisioterapi dan rehabilitasi

e. Konsultasi secara teratur

C. Proses Keperawatan Keluarga

1 Pengkajian

Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang

berkesinambungan, dianalisis dan diinterpretasikan secara mendalam.

Sumber data pengkajian diperoleh dari anamnesa (wawancara),

pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik anggota keluarga dan data

dokumentasi.

Cara pengumpulan data :

a. Wawancara

Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,

mental, sosial-budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dsb.

b. Observasi pengamatan

Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena

sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja. Misalnya : yang

berkaitan dengan lingkungan fisik (ventilasi, penerangan,


25

kebersihan, dsb).

c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to toe)

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya

: kehamilan, kelainan organ tubuh, dan tanda-tanda penyakit.

d. Data dokumentasi

Data dokumentasi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap data

atau catatan kesehatan klien. Contoh ; KMS, kartu keluarga dan

catatan lain yang ada hubungannya dengan klien.

Menurut Mubarak, (2009). Pengkajian dalam keluarga meliputi :

a. Data umum

(1) Identitas: Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telpon,

pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan

komposisi keluarga. Selain itu, perlu dikaji pula tentang :

(2) Tipe Keluarga


Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe

keluarga tersebut.

(3) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait

dengan kesehatan.

(4) Agama
26

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

(5) Status social ekonomi keluarga :

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan

baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.

Selain itu, status sosial ekonomi keluarga

ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki

oleh keluarga.

(6) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi

tertentu, namun dengan menonton TV dan

mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan

anak tertua dari keluarga inti.

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang

belum terpenuhi oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi. Misalnya :keluarga

tengah baya, yang seharusnya sudah mampu mendirikan


27

keluarga sendiri, tetapi belum mempunyai rumah sendiri

sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi.

(3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,

riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imuniasi),

sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga,

serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

(4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Lingkungan

(1) Karakteristik rumah

(2) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat


(3) Mobilitas geografis keluarga

(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

(5) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

(1) Pola komunikasi keluarga

(2) Struktur kekuatan keluarga

(3) Struktur peran


28

(4) Nilai atau norma keluarga

e. Fungsi keluarga

(1) Fungsi afektif

(2) Fungsi sosial

(3) Fungsi perawatan kesehatan

(4) Fungsi reproduksi

(5) Fungsi ekonomi

f. Stress dan koping keluarga

(1) Stressor jangka pendek dan panjang

(b) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu +

6 bulan

(c) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami

keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam jangka

waktu lebih dari 6 bulan

2) Strategi koping yang digunakan.

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan.

g. Masalah Kesehatan Keluarga adapun tiga kelompok dalam

membedakan masalah

diagnosa permasalahan
29

1) diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yng sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat

dengan cepat

2) Diagnosa resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan

yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah

keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak

segera mendapat bantuan perawat

3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari

keuarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan

yang memungkinkan dapat fitingkatkan (mubarok, 2009)

Diagnosa keperawatan titegakan dengan menggunakan

formulasi PES (problem Etiologi Symptom)

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan

langkah selanjutnya adalah menentukan priorits masalah kesehatan

keperawatan keluarga. Untuk menentukan masalah, perawat dapat

menggunakan skala prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah

keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria

yaitu

1) Sifat masalah
30

Dikelompokan menjadi ancaman kesehatan, tidak/ kurang

sehat dan keadaan sejahtera

2) Kemungkinan masalah dapat diubah

Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah atau

mencegah masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan

kesehatan, dikelompokan menjadi mudah, sebagian dan tidak

dapat diubah.

3) Potensi masalah dapat dicegah

Adalah bagaimana sift dan beratnya masalah yang akan

timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindaakan

keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi tinggi,

cukup dan rendah.

4) Masalah yang menonjol

Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal

beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk diatasi

melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.

Perumusa diagnosa keperawatan meliputi :

a) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami

oleh keluarga atau anggota keluarga (individu)

keluarga.

b) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas


31

keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil

keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan.

c) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subyektif dan

objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara

langsung atau tidak langsung yang mendukung masalah

dan penyebab

Tabel 2.1
Skala Untuk Menyusun Masalah Keperawatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas

No Skor Bobot
1.
Kriteria
Sifat masalah
Skala : tidak / kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala : dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah untuk dicegah
Skala : tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala : masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

(sumber :Baylon Dan Maglaya (1989) dalam buku Dion Yohanes)


32

Skoring : cara menentukan nilai atau bobot suatu masalah adalah

1. Tentukan skor untuk criteria

2. Skor di bagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor
X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlah skor untuk kriteria

4. Skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot.

3. Rencana Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Nurarif dalam


buku nanda nic-noc (2013) :
1) Ketidakefektif bersihkan jalan nafas berhubungan dengan

bronkopasme.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan dyspneu.

3) Resiko infeksi berhubungan dengan organisme purulen.

4) Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan

berhubungan dengan informasi kurang / tidak adekuat.

b. Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul :

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah


33

kesehatan.

3) Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

keluarga tentang penyakit.

4) Defisit pengetahuan keluarga tentang kondisi, terapi dan

pencegahan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenali masalah kesehatan.

c. Intervensi keperawatan keluarga

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit.

a) Kaji bunyi nafas

b) Hitung frekuensi pernafasan

c) Ajarkan klien dan keluarga cara batuk efektif

d) Beri penyuluhan kepada keluarga tentang penyakit TB

e) Kolaborasi dengan petugas kesehatan tetntang pemberian

terapi.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah

kesehatan.

a) Dokumentasikan status nutrisi

b) Timbang BB saat ini

c) Berikan perawatan mulut

d) Ajarkan makanan sedikit tapi sering dengan TKTP

e) Ajurkan makan makanan yang disukai


34

3) Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

keluarga tentang penyakit.

a) Anjurkan menggunakan tisu untuk membuang sputum

b) Anjurkan untuk tidak menghentikan terapi

c) Berikan makanan

4) Defisit kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, terapi dan

pencegahan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenali masalah kesehatan.

a) Kaji seberapa besar keluarga mengenali


penyakit

tuberculosis paru.

b) Beri penyuluhan kepada keluarga tentang


penyakit

tuberculosis paru.

c) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah

diberikan penyuluhan.

d) Diskusikan kepada keluarga tentang akibat apabila penyakit

tidak segera ditangani.

4.Pelaksanaan

Pada kegiatan implementasi atau pelaksanaan, perawatan

perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan

diagnosis keperawatan) untuk pelaksanaan yang meliputi kapan

dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik


35

yang didiskusikan, (sasaran langsung implementasi) dan (mungkin)

peralatan yang perlu disiapkan keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara

hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan

untuk melihat keberhasilannya.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Surat AL-Furqon Ayat 54.

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan keluarga. Jakarta ; EGC

Achar, Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Ardiansyah Muhammad (2012), Medikal Bedah.Jogjakarta.Diva press

Yohanes D dan Yasinta B (2013). Konsep dasar Asuhan Keperawatan.

Yogyakarta : Nuha Meidka

Dinkes Kabupaten Ciamis (2015)

Jurnal Keperawatan Padjajaran (2013)

KepMenKes No.908 tahun.Pengertian Keluarga Resiko Tinggi. Tersedia di

http://www.scribd.com

Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis (2008) edisi 2 Departemen

Kesehatan RI

Pravelensi Tuberkulosis Global 2014 tersedia di http://who.go.id

Pravelensi tuberkulosis di indonesia 2015 tersedia di http://tbindonesia.or.id.

Soemantri irman.2012. Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

pernafasan.edisi 2 jakarta : Salemba Medika


UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Tidak

dipublikasikan

(Hanya Laporan)

Vous aimerez peut-être aussi