Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4451
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH KADAR MANGAN (Mn) PADA AIR BAKU DAN AIR
RESERVOIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
COLORIMETRI LABORATORIUM INSTALASI
PENGOLAHAN AIR MINUM PDAM
TIRTANADI SUNGGAL
TUGAS AKHIR
Disetujui di
Medan, Juni 2017
Disetujui Oleh
Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU Pembimbing
Ketua,
Disahkan Oleh
Ketua Departemen Kimia USU
Ketua,
Tugas Akhir
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Karunia-Nya yang masih diberikan kepada Penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dengan Judul “
Pengaruh kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku dan Air Reservoir Dengan
Menggunakan Metode Colorimetri Di Laboratorium Instalasi Pengolahan Air Minum
PDAM Tirtanadi Sunggal.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala.
Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan dan
dukungan maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada Orangtua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil serta doa. Mereka adalah ayahanda (+) Amat Tampubolon dan
Ibunda Heppy Sianturi yang telah memberikan semangat bagi penulis agar
terus menggapai cita-cita yang diharapkan.
2. Bapak Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fmipa Usu
3. Bapak Dr.Minto Supeno, MS, selaku ketua Program Studi D-3 Kimia
FMIPA USU.
4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra M.Si, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU.
5. Ibu Juliati Br.Tarigan, S.Si,M.Si selaku Dosen Pengasuh
6. Bapak Drs. Albert Pasaribu, M.Sc, yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Bapak Andrianto,ST selaku Kepala Instalansi Pengolahan Air Minum.
8. Ibu Cempaka Monika Hutagalung selaku Kepala Bagian Pengendalian
Mutu.
9. Bapak Nelson, kak Imahwati, kak Syahfitri, kak Risna Maharani selaku
analisis di Laboratorium Instalasi Pengolahan Air Minum Sunggal.
10. Teman-teman yang Praktek Kerja Lapangan di Instalasi PDAM Sunggal:
Esrauli, Rio, Harry, Dedy,Ebenezer dan Nova
11. Teman-teman khususnya Grup Sengklak dan Grup Penting yang telah
memberikan semangat dan dukungan bagi penulis
Akhir kata dari penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
semua pihak atau pun pembaca dan khususnya bagi penulis.
Penulis
ABSTRAK
Untuk memenuhi standart kualitas air yang baik dan layak konsumsi dilakukan
analisa pengaruh kadar Mangan (Mn) pada air baku dan air reservoir dengan metode
Colorimetri. Analisa dengan menggunakan metode Colorimetri dilakukan dengan
penambahan PAN indicator solution 0,1%. Dari hasil yang diperoleh akan terbentuk
warna orange adanya kandungan Mangan (Mn) dalam air baku dan air reservoir. Dari
hasil analisis yang dilakukan terhadap air baku diperoleh kadar Mangan (Mn) 0,089
mg/l dan air reservoir diperoleh kadar Mangan (Mn) 0,029 mg/l. Dari data yang
diperoleh kadar Mangan (Mn) dalam air baku dan air reservoir telah memenuhi
standart kualitas air oleh Permenkes RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.
ABSTRAK
To meet good water quality standart and feasible consumption is analyzed the effect
of Manganese (Mn) content in raw water and reservoir water by Colorimetric method.
Analysis used Colorimetric method is done by addition PAN Indicator Solution
0,1%. From the results obtained will form orange color of Manganese (Mn) content
in raw water and reservoir water. From result of analysis done to raw water obtained
manganese (Mn) content on 0,089 mg/l and water reservoir obtained manganese (Mn)
content on 0,029 mg/l. Of the data obtained manganese (Mn) content in raw water
and reservoir water has been water quality standart by Permenkes RI
No.492/MENKES/PER/IV/2010.
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Dafta Lampiran ix
BAB 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
1 Permenkes RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 29
2. Alat Colorimeter 30
PENDAHULUAN
Air adalah segala-galanya bagi kehidupan, dan sangat penting bagi manusia,
bagi tanaman dan bagi hewan, bagi pertanian, bagi industri, dan bagi keseimbangan
alam. Persediaan air yang mencakupi pada saat yang tepat dan dengan kualitas
memadai merupakan soal hidup atau pun mati. Manusia mungkin dapat bertahan
hidup selama beberapa minggu tanpa makan, tetapi tanpa air manusia hanya akan
Kesulitan dalam mendapatkan air bersih merupakan salah satu masalah yang
perlu mendapatkan perhatian serius karena dengan adanya penyediaan air bersih,
maka penyeberan penyakit akan dapat dikurangi seminimal mungkin. Pencemaran air
banyak terjadi disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti limbah industri dan limbah
bagian rumah tangga. Dari jenis-jenis limbah tersebut dapat masuknya logam rumah
tangga. Dri jenis- jenis limbah tersebut dapat masuknya logam yang dapat membuat
air tercemar dan akan menyebabkan tingginya kadar logam seperti Fe, Mn, Zn, Cr,
Ni, dan Cu sehingga dapat menimbulkan masalah yang cukup serius dalam air.
Potensi air permukaan di indonesia ditentukan oleh kondisi aliran sungai dan ragam
fisik sumber daya air, luas dan volume pengaruh iklim dan proses pengolahan sumber
berupa es, 0,0009% berupa danau, 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan
sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup
manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Rasa air seringkali
dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang hidup maupun
Air yang digunakan untuk air minum harus tidak berwarna,jernih,tidak berbau
dan tidak berasa. Pada batas-batas tertentu air minum juga diharapkan mengandung
mineral seperti Mangan ( Mn ) yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh.
Mangan merupakan salah satu logam yang banyak dijumpai di kulit bumi dan sering
terdapat bersama besi. Mangan terlarut dalam air tanah dan air permukaan yang
Kandungan Mangan dalam air melebihi batas dapat menyebabkan efek negatif seperti
menimbulkan rasa dan bau logam yang amis pada air minuman, meninggalkan warna
gangguan fungsi hati, dan lain-lain. Kadar Mangan yang terkandung menurut Menkes
RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 0,4 mg/l. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas
tentang Pengaruh Kadar Mangan ( Mn ) pada Air Baku dan Air Reservoir Dengan
Dari latar belakang diatas permasalahan yang timbul adalah berapakah kadar
Mangan ( Mn ) pada air baku dan air reservoir, apakah sudah memenuhi
492/MENKES/Per/IV/2010.
Sunggal
- Untuk mengetahui kesesuaian kadar Mangan (Mn) pada air baku dan
No.492/MENKES/PER/IV/2010
Sunggal
No.492/MENKES/PER/IV/2010
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun mahluk
hidup yang berada di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel
hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk di dalamnya pada
manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75 % kandungan sel
tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67 % kandungan sel hewan, terdiri dari air.
ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa
dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah
penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Melalui penyediaan air bersih baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit
menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal
mungkin. Pengelolaan air adalah menjadi salah satu pertimbangan yang utama untuk
menentukan apakah sumber air tersebut bisa dipakai sebagi sumber persediaan air di
anorganik, seperti lumpur dan buangan dari pemukiman tertentu menyebabkan air
sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan yang tinggi akan mengalami
kesulitan jika diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses
air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak apabila diperlukan.
Pengelolaan yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada
pengelolaan air dengan lengkap sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air
tersebut.
secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat
sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung) maka air akan
terkumpul, membentuk suatu danau atau telaga. Berdasarkan letak sumbernya, air
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air laut 3 %. Dengan keadaan ini maka air laut tidak dapat memenuhi syarat
maupun bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadi korosi
(karatan). Serta air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
Merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
Jenis pengotorannya selama pengaliran adalah merupakan kotoran fisika, kimia dan
humus yang larut dalam air yang dapat menyebabkan warna kuning coklat. Dengan
adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn
akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anareob), maka
Air tanah ( Ground Water ) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi dan kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah
dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air
tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam
tak semudah pada air tanah dangkal. Digunakan bor dan memasukkan pipa
suatu lapis air. Kualitas dari air tanah dalam umumnya lebih baik dari air
Sutrisno, 2004 ).
Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak dipengaruhi oleh musim
atas: Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng dan Umbul, dimana air
Standar Kualitas Air Minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Peraturan
pengawasan Kualitas air minum. Beberapa standar kualitas air minum yang lain dapat
4. American Water Works Association’s Quality Goals for Potable Water, 1968
Adapun parameter penilaian kualitas air minum yang tercantum pada berbagai
peraturan tentang Standar Kualitas air minum tersebut khusunya tertera pada
Air Minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
Air Minum yang digunakan untuk minuman adalah Air tidak boleh
berwarna, Air tidak boleh berasa, Air tidak boleh berbau, Suhu air hendaknya
dibawah sela udara (sejuk ± 25°C) dan Air harus selalu jernih Kadar yang disyaratkan
dan tidak boleh dilampaui dapat dilihat pada table 2.4.1 (Sutrisno,2004)
PK atas 9,5
- Cukup Yodium
sekali dan tidak boleh mengandung bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang
telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus
besar (faeces) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain
adalah :
- Bakteri typhsum
- Vibrio Colerae
bakteriologik tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen,
sifat dari suatu zat. Hal ini penting bagi air minum karena dengan adanya pengolahan
ini maka akan didapatkan standar air minum yang telah ditentukan. Pengolahan air
Process) dimana air akan mengalami pengolahan lengkap baik physics, kimiawi atau
bakteriologik. Pengolahan air ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotor
dan keruh.
1. Pengolahan Pyhsics
akan diolah.
2. Pengolahan Kimia
3. Pengolahan Bakteriologis
terkandung dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit (zat
dari air sungai dengan gaya gravitasi. Pada proses ini tidak ada pembubuhan
Koagulant adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu
bagian yaitu:
bantuan pemompaan.
Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia (koagulant) yang ditambahkan agar
padat yang lebih besar supaya dapat diendapkan hasil reaksi partikel kecil.
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak
(gravitasi). Penanganan unit bak pengendap kedua sama dengan pada unit bak
pengendap pertama.
7. Filter ( Saringan )
Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air telah
bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir (tandon)
Logam Mangan ( Mn) adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mn dan nomor atom 25, berwarna silver metalic, keras dan sangat rapuh.
berdampak menimbulkan lemah pada kaki, muka kusam dan dampak bagi lanjutan
Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa
dengan besi. Mangan berada dalam bentuk Manganous ( Mn2+) dan Manganik (
Mn4+). Didalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida. Kadar
Mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/l. Kadar yang lebih besar dapat terjadi
pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan asam dapat mengandung
Mangan sekitar 10-150 mg/l, Perairan Laut mengandung Mangan sekitar 0,002 mg/l.
Kadar Mangan pada perairan tawar sangat bervariasi antara 0,002 mg/l hingga lebih
dari 4,0 mg/l. Perairan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam
sebaliknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/l, sedangkan untuk tanah yang
( Effendi, 2003 ).
berwarna putih. Adapun unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman.
Disamping itu, konsentrasi 0,5 mg/l unsur ini merupakan akhir batas dari usaha
penghilangan dari kebanyakan air yang dapat dicapai. Unsur ini bersifat toksis pada
alat pernapasan. Mangan yang terlarut, berbentuk Mn2+ dari bahan-bahan organik
1. Menyebabkan bau dan rasa logam yang aneh jika dibiarkan kontak dengan
udara
sebagainya.
Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/l dapat menyebabkan rasa yang
aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian,
adalah sebesar 0,05 – 0,5 mg/l adalah merupakan batas maksimal yang dianjurkan,
Sutrisno, 2004 ).
teroksidasi
dengan air yang akan membentuk mangan (II) hidroksida dan gas
klorida encer yang akan menghasilkan garam mangan (II) atau ion
Mn + 2H+ → Mn2+ + H2 ↑
gasbelerang dioksida :
baterai kering, keramik dan gelas, serta bahan kimia ( Widowati, 2008 ).
4. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan
5. Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/l atau kurang. Kadar
yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau
bentuk padat
7. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm 3,
sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm 3
2.9 Kolorimetri
ditambahkannya reagensia yang tepat, atau warna itu dapat melekat dalam penyusun
yang diinginkan itu sendiri. Intensitas warna kemudian dapat dibandingkan dengan
yang diperoleh dengan menangani kuantitas diketahui dari zat itu dengan cara yang
mengukur absorpsi relatif cahaya sehubungan dengan konsentrasi tertentu zat itu.
Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan
2013).
Pada Kolorimetri, suatu pengulangan warna dilakukan dalam dua larutan yang
mengandung sejumlah zat warna yang sama pada kolom dengan diameter penampang
yang sama serta tegak lurus dengan arah sinar. Biasanya sinar putih digunakan dan
kondisi keasaman transmisi antara larutan standart dan larutan sampel sehingga
diperoleh dengan pengamatan visual. Yang dapat dikenal dengan hukum Lambert-
Beer.
ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan
lapisan mana pun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap cahaya masuk
kepadanya dengan fraksi yang sama. Hukum ini dapat dinyatakan oleh persamaan
diferensial :
I = Tebal Medium
A = Absorbansi
secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linear. Ini
Dimana a2 adalah konstanta untuk partikel larutan, dan c adalah konsentrasi dari
T=
A = log cI
Inilah persamaan fundamental dari kolorimetri, dan sering disebut sebagai hukum
Beer-Lambert. Nilai a akan jelas bergantung pada cara menyatakan konsentrasi. Jika
c dinyatakan mol dm-3 dan I dalam sentimeter, maka a’ diberi lambang ε dan disebut
(Vogel, 1994).
METODE PERCOBAAN
a. Kuvet
b. Colorimetri DR/890
3.2.2 Bahan
d. Air Baku
e. Air Reservoir
d. Diisi Kuvet sampel pertama dengan 10 ml air (sebagai blanko) dan kuvet
kedua
h. Dihomogenkan
j. Dihomogenkan
l. Setelah waktunya dicapai, masukkan blanko kedalam tempat sampel dan tutup
dilayar
p. Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa konsentrasi mangan pada air
baku dan air reservoir menunjukkan perbandingan yang cukup berbeda. Kadar logam
Mangan (Mn) yang terdapat pada air baku mulai tanggal 29 November 2016 sampai
27 Februari 2017 adalah 0,092; 0,079; 0,094 dan 0,092 sedangkan air reservoir Kadar
logam Mangan (Mn) mulai tanggal 29 November 2016 adalah R1: 0,019 ; R2: 0,015
dan R3: 0,016, tanggal 29 Desember 2016 adalah R1 : 0,024 : R2: 0,001 dan R3:
0,003, tanggal 26 Januari 2017 adalah R1: 0,031 ; R2: 0,001 dan R3: 0,003 dan
tanggal 27 Februari 2017 adalah R1: 0,000; R2: 0,000 dan R3: 0,000.
Dari data diatas diperoleh perbandingan yang sangat berbeda pada air baku
dan air reservoir. Dan dapat dilihat bahwa kadar Mangan (Mn) pada air baku sudah
tercemar oleh jenis logam-logam dan juga mengalami kontaminasi baik karena erosi
penduduk yang tinggal ditepi sungai. Sehingga perlu dilakukan proses pengolahan air
baku dan air reservoir agar menjadi layak dikonsumsi dan didistribusikan ke
masyarakat.
dimana sumber air bakunya adalah air sungai Belawan yang telah dialirkan ke Intake,
dari Intake akan dialirkan ke RWT (Raw Water Tank) dimana pada tempat ini terjadi
itu dari RWT (Raw Water Tank) akan dipompakan ke Raw Water Pump (pompa air
baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clarifier. Clarifier (bangunan
untuk proses penjernihan air) terjadi proses penambahan bahan koagulan yaitu Poly
Aluminium Chlorida (PAC) dengan kebutuhan rata-rata 20-40 gr/m3 air. Clarifier
yang berfungsi sebagai tempat terjadinya koagulasi. Dari Clarifier air yang telah
ditambahi Bahan koagulan PAC akan dialirkan ke Filter. Filter merupakan tempat
berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan flok-flok sangat kecil dan
sangat ringan yang tidak bertahan (lolos) dari clarifier. Setelah melewati tahap filtrasi
wadah penampungan air yang sudah selesai diproses dan pada Reservoir akan
patogen serta adanya penambahan larutan Soda Ash sebagai penetralisir pH jika
Konsentrasi mangan yang lebih besar dari 0,5 mg/l dapat menyebabkan rasa
yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian
Mangan dalam air Minum 0,4 mg/l sedangkan dalam air baku 0,1 mg/l. Jadi data
5.1 Kesimpulan
1. Kadar rata-rata Mangan (Mn) pada air baku dan air reservoir yaitu
2. Kadar Mangan (Mn) pada air baku dan air reservoir yang diperoleh telah
dengan kadar maksimum dalam air baku 0,4 mg/l dan air reservoir 0,1 mg/l.
5.2 Saran
(AAS) agar diperoleh hasil analisis lebih akurat serta analisis kadar Mangan
Basset, j. 2013. Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kualitatif Anorganik. Edisi Empat.
Jakarta: EGC
Unus,1996. Air dalam kehidupan dan Lingkungan yang sehat. Bandung : Penerbit
P.T. Alumni
Widowati, Astiana Sastiono dan Raymond Jusuf. 2008. Efek toksik logam.
Yogyakarta : C.V Andi Offset