Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible, yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.1,2
populasi di empat kota yakni Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali yang
melibatkan sekitar 10.000 pasien dengan metode Modification Diet in Renal Disease
Penyebab utama PGK adalah diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 (44%),
interstitialis (4%), kista dan penyakit bawaan lain(3%), penyakit sistemik (lupus dan
vaskulitis) (2%), neoplasma (2%), tidak diketahui penyebabnya (4%), dan penyakit
lain (4%). 1
1
Lupus eritematous. Sindrom Uremia yang terdiri dari letargi, anoreksia, mual,
muntah, nokturia. Terapi pada penyakit ginjal kronik terdiri dari terapi konservatif,
elektrolit. Terapi simptomatik untuk menangangi keluhan sesuai dengan gejala yang
dialami pasien. Terapi pengganti ginjal dilakukan pada PGK stadium 5, yaitu pada
LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis
Dalam laporan kasus akan dibahas seorang pasien dengan PGK yang
2
BAB II
LAPORAN KASUS
pendidikan terakhir tamat SD, suku Minahasa, masuk rumah sakit tanggal 27
Muntah sejak + 6 bulan yang lalu dan menghebat kira-kira 1 bulan terakhir
dirasakan hilang timbul. Isi Cairan dan sisa makanan frekuensi 2x/hari. Namun
menghebat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pusing sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit dirasakan seperti berputar-putar dan tersa lemah badan, pasien
mengeluh nafsu makan menurun sejak 1 minggu terakhir, sesak napas (+), rasa kram
di kaki. BAB biasa dan BAK tidak nyeri volume + 400 cc Riwayat penyakit dahulu
sakit ginjal + 4 tahun yang lalu namun hanya kontrol jalan. Riwayat hipertensi sejak
+ 20 tahun yang lalu, pasien tidak minum obat teratur. Riwayat penyakit keluarga
hanya penderita yang sakit seperti ini. Riwayat penyakit sosial penderita tidak minum
sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali/menit,
regular, isi cukup, frekuensi pernapasan 24 kali/menit, suhu badan 36,80C, tinggi
badan 164 cm, berat badan 48 kg, dengan IMT 17,8 %. Pada pemeriksaan kepala
didapatkan ekspresi muka wajar, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil bulat
isokor dengan diameter kurang lebih tiga milimeter, refleks cahaya normal kiri sama
dengan kanan. Pada leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, trakea
3
letak tengah dan tidak dijumpai kaku kuduk. beslag tidak ada, leher tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, trakea letak ditengah, JVP 5+0 cm H2O. Pada
pemeriksaan dada, inspeksi terllihat pergerakan dinding dada simetris, serta palpasi
stem fremitus kanan dan kiri sama. Perkusi paru kiri dan kanan sonor. Pada auskultasi
suara pernapasan vesikuler, tidak ada ronki dan wheezing. Pada pemeriksaan jantung,
inspeksi iktus kordis tidak terlihat, palpasi iktus kordis tidak teraba, perkusi batas
jantung kiri pada intercostal V linea midklavikula sinistra dan pada batas jantung
kanan pada intercostal IV linea sternalis dextra. Denyut jantung regular, suara jantung
I dan II terdengar normal, bising tidak ada, M1>M2, T1>T2, A2>A1, P2>P1, A2>P2,
bising tidak ada, suara gallop tidak ada. Pada pemeriksaan perut, cembung, lemas,
nyeri tekan epigastrium ada, nyeri tekan suprapubik tidak ada, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus positif normal. Ekstremitas hangat,adanya edema pada kedua
1,94x106sel/µL, leukosit 5600 sel/µL, trombosit 364x103 sel/µL, ureum 213 mg/dL,
kreatinin 8,5 mg/dL, GDS 85 mg/dL, natrium 123 mEq/L, kalium 6,7 mEq/L, klorida
transfusi PRC durante HD 1 bag,amlodipin 10 m 0-0-1 Ranitidin inj 2x1 amp iv,
domperidon tab 3x1, kalitac 3x1 sachet, takar urin balans cairan, diet protein 28,8
gr/hr, diet kalori 1440 kkal/hr. Rencana konsul divisi ginjal, pemeriksaan SGOT,
4
SGPT, blood smear, protein total, albumin, globulin, calcium, phospat, urinalisa,
badan, mual dan muntah 1 kali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36,50C. Hasil EKG didapatkan tital
lead V2-V3. Jawaban hasil konsul divisi ginjal rencana hemodialisa Cito, koreksi
hiperkalemia kalitake 3x1 sachet dan ca gluconas 1 amp ekstra sambil menunggu
vital sign ketat. Penderita didiagnosis dengan CKD stage V e.c HNS, hipertensi
hiperurisemia. Terapi yang diberikan IVFD NaCl O,9% 10 gtt/m, kalitake 3x1 sachet,
ca gluconas 1x1, ranitidin tab 2x1, as folat 3x1, Vit B Comp 3x1, domperidone tab
3x1, allopurinol 0-0-1, pro transf PRC 1 bag/hr – Hb > 9 gr/dl (prefurosemid 1 amp-)
tekanan darah > 100mmHg, takar urin balans cairan, diet protein 28,8 gr/hr, diet
kalori 1440 kkal/hr, Urine output + 400 cc, Takar urine-balans cairan. Rencana
muntah pada malam hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84
135 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, klorida 103 mmol/L, ureum 287,8 mg/dL, creatinin
5
15,94 mg/dL, calcium 7,3 mg/dL, magnesium 2,04 mg/dL. Penderita didiagnosis
dengan CKD stage V e.c HNS, hipertensi terkontrol, anemia renal dd occult bleeding,
Hiperurisemia. Terapi yang diberikan IVFD NaCl O,9% 20 gtt/m, kalitake 3x1
sachet, as folat 3x1, amlodipin 10 mg 0-0-1 Vit B Comp 3x1, domperidone tab 3x1,
allopurinol 100 g 0-0-1, pro transf PRC 1 bag/hr – Hb > 9 gr/dl ( prefurosemid 1
amp) tekanan darah > 100mmHg, takar urin balans cairan, diet protein 30 gr/hr, diet
kalori 1700 kkal/hr. urine output + 400 cc. Takar urine-balans cairan. Planning
pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kali/menit, suhu badan 36,20C. Penderita didiagnosis dengan CKD stage V e.c HNS,
hiperurisemia. Terapi yang diberikan IVFD NaCl O,9% 20 gtt/m, kalitake 3x1 sachet,
Amlodipin 10 mg 0-0-1, ranitidin tab 2x1, as folat 3x1, Vit B Comp 3x1,
domperidone tab 3x1, allopurinol 0-0-1, pro transf PRC 1 bag/hr – Hb > 10 gr/dl
(prefurosemid 1 amp-) tekanan darah > 100mmHg, takar urin balans cairan, diet
protein 28,8 gr/hr, diet kalori 1440 kkal/hr. urine output + 300 cc. Takar urine-balans
Selanjutnya penderita minta pulang paksa untuk rawat jalan serta kontrol di
poli interna dan poli ginjal dan hipertensi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
6
BAB III
PEMBAHASAN
kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Penyakit ginjal tahap akhir adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal kronik ireversibel
yang sudah mencapai tahapan dimana penderita memerlukan terapi pengganti ginjal ,
Menurut The Third National Health and Examination Survey (NHANES III)
memperkirakan prevalensi PGK pada orang dewasa di Amerika Serikat adalah 11%
atau sekitar 19,2 juta penduduk; 3,3% (5,9 juta) pada stadium 1,3% (5,3 juta) telah
mencapai stadium 2; 4,3% (7,6 juta) telah mencapai stadium 3; 0,2% (400 ribu) telah
mencapai stadium 4 dan 0,2% (300 ribu) telah mencapai stadium 5. Penyakit Ginjal
Kronik (PGK) dapat dialami oleh semua ras, namun insidens untuk ras kulit hitam
adalah diabetes melitus (DM), hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar. Di
Di Indonesia, tahun 2000 salah satu penyebab gagal ginjal yang menjalani
7
a. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan yaitu adanya kelainan ginjal struktural atau
fungsional dengan atau tanpa penurunan GFR ditandai oleh salah satu dari :
1. Kelainan patologi
2. Penanda kerusakan ginjal termasuk kelainan komposisi darah atau urine atau
GFR = x 0,85 ♀
72 x kreatinin serum
penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit
dibuat berdasarkan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang dihitung dengan rumus
Kockcroft-Gault 4
8
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau < 90
meningkat
Pada kasus ini diperhitungkan nilai LFG = 6,03 ml/menit/1,73 m2 dan masuk
dalam CKD stage V yang memerlukan terapi dialisis. Pada penderita ini sudah
badan, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati
elektrolit).1,2
Komplikasi pada penderita ini yaitu sudah terjadi anemia, dan gangguan
keseimbangan cairan dan elekrolit berupa hiponatremia, juga komplikasi dari asam
pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi. Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII) :5
9
Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan
minimal 2 kali pengukuran atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi
minimal 80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5
menit. 5
Pada kasus ini, berdasarkan hasil pemeriksaan darah didapatkan tekanan darah
tahun yang lalu dan tidak terkontrol. Komplikasi yang timbul dapat berupa gangguan
fungsi ginjal yaitu HNS. HNS adalah penyakit yang disebabkan karena terjadinya
maupun kronik.1
pada arteriol di seluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi dinding
pembuluh darah. Organ sasaran utama adalah jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada
ini merupakan akibat langsung iskemia karena penyempitan lumen pembuluh darah
dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak, maka terjadilah gagal ginjal kronik.
10
keseimbangan cairan, hipertensi tidak terkontrol atau peningkatan aktivitas penyakit
Pada penderita ini sudah diberikan beberapa terapi yang sesuai dengan
kepustakaan, seperti pembatasan asupan diet protein 28,8 gr/hr, diet kalori 1440
domperidone 3x10 mg untuk mengatasi keluhan mual muntah, asam folat 3x1 sebagai
anti anemia, allopurinol 100 mg 0-0-1 untuk hiperuresemia, pemberian kalitake 3x1
sachet untuk hiperkalemi, serta takar urin balans cairan untuk memperkecil resiko
Pada hari keempat perawatan pasien meminta untuk pulang paksa dan
BAB IV
KESIMPULAN
Pasien laki-laki, umur 63 tahun yang di rawat di rumah sakit umum BLU
RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado pada tanggal 28 Desember 2012 dengan
diagnosis Penyakit Ginjal Kronik stage V yang disebabkan oleh hipertensi nefro
11
occult bleeding, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
berupa terapi spesifik Pada penderita ini sudah diberikan beberapa terapi yang sesuai
dengan kepustakaan, seperti pembatasan asupan diet protein 28,8 gr/hr, diet kalori
3x10 mg, ranitidine, untuk mengatasi keluhan mual muntah, asam folat 3x1 sebagai
100 mg 0-0-1 untuk hiperuresemia, pemberian kalitake 3x1 sachet untuk hiperkalemi,
serta takar urin balans cairan untuk memperkecil resiko kardiovaskuler, cairan NaCl
selanjutnya mengikuti rawat jalan pada poliklinik interna, poliklinik ginjal dan
Ginjal Kronik yang disebabkan oleh hipertensi yang dirawat di BLU RSUP Prof. Dr.
R. D Kandou Manado.
12
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi IV, Jilid I.
Desember 2012.
4. Arora P, Mulloy L, Talavera F, Aronoff G. Chronic Kidney Disease. 2011.
http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview.
5. Yogiantoro M. Hipertensi esensia. Dalam : Sudoyo A, Setyohadi B, Idrus A,
Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Edisi IV, Jilid I.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21439/4/Chapter%20II.pdf.
http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm#whatis
13
14