Vous êtes sur la page 1sur 118

SKRIPSI

2017

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES


POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21 MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Diusulkan oleh:

MUHAMMAD FADLY HAFID


C111 14 357

Pembimbing :
dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D., Sp.S.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP HASIL TES
POTENSI AKADEMIK SISWA KELAS XII SMA NEGERI 21
MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Ditujukan Kepada Universitas Hasanuddin


Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

Muhammad Fadly Hafid

C111 14 357

Pembimbing:

dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017

ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII

SMA negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018”. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Melalui kesempatan

yang berharga ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Pimpinan dan staf Universitas Hasanuddin dan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menimba ilmu di Universitas Hasanuddin

2. Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Makassar beserta guru-guru dan

siswa-siswi yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan lancar.

3. dr. Muhammad Yunus Amran Ph.D., Sp.S. selaku dosen pembimbing

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini

4. Dr.dr. Susi Aulina, Sp.S (K) dan Dr. dr. Jumraini Tamasse, Sp.S

selaku penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, usaha, dan tenaga

untuk membimbing kami menyelesaikan skripsi ini

5. Kedua orang tua tercinta, H. Abdul Hafid dan Hj. Patmawati Ibrahim,

S.Pd., untuk segala kasih sayang, doa, semangat, motivasi, dan dukungan

yang tak ternilai harganya sehingga tersusunnya skripsi ini

vii
6. Saudara tercinta, kakanda Harfianti Hafid, S.Pd. dan Tetty Haryanti

Hafid, S.Pd., serta adinda Yunita Hatmayanti Hafid untuk doa,

semangat, motivasi dan segala bentuk dukungan yang amat berguna demi

terselesainya skripsi ini.

7. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan

dorongan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Grelvan Iftan Suangga, Fiqih Eka Putra, Muh. Anugrah Prasetya,

Anastasio Harimba, A. Ayu Selvia, Kwan Silvea Kwandou, Arwidya

Putri Mansur, Eka Amanda Faradillah, Reny Kartini, Amalia M.

Akib, Nur Afifah, A. Amalia Yasmin dan Nurul Hasanah, sahabat

seperjuangan yang selalu mendukung segalanya, yang rela mengorbankan

waktu, daya, upaya dan tenaga sehingga terselesaikannya skripsi ini

9. Semua sahabat sejawat, sahabat, dan pihak-pihak lain yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu-persatu atas bantuannya secara langsung maupun

tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

viii
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempuranan. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada sehingga skripsi

ini bisa bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 23 November 2017

Penulis

ix
SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

NOVEMBER, 2017

Muhammad Fadly Hafid, C111 14 357


dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D., Sp.S.
Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik
Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018
(xv + 57 halaman + lampiran)
ABSTRAK

Latar Belakang: Aromaterapi merupakan suatu cara perawatan tubuh dan


penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial. Aromaterapi
lavender merupakan salah satu jenis aromaterapi yang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan jenis aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh,
aman dipergunakan, tidak memerlukan waktu lama dan praktis. Aromaterapi
mampu memberikan sensasi menenangkan yang dapat mempengaruhi kondisi
psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Stabilnya kondisi psikis, daya ingat dan
konsentrasi seseorang secara tidak langsung dapat meningkatkan konsentrasi.
Konsentrasi yang meningkat akan memudahkan kita untuk fokus dalam
mengerjakan sesuatu, salah satunya dalam mengerjakan tes. Tes Potensi
Akademik (TPA) merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan
abilitas kognitif potensial umum yang dirancang khusus guna memprediksi
peluang keberhasilan belajar di perguruan tinggi.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil TPA
siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan
rancangan one group pre-test and post-test group design. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Hasil : Dengan uji T tidak berpasangan, tidak terdapat pengaruh signifikan antara
jenis kelamin (p=0,688) dan umur (p=0,854) terhadap nilai Hasil TPA pertama
dan kedua (p>0,05). Dengan uji T-berpasangan, didapatkan pengaruh yang
signifikan antara pemberian aromaterpi lavender dengan Hasil TPA siswa kelas
XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan nilai p=0,000
(p<0,05).
Simpulan : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi
lavender terhadap hasil TPA siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun
Pelajaran 2017/2018. Sebanyak 89,3% sampel mengalami peningkatan nilai dari
TPA pertama ke TPA kedua.
Kata kunci : Aromaterapi lavender, konsentrasi, Tes Potensi Akademik

x
THESIS

FACULTY OF MEDICINE

HASANUDDIN UNIVERSITY

NOVEMBER, 2017

Muhammad Fadly Hafid, C111 14 357


dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S.
The Effects of Lavender Aromatherapy towards Academic Potential Test
Scores of Class XII Students of SMA Negeri 21 Makassar Academic Year of
2017/2018
(xv + 57 pages + attachment)

ABSTRACT

Background :Aromatherapy is a method of body care and disease treatment using


essential oils. Lavender aromatherapy is one of a kind of aromatherapy which has
several advantages compared to other types of aromatherapy, for example;
economical, easy to obtain, safe to use, time efficient, and practical.
Aromatherapy is able to deliver a relaxing sensation that can affect psychic
condition, memory, and emotions of an individual. Stable psychic condition,
memory, and concentration can indirectly increase concentration. Increased
concentration will make it easier to focus on doing something, one of which is
doing test. Academic Potential Test is a method of measuring general cognitive
ability that is specifically designed to predict learning potential in college.
Objective : To know the effect of lavender aromatherapy towards Academic
Potential Test scores of class XII students of SMA Negeri 21 Makassar academic
year of 2017/2018
Method : The type of research method used in this study is experimental method
with one group pre-test and post-test group design. Sampling method used in this
study is cluster random sampling method.
Result : Using independent T test, it is found that there are no significant effects
between gender (p=0,688) and age (p=0,854) towards the first and second
Academic Potential Test scores (p>0,05). Using paired T test, this study found
that there are significant effects between lavender aromatherapy application and
potential academic test scores of class XII students of SMA Negeri 21 Makassar
academic year of 2017/2018 with p value of p=0,000 (p<0,05).
Conclusion : There are significant effects between lavender aromatherapy
application toward Academic Potential Test scores of class XII students of SMA
Negeri 21 Makassar academic year of 2017/2018. As much as 89,3 samples
experience an increased results from the first and the second Academic Potential
Test.
Keyword : Academic Potential Test, concentration, lavender aromatherapy

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK .................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIARISME ............................................vi

KATA PENGANTAR ..............................................................................................vii

ABSTRAK ................................................................................................................x

DAFTAR ISI ............................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xvi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….... 5

1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5

1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidung .................................................................................................. 7

2.2 Jalur Olfaktorius..................................................................................... 11

2.3 Sistem Limbik ....................................................................................... 13

2.4 Aromaterapi .......................................................................................... 16

2.5 Tes Potensi Akademik .......................................................................... 26

xii
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .................................................. 29

3.2 Definisi Operasional .............................................................................. 30

3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 32

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian....................................................................................... 33

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 33

4.3 Variabel .................................................................................................. 33

4.4 Populasi dan Sampel .............................................................................. 34

4.5 Kriteria Sampel ...................................................................................... 35

4.6 Instrumen Penelitian .............................................................................. 35

4.7 Prosedur Penelitian ............................................................................... 36

4.8 Cara Pengumpulan Data ........................................................................ 38

4.9 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data .............................................. 38

4.10 Etika Penelitian .................................................................................... 40

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN .......................... 41

BAB 6 PEMBAHASAN ........................................................................................... 48

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 52

7.2 Saran ................................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 54

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Rongga hidung tampak lateral ........................................................... 7

Gambar 2.2: Dinding lateral rongga hidung ........................................................... 8

Gambar 2.3: Pembagian bulbus olfaktorius............................................................. 11

Gambar 2.4: Komponen sistem limbik .................................................................... 13

Gambar 2.5:Skema berbagai lintasan minyak esensial di dalam tubuh ................... 24

Gambar 3.1: Kerangka teori ................................................................................... 29

Gambar 3.2: Kerangka konsep ................................................................................ 30

Gambar 4.1: Skema Rancangan Penelitian .............................................................. 33

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi ....................................................................................... 42

Tabel 5.2: Uji Saphiro Wilk Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan

Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik .................................................. 44

Tabel 5.3: Uji Homogenitas Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan

Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik (Levene’s Statistics) ................ 44

Tabel 5.4: Hasil Perhitungan Independent T Test (t-test for Equality of Means) ............ 45

Tabel 5.5: Uji Normalitas Distribusi Data menggunakan Uji Saphiro-Wilk .................. 46

Tabel 5.6: Hasil Perhitungan Paired T Test ..................................................................... 47

Tabel 5.7: Distribusi Sampel Berdasarkan Peningkatan Nilai dari Tes Potensi

Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik Kedua....................................................... 47

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5. Data Induk Penelitian
6. Hasil Uji Statistik
7. Lembar Persetujuan Judul
8. Lembar Persetujuan Proposal
9. Lembar Persetujuan Hasil
10.
11. Soal Tes Potensi Akademik
12. Kuesioner Penelitian
13. Dokumentasi Penelitian
14. Biodata Peneliti

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak atsiri untuk

meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Minyak atsiri adalah minyak alami yang di

ambil dari tanaman aromatik. Seorang ahli pengobatan terkenal di India bernama

Ayurveda, juga telah mencoba dengan menggunakan berbagai macam minyak

esensial dalam praktek pengobatannya. Hal ini diakui oleh Hippokrates, tokoh

kedokteran dari Yunani yang menyatakan bahwa mandi dan melakukan pemijatan

dengan menggunakan bahan-bahan wewangian (minyak esensial) bisa menjadikan

tubuh selalu segar dan tetap sehat. Pendapat senada juga dikemukakan pula oleh

Theophrastus, bahwa kandungan zat aromatis yang terdapat dalam tanaman ternyata

memeiliki respons yang baik terhadap kondisi pikiran, perasaan dan kesehatan tubuh

(Jaelani, 2009).

Berbagai efek minyak atsiri yaitu sebagai antiseptik, antimikroba, antivirus,

dan anti jamur, zat analgesik, antiradang, antitoksin, zat balancing, immunostimulan,

pembunuh dan pengusir serangga, mukolitik dan ekspektoran. Minyak atsiri yang

bersifat analgesik (menghilangkan rasa sakit) adalah chamomile frankincense,

cengkih, wintergreen, lavender dan mint (Koensoemardiyah, 2009). Mekanisme

kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem

fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Wewangian dapat

mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Bau merupakan suatu

molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke rongga hidung melalui

1
2

penghirupan seingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman (Yunita,

2010). Aromaterapi digunakan untuk menyembuhkan masalah pernafasan, rasa

nyeri, gangguan pada saluran kencing, gangguan pada alat kelamin dan juga masalah

mental dan emosional. Hal ini terjadi karena aromaterapi mampu memberikan

sensasi yang menenangkan diri dan otak, serta stress yang dirasakan (Laila, 2011).

Ada berbagai jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil, lavender, jasmine,

sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium dan masih banyak lagi.

Setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan positif yang bermacam-macam.

Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat mengurangi rasa stres dan mengurangi

kesulitan tidur (insomnia) (Prabuseenivasan S, 2006).

Kelebihan minyak lavender dibandingkan minyak essensial lainnya adalah

kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan alergi (Yunita,

2010). Aromaterapi lavender memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis

aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh, aman digunakan, tidak

memerlukan waktu lama dan praktis karena tidak memerlukan peralatan yang rumit.

Kombinasi terapi lavender dengan pengobatan medis akan meningkatkan kondisi

pasien (Zelner, 2005). Minyak lavender merupakan salah satu minyak yang paling

aman. Karenanya sering digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru, sinus,

vagina, dan kulit, juga meringankan sakit kepala, nyeri otot dan nyeri lainnya

(Koensoemardiyah, 2009). Bunga yang digunakan untuk aromaterapi adalah

lavendula atau biasa disebut lavender. Lavender adalah tumbuhan berbunga dalam

suku lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Lavender berasal dari wilayah selatan

laut tengah Afrika tropis dan ke timur sampai India. Saat ini lavender telah ditanam

dan dikembangkan di seluruh dunia. Tanaman cantik dan berbunga kecil berwarna
3

ungu ini memiliki khasiat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Minyak

aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek sedatif lavendula

angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin dalam minyak

tersebut (Ogan,2005).

Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan

mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi

yang lebih teratur (Wilkinson dkk, 2007). Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di

dalam sistem limbik. Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik

merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dan

girus dentatus), paleocortex (korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior) dan

mesocortex (girus cinguli). Sedangkan sistem limbik gabungan lobus limbik dan

nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus, epitalamus, nukleus

talamus dan ganglia basalis (Gray H, 2008).

Tes potensi merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan

abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang

dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan

tinggi. Karena hal itulah tes seperti ini biasanya dinamai Tes Potensi Akademik.

Gagasan dasar dalam konstruksi Tes Potensi Akademik dominan mengikuti konsep

pengembangan Graduate Record Examinations (GRE) yang terdiri atas seksi Verbal

Reasoning (V), Quantitative Reasoning (Q) dan Analytical Writing (AW) (GRE

Bulletin, 2008), dengan beberapa perubahan. Pada umumnya. Tes Potensi Akadernik

di Indonesia terdiri atas tiga subtes yaitu subtes Verbal, subtes Kuantitatif, dan subtes

Penalaran.
4

Berbeda dari isi tes prestasi yang disusun berdasar silabus mata pelajaran

pada suatu jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih merupakan pengungkapan

hasil pembelajaran, Tes Potensi Akademik tidak disusun berdasar silabus mata

pelajaran dan karenanya keberhasilan menjawab soal dalam tes ini adalah minimal

kaitannya dengan penguasaan isi pelajaran tertentu. Hal itu disebabkan konten soal-

soal dalam tes potensi dikembangkan sedemikian rupa sehingga peluang

keberhasilan untuk menjawab dengan benar lebih tergantung pada penggunaan daya

penalaran (reasoning) baik logis (logical) maupun analitis (analytical) (Saifuddin

Azwar, 2008). Maksimalnya penalaran seseorang tentu tak lepas dari konsentrasi

seseorang dalam memjawab soal tersebut.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya daya serap siswa

adalah konsentrasi. Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian dalam proses

perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan

penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai bidang studi (Sahid, 2012). Konsentrasi juga merupakan

modal utama bagi siswa dalam menerima materi ajar serta menjadi indikator

suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Secara teoritis jika konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan

aktivitas yang berkualitas rendah pula serta dapat menimbulkan ketidakseriusan

dalam belajar. Ketidakseriusan itulah awal terbentuknya rasa malas dan bosan

sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Asumsi tersebut didukung oleh

telaah para ahli pendidikan yang menyatakan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa

sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampun anak untuk melakukan

konsentrasi (Surya, 2003). Banyak hal yang dapat mempengaruhi daya konsentrasi
5

seseorang, salah satunya yakni dengan pemberian aromaterapi. zat aromatis yang

terdapat dalam tanaman ternyata memeiliki respons yang baik terhadap kondisi

pikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh (Jaelani, 2009).

Berdasarkan analisis tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh aromaterapi terhadap hasil Tes Potensi Akademik yang didasari

oleh efek aromaterapi terhadap kondisi pikiran dan perasaan. Maka dari itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Aromaterapi

Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XIISMA Negeri

21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimanakah

pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas

XIISMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

1. Mendapatkan informasi tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap hasil Tes

Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar tahun pelajaran

2017/2018.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21

Makassar tahun pelajaran 2017/2018 tanpa memakai aromaterapi lavender

2. Mengetahui hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21

Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan memakai aromaterapi lavender


6

3. Mengetahui selisih antara hasil Tes Potensi Akademik siswa kelas XII SMA

Negeri 21 Makassar tahun pelajaran 2017/2018 dengan dan tanpa memakai

aromaterapi lavender.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi masyarakat

tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap peningkatan hasil Tes Potensi

Akademik.

2. Bagi peneliti dan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan menjadi acuan dan

sumber bacaan untuk penelitian-penelitian berikutnya.

3. Bagi penulis, dapat dijadikan bahan masukan dan pembelajaran yang bermanfaat

untuk perkembangan keilmuan penulis.

4. Jika berpengaruh positif bagi peningkatan Tes Potensi Akademik, pemberian

aromaterapi lavender kepada siswa/siswi Sekolah Menegah Atas dapat dijadikan

salah satu rekomendasi bagi kepala sekolah atau guru Sekolah Menengah Atas

demi peningkatan kualitas pendidikan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidung

2.1.1 Anatomi hidung

Gambar 2.1 Ronggaa hidung tampak lateral (Paulsen F. & J. Waschke., 2013)

2.1.1.1 Anatomi hidung luar

Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. Hidung bagian luar

menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas; struktur hidung luar

dibedakan atas tiga bagian: yang paling atas: kubah tulang yang tak dapat

digerakkan; di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan ;

dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Bentuk

hidung luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : 1) pangkal

hidung (bridge), 2) batang hidung (dorsum nasi), 3) puncak hidung (hip),4) ala

nasi,5) kolumela dan 6) lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh

kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,jaringan ikat dan beberapa

7
8

otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.

Kerangka tulang terdiri dari: 1) tulang hidung (os nasal), 2) prosesus frontalis os

maksila dan3) prosesus nasalis os frontal; sedangkan kerangka tulang rawan terdiri

dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu 1)

sepasang kartilago nasalis lateralis superior, 2) sepasang kartilago nasalis lateralis

inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor dan 3) tepi anterior kartilago

septum (Soetjipto D & Wardani RS,2007).

2.1.1.2 Anatomi hidung dalam

Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari osinternum

di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan rongga hidung dari

nasofaring. Kavum nasi dibagi oleh septum, dinding lateral terdapat konka superior,

konka media, dan konka inferior. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung

dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konka media dan inferior disebut

meatus media dan sebelah atas konka media disebut meatus superior (Ballenger

JJ,1994 ; Dhingra PL, 2007; Hilger PA,1997).

Gambar 2.2 Dinding lateral rongga hidung (Paulsen F. & J. Waschke., 2013)
9

2.1.1.3 Vaskularisasi penghidu

Bagian atas hidung rongga hidung mendapat pendarahan dari a. ethmoid

anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a.karotis

interna. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.

maksilarisinterna, di antaranya adalah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina

yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki

rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung

mendapat pendarahan dari cabang – cabang a.fasialis (Soetjipto D & Wardani

RS,2007).

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang

a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor yang

disebut pleksus Kiesselbach (Little’s area). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisial

dan mudah cidera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis

(pendarahan hidung) terutama pada anak. (Soetjipto D & Wardani RS,2007)

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan

dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke

v.oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak

memiliki katup, sehingga merupakanfaktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran

infeksi hingga ke intracranial (Soetjipto D & Wardani RS,2007).

2.1.1.4 Persarafan penghidu

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari

n.etmoidalisanterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari

n.oftalmikus (N.V-1). Rongga hidung lannya, sebagian besar mendapat persarafan

sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion


10

sfenopalatinumselain memberikan persarafan sensoris juga memberikan persarafan

vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut-

serabut sensoris dari n.maksila (N.V-2), serabut parasimpatis dari n.petrosus

superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n.petrosus profundus. Ganglion

sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media

(Soetjipto D & Wardani RS,2007).

Nervus olfaktorius turun dari lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus

olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa

olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung (Dhingra PL, 2007 ; Soetjipto D &

Wardani RS,2007).

2.1.2 Fisiologi penghidu

Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka

fungsifisiologis hidung dan sinus paranasal adalah: 1) fungsi respirasi untuk

mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, humidifikasi,

penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal; 2) fungsi

penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman) dan reservoir udara

untuk menampung stimulus penghidu; 3) fungsi fonetik yang berguna untuk

resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara sendiri

melalui konduksi tulang; 4) fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban

kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5) refleks nasal (Soetjipto D

& Wardani RS,2007).


11

2.2 Jalur Olfaktorius

Gambar 2.3 Pembagian bulbus olfaktorius (Gray H, 2008).

Nervus olfaktorius berasal dari reseptor neuron olfaktorius yang terdapat

pada mukosa olfaktorius. Dari nervus olfaktorius, neuron menembus melewati

foramina kribriformis pada tulang etmoidal. Sampailah pada tahap selanjutnya

menuju bulbus olfaktorius. Kemudian neuron di bulbus olfaktorius melanjut ke

posterior menuju traktus olfaktorius. Akhirnya, neuron tersebut sampai pada korteks

olfaktorius (Gray H, 2008).

Terdapat enam lapisan bulbus olfaktorius, mulai dari superficial ke profundal, antara

lain (Gray H, 2008):

1. Olfactory nerve fibre layer

Lapisan ini terdiri dari akson-akson yang tidak dilapisi oleh selubung myelin. Maka

dari itu, pertumbuhan, maturitas, dan degenerasinya juga berbeda.


12

2. Layer of synaptic glomeruli and interglomerular spaces

Lapisan ini merupakan lapisan yang tipis. Pada lapisan ini, akson-akson akan

terbagi-bagi untuk melakukan sinaps menjadi neuron sekunder. Neuron sekunder

pada lapisan ini, antara lain mitral cell, tufted cell, dan periglomerular cell.

3. External plexiform layer

Lapisan ini berisikan dendrit sekunder mitral cell dan tufted cell.

4. Mitral cell layer

Lapisan ini berisi ganglion mitral cell. Masing-masing ganglion memberikan dendrit

tunggal ke glumerulus dan dendrit sekunder, sekaligus akson tungga ke traktus

olfaktorius.

5. Granule cell layer

Lapisan ini berisi sel-sel granula yang berada di superficial dan profundal.

6. Internal plexiform layer

Lapisan ini berisi akson, rekuren, dan kolateral dari mitral cell, tufted cell, dan

ganglion granula

Selanjutnya bulbus olfaktorius akan secara langsung menuju korteks

olfaktorius tanpa melewati talamus. Bagian yang menerima proyeksi langsung dari

bulbus olfaktorius, antara lain korteks piriformis, nukleus olfaktorius anterior,

tuberkel olfaktorius, korteks entorhinal, girus insula, dan amigdala (Gray H, 2008).

Korteks entorhinal (area Brodmann 28) merupakan bagian terbesar yang

menerima proyeksi langsung dari bulbus olfaktorius. Korteks tersebut terbagi dua

menjadi medial dan lateral (area Brodmann 28a dan 28b). Bulbus olfaktorius lebih

cenderung menuju korteks entorhinal lateralis (Gray H, 2008).


13

2.3. Sistem Limbik

Gambar 2.4 Komponen sistem limbik (warna kuning). Aspek medial dari hemisfer

cerebri kiridengan beberapa area Brodmann (Gray H, 2008)

Kata limbik berasal dari kata limbus yang berarti pinggiran atau batas (Snell

RS, 2002). Sistem limbik merupakan bagian suatu bagian besar dari kortek pada sisi

medial otak. Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik merupakan

kesatuan struktur yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dan girus

dentatus), paleocortex (korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior),

mesocortex (girus cinguli) (Gray H, 2008). Formasi hipokampalis terdiri dari

hipokampus, girus dentatus, kompleks subikular (subikulum, presubikulum, dan

parasubikulum) dan korteks entorhinal (area Brodmann 28) (Snell RS, 2002).

Sedangkan, sistem limbik gabungan lobus limbik dan nuklei subkortikal, yaitu

amigdala, nuklei septales, hipotalamus, epitalamus, nukleus talamus, dan ganglia


14

basalis (Gray H, 2008). Semuanya memiliki hubungan kesatuan satu sama lain dan

juga memiliki hubungan yang erat dengan sistem olfaktorius (Seeley RR, dkk, 1989).

Pada sistem limbik terdapat juga yang dinamakan sirkuit Papez. Sirkuit

Papez merupakan sirkuit yang menghubungkan hipokampus dengan girus cinguli

melalui korpus mamilaris dan talamus anterior. Pada jalur ini mempunyai peran

dalam fungsi mnemonik dan memori jangka pendek spasial (Gray H, 2008).

Girus cinguli terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu korteks prelimbik (area

Brodmann 32), korteks infralimbik (area Brodmann 25), korteks cinguli anterior

(area Brodmann 23 dan 24), dan korteks cinguli posterior atau kortesks retrosplenial

(area Brodmann 29). Girus cinguli merupakan bagian dari otak yang memiliki

hubungan erat dengan lobus frontalis, yaitu pada area motorik dan area neokortikal.

Selain itu, girus cinguli juga berkaitan dengan somatosensori dan asosiasi visual dari

lobus parietal, lobus ocipital, dan lobus temporal. Semuanya itulah bergabung

menjadi satu jalur dan menuju lobus temporalis medialis dan formasi hipokampalis.

Girus cinguli merupakan salah satu aferen menuju daerah tersebut (Gray H, 2008).

Girus cinguli merupakan pengaturan munculnya rasa nyeri yang berhubungan

dengan regional cerebral blood flow (rCBF) yang diukur menggunakan positron

emission tomography (PET) atau functional magnetic resonance imaging (fMRI)

(Gray H, 2008). Munculnya rasa nyeri merupakan suatu penjabaran luas yang terdiri

dari kognitif, emosi, komponen motorik dan komponen autonom. Semuanya itu tidak

selalu bisa diukur secara spesifik pada otak dengan merespon rasa nyeri melalui

sinyal PET atau fMRI (Peyron R, dkk, 2000).

Girus parahipokampalis terdiri dari area Brodmann 27, 28 (korteks

entorhinal), 35, 36, 48, 49, dan korteks temporal. Koneksi antara girus
15

parahipokampalis dengan girus cinguli sangatlah rumit. Pada kera, korteks

infralimbik (area Brodmann 25) memberi proyeksi ke area Brodmann 24a dan 24b.

Area Brodmann 25 juga memberikan reaksi timbal balik pada area Brodmann 28

(korteks entorhinal). Proyeksi area Brodmann 32 (korteks paralimbik) dan sistem

limbik kurang menonjol. Area Brodmann 24 dan 29 berhubungan dengan area

Brodmann 23 (Gray H, 2008). Hal tersebut digunakan untuk mengatur emosi,

perilaku, motivasi, sensasi nyeri, gairah seks, perasaan takut dan marah, nafsu

makan, dan juga memori (Snell RS, 2002).

Hipokampus merupakan suatu bagian dari otak substantia grisea yang

melengkung dan berada di bagian kaudal kornu inferior ventrikel lateralis.

Hipokampus diambil dari bentuknya yang seprti kuda laut. Posisi hipokampus

berakhir pada bagian bawah dari splenium korpus kalosum (Snell RS, 2002).

Hubungan-hubungan aferen hipokampus terdiri dari berbagai macam sumber,

yaitu (Snell RS, 2002):

1. Serabut dari girus cinguli

2. Serabut dari nuklei septales (nukleus dekat linea mediana dekat komisura anterior)

dan berjalan di dalam forniks

3. Serabut dari hipokampus dari sisi kontralateral

4. Serabut dari indisum griseum yang berjalan dalam striae longitudinales

5. Serabut dari girus entorhinal

6. Serabut dari girus dentatus dan girus parahipokampalis


16

Hubungan-hubungan eferen hipokampus terdiri dari berbagai macam tujuan,

yaitu (Snell RS, 2002):

1. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior, lalu korpus mamilaris,

dan berakhir di nukleus medialis

2. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior dan berakhir di nukleus

anterior talamus

3. Serabut berjalan ke posterior menuju komisura anterior dan masuk tegmentum

mesenchepalon

4. Serabut berjalan ke anterior menuju komisura anterior dan berakhir pada nuclei

septales, area preoptica lateralis, dan anterior hipotalamus

5. Serabut bergabung dengan stria medularis talamus dan menuju nukleus

habenularis

Girus dentatus berada di antara hipokampus dan girus parahipokampus. Girus

dentatus berbentuk pita pada substantia grisea yang bertakik-takik. Akhir dari girus

ini terletak pada splenium korpus kalosum, yang kemudian melanjut sebagai indisum

griseum. Pada sisi anterior, girus dentatus melanjut menjadi unkus. Indisum griseum

adalah lapisan di superior dari korpus kalosum yang membungkus seluruh

bagiannya. Terdapat dua striae (sisa dari substantia alba) pada sisi superficial

indisum griseum, yaitu stria longitudinalis medialis dan lateralis (Wilkinson SM,

dkk, 2007).

2.4 Aromaterapi

2.4.1 Aromaterapi Secara Umum

Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan
17

therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga

aromaterapidapat diartikan sebagai: “suatu cara perawatan tubuh dan atau

penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil)”

(Jaelani, 2009).

Aromaterapi adalah istilah modern untuk praktik yang sudah dilakukan ribuan

tahun yang lalu, yang merupakan penatalaksanaan perawatan dan pengobatan

menggunakan minyak esensial (Sunito, 2010). Aromaterapi adalah adalah praktek

penyembuhan menggunakan bau-bauan murni sebagai penyembuhan alami

(Datusanantyo & Robertus, 2009). Aromaterapi adalah sebuah disiplin menyeluruh

yang menggunakan minyak esensial yang secara alami diekstrak dari tumbuh-

tumbuhan karena efek terapetiknya (Danusanantyo & Robertus, 2009). Aromaterapi

adalah pengobatan menyeluruh yang dianggap sebagai teknik perawatan tubuh

dengan menggunkan minyak esensial yang diekstraksi dari tanaman (Tri Akoso &

Galuh,2009).

Minyak esensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan aromatis

yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini merupakan hormon atau life

force tumbuhan, yang biasa didapat dengancara ekstraksi. Minyak esensial itu

berefek sebagai antibakteri dan antivirus, juga merangsang kekebalan tubuh untuk

melawan infeksi tersebut. Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya

merupakanhasil penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan pohon (Sunito,

2010).

Aroma berpengaruh langsung terhadap otak manusia, seperti halnya

narkotika. Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000

aroma yang berbeda yang mempengaruhi dan itu terjadi tanpa disadari. Aroma
18

tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, ingatan,

dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan

meningkatkan gelombang- gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah

yang membantu untuk menciptakan keadaan yang rileks (Maifrisco,2008).

Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma

yang segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi

organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Aroma

ditangkap oleh reseptor di hidung yang kemudian memberikan informasi lebih jauh

ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori maupun memberikan informasi

juga ke hipotalamus yang merupakan pengatur system internal tubuh, termasuk

sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress (Shinobi, 2008).

2.4.1.1 Manfaat Aromaterapi

Manfaat Aromaterapi menurut Shinobi (2008) adalah :

a. Aromaterapi merupakan salah satu metoda perawatan yang tepat dan

efisien dalam menjaga tubuh tetap sehat.

b. Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan, khususnya untuk

membantu penyembuhan beragam penyakit, meskipun lebih ditujukan

sebagai terapi pendukung (supporttherapy)

c. Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan gairah seseorang,

walapun sebelumnya tidak atau kurang memiliki gairah dan semangat

hidup

d. Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada jasmani,

pikiran dan rohani (soothing the physical, mind and spiritual)


19

e. Aromaterapi mampu menghadirkan rasa percaya diri, sikap yang

berwibawa, jiwa pemberani, sifat familiar, perasaan gembira, damai, juga

suasana romantis.

f. Aromaterapi merupakan bahan antiseptik dan antibakteri alami yang dapat

menjadikan makanan ataupun jasad renik menjadi lebih awet.

2.4.1.2 Efek Aromaterapi

Minyak esensial memiliki peran amat penting bagi perkembangan

kesehatan saat ini, yaitu sebagai sumber obat-obatan alami yang aman dan murah,

melalui metode aromaterapi. Hal ini cukup beralasan, karena pada minyak esensial

terdapat kandungan kimia bahan aktif yang memiliki khasiat dan efek yang cepat

dalam membantu penyembuhan penyakit. Bahan-bahan aktif dalam minyak esensial

ini juga merupakan sediaan kosmetika yang efektif dan praktis.

Adapun efektivitas kimia bahan aktif minyak esensial tersebut dapat

dijelaskan melalui mekanisme menurut Sunito (2010) sebagai berikut:

a. Butiran Molekulnya sangat kecil dengan mudah dapat diserap melalui

aliran darah hingga pembuluh kapiler darah di seluruh jaringan tubuh.

Zat-zat aktif yang terdapat dalam minyak esensial ini kemudian

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, sehingga akan lebih mudah

mencapai sasaran lokasi yang akan diobati (targetsite).

b. Minyak esensial juga memiliki sifat mudah larut dalam lemak, sehingga

dengan mudah terserap ke dalam lapisan kulit dan lapisan kulit yang

ada di bawahnya (subkutan) bila dioleskan atau digosokkan.

c. Minyak esensial mampu meredakan ketegangan pada otot-otot yang

sedang yang sedang mengalami kelelahan akibat aktivitas yang


20

berlebihan.

d. Efek dari zat aktifnya dapat mempengaruhi lapisan dinding usus secara

langsung, selaput lendir, dan otot-otot pada dinding usus di sekitarnya

bila dikonsumsi secara internal melaluioral.

e. Minyak esensial juga mampu mempengaruhi impuls dan refleks saraf

yang diterima oleh ujung-ujung reseptor saraf pada lapisan terluar dari

kulit, dibawah lapisan epidermis. Selain itu, minyak ini dapat

mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang

berhubungan dengan indera penciuman. Respons ini akan dapat

merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak

(neurotransmitter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi

psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dankeinginan).

f. Efek medis minyak esensial juga mampu mempengaruhi kelenjar getah

bening. Dalam hal ini, efektifitas zat-zat aktifnya dapat membantu

produksi prostaglandin yang berperan penting dalam meregulasi tekanan

darah, pengendalian rasa sakit, serta keseimbanganhormonal.

g. Minyak esensial juga ikut membantu kinerja enzim, antara lain, enzim

pencernaan yang berperan dalam menstimulasi nafsu makan; asam

hidrokhlorik, pepsin, musin dan substansi lain yang ada dilambung.

2.4.1.3 Sifat-sifat yang terkandung dalam minyakesensial

Sifat-sifat yang terkandung dalam minyak esensial lavender yaitu

sebagai antiseptik, antidepresan, meringankan stres dan sulit tidur,

mengatasi gigitan serangga (Sunito, 2010).


21

2.4.1.4 Bentuk-bentuk aromaterapi

Bentuk aromaterapi yang banyak ditemukan adalah aromaterapi berbentuk

lilin dan dupa (incense stick dan incense cone). Adapula yang berbentuk minyak

esensial tapi umumnya tidak murni, hanya beberapa persen saja menurut Sunito

(2010) sebagai berikut :

a. Dupa

Dibuat dari bubuk akar yang dicampur minyak esensial III cara

penggunaanya adalah dengan cara dibakar.

b. Lilin

Biasanya lilin aromaterapi wanginya itu-itu saja, misalnya

sandalwood dan lavender. Sebab, sejumlah minyak esensial

tertentu membuat lilin sulit membeku. Bahan baku lilin itu

kemudian dicampur dengan beberapa tetes minyak esensial grade

III. Kualitas lilin di pasaran berbeda-beda. Cara sederhana untuk

mengetahuinya adalah mencoba membakarnya lebih dahulu, lilin

yang bagus tak mudah meleleh dan asapnya tidak hitam.

c. Minyak Esensial

Minyak esensial adalah konsentrat yang umumnya merupakan

hasil penyulingan dari bunga, buah, semak-semak, dan pohon

(Sunito, 2010).
22

2.4.1.5 Cara menggunakan aromaterapi

Cara menggunakan minyak esensial menurut Jaelani (2009) :

a. Kompres

Kompres adalah salah satu upaya dalam mengatasi kondisi

fisik dengan cara memanipulasi suhu tubuh atau dengan memblokir

efek rasa sakit . Caranya adalah dengan menambahkan 3-6 tetes

minyak esensial pada setengah liter air. Masukan handuk kecil

pada air tersebut dan peras. Lalu, letakkan handuk tersebut pada

wilayah yang diinginkan. Bisa juga untuk mengompres wajah

dengan menambahkan 2 tetes minyak esensial pada satu mangkuk

air hangat. Masukan kain atau handuk kecil pada air atau larutan

dan peras. Letakan pada wajah selama beberapa menit. Ulangi

cara tersebut selama tigakali.

b. Pemijatan/ Massage

Pemijatan/ massage termasuk salah satu cara terapi yang

sudah berumur tua. Meskipun metode ini tergolong sederhana,

namun cara terapi ini masih sering digunakan. Caranya adalah

dengan menggunakan 7-10 tetes minyak esensial yang sejenis

dalam 10-14 tetes minyak dasar, atau tiga kali dari dosis tersebut

bila menggunakan tiga macam minyak esensial. Cara pemijatan ini

dapat dilakukan dengan suatu gerakan khusus melalui petrissage

(mengeluti, meremas, mengerol dan mencubit); effleurage (usapan


23

dan belaian) friction (gerakan menekan dengan cara memutar-

mutarkan telapak tangan atau jari).

c. Streaming

Streaming merupakan salah satu cara alami untuk

mendapatkan uap aromatis melalui penguapan air panas. Dalam

terapi ini, setidaknya digunakan 3-5 tetes minyak esensial dalm 250

ml air panas. Tutuplah kepala dan mangkok dengan handuk, sambil

muka ditundukkan selama 10-15 menit hingga uap panas mengenai

muka.

d. Hirup atau Inhalasi

Adapun maksud dari terapi ini adalah untuk menyalurkan

khasiat zat-zat yang dihasilkan oleh minyak esensial secara

langsung atau melalui alat bantu aromaterapi, seperti tabung

inhaler dan spray, anglo, lilin, kapas, tisu ataupun pemanas

elektrik. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa gas, tetes-tetes uap

yang halus, asap, serta uap sublimasi yang akan terhirup lewat

hidung dan tertelan lewat mulut. Hirup selama menit 15-30 menit.
24

Gambar 2.5 Berbagai lintasan minyak esensial di dalam tubuh


25

2.4.2 Aromaterapi Lavender

2.4.2.1 Definisi

Aromaterapi lavender adalah aromaterapi yang menggunakan bunga lavendula

atau biasa disebut lavender, yang memiliki zat aktif berupa linaloolacetatedan

linalylacetate yang dapat berefek sebagai analgesik (Wolfgang & Michaela, 2008).

Kelebihan minyak lavender dibandingkan minyak essensial lainnya adalah

kandungan racunnya yang relatif sangat rendah, jarang menimbulkan alergi (Yunita,

2010). Aromaterapi lavender memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis

aromaterapi lainnya yaitu ekonomis, mudah diperoleh, aman dipergunakan, tidak

memerlukan waktu lama dan praktis karena tidak memerlukan peralatan yang rumit.

Kombinasi terapi lavender dengan pengobatan medis akan meningkatkan kondisi

klien (Zelner, 2005).Minyak lavender berbau manis, floral, sangat herbal dan

mempunyai tambahan bau seperti balsam. Minyak lavender merupakan salah satu

minyak yang paling aman. Karenanya sering digunakan untuk mengobati

infeksiparu-paru, sinus, vagina, dan kulit, juga meringankan sakit kepala, nyeri otot

dan nyeri lainnya (Koensoemardiyah, 2009). Bunga yang digunakan untuk

aromaterapi adalah lavendula atau biasa disebut lavender. Lavender adalah

tumbuhan berbunga dalam suku lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Lavender

berasal dari wilayah selatan laut tengah Afrika tropis dan ke timur sampai India.

Saat ini lavender telah ditanam dan dikembangkan di seluruh dunia. Tanaman cantik

dan berbunga kecil berwarna ungu ini memiliki khasiat yang sangat bermanfaat bagi

manusia. Minyak aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek


26

sedative lavendula angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin

dalam minyak tersebut (Ogan, 2005).

2.4.2.2 Tujuan

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek

sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive baik pada hewan maupun pada manusia.

Karena minyak lavender dapat memberikan rasa tenang, sehingga dapat digunakan

sebagai manajemen stress. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah

linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat

syaraf dan otot-otot yang tegang. Linalool juga menujukkan efek hipnotic dan

anticonvulsive, karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan sebagai

aromaterapi. Selain itu beberapa tetes minyak lavender dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat

kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan

efek relaksasi (Yamada,2005).

Aromaterapi lavender berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga yang

berkasiat untuk mengharmoniskan, meredakan, menyeimbangkan, menyegarkan,

merilekskan dan menenangkan. Minyak lavender digunakan untuk membantu

dalam meringankan rasa mudah marah, gelisah, nyeri, stres, meringankan otot

pegal, gigitan, sengatan, sebagai antiseptik, menyembuhkan insomnia, sakit kepala

dan dapat digunakan secara langsung pada rasa sakit dari luka bakar atau melepuh

ringan (Sharma, 2009).

2.5 Tes Potensi Akademik

Tes potensi merupakan salah-satu bentuk pengukuran terhadap kemampuan

abilitas kognitif potensial umum (pengukuran performansi maksimal) yang


27

dirancang khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di perguruan

tinggi, karena itulah tes seperti ini biasanya dinamai Tes Potensi Akademik. Gagasan

dasar dalam konstruksi Tes Potensi Akademik sedikit-banyak mengikuti konsep

pengembangan Graduate Record Examinations (GRE) yang terdiri atas seksi Verbal

Reasoning (V). Quantitative Reasoning (Q), dan Analytical Writing (AW) (GRE

Bulletin, 2008), dengan beberapa perubahan. Pada umumnya. Tes Potensi Akadernik

di Indonesia terdiri atas tiga subtes yaitu subtes Verbal, subtes Kuantitatif, dan

subtes Penalaran.

Berbeda dari isi tes prestasi yang disusun berdasar silabus mata pelajaran pada

suatu jenjang pendidikan atau pelatihan yang lebih merupakan pengungkapan hasil

pembelajaran, Tes Potensi Akademik tidak disusun berdasar silabus mata pelajaran

dan karenanya keberhasilan menjawab soal dalarn tes ini adalah minimal kaitannya

dengan penguasaan isi pelajaran tertentu. Hal itu disebabkan konten soal-soal dalam

tes potensi dikembangkan sedemikian rupa sehingga peluang keberhasilan untuk

menjawab dengan benar lebih tergantung pada penggunaan daya penalaran

(reasoning) baik logis (logical) maupun analitis (analytical). Sebagai contoh, soal-

soal Geometrika dalam Tes Potensi Akademik dapat dijawab tanpa mengandalkan

penguasaan rumus-rumus geometrika yang rumit. Soal Aritmetika dalam Tes Potensi

Akademik juga tidak memerlukan penggunaan rumus matematika namun lebih

mengandalkan pada penalaran dan strategi pemecahan masalah kuantitatif yang

bersifat umum sedangkan soal Konsep Aijabar mengungkap pemahaman akan

konsep-konsep dasar aljabar bukan kemahiran dalam menggunakan rumus-rumus

komputasinya. Berkaitan dengan penggunaan Tes Potensi Akademik untuk tujuan

seleksi, aspek validitas (khususnya validitas prediktif) menjadi penting demi akurasi

prediksi sedangkan masalah bebas bias menjadi penting untuk tercapainya fairness
28

dalam keputusan seleksi tersebut. Kedua isu tersebut penting untuk diperhatikan

sebagaimana dikatakan oleh para ahli bahwa untuk berfungsi secara efektif tes

haruslah memiliki minimal tiga kualitas yaitu reliabel, valid, dan unbiased (Zucker,

2003).
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.2 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

3.2.1 Kerangka Teori


Aromaterapi lavender dengan zat

aktif linalool asetat

Nostril Cavum nasi

Tractus olfactorius Bulbus olfactorius

Trigonum olfactorius Korteks enthorinal

Otak Sistem limbik

Gamma aminobutyric acid

Neuron-neuron di Amigdala

& Hipocampus terhambat

Membuat Menurunkan perasaan Menstabilkan Meningkatkan

perasaan tenang takut dan marah emosi motivasi

Sumber: dikembangkan dari Price, 1997; Meningkatkan


Price & Wilson, 2006; Snyder & Lindquist,
konsentrasi
2002; Primadiati, 2002; Crisp & Taylor, 2001

Gambar 3.1 Kerangka Teori

29
30

3.2.2 Kerangka Konsep

Diberikan aromaterapi
Konsentrasi meningkat
lavender dengan metode

hirup selama 15-30 menit


Tes Potensi Akademik pada siswa/i
sebelum tes
kelas XII SMA Negeri 21 Makassar

Tingginya hasil Tes

Potensi Akademik
1. Terdapat gangguan menghidu
2. Tidak suka bau aromaterapi
lavender
3. Alergi bau aromaterapi lavender
4. Tidak sarapan
5. Kurang tidur

Keterangan:

= Confounding factor

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

3.3 Definisi Operasional

Aromaterapi Lavender

Definisi : Suatu cara perawatan tubuh dan atau penyembuhan penyakit

dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani,

2009) yang beraroma lavender. Stopwatch digunakan untuk

mengukur lamanya pemberian aromaterapi pada salah satu

kelompok sampel. Lamanya pemberian aromaterapi yaitu 15-

30 menit.
31

Skala ukur : Kategorikal

Kategori :

1. Menggunakan aromaterapi lavender

2. Tanpa menggunakan aromaterapi lavender

Tes Potensi Akademik Pertama

Defenisi : Tes Potensi Akademik merupakan salah-satu bentuk

pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial

umum (pengukuran performansi maksimal) yang dirancang

khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di

perguruan tinggi (Zuzker, 2003).

Alat Ukur : Tes Potensi Akademik sesuai Sesuai dengan standar Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang

terdiri atas 45 soal yang terbagi atas 3 subtes, yaitu tes

kemampuan verbal sebanyak 15 soal, tes kemampuan numerik

sebanyak 15 soal dan tes kemampuan figural sebanyak 15 soal.

Cara Ukur : Dengan menjawab 45 soal Tes Potensi Akademik selama 45

menit.

Skala Ukur : Numerikal

Tes Potensi Akademik Kedua

Defenisi : Tes Potensi Akademik merupakan salah-satu bentuk

pengukuran terhadap kemampuan abilitas kognitif potensial

umum (pengukuran performansi maksimal) yang dirancang

khusus guna memprediksi peluang keberhasilan belajar di

perguruan tinggi (Zuzker, 2003).


32

Alat Ukur : Tes Potensi Akademik sesuai Sesuai dengan standar Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang

terdiri atas 45 soal yang terbagi atas 3 subtes, yaitu tes

kemampuan verbal sebanyak 15 soal, tes kemampuan numerik

sebanyak 15 soal dan tes kemampuan figural sebanyak 15 soal.

Cara Ukur : Dengan menjawab 45 soal Tes Potensi Akademik selama 45

menit. Pada Tes Potensi Akademik kedua, sampel diberi

aromaterapi lavender dengan metode uap selama 30 menit

sebelum melakukan tes.

Skala Ukur : Numerikal

Kurang Tidur

Defenisi : Kurang tidur (sleep deprivation) adalah situasi dimana

seorang individu tidak dapat mencapai waktu tidur ≥6 jam

perhari. Penyebab kurang tidur bisa psikologis dan fisik atau

gabungan dari keduanya. (Lili Garliah, 2009)

Alat Ukur : Kuesioner

Cara Ukur : Menganilis hasil kuesioner yang telah diisi oleh sampel

Skala Ukur : Numerikal

Hasil : Seseorang dikatakan kurang tidur apabila waktu tidur kurang

dari 6 jam.

3.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotetsis penulis pada penelitian ini adalah:

Pemberian aromtarerapi lavender berpengaruh terhadap hasil Tes Potensi

Akademik.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan rancangan

one group pre-test and post-test group design. Pada penelitian ini, peneliti akan

melihat ada tidaknya pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes

Potensi Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar.

Jeda hari (Sesuai


Tes Potensi Akademik 1 Tes Potensi Akademik 2
kesepakatan jadwal
(Tanpa pemberian (Dengan pemberian
dengan pihak SMA
aromaterapi) aromaterapi)
Negeri 21 Makassar)

Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 21 di Kota Makassar, Sulawesi

Selatandan analisis sampel dilakukan di Universitas Hasanuddin. Penelitian ini

dilakukan dalam waktu 3 bulan, yakni mulai dari 22 Agustus 2017-22 November

2107.

4.3 Variabel

4.3.1 Variabel dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Tes Potensi Akademik.

4.3.2 Variabel independen

Variabel independen pada penelitian ini adalah aromaterapi lavender.

33
34

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah siswa/i Kelas XIISMA Negeri 21 Makassar,

Sulawesi Selatan.

4.4.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah dua kelas pada kelas XII SMA Negeri 21

Makassar yang dipilih secara acak, yang dianggap mewakili populasinya.

Menurut Federer (1963), untuk penelitian eksperimen dengan rancangan

acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat

dirumuskan:

(t-1) (r-1) > 15

(2-1) (r-1) > 15

(r-1) > 15/1

r > 15+1

r > 16

dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan

r = jumlah replikasi

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka r yang didapatkan adalah 16

orang perkelompok sampel, sehingga pada penelitian ini setidaknya peneliti

harus mengambil data dari sampel sekurang-kurangnya sejumlah 16 orang

pada kelompok yang menjadi sampel.

4.4.3 Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster

random sampling.
35

4.5 Kriteria Sampel

4.5.1 Kriteria Inklusi

Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Sulawesi Selatan yang bersedia

menjadi sampel penelitian.

4.5.2 Kriteria Eksklusi

a. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak hadir pada saat

penelitian dilakukan.

b. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang memiliki gangguan

menghidu.

c. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak menyukai bau

aromaterapi lavender.

d. Siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang alergi terhadap

aromaterapi lavender.

e. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang pernah melakukan Tes

Potensi Akademik sebelumnya.

f. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang kurang tidur.

g. Siswa/i kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang tidak sarapan.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Empat set alat aromaterapi lavender yang masing masingterdiri atas 5 ml

aromaterapi lavender beserta beserta alat pemanas aromaterapi.

2. Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan Tes Potensi Akademik

adalah:
36

a. 90 rangkap soal Tes Potensi Akademik

b. 90 rangkap lembar jawaban Tes Potensi Akademik

3. Peralatan penunjang lainnya :

a. 1 buah ruang Kelas

b. Alat dokumentasi

c. Stopwatch

d. Bingkisan hadiah

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Peneliti mengajukan proposal kepada pembimbing.

3. Peneliti mengusulkan perizinan berupa izin etik penelitian dan perizinan

pengambilan sampel penelitian di lokasi pengambilan sampel.

4. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian untuk pengambilan sampel

penelitian.

5. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam analisis

sampel penelitian.

4.7.2 Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peneliti mengunjungi SMA Negeri 21 Makassar sebagai lokasi

pengambilan sampel.
37

2. Peneliti melakukan sosialisasi dan pengambilan data identitas siswa yang

diperoleh dari guru di sekolah.

3. Peneliti memilih kelompok yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

Peneliti memberikan Tes Potensi Akademik sebanyak dua kali kepada

sampel

I. Pertama, peneliti memberikan instruksi untuk mengerjakan Tes Potensi

Akademik tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya.

II. Kedua, jeda sehari setelah Tes Potensi Akademik Pertama, peneliti juga

memberikan instruksi untuk melakukan Tes Potensi Akademik juga tanpa

memberikan pemberitahuan sebelumnya, akan tetapi sebelum masuk ke

ruangan tes, peneliti telah memasang 4 buah alat pemanas aromaterapi

yang berisi aromaterapi lavender pada tiap sudut ruangan. Peserta diberi

aromaterapi selama 30 menit sebelum melakukan Tes Potensi Akademik.

Dibutuhkan waktu sekitar 15-30 menit untuk aromaterapi tersebut dihirup

hingga dipersepsi oleh otak (Jaelani, 2009).

4. Peneliti meminta kesediaan partisipan untuk melakukan Tes Potensi

Akademik.

5. Peneliti menjelaskan prosedur pelaksanaan Tes Potensi Akademik kepada

siswa/i yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

6. Pada pelaksanaan tes kedua, peneliti mengumumkan sekaligus memberi

bingkisan kepada partisipan yang meraih nilai tertinggi pada saat Tes

Potensi Akademik Pertama sebagai bentuk apresiasi penulis kepada

kesungguhan sampel.

7. Data hasil Tes Potensi Akademik kemudian diolah dan dianalisis


38

8. Pengolahan data selesai dan data hasil tes siap dilaporkan

4.7.3 Tahap pelaporan

Pada tahap pelaporan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti mengumpulkan data hasil pemeriksaan.

2. Peneliti melakukan pengolahan dan penyajian data hasil penelitian.

3. Peneliti melakukan evaluasi dan pembahasan hasil data penelitian bersama

pembimbing.

4. Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan saran dari penelitian.

5. Peneliti menyusun laporan penelitian.

6. Peneliti mencetak hasil penelitian.

7. Peneliti melakukan ujian hasil penelitian

8. Peneliti membuat publikasi penelitian.

4.8 Cara Pengumpulan Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data yang dikumpulkan pada

penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa hasil Tes Potensi Akademik dari

siswa/i Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar yang berasal dari dua kelompok berbeda

dan dengan dua perlakuan berbeda pula.

4.9 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

4.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

komputer memakai program software IBM SPSS Statistik 21.


39

4.9.2 Analisis Data

Sebelum dilakukan analisa data dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan

kebenaran data. Data selanjutnya diberi kode, ditabulasi, dan dimasukkan ke dalam

komputer.

4.9.2.1. Analisa Data Pengaruh Karakteristik Tertentu terhadap Hasil Tes

Potensi Akademik Pertama dan Kedua

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan selisih nilai Tes Potensi

Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik.

Normalitas distribusi data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih

dikarenakan besar sampel dalam penelitian ini termasuk sampel kecil (<50

subjek). Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah

variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogen

atau heterogen. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene’s

Statistics

Apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal dan homogen,

uji hipotesis menggunakan Independent T test dan apabila uji normalitas

menunjukkan sebaran data yang tidak normal, uji hipotesis menggunakan uji

Mann Whitney.

4.9.2.2. Analisa Data Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes

Potensi Akademik

Analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisis

deskriptif data berskala kategorikal adalah aromaterapi lavender dan berskala

numerik adalah Tes Potensi Akademik. Normalitas distribusi data dianalisis


40

dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih dikarenakan besar sampel dalam

penelitian ini termasuk sampel kecil (<50 subjek).

Apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal, uji hipotesis

menggunakan paired T test. Dan apabila uji normalitas menunjukkan sebaran data

yang tidak normal, uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon. Kedua uji ini dipilih

karena membandingkan sampel dengan 2 perlakuan berbeda, yaitu proporsi tanpa

dan selama perlakuan pada populasi tunggal.

4.9.2 Penyajian Data

Data yang telah diolah dan dianalisis, lalu disajikan dalam bentuk tabel

distribusi disertai penjelasan yang disusun dalam bentuk narasi.

4.10 Etika Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada

beberapa institusi terkait.

2. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari

hasil tes dengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa inisial.
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Deskripsi Umum

Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar

Tahun Pelajaran 2017/2018. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini mendapat izin

penelitian dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas

Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan SMA Negeri 21 Makassar. Pengambilan

data dimulai pada tanggal 6 Oktober 2017 hingga 2 November 2017. Penelitian ini

dilakukan dengan mengambil data primer dari hasil Tes Potensi Akademik siswa

kelas XII SMA Negeri 21 Makassar. Tes dilakukan sebanyak 2 kali. Pada tes

pertama, peneliti memberikan instruksi untuk mengerjakan Tes Potensi Akademik

tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. Pada tes kedua, jeda sehari setelah

Tes Potensi Akademik Pertama, peneliti juga memberikan instruksi untuk

melakukan Tes Potensi Akademik tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya

dan dengan soal berbeda, akan tetapi sebelum masuk ke ruangan tes, peneliti telah

memasang 4 buah alat pemanas aromaterapi yang berisi aromaterapi lavender pada

tiap sudut ruangan. Peserta akan diberi aromaterapi selama 30 menit sebelum

melakukan Tes Potensi Akademik. Penelitian ini mengangkat variabel penelitian

yaitu variabel dependen berupa hasil Tes Potensi Akademik (TPA) dan variabel

independen berupa pemberian aromaterapi lavender.

41
42

Soal Tes Potensi Akademik diperoleh dari Soal SBMPTN tahun 2013.

Terdapat masing-masing 5 macam kode soal pada Tes Potensi Akademik pertama

dan kedua. Kode soal dibagi atas kode 1, 2 3, 4 dan 5. Semua soal memiliki konten

yang sama. Tes Potensi Akademik berbentuk pilihan ganda sebanyak 45 soal dan

terbagi atas 3 subtes, yaitu tes kemampuan verbal, tes kemampuan numerik dan tes

kemampuan figural.

Pada penelitian ini, didapatkan sebanyak 87 sampel. Sampel yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 28 sampel. Sebelum melakukan penelitian,

seluruh sampel dimintai kesediaannya dengan mengisi informed consent.

5.2 Analisis Univariat

Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

kelengkapan dan kebenaran data. Data selanjutnya diberi kode, ditabulasi, dan

dimasukkan ke dalam komputer. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan

menggunakan program SPSS 21 untuk mengetahui karakteristik sampel berdasarkan

jenis kelamin dan umur yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi

Frekuensi Persentasi
No Karakteristik
(N:28) (%)
Laki-laki 7 25
Jenis
1
Kelamin 21 75
Perempuan
16 8 28,57
2 Umur
17 20 71,43
Sumber: Data Primer
43

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin sampel pada penelitian ini

didominasi oleh jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 21 orang (75%) dan

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (25%).

Pada tabel tersebut, dapat pula diketahui bahwa usia sampel terbanyak berada

pada usia 17 tahun yakni seanyak 20 orang (28,57%), dan umur 16 tahun sebanyak 8

orang (28,57%). Tidak ada perbedaan umur (dalam tahun) pada sampel saat

melakukan tes pertama dan kedua.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah suatu proses analisa data yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan suatu faktor dependen terhadap faktor independen yang

diteliti. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian

aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA

Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan mengnalisa hasil Tes

Potensi Akademik pertama dan kedua.

5.2.1 Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi

Akademik Pertama dan Kedua

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh karakteristik tertentu terhadap

Hasil Tes Potensi Akademik pertama dan kedua, analisis yang digunakan adalah

independent T test. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan selisih nilai Tes

Potensi Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik.

Namun sebagai prasyarat analisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan

rumus Saphiro Wilk dan uji homogenitas dengan rumus Levene statistic dengan

menggunakan SPSS.
44

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal baku dari Gauss.

Apabila sebaran data normal, maka teknik analisis yang digunakan yaitu independent

T test. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Saphiro Wilk yang

ditampilkan pada tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.2 Uji Saphiro Wilk Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua

dan Tes Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik

No Karakteristik Kuantitas (n=28) Signifikasi (p)


1 Jenis Kelamin
Laki-Laki 7 0,627
Perempuan 21 0,222
2 Umur
16 8 0,484
17 20 0,261
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, uji normalitas untuk nilai selisih Tes Potensi

Akademik kedua dan Tes Potensi Akademik pertama diperoleh nilai signifikansi

pada tiap karakteristik, yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebesar 0,627, pada jenis

kelamin perempuan sebesar 0,222, pada umur 16 tahun sebesar 0,484 dan pada umur

17 tahun sebesar 0,261. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi

(p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa untuk data selisih Tes Potensi Akademik

kedua dan Tes Potensi Akademik pertama pada tiap karakteristik terdistribusi

normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi

antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogen atau heterogen.

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Levene’s Statistics


45

Tabel 5.3 Uji Homogenitas Data Selisih Nilai Tes Potensi Akademik Kedua dan Tes

Potensi Akademik Pertama pada Tiap Karakteristik (Levene’s Statistics)

No Karakteristik Fhitung Signifikansi (p)


1 Jenis Kelamin 1,359 0,254
2 Umur 0,193 0,664
Sumber: Data Primer

Dengan cara tersebut, pada tabel Levene’s statistics diperoleh nilai

signifikansi (p) pada karakteristikjenis kelamin sebesar 0,254 dan pada karakteristik

umur sebesar 0,664. Karena pada tiap karakteristik nilai p> 0,05, maka dapat

dikatakan data berasal dari populasi yang homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilanjutkan

untuk melakukan uji perbedaan. Uji perbedaan pada penelitian ini menggunakan

teknik statistik independent T test dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics.

Hasil uji perbedaan data penelitian ditampilkan pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Independent T Test (t-test for Equality of Means)

Selisih Nilai TPA Kedua


dan Nilai TPA Pertama
Signifikansi
No Karakteristik Frekuensi N: 28
(p)
Rerata± SB
(Minimum-Maksimum)
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 10,79±9,552
7
(-7-22)
0,688*
Perempuan 13,44±16,201
21
(-24-38)
2 Umur
13,61±16,044
16 8
(-18-36)
0,854*
12,44±14,552
17 20
(-24-38)
Keterangan =
*= Independent T Test
Sumber: Data Primer
46

Berdasarkan hasil perhitungan independent T test yang disajikan pada tabel

5.4, masing- masing diperoleh signifikansi sebesar 0,688 pada jenis kelamin dan

0,854 pada umur. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi

(p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara jenis kelamin dan umur terhadap hasil Tes Potensi Akademik pertama dan

kedua.

5.2.2 Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik

Pada penelitian ini, analisa data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis.

Pada analisis deskriptif data berskala kategorikal adalah aromaterapi lavender dan

berskala numerik adalah Tes Potensi Akademik. Normalitas distribusi data dianalisis

dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih dikarenakan besar sampel dalam penelitian

ini termasuk sampel kecil (<50 subjek). Berikut hasil uji distribusi data hasil Tes

Potensi Akademik pertama dan kedua yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 21.

Tabel 5.5 Uji Normalitas Distribusi Data menggunakan Uji Saphiro-Wilk

No Jenis Tes Potensi Akademik Kuantitas Signifikansi (p)

1 Tes Potensi Akademik Pertama 28 0,534

2 Tes Potensi Akademik Kedua 28 0,493

Sumber: Data Primer

Sesuai dengan tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa uji normalitas

distribusi data kedua tes memiliki nilai p > 0,05 yang mengindikasikan kedua hasil

tes memiliki sebaran data yang terdistribusi normal.


47

Karena pada uji normalitas menunjukkan sebaran data yang normal, maka

selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan paired T test menggunkaan

aplikasi SPSS 21. Hasil pengujian dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Paired T Test

Nilai TPA Pertama Nilai TPA Kedua


Signifikansi
N: 28 N: 28
Variabel
Rerata± SB Rerata± SB
(p)
(Minimum- (Minimum-
Maksimum) Maksimum)
Nilai TPA
40,56±14,218 53,33±13,54
pertama –nilai 0,000#
(7-69) (29-78)
TPA kedua
Keterangan =
#
= Paired T Tes
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa sigifikansi dari paired T test

berada pada angka 0,000 (<0,05) yang menandakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi

Akademik siswa kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Peningkatan Nilai dari Tes Potensi

Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik Kedua

No. Terjadi Peningkatan Jumlah Persentasi (%)


1 Ya 25 89,3
2 Tidak 3 10,7
Total 28 100
Sumber: Data Primer

Dari tabel 5.7, dapat dilihat bahwa sebanyak 25 sampel (89,3%) mengalami

peningkatan nilai dari Tes Potensi Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik

kedua. Berbeda halnya dengan 3 sampel lain (10,7%) yang tidak mengalami

peningkatan dari Tes Potensi Akademik pertama ke Tes Potensi Akademik kedua.
BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender

terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar

Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

dengan satu kelompok sampel dan dilakukan 2 kali Tes Potensi Akademik, dimana

pada tes pertama dilakukan tanpa pemberian aromaterapi lavender dan pada tes

kedua dilakukan dengan pemberian aromaterapi lavender. Pembahasan dalam

penelitian ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dibahas pada bab 5.

6.1 Analisis Univariat

Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin sampel pada penelitian ini

didominasi oleh jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 21 orang (75%) dan

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (25%). Hal ini berbanding lurus

dengan data SMA Negeri 21 Makassar yang menyatakan bahwa jumlah siswa SMA

Negeri 21 Makassar pada Bulan September 2017 yakni sebanyak 1360 siswa, yang

didominasi oleh siswa perempuan sebanyak 849 siswa (62,43%) dan siswa laki-laki

sebanyak 511 siswa (37,57%). Begitupula dengan data jumlah siswa kelas XII SMA

Negeri 21 Makassar pada Bulan September 2017 yakni sebanyak 540 siswa, yang

juga didominasi oleh siswa perempuan sebanyak 351 siswa (65%) dan siswa laki-

laki sebanyak 189 siswa (35%).

Pada tabel 5.1 dapat pula diketahui bahwa usia sampel terbanyak berada pada usia

17 tahun yakni seanyak 20 orang (28,57%), dan umur 16 tahun sebanyak 8 orang

48
49

(28,57%). Tidak ada perbedaan umur (dalam tahun) pada sampel saat melakukan tes

pertama dan kedua. Dominansi umur 17 tahun pada kelas siswa kelas XII SMA

Negeri 21 Makassar diakibatkan oleh adanya peraturan Kementerian Pendidikan

Republik Indonesia yang menyatakan bahwa umur minimal untuk mengenyam

pendidikan pada Sekolah Dasar yakni 6 tahun. Jika diakumulasikan dengan lama

pendidikan di Sekolah Dasar selama 6 tahun, di Sekolah Menengah Pertama selama

3 tahun dan Sekolah Menengah Atas yang baru memasuki kelas XII selama 2 tahun,

maka dapat ditotalkan seluruhnya berjumlah 11 tahun. Sehingga merupakan hal

yang normal jika usia siswa Kelas XII suatu Sekolah Menengah Pertama didominasi

oleh umur 17 tahun.

6.2 Analisis Bivariat

6.2.1 Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi

Akademik Pertama dan Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan independent T test yang disajikan pada tabel

5.4, diperoleh nilai signifikansi pada jenis kelamin sebesar 0,688 dan pada umur

sebesar 0,854. Karena pada tiap karakteristik diperoleh nilai signifikansi

(p)>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara jenis kelamin dan umur terhadap hasil Tes Potensi Akademik

pertama dan kedua.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Gallagher (2012) menyatakan

bahwa meskipun laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam

perkembangan fisik, emosional, dan intelektual, namun sebenarnya tidak ada

bukti yang berhubungan antara perbedaan fisik dengan kemampuan intelektual.


50

Begitupula yang pernah diungkapkan oleh Sugihartono (2012) bahwa

perbedaan umur tidak mempengaruhi prestasi akademik. Prestasi akademik tidak

dapat dijelaskan melalui perbedaan biologis.

6.2.2 Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi

Akademik

Berdasarkan hasil perhitungan paired T test yang disajikan pada tabel 5.6,

didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian

aromaterapi lavender terhadap hasil Tes Potensi Akademik (p=0,00). Hasil ini

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu aromaterapi lavender dapat membat

perasaan tenang, menurunkan perasaan takut dan marah, menstabilkan emosi

serta meningktakan motivasi sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dalam

mengerjakan Tes Potensi Akademik.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Maifrisco (2008), bahwa

aromaterapi dapat mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood,

emosi, ingatan, dan pembelajaran. Dengan menghirup aromaterapi lavender

maka akan meningkatkan gelombang- gelombang alfa di dalam otak dan

gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan yang rileks.

Menurut Prabuseenivasan S. (2006), terdapat berbagai jenis wewangian

aromaterapi yang ada dan setiap wangi-wangian tersebut memiliki kelebihan

positif yang bermacam-macam. Misalnya, aroma lavender dipercaya dapat

mengurangi rasa stres dan mengurangi kesulitan tidur (insomnia). Minyak

aromaterapi lavender dikenal sebagai minyak penenang (Ogan 2005)


51

Hal tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan oleh Shinobi (2008),

bahwa aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma

tersebut dapat merangsang sensori dan reseptor yang pada akhirnya

mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat

terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor di hidung yang kemudian

memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan

memori maupun memberikan informasi juga ke hipotalamus yang merupakan

pengatur sistem internal tubuh, termasuk reaksi terhadap stress. Aromaterapi

dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada jasmani, pikiran dan rohani

serta mampu mememberikan rasa percaya diri dan perasaan damai.


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan paired T test, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil Tes Potensi Akademik dari sampel yang tidak diberi

aromaterapi sebelum mengerjakan tes dengan hasil Tes Potensi Akademik

dari sampel yang diberi aromaterapi lavender sebelum mengerjakan tes

(p=0,00), sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian aromaterapi lavender

berpengaruh signifikan terhadap hasil Tes Potensi Akademik.

2. Sebanyak 25 sampel (89,3%) mengalami peningkatan nilai dari Tes Potensi

Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik kedua. Berbeda halnya dengan

3 sampel lain (10,7%) yang tidak mengalami peningkatan dari Tes Potensi

Akademik Pertama ke Tes Potensi Akademik kedua.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke siswa/i untuk meningkatkan

konsentrasi ketika mengerjakan Tes Potensi Akademik atau tes lain yang

mengutamakan konsentrasi untuk mengerjakannya

2. Beberapa ide penilitan yang dapat dilakukan selanjutnya:

52
53

a. Dilakukan penelitian serupa dengan mengganti aromaterapi lavender

dengan jenis aromaterapi lain.

b. Dilakukan penelian serupa dengan mengganti jenis tes yang dipakai

dengan jenis tes yang lain.

c. Dilakukan penelitian serupa dengan mengganti lama waktu paparan

aromaterapi lavender atau bahkan memberikan aromaterapi lavender

selama melakukan Tes Potensi Akademik.

d. Dilakukan penelitian dengan mengganti atau menambah jumlah

populasi sampel yang digunakan.


DAFTAR PUSTAKA

Akoso T, Galuh, 2009. Bebas kelelahan. Yogyakarta: Kanisius.

Ballenger JJ, 1994. Aplikasi klinis anatomi dan fisiologi hidung dan sinus paranasal.

Dalam : Penyakit telinga hidung telinga tenggorok kepala dan leher. Edisi ke-

13, Jakarta : Binarupa Aksara.Hal 1-25.

Crisp, J., & Taylor, C. (2001). Potter & Perry’s Fundamentals of Nursing.

Australia: Harcourt Health Sciences.

Datusanantyo, Robertus, 2009. Bebas alergi. Yogyakarta: Kanisius.


th
Dhingra PL, 2007. Disease of ear nose and throat. 4 Ed, New Delhi, India : Elsevier,

pp 129-135; 145-148.

Federer, W. (1963). Experimental Design Theory and Application. Oxford: Oxford

and Lbh Publish Hinco.

Gray H, 2008. Gray's anatomy : the anatomical basis of clinical practice. 40th ed,

Elsevier Churchill Livingstone, pp 347;58.

GRE-bulletin, 1980. GRE general tests, 1980. http://www.ets.org/

MediTests/GRE/pdf/0708_gre_bulletin.pdf

Heilger PA, 1997. Hidung : Anatomi dan fisiologi terapan. Dalam : Boies buku ajar

penyakit THT. Edisi ke-6, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Hal 173-

189.

Jaelani, 2009. Aromaterapi. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Laila, 2011. Buku pintar menstruasi. Yogyakarta: Buku biru

54
55

Lili Garliah, 2009. Pengaruh Tidur bagi Perilaku Manusia. Medan: Repository

Universitas Sumatera Utara.

Maifrisco, 2008. Pengaruh aromaterapi terhadap tingkat stress mahasiswa.

Available from URL: www.indoskripsi.com.

Nizar NW, 2000. Anatomik endoskopik hidung sinus paranasal dan patofiologi

sinusitis. Dalam : Kumpulan naskah lengkap kursus, pelatihan dan demo

BSEF, Makassar. Hal 1-11.

Ogan M,2005. A pilot study evaluating mindfulness based stress reduction and

massage for the management of chronic pain. USA

Paulsen F, Waschke J, 2013. Sobotta atlas anatomi manusia: Anatomi umum dan

muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U, Jakarta : EGC.

Peyron R, Laurent B, Garcia-Larrea L, 2000. Functional imaging of brain responses

to pain. A review and meta-analysis. Neurophysiologie clinique = Clinical

neurophysiology.Hal 263-88.

Prabuseenivasan S, Jayakumar M, Ignacimuthu S, 2006. In vitro antibacterial

activity of some plant essential oils. BMC complementary and alternative

medicine. p 39.

Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Volume 2. Alih Bahasa: Pendit, B.U, dkk. Jakarta: EGC.

Price, S., & Price, L. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan, Alih Bahasa:

Hartono, A. Jakarta: EGC.

Primadiati, R. (2002). Aromaterapi; Perawatan Alami Untuk Sehat

dan Cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


56

Seeley RR, Stephens TD,Tate P, 1989.Anatomy and physiology. 1st ed, St. Louis:

Times Mirror/Mosby College Pub, p 102.

Sharma S, 2009. Aromaterapi. Tangerang: Karisma

Shinobi, 2008.Pijat aromaterapi. Available from URL:

http://id.88db.com/id/Discussion/Discussion_reply.page/Health_Medical/?Di

scID=1309. [Accessed 18 Mei 2017].

Snell RS, 2002.Neuroanatomi klinik. 7 ed, pp 21;318.

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary Alternative Therapies In

Nursing. New York: Springer Publishing Company, Inc.

Sobol SE, 2007. Sinusitis acute medical treatment.Available in :

http://www.emedicine.com/ent/topic337.htm

Soetjipto D, Wardani RS, 2007. Hidung. Dalam : Buku ajar ilmu kesehatan telinga

hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi Keenam, Jakarta : FK UI.Hal118-

122.

Sunito, dkk, 2010. Aroma alam untuk kehidupan. Jakarta : PT Raketindo

Primamedia mandiri.

Sholehati T, 2015. Konsep dan aplikasi relaksasi dalam keperawatan maternitas.

Bandung : PT Refika Aditama.

Sullivan CE. Disorder of breathing in sleep. Modern medicine of Australia 1980;7 –

17.

Supranto J, 2000. Teknik sampling untuk survei dan eksperimen. Jakarta :

PenerbitPT Rineka Cipta.


57

th
Walsh WE, Kern RC, 2006. In : Head and Neck Surgery-Otolaryngology, Vol I, 4

Ed. Byron J.Bailey, Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins,pp 307-

318.

Wilkinson SM, Love, S. B., Westcombe, A. M., Gambles, M. A., Burgess CC,

Cargill A, Young T, Maher EJ, Ramirez AJ, 2007. Effectiveness of

aromatherapy massage in the management of anxiety and depression in

patients with cancer: a multicenter randomized controlled trial. America:

Journal of clinical oncology : official journal of the american cociety of

clinical oncology,pp 532.

Wolfgang, Steflitsch, Michaela, 2008. Aromaterapie. Springer: Vinna.

Yamada K, Mimakai Y, Sashida Y, 2005. Effect inhaling of the vapor of lavandula

burnatiisuper-derrived esensial oil and linalool on plasma adrenocorticotropin

hormone (ACTH), catecholamine and gonadrotopin level in experimental

menopausal female rast. Parmaceutical societyof japan, pp 378-379.

Yunita R, 2010. Hubungan anatara karateristik responden, kebiasaanakan dan

minum serta pemakaian NSAID dengan terjadinya gastritis

Zucker S, 2003. Fundamentals of standardized testing. Harcourt Assessment Report,

Harcourt Assessment, Inc.


58

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

“Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran
2017/2018”
Agustus September Oktober November
KEGIATAN KET
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Mendapatkan Topik

2 Penyusunan/ Seminar Proposal

Pengurusan Perizinan dan


3. Penyediaan Alat dan Bahan
Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data

6 Penyusunan Laporan
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Rekomendasi Etik Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5. Data Induk Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bersedia Memiliki
Hadir Pada Sedang mengalami Riwayat Riwayat Tidur Telah Nilai TPA
Menjadi Alergi Peningkatan
Tes
Kode Jenis Gangguan Penghidu Aromaterapi Tes TPA Tes Pertama Sarapan Keterangan
Saat Tes Responden Umur Kedua
Tes Pertama Kedua Nilai
Kelamin Pertama Kedua Tes 1 Tes 2 Tes 1 Tes 2 Lama Kurang Lama Kurang Tes 2 Terjadi
Ya Tidak Ya Tidak 1`
Ya Tidak Ya Tidak Tidur Tidur Tidur Tidur Peningkatan

1 P Tidak Ya Tidak Ya 17 √ 7J Tidak Ya 48,89 -


2 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 0 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 28,89 64,44 Ya 35,55
3 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 48,89 62,22 Ya 13,33
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
4 P 17 √ √ √ 0 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 17,78 44,44 Ya 26,66
5 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 2 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 42,22 80 Ya 37,78
6 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 9J Tidak 9J Tidak Ya Ya 42,22 55,56 Ya 13,34
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
7 L 16 √ √ √ 2 7 J 25 M Tidak M Tidak Ya Ya 44,44 51,11 Ya 6,67
8 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 6,67 44,44 Ya 37,77
9 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 0 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 22,22 26,67 Ya 4,45
10 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 35,56 66,67 Ya 31,11
11 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 1 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 35,56 80 Ya 44,44
12 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 0 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 48,89 71,11 Ya 22,22
-
Ya Tidak Ya Tidak
13 P 16 √ √ √ 1 7J Tidak Tidak Ya Ya 62,22 - 62,22
-
Ya Tidak Ya Tidak
14 P 17 √ √ √ 1 5 J 30 M Ya Tidak Ya Ya 35,56 - 35,56
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
15 P 17 √ √ √ 0 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 42,22 53,33 Ya 11,11
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
16 P 16 √ √ √ 0 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 42,22 46,67 Ya 4,45
17 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 40 44,44 Ya 4,44
18 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 55,56 57,78 Ya 2,22
19 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 1 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 35,56 53,33 Ya 17,77
20 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 44,44 68,89 Ya 24,45
21 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 28,89 64,44 Ya 35,55
4 J 30
Ya Ya Ya Ya
22 P 17 √ √ √ 2 4 J 30 M Ya M Ya Ya Ya 31,11 62,22 Ya 31,11
23 P Ya Ya Tidak Tidak √ √ √ Tidak Tidak Ya Ya -
24 P Ya Ya Tidak Tidak √ √ √ Tidak Tidak Ya Ya -
6 J 20
Ya Ya Ya Ya
25 P 16 √ √ √ 2 6 J 20 M Tidak M Tidak Ya Ya 35,56 44,44 Ya 8,88
26 P Ya Ya Tidak Tidak √ √ √ Tidak Tidak Ya Ya -
-
Ya Ya Ya Ya
27 P 17 √ √ √ 0 6 J 20 M Tidak 6J Tidak Ya Ya 57,78 33,33 Tidak 24,45
5 J 30
Ya Ya Ya Ya
28 P 17 √ √ √ 3 5 J 30 M Ya M Ya Ya Ya 37,78 62,22 Ya 24,44
29 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 26,67 64,44 Ya 37,77
30 P Ya Ya Tidak Tidak √ √ √ Tidak Tidak Ya Ya -
31 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 57,78 80 Ya 22,22
32 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 0 7 J 30 M Tidak 7J Tidak Ya Ya 35,56 57,78 Ya 22,22
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
33 P 17 √ √ √ 0 6J Tidak M Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33
34 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 37,78 55,56 Ya 17,78
-
Ya Ya Ya Ya
35 P 16 √ √ √ 0 7J Tidak 6J Tidak Ya Ya 60 42,22 Tidak 17,78
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
36 L 17 √ √ √ 2 6 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 28,89 55,56 Ya 26,67
37 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 8J Tidak 9J Tidak Ya Ya 37,78 31,11 Tidak -6,67
7 J 15
Ya Ya Ya Ya
38 L 17 √ √ √ 2 7 J 15 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 64,44 Ya 26,66
39 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 2 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 42,22 44,44 Ya 2,22
40 L Ya Tidak √ √ √ Tidak Tidak Ya Ya -
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
41 L 17 √ √ √ 2 6 J 50 M Tidak M Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
42 L 17 √ √ √ 1 6 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 24,44 37,78 Ya 13,34
8 J 30
Tidak Ya Tidak Ya
43 P 17 √ √ Tidak M Tidak Ya Ya 55,56 - 55,56
9 J 30
Ya Ya Ya Ya
44 P 18 √ √ √ 1 8 J 18 M Tidak M Tidak Ya Ya 13,33 22,22 Ya 8,89
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
45 L 17 √ √ √ 1 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 55,56 66,67 Ya 11,11
46 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 1 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 31,11 62,22 Ya 31,11
47 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 9 J 15 M Tidak 8J Tidak Ya Ya 17,78 26,67 Ya 8,89
48 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 15,56 28,89 Ya 13,33
49 L Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 5 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 44,44 57,78 Ya 13,34
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
50 P 17 √ √ √ 1 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 17,78 44,44 Ya 26,66
51 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 5J Ya 5J Ya Ya Ya 60 66,67 Ya 6,67
52 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 3 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 42,22 44,44 Ya 2,22
Tidak
Ya Ya Ya Ya
53 L 17 Sinusitis Sinusitis √ 0 9J Tidak 8J Tidak Ya Ya 31,11 31,11 (Tetap) 0
8 J 10
Ya Ya Ya Ya
54 L 17 √ √ √ 0 9J7M Tidak M Tidak Ya Ya 40 46,67 Ya 6,67
55 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 2 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 48,89 68,89 Ya 20
56 L Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 0 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 68,89 77,78 Ya 8,89
57 P Ya Ya Ya Ya 16 Flu Flu √ 1 8J Tidak 8J Tidak Ya Ya 26,67 60 Ya 33,33
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
58 P 17 √ √ √ 3 7 J 30 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 35,56 46,67 Ya 11,11
5 J 30
Ya Ya Ya Ya
59 P 17 √ √ √ 1 5 J 30 M Tidak M Ya Ya Ya 42,22 37,78 Tidak -4,44
6 J 40
Ya Ya Ya Ya
60 P 17 √ √ √ 0 6 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 53,33 64,44 Ya 11,11
61 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 7J5M Tidak 7J5M Tidak Ya Ya 26,67 42,22 Ya 15,55
7 J 10
Tidak Ya Tidak Ya
62 P 16 √ M Tidak Ya Ya 57,78 -
63 P Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 3 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 37,78 60 Ya 22,22
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
64 P 17 √ √ √ 0 6 J 30 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 42,22 Ya 4,44
6 J 30
Ya Ya Ya Ya
65 P 17 √ √ √ 5 6 J 30 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 22,22 40 Ya 17,78
66 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 1 5J Ya 5J Ya Ya Ya 37,78 44,44 Ya 6,66
67 L Ya Ya Ya Ya 16 √ √ √ 1 5 J 14 M Ya 7J Tidak Ya Tidak 44,44 64,44 Ya 20
6 J 10
Ya Ya Ya Ya
68 L 16 √ √ √ 0 6 J 10 M Tidak M Tidak Ya Ya 57,78 68,89 Ya 11,11
69 L Tidak Ya Tidak Ya 17 √ 6J Tidak Tidak 48,89 -
70 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 5 5J Ya 5J Ya Ya Ya 40 75,56 Ya 35,56
3 J 30
Ya Ya Ya Ya
71 L 17 √ √ √ 2 3 J 30 M Ya M Ya Tidak Tidak 46,67 73,33 Ya 26,66
72 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 2 4 J 50 M Ya 5J Ya Ya Tidak 40 53,33 Ya 13,33
5 J 30
Ya Ya Ya Ya
73 L 16 √ √ √ 1 5 J 30 M Ya M Ya Ya Ya 37,78 51,11 Ya 13,33
74 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 7 5J Ya 5J Ya Ya Ya 44,44 60 Ya 15,56
8 J 35
Tidak Ya Tidak Ya
75 L 17 √ M Tidak Tidak 60 -
76 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 6 J 40 M Tidak 6J Tidak Ya Ya 37,78 57,78 Ya 20
77 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 5 6J Tidak 6J Tidak Tidak Tidak 31,11 42,22 Ya 11,11
78 L Ya Ya Ya Ya 18 √ √ √ 6 7J Tidak 6J Tidak Ya Ya 64,44 55,56 Ya -8,88
5 J 30
Ya Ya Ya Ya
79 P 17 √ √ √ 2 5 J 30 M Ya M Ya Tidak Tidak 51,11 62,22 Ya 11,11
80 P Ya Ya Ya Ya 17 Flu Flu √ 2 7J Tidak 7J Tidak Tidak Tidak 44,44 60 Ya 15,56
6 J 45
Ya Ya Ya Ya
81 P 17 √ √ √ 10 6 J 45 M Tidak M Tidak Tidak Tidak 55,56 66,67 Ya 11,11
82 L Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 57,78 71,11 Ya 13,33
7 J 15
Ya Ya Ya Ya
83 L 16 √ √ √ 0 7 J 15 M Tidak M Tidak Ya Ya 37,78 60 Ya 22,22
84 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 3 6J Tidak 6J Tidak Ya Ya 31,11 44,44 Ya 13,33
85 P Ya Ya Ya Ya 17 √ √ √ 0 7J Tidak 7J Tidak Ya Ya 33,33 35,56 Ya 2,23
6 J 30
Tidak Ya Tidak Ya
86 L 16 √ M Tidak Ya 57,78 -
7 J 30
Ya Ya Ya Ya
87 L 17 √ √ √ 4 7 J 30 M Tidak M Tidak Ya Tidak 42,22 66,67 Ya 24,45
: Diekslusi karena hadir hanya pada salah satu
Ket: sesi tes (8 sampel dieksklusi) 39,182 54,25 14,14
: Dieksklusi karena tidak sarapan dan atau
kurang tidur (11 sampel dieksklusi)
: Diekslkusi karena tidak bersedia mengikuti
penelitian (10 sampel dieksklusi)
: Diekslusi karena sedang mengalami
gangguan penghidu (3 sampel diekslklusi)
: Dieksklusi karena pernah melakukan TPA (27
sample diekslklusi)
Total sampel yang dieksklusi: 59 sampel. Maka, total sampel yang
memenuhi syarat adalah 87-59 = 28 sampel
Lampiran 6. Hasil Uji Statistik

1. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Penelitian terhadap Hasil Tes Potensi

Akademik Pertama dan Kedua

A. Jenis Kelamin

Case Processing Summary

JK Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Selisih Post Pre Laki-laki 7 100,0% 0 0,0% 7 100,0%


Test Perempuan 21 100,0% 0 0,0% 21 100,0%

Descriptives

JK Statistic Std. Error

Mean 10,79 3,610

95% Confidence Interval for Lower Bound 1,96


Mean Upper Bound 19,63

5% Trimmed Mean 11,13

Median 11,11

Variance 91,240

Laki-laki Std. Deviation 9,552

Minimum -7

Maximum 22

Selisih Post Pre Test Range 29

Interquartile Range 13

Skewness -,833 ,794

Kurtosis 1,188 1,587

Mean 13,44 3,535

95% Confidence Interval for Lower Bound 6,06


Mean Upper Bound 20,81
Perempuan
5% Trimmed Mean 14,17

Median 13,33

Variance 262,457
Std. Deviation 16,201

Minimum -24

Maximum 38

Range 62

Interquartile Range 20

Skewness -,532 ,501

Kurtosis ,553 ,972

Tests of Normality
a
JK Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Laki-laki ,190 7 ,200 ,939 7 ,627
Selisih Post Pre Test *
Perempuan ,149 21 ,200 ,940 21 ,222

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

T-Test

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Laki-laki 7 10,79 9,552 3,610


Selisih Post Pre Test
Perempuan 21 13,44 16,201 3,535

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differen Error Interval of the
ce Differen Difference
ce Lower Upper
Equal
Selisih Post Pre
variances 1,359 ,254 -,406 26 ,688 -2,646 6,517 -16,041 10,750
Test
assumed
Equal
18,0
variances not -,524 ,607 -2,646 5,053 -13,259 7,968
45
assumed
B. Umur

Case Processing Summary

umur Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

16 8 100,0% 0 0,0% 8 100,0%


Selisih Post Pre Test
17 20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

Descriptives

umur Statistic Std. Error

Mean 13,61 5,672

95% Confidence Interval for Lower Bound ,20


Mean Upper Bound 27,02

5% Trimmed Mean 14,14

Median 16,67

Variance 257,407

16 Std. Deviation 16,044

Minimum -18

Maximum 36

Range 53

Interquartile Range 17
Selisih Post Pre Test
Skewness -,892 ,752

Kurtosis 1,448 1,481

Mean 12,44 3,254

95% Confidence Interval for Lower Bound 5,63


Mean Upper Bound 19,26

5% Trimmed Mean 13,09

17 Median 13,33

Variance 211,774

Std. Deviation 14,552

Minimum -24

Maximum 38
Range 62

Interquartile Range 15

Skewness -,343 ,512

Kurtosis 1,303 ,992

Tests of Normality
a
umur Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
16 ,204 8 ,200 ,926 8 ,484
Selisih Post Pre Test
17 ,176 20 ,107 ,942 20 ,261

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

T-Test

Group Statistics

umur N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

16 8 13,61 16,044 5,672


Selisih Post Pre Test
17 20 12,44 14,552 3,254

Independent Samples Test

Levene's Test t-test for Equality of Means


for Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95%


tailed) Difference Difference Confidence
Interval of the
Difference

Low Upper
er

Selisih -
Equal variances
Post ,193 ,664 ,186 26 ,854 1,167 6,262 11,7 14,038
assumed
Pre 05
Test -
Equal variances
,178 11,891 ,861 1,167 6,539 13,0 15,429
not assumed
96

2. Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Hasil Tes Potensi Akademik

Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


N Percent N Percent N Percent

Tes 1 nilai 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%


Tes 2 Nilai 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 40,56 2,687

95% Confidence Interval for Lower Bound 35,04


Mean Upper Bound 46,07

5% Trimmed Mean 40,86

Median 38,89

Variance 202,149

Tes 1 nilai Std. Deviation 14,218

Minimum 7

Maximum 69

Range 62

Interquartile Range 18

Skewness -,280 ,441

Kurtosis ,242 ,858


Mean 53,33 2,486

95% Confidence Interval for Lower Bound 48,23

Tes 2 Nilai Mean Upper Bound 58,43

5% Trimmed Mean 53,40

Median 55,56
Variance 173,022

Std. Deviation 13,154

Minimum 29

Maximum 78

Range 49

Interquartile Range 20

Skewness -,140 ,441

Kurtosis -,857 ,858

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Tes 1 nilai ,132 28 ,200 ,968 28 ,534
*
Tes 2 Nilai ,122 28 ,200 ,967 28 ,493

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Terdistribusi normal karena nilai sphiro >0,05, maka uji T-test

T Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Tes 1 nilai 40,56 28 14,218 2,687


Pair 1
Tes 2 Nilai 53,33 28 13,154 2,486

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tes 1 nilai & Tes 2 Nilai 28 ,425 ,024

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval of the tailed)

Deviation Mean Difference

Lower Upper
Tes 1 nilai -
Pair 1 -12,778 14,699 2,778 -18,477 -7,078 -4,600 27 ,000
Tes 2 Nilai

Hasil uji, <0,05 berarti signifikan


Lampiran 7. Lembar Persetujuan Judul
Lampiran 8. Lembar Persetujuan Proposal
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Hasil
Lampiran 10. Soal Tes Potensi Akademik

1. Soal Tes Pertama

Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 pilihlah satu diantara lima kemungkinan
jawaban yang mempunyai arti sama atau paling dekat dengan arti kata yang
dicetak dengan huruf besar.

1. PUNAH
(A) Usai
(B) Rusak
(C) Hilang
(D) Langka
(E) Binasa
2. ABSURD = ...
(A) Gila
(B) Asli
(C) Serap
(D) Bingung
3. PARIPURNA = ...
(A) lengkap
(B) perdana
(C) panjang
(D) parlemen
(E) musyawarah
4. INTIMIDASI = ...
(A) agitasi
(B) tekanan
(C) dorongan
(D) provokasi
(E) ancaman
5. ANEKSASI = ...
(A) pengambilan
(B) pembredelan
(C) pembantaian
(D) penyerobotan
(E) penyanderaan
Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 10 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang mempunyai arti berlawanan dengan arti kata yang
dicetak dengan huruf besar

6. RUNYAM >< ...


(A) murah
(B) ringan
(C) mudah
(D) terang
(E) sederhana
7. LIHAI >< ...
(A) licik
(B) kaku
(C) tolol
(D) bodoh
(E) lamban
8. MEMIKAT >< ...
(A) menepis
(B) merusak
(C) menjauhi
(D) menangkal
(E) mengganggu
9. MEMBAUR >< ...
(A) melebar
(B) membagi
(C) memisah
(D) mengurai
(E) menyebar

10. CURAM >< ...


(A) terjal
(B) dalam
(C) landai
(D) tumpul
(E) pendek
Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 15 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang mempunyai hubungan yang sama atau serupa
dengan pasangan kata yang terdapat di depan tanda ::
11. SUNGAI : selokan = ... : ...
(A) AIR : hujan
(B) GUNUNG : bukit
(C) SELAT : tanjung
(D) GURU : sekolah
(E) GARIS : lingkaran
12. SENDOK : makan
(A) API : panas
(B) PALU : paku
(C) BUKU : terbit
(D) ANGIN : bertiup
(E) SENAPAN : menembak
13. BENGKEL : mekanik = ... : ...
(A) TRUK : sopir
(B) RUMAH : arsitek
(C) KAPAL : nelayan
(D) TOKO : pramuniaga
(E) RUMAH SAKIT : pasien
14. TENUN : benang = ... : ...
(A) IKAT : tali
(B) UKIR : kayu
(C) LIPAT : kertas
(D) ANYAM : rotan
(E) CETAK : batu bata
15. MOBIL : bagasi = ... : ...
(A) KAPAL : palka
(B) KUDA : pelana
(C) RUMAH : dapur
(D) SEPEDA : sadel
(E) PESAWAT : kargo
Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 25 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang benar.

16. 600 – (19 × 31) =


(A) 0
(B) 11
(C) 21
(D) 71
(E) 81
17. 16,67% dari 768 adalah...
(A) 78
(B) 108
(C) 128
(D) 148
(E) 228
18. (0,4)2 + (0,3)2 =
(A) 0,5
(B) (0,5)2
(C) (0,7)2
(D) 52
(E) 72
19. Untuk mengisi penuh sebuah bak air Ira membutuhkan 8 ember air.. Jika Ola
memiliki ember yang besarnya hanya setengah dari milik Ira, berapa ember air yang
Ola butuhkan untuk mengisi penuh bak tersebut?
(A) 8
(B) 10
(C) 12
(D) 14
(E) 16
20. Nunung ingin berjualan rujak buah yang terdiri atas nanas, pepaya , dan
jambu air. Dia menghabiskan Rp 19.000,00 untuk nanas, Rp 20.000,00 untuk pepaya
dan Rp 21.000,00 untuk jambu air. Dengan bahan-bahan tersebut Nunung dapat
membuat 12 porsi rujak. Jika ia ingin mendapatkan keuntungan sebesar 60% maka
berapakah harga satu porsi rujak Nunung?
(A) Rp 5.000,00
(B) Rp 6.500,00
(C) Rp 7.000,00
(D) Rp 7.500,00
(E) Rp 8.000,00
21. Jika x = 50 % z dan y = 4x maka …
(A) y < z
(B) y = 2 z
(C) y = ½ z
(D) y = z – y
(E) y = z + x
22. Suatu persegi A mempunyai sisi x dan persegi panjang B mempunyai
panjang y dua kali lebar persegi A, maka...
(A) x2 kurang dari y
(B) 2x sama dengan y
(C) x2 sama dengan y
(D) x sama dengan 2y
(E) x lebih besar dari y
23. Jika p > 0 dan q < 0, sementara x = (p + q)2, y = (p + q)2, maka …
(A) x > y
(B) x < y
(C) x = y
(D) x ≠ y
(E) Hubungan x dan y tidak dapat ditentu-kan
24. Jika a < 0 dan b > 0, maka …
(A) a < b2
2

(B) ab > b
(C) a:b ≥ ab
(D) a + b < a
(E) a2 + b2 > b
25. Bila (2x + 2y) < xy, maka …
(A) x sama degan y
(B) x lebih besar dari y
(C) y lebih besar dari x
(D) x dan y bilangan positif
(E) Hubungan x dan y tidak dapat ditentu-kan.

Untuk soal nomor 26 sampai dengan nomor 30 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang merupakan penyelesaian atau kelanjutan deretan
angka-angka yang ada.

26. 120 30 10 5 ...


(A) 1
(B) 2
(C) 3
(D) 4
(E) 5
27. 2 3 5 9 17 ...
(A) 23
(B) 27
(C) 33
(D) 34
(E) 40
28. 100 6 90 18 80 ...
(A) 36
(B) 45
(C) 48
(D) 54
(E) 72
29. 1 1 1 2 1 4 1 ...
(A) 1
(B) 2
(C) 4
(D) 8
(E) 12
30. 0,5 2,5 1 7,5 3 22,5 12 ...
(A) 34,5
(B) 60
(C) 60,5
(D) 67
(E) 67,5

Untuk soal nomor 31 sampai dengan nomor 38 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang merupakan kesimpulan dari informasi yang
diberikan.

31. Sebuah toko menjual 4 jenis roti A, B, C, dan D. Setiap pembelian roti
mendapat poin. Pembelian satu roti mendapat 2 poin, pembelian dua roti 10 poin
(kecuali roti A dan D 30 poin), tiga jenis roti 20 poin, dan empat jenis roti 30 poin.
Adi ingin membeli keempat jenis roti. Kombinasi pembelian seperti apakah yang
memberikan poin paling banyak?
(A) Pembelian empat roti secara bersamaan.
(B) Pembelian tiga roti, dilanjutkan satu roti.
(C) Pembelian roti A & B dilanjutkan pembelian roti C & D.
(D) Pembelian roti A & C dilanjutkan pembelian roti B & D.
(E) Pembellan roti A & D dilanjutkan pembelian roti B & C.
32. Budi harus mengantarkan pesanan makanan setiap pagi ke empat puluh
pelanggan. la menghabiskan waktu empat jam setiap harinya untuk mengantarkan
pesanan ke se-luruh pelanggan, Jika ia sedang berhalangan atau sakit, ia meminta
bantuan kepada temannya yang bernama Tomi. la tinggal di jalan yang sama dengan
Budi dan akan menggantikan tugas pengantaran tersebut.
Berdasarkan inforrnasi di atas, pernyataan di bawah ini yang paling tepat adalah...
(A) Tomi dan Budi tinggal bertetangga.
(B) Tomi dan Budi berteman sejak lama.
(C) Tomi memiliki rute yang sama dengan Budi.
(D) Tomi mengantarkan pesanan lebih lama dibandingkan Budi.
(E) Budi harus pergi ketika masih gelap agar bisa mengantar pesanannya tepat
waktu.
33. Prestasi belajar Ira lebih tinggi daripada Dika dan lebih rendah dari Tita.
Prestasi belajar Cania lebih rendah dari pada lra tapi lebih tinggi dari Dika. Prestasi
belajar Dani lebih tinggi dari pada Dika dan Cania. Tiga orang berprestasi terbaik
adalah...
(A) Dani, ira, Tita
(B) Ira, Tita, Cania
(C) Dani, Dika, Tita
(D) lra, Dani, Cania
(E) Tita, Cania, Dika
34. Rumah Toni dekat dengan rumah Dodo, namun jauh dari sekolah. Rumah
Tina dekat dengan sekolah, namun tidak lebih dekat daripada rumah Wiwik.
Kesimpulan yang paling tepat adalah ...
(A) Rumah Dodo dekat rumah Wiwik.
(B) Rumah Toni jauh dari rumah Wiwik.
(C) Rumah Wiwik jauh dari rumah Tina.
(D) Rumah Toni dekat dengan rumah Tina.
(E) Rumah Tina paling dekat dengan sekolah.
35. Selesaikan

36. Selesaikan
37. Selesaikan

38. Selesaikan

Untuk soal nomor 39 sampai dengan nomor 45 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan diagram yang menggambarkan hubungan di antara objek-objek
yang disebutkan pada soal.

39. Dosen, Dokter, Pegawai

40. Tumbuhan, Palawija, Hijau


41. Pensil, Alat Tulis, Tas

42. Artis, Pelawak, Sutradara

43. Bangunan, Rumah, Hotel

44. Hewan, Ayam, Sapi

45. Nutrisi, Mineral, Vitamin


2. Soal Tes Kedua

Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 pilihlah satu diantara lima kemungkinan
jawaban yang mempunyai arti sama atau paling dekat dengan arti kata yang
dicetak dengan huruf besar.

1. AKREDITASI =
(A) Gelar
(B) Status
(C) Keadaan
(D) Pengakuan
(E) Kedudukan
2. LUMAT = ...
(A) Telan
(B) Halus
(C) Habis
(D) Makan
(E) Kunyah
3. INTENSIF= ...
(A) Gaji
(B) Honor
(C) Penarik
(D) Stimulasi
(E) Tambahan
4. TUMBANG = ...
(A) Jatuh
(B) Roboh
(C) Rontok
(D) Hancur
(E) Tersungkur
5. KRITIS = ...
(A) Jatuh
(B) Penting
(C) Sekarat
(D) Genting
(E) Terdesak

Untuk soal nomor 6 sampai dengan nomor 10 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang mempunyai arti berlawanan dengan arti kata yang
dicetak dengan huruf besar
6. MEKAR>< ...
(A) bibit
(B) muda
(C) besar
(D) tunas
(E) kuncup
7. BANGGA >< ...
(A) malu
(B) takut
(C) sedih
(D) kecewa
(E) sombong
8. MENGHALAU >< ...
(A) memberi
(B) mengajak
(C) menerima
(D) mendorong
(E) menggiring
9. JAYA >< ...
(A) jatuh
(B) kalah
(C) roboh
(D) runtuh
(E) bangkrut
10. KEADILAN >< ...
(A) kefakiran
(B) kezaliman
(C) kebodohan
(D) kecongkakan
(E) kesombongan

Untuk soal nomor 11 sampai dengan nomor 15 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang mempunyai hubungan yang sama atau serupa
dengan pasangan kata yang terdapat di depan tanda ::

11. SERANGGA : semut = ... : ...


(A) ULAR : ulat
(B) IKAN : paus
(C) AYAM : jago
(D) JERUK : manis
(E) PALEM : pinang
12. BAB : buku = ..:…
(A) IDE : tulisan
(B) SAJAK : puisi
(C) JUDUL : cerita
(D) KATA : kalimat
(E) PARAGRAF : alinea
13. BENCANA : gempa = ... : ...
(A) BANJIR : air
(B) TENDA : tidur
(C) GUNUNG : lahar
(D) LOGISTIK : beras
(E) BANTUAN : sukarela
14. RUMAH SAKIT : dokter = ... : ...
(A) BANK : nasabah
(B) SEKOLAH : guru
(C) KANTOR : satpam
(D) TOKO : konsumen
(E) PENTAS : pengunjung
15. AIR : ember = ... : ...
(A) MOBIL : jalan
(B) ATAP : rumah
(C) LISTRIK : lampu
(D) RAMBUT : kepala
(E) PAKAIAN : lemari

Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 25 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang benar.
16. 0,875 : 0,125 – 0,8125 : 3,25 = ..
(A) 6,5
(B) 6,55
(C) 6,75
(D) 7,0
(E) 7,25
17. 14/20 dibagi ( 7/25 : 4/5) adalah ..
(A) 3/20
(B) 4/20
(C) 6/20
(D) 7/20
(E) 2
18. Berat sebuah truk beserta isinya 173 sak semen adalah 12,79 ton. Jika tiap 1
sak semen beratnya 52 kg, berapa berat truk kosong tersebut?
(A) 2,764 kg
(B) 2,784 kg
(C) 2,894 kg
(D) 3,794 kg
(E) 3,894 kg
19. A mengendarai mobil dengan kecepatan 90 km/jam dengan jarak tempuh 225
km. Jika A berangkat pukul 07.30 maka akan tiba di lokasi pada pukul ...
(A) 09.30
(B) 10.00
(C) 10.30
(D) 11.00
(E) 11.30
20. Sebuah mesin mampu memotong 36 roti dalam waktu 4 menit. Berapakah
roti yang mampu dipotong dalam waktu 6 menit ?
(A) 54
(B) 96
(C) 16
(D) 24
(E) 88
21. Jika x2y < 0 dan y2x > 0, maka ..
(A) x = y
(B) xy = 0
(C) xy < 0
(D) xy > 0
(E) x dan y tidak dapat ditentukan
22. Jika a/b < 0 , maka ...
(A) a = b
(B) a < b
(C) a > b
(D) jika a < 0 maka b bernilai positif
(E) jika a > 0 maka b lebih besar daripada a
23. y adalah bilangan positif. Bila x = y-z, dan z < 0 , maka ...
(A) y < 0
(B) x = y
(C) x > y
(D) y > x
(E) x adalah bilangan negatif
24. Jika abc > 0 , maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali ...
(A) ab > 0 dan c < 0
(B) ab < 0 dan c < 0
(C) ac < 0 dan b < 0
(D) bc > 0 dan a > 0
(E) a < 0, b < 0 dan c > 0
25. Bila 2x < x < 10, dan 0 < y < 99, maka …
(A) xy > 0
(B) x lebih besar daripada y
(C) y lebih besar daripada x
(D) 2x lebih besar daripada y
(E) 2y lebih besar daripada x.

Untuk soal nomor 26 sampai dengan nomor 30 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang merupakan penyelesaian atau kelanjutan deretan
angka-angka yang ada.
26. 2 6 12 20 30 ...
(A) 36
(B) 40
(C) 42
(D) 48
(E) 50
27. 33 34 36 40 48 ...
(A) 54
(B) 58
(C) 60
(D) 64
(E) 72
28. 7 5 14 25 21 125...
(A) 26
(B) 28
(C) 105
(D) 147
(E) 625
29. 4 5 9 14 23 ...
(A) 27
(B) 30
(C) 32
(D) 37
(E) 40
30. 0,3 0,6 0,5 0,7 0,8 0,9
(A) 0,6
(B) 0,7
(C) 0,8
(D) 0,9
(E) 1,0

Untuk soal nomor 31 sampai dengan nomor 38 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan jawaban yang merupakan kesimpulan dari informasi yang
diberikan.
31. Lima orang siswa bernama P, Q, R, S dan T. Catatan peminjaman buku di
perpustakaan menunjukkan bahwa jumlah yang dipinjam S tidak lebih banyak
dibandingkan R dan P, tetapi juga bukan yang paling sedikit. T lebih banyak
dibandingkan P dan Q, namun T selalu lebih sedikit dibandingkan R. Bila kelima
siswa tersebut dicalonkan sebagai siswa yang aktif meminjam buku di perpustakaan,
urutan kemungkinan pemenangnya adalah:
(A) R, P, S, T, Q.
(B) R, T, P, S, Q.
(C) R, T, P, Q, S.
(D R, T, Q, S, P.
(E) T, P, R, S, Q.
32. Data prestasi ujian Fisika suatu SMA menunjukkan bahwa nilai prestasi Eko
lebih tinggi daripada Amir. Nilai prestasi Bowo sama dengan Opie dan nilai prestasi
Kardi lebih tinggi daripada Adhit. Jika nilai prestasi Bowo lebih tinggi dibanding
Amir dan prestasi Kardi sama dengan Amir, tiga besar yang pantas mewakili Lomba
Fisika Nasional adalah...
(A) Eko, Amir dan Opie.
(B) Kardi, Eko dan Opie.
(C) Eko, Bowo dan Opie.
(D) Bowo, Eko dan Adhit.
(E) Amir, Bowo dan Opie.
33. Tujuh orang murid peserta studi tur harus menginap dalam dua kamar. Kamar
pertama dapat memuat empat orang. Amel tidak mau sekamar dengan Gita. Dita
merasa tertekan jika ada Cici dan Dina. Cici ingin sekamar dengan Dina. Effy tidak
ingin sekamar dengan Fitri jika Dina sekamar dengan Amel. Berdasarkan kondisi
tersebut, bagaimanakah pembagian kamar yaang paling memungkinkan?
(A) Kamar 1: Gita, Fitri, Effy, Cici; Kamar 2: Dina, Dita , Amel.
(B) Kamar 1: Amel, Fitri, Dina, Effy; Kamar 2: Gita, Cici, Dita
(C) Kamar 1: Gita, Fitri, Dita, Amel; Kamar 2: Cici, Dina, Effy.
(D) Kamar 1: Amel, Effy, Cici, Dina; Kamar 2: Gita, Fitri, Dita
(E) Kamar 1: Gita, Dina, Cici, Dita; Kamar 2: Amel, Effy, Fitri
34. Ani, Toni dan Aldi mengikuti les piano di tempat yang sama. Jadwal les Ani
adalah setiap tiga hari, Toni setiap empat hari dan Aldi setiap dua hari. Jika mereka
pertamakali bertemu di tempat les piano tersebut pada tanggal 15 Januari 2017,
kapankah mereka akan bertemu lagi disana?
(A) 20 Januari 2017
(B) 23 Januari 2017
(C) 25 Januari 2017
(D) 27 Januari 2017
(E) 29 Januari 2017
35. Selesaikan

36. Selesaikan

37. Selesaikan
38. Selesaikan

Untuk soal nomor 39 sampai dengan nomor 45 pilihlah satu diantara lima
kemungkinan diagram yang menggambarkan hubungan di antara objek-objek
yang disebutkan pada soal.

39. Guru, Profesi, Wirausaha

40. Minuman, Teh, Kopi

41. Rupiah, Saham, Mata uang


42. Kampus, Mahasiswa, Atlet

43. Itik, Sapi, Hewan

44. Buah, Tomat, Apel

45. Kapal layar, Kapal penangkap ikan, Kapal tradisional


Lampiran 11. Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

Petunjuk:

Petanyaan berikut berhubungan dengan data pribadi, kebiasaan terakhir serta

mengenai riwayat penyakit anda. Kami berharap Anda menjawab semua pertanyaan

dengan jujur, dimana untuk pertanyaan yang terdapat kolom cukup dengan

memberi tanda cheklist (v) pada salah satu pilihan jawaban yang ada. Kami berjanji

untuk merahasiakan semua data yang Anda berikan kepada kami.

1 Nama
2 Kelas
3 Nomor
Absen
4 NIS
5
Jenis
Laki-Laki Perempuan
Kelamin
6 Alamat
7 Nomor
Telepon/
HP
8 Tempat dan
Tanggal
Lahir
9 Berat Kg
Badan
10 Tiggi Cm
Badan
11 Indeks Kg/m2 (Diisi oleh peneliti)
Massa
Tubuh
12 Golongan
Darah
13 Sedang
Mengalami Ya Tidak
Gangguan Jika “Ya”
Penghidu 1. Jenis gangguan tersebut adalah:
(Sebutkan penyakitnya)
2. Mengalami gangguan tersebut sejak umur ............. tahun
14 Memiliki
Riwayat Ya Tidak
Gangguan Jika “Ya”
penghidu 1. Jenis gangguan tersebut adalah:
(Sebutkan penyakitnya)
2. Mengalami gangguan tersebut sejak umur ............. tahun
3. Terakhir mengalami gangguan tersebut sejak ............
tahun/bulan/hari* terakhir
15 Memiliki
Riwayat Ya Tidak
Alergi Jika “Ya”
Terhadap 1. Jenis aromaterapi yang mengakibatkan alergi adalah
Bau aromaterapi
Aromaterapi .................................................................................
(Sebutkan jenis aromaterapi yang mengakibatkan alergi)
2. Gejala yang ditimbulkan akibat alergi tersebut adalah
.............................................................................................
........

16 Pernah
Melakukan Ya Tidak
Tes Potesi Jika “Ya”
Akademik 1. Telah melakukan tes potensi akademik sebanyak ..........
Sebelumny kali
a
17 Riwayat 1. Tidur pada pukul : WITA
tidur 2. Bangun pada pukul : WITA
3. Lama tidur : ....... Jam ....... Menit (Diisi oleh
peneliti)
18 Telah
melakukan Ya Tidak
sarapan
19 Nilai Tes Tes pertama :
. Potensi (Diisi oleh peneliti)
Akademik Tes Kedua :
(Diisi oleh peneliti)
Keterangan :
(Diisi oleh peneliti)
Keterangan: * = Coret yang tidak perlu

Makassar, Oktober 2017

Responden

(……........................………………)
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Pelaksanaan Tes Potensi Akademik Pertama

Gambar 2. Pelaksanaan Tes Potensi Akademik Kedua


Gambar 3. Pemberian Hadiah Kepada Sampel dengan Tes TPA Tertinggi

Gambar 4. Alat Pemanas Aromaterapi Lavender yang Diletakkan Pada Tiap Sudut

Ruangan
Lampiran 13. Biodata Peneliti

DATA DIRI PENULIS

Nama Lengkap : Muhammad Fadly Hafid

Nama Panggilan : Fadly

NIM : C11114357

Tempat, Tanggal Lahir : Cinnong Kecamatan

Sibulue, 08 Juli 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Dokter

Nama Orangtua :

Ayah : H. Abdul Hafid

Ibu : Hj. Patmawati, S.Pd

Anak Ke :3

Alamat : BTN Asal Mula Blok E6 No. 9, Makassar

Telepon : 085240265434

Email : mfadlyhafid@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

Riwayat Pendidikan

TAHUN
NO. STRATA INSTITUSI TEMPAT
LULUS
Kabupaten
1. SD MIN No. 1 Pattiro Bajo 2007
Bone
MTs Pondok Pesantren Al- Kabupaten
2. SMP 2010
Ikhlas Ujung Bone
3. SMA SMA Negeri 2 Watampone Kabupaten 2013
Bone
2014-
4. S1 Universitas Hasanuddin Makassar
Sekarang

Riwayat Penelitian :

JUDUL KERJASAMA/ TAHUN


NO.
PENELITIAN PENYELENGGARA PELAKSANAAN

Cap-Cus (Capsicum
Frutescens L.-
Staphylococcus
Aureus) Nasal
Direktorat Jenderal
Sanitizer: Potensi
Pendidikan Tinggi
Ekstrak Etanolik Daun
Kementrian Riset,
1. Cabai Rawit 2017
Teknologi dan
(Capsicum Frutescens
Pendidikan Tinggi
L.) terhadap
Republik Indonesia
Staphylococcus Aureus
sebagai Inovasi
Terbaru Pembuatan
Antiseptik Rongga
Hidung

Riwayat Publikasi :

NO. JUDUL PENELITIAN TIPE PUBLIKASI TAHUN

Optimalisasi Terapi
Jurnal (Jurnal
Kombinasi Obat Anti
Essence of Scientific
Tuberkulosis (OAT) dan
1. Medical Journal 2016
Cysplatin sebagai Protein
Volume 14 No.1
Splicing Inhibitor:
Januari-Juni 2016)
Alternatif Terbaru
Pengobatan Tuberkulosis

Riwayat Organisasi :

NO. NAMA ORGANISASI JABATAN TAHUN

Medical Youth Research


Staff Divisi Science
1. Club (MYRC) Fakultas 2015-2016
and Research
Kedokteran Universitas
Hasanuddin

Vous aimerez peut-être aussi