Vous êtes sur la page 1sur 24

MAKALAH

“TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DALAM


MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PERWATAN MEDIKAL BEDAH II”

Dosen Pengampu : Mega Arianti S.Kep., Ns., M. Kep

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Afifatul Mukarromah (201602040)


2. Ariana Elda (201602046)
3. Diaz Sukma A (201602051)
4. Dony Joko Widianto (201602052)
5. Rusmiati (201602074)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN AKADEMIK

2017/2018
DAFTAR ISI

Surat pernyataan ........................................................................................................

Kata Pengantar ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................

1.2 Rumusan masalah ....................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................

1.4 Manfaat penulisan ...................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

2.1 Teori Asuhan Keperawatan.....................................................................

2.1.1 Pengkajian .................................................................................

2.1.2 Pemeriksaan Penunjang ...........................................................

2.1.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................

2.1.4 Intervensi Keperawatan ...........................................................

2.2 Contoh Kasus dan pengaplikasian Asuhan Keperawatan...................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................

3.2 Kritik .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


SURAT PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang membuatkan
makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami mendapatkan


sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Madiun, 04 Maret 2017

Nama NIM TTD Mahasiswa


Afifatul Mukarromah 201601040
Ariana Elda 201602046
Dony Joko Widianto 201602051
Diaz Sukma A 201602052
Rusmiati 201602074
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penyusun ucapkan.
Karean melalui berkat dan anugrerah-Nya sehingga dapat tersusun makalah ini dengan judul
“Teori Asuhan Keperawatan pada penyakit Diabetes Militus”

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan wawasan luas untuk
memahami teori dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Militus..
Terlebih lagi bari mahasiswa mahasiswi yang mendalami bidang keperawatan, di mana kelak
langsung berhubungan dengan manusia.

Selain itu juga kami sebagai penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi
pembelajaran untuk mahasiswa mahasiswi karean penyusunan makalah berdasarkan standart
buku kompetensi yang memadai.

Sebagai akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah, oleh karena itu dengan rendah hati kami sebgai
penyusun berharap kepada pembaca kiranya dapat memberikan masukan, kritik, dan
tanggapan guna penyempurnaan makalah.

Madiun 4 Maret, 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam penyakit
semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang dinamakan
diabetes mellitus atau yang lebih dikenal masyarakat dengan kencing manis (Rahmatsyah
Lubis, 11 Juli 2006). Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara
berkembang karena peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan, akhir-akhir ini
banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di
kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit ganeratif, seperti penyakit
jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain (Suyono, 2003).

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai


macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang disertai lesi
pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer arief,
2001). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya
penanganan yang tepat dan serius. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),

Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di


dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat (www.Diabetes Mellitus News.com). Dengan
prevalensi 8,4 % dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta
pengidap diabetes mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta
penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat
inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit
endokrin dan 4 % wanita hamil menderita Diabetes Mellitus Gestasional.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus?

2. Bagaimana contoh cara pengaplikasian asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana cara pemberian asuhan keperawatan pada Diabetes Melitus

2. Untuk mengetahui cara pengaplikasian Asuhan Keperawatan Melitus


1.4 MANFAAT

Penulis dan pembaca terutama mahasiswa keperawatan mendapatkan ilmu dan


wawasan yang lebih luas tentang cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien Diabetes
Melitus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

2.1.1 Pengkajian

Pengkajian pada pasien Diabetes Militus menurut (Wijaya dan Yessie, 2013)
diantaranya :

 Identitas Pasien
- Nama :
- Umur :
- Jenis kelamin :
- Status :
- Agama :
- Suku Bangsa :
- Pendidikan :
- Pekerjaan :
- Alamat :
- Diagnosa Medis :
 Riwayat kesehatan sekarang
1. Adanya gatal pada kulit disertai lukaa yang tidak sembuh-sembuh
2. Kesemutan
3. Menurunnya BB
4. meningkatny nafsu makan
5. Sering haus
6. Banyak kencing
7. Menurunnya ketajaman penglihatan
 Riwayat kesehatan dahulu : penyakit yang pernah dialami pasien sebelum masuk
rumah sakit contoh riwayat penyakit pankreas, hirpetensi, MCI, ISK berulang
 Riwayat kesehatan kelurga :catatan tentang penyakit keluarga pasien yang
berhubunngan dengan penyakit saat ini riwayat keluarga dengan DM
 Riwayat Lingkungan : Keadaan atau kondisi lingkungan di rumah dan tempat kerja
 Pola aktivitas dan Latihan : Aktivitas/kebiasaan ketika dirumah dan pada saat bekerja
 Pola Nutrisi Metabolik : meliputi pola makan dan minum pada saat dirumah dan di
rumah sakit
 Pola Eliminasi : kondisi atau Pola eliminasi BAB dan BAK pada saat di rumah dan di
rumah sakit
 Pola tidur dan Istirahat : perbandingan Pola tidur pasien ketika di rumah sakit dan di
rumah
 Pola Komunikasi : bentuk komunikasi pasien ketika dirumah dan di rumah sakit
 Pemeriksaan Fisik Head to toe (Muttaqin, Arif: 2010)
- Kepala/rambut
Inspeksi : Bentuk simetris, warna rambut hitam, kebersihan kulit kepal,
kelembapan kulit kepala, ada bekas luka atau tidak
Palpasi : dengan perabaan apakah terdapat benjolan, oedema
Perkusi : terdapat nyeri tekan,

- Mata
Inspeksi : kesimetrisan mata, konjungtiva anemis atau tidak, pupil
isokor/miosis
Palpasi : tidak ada benjolan atau nyeri tekan
- Leher
Inspeksi : kesimetrisan leher, apakah ada oedem
Palpasi : apakah ada pembesaran tyroid,
Perkusi : apakah ada nyeri tekan
- Dada/Thorax
Inspeksi : Kesimetrisan dada, frekuensi, RR teratur atau tidak
Palpasi : Perabaan pada taktil fremitus, bila getarannya sma makna keadaan
paru normal/baik
Perkusi : Dilakukan untuk mengetahui batas-batas organ yang ada di dalam
rongga dada
Auskultasi : untuk mengetahui bunyi nafas apakah ada vesicular,
weezing/ronki
- Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dada normal
Perkusi :normal suara sonor
Auskultasi : suara napas normal tidak ada wezzy/ronki
- Payudara dan Ketiak
Inspeksi : Kesimetrisan kanan kiri, tidak ada benjolan/massa
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
- Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada massa/benjolan
Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen berskala berapa
Auskultasi : Tympani
- Genetalia
Inspeksi : tidak ada benjolan/massa
Palpasi : tidak ada nyeri/ nyeri tekan
- Ekstremitas
Kekuatan otot penuh atau berkurang
- Kulit
Inspeksi : kelembapan kulit, warna kulit, berkeriput atau tidak,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,

2.1.2 Pemeriksaan penunjang (Wijaya, Andra dan Putri, Yessie : 2013 )


- Kadar glukosa
o Gula darah sewaktu/random >200mg/dl
o Gula darah puasa/nuchter >140/dl
o Gula darah 2 jam PP (post prandial) >200mg/dl
o Aseton plasma : hasil (+) mencolok
o Asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolestrol
o Osmolaritas serum (>330 osm/l)
o Urinalisis : proteinuria, ketonuria, glukosuria

2.1.3 Diagnosa Keperawatan

1. Kekuranganvolume cairan B.d deuresis osmotik, kehilangan gastrik yang berlebihan


(mual, muntah)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d ketidak adekuatan insulin, penurunan
masukan oral
3. Perubahan perfusi jaringan perifer B.d penurunan aliran arterial

4. Resti in.d glukosa darah yang tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi
feksi B

5. kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan B.d


tidak mengenal sumber informasi

6. kerusakan integritas kulit B.d kerusakan sirkulasi, penurunan sensasi

2.1.4 Intervensi (Amin dan Hardhi, 2015)

1. Kekurangan volume cairan B.d diuresis osmotik, kehilangan gastrik, berlebihan,


masukan yang terbatas.

Ditandai dengan : Peningkatan haluaran urin, urine encer, haus, lemah, BB menurun,
kulit kering, turgor buruk.

NOC NIC
Kekurangan Volume 1. Fluid Balance 1. Timbang popok/pembalut
cairan 2. Hydration jika di perlukan
Definisi : Penurunan 3. Nutritional Status : food and 2. Pertahankan catatan intake
cairan intravascular, fluid dan output yang akurat
interstisial, dan atau 4. Intake 3. Monitor status hidrasi
intraseluler. Ini mengacu KH : (kelembapan membran
pada dehidrasi, 1. Mempertahankan urine mukosa, nadi adekuat, TD
kehilangan cairan saja output sesuai dengan usia ortostatik), jika diperlukan
tanpa perubahan pada dan BB, BJ urine normal, 4. Monitor vital sign
natrium HT normal 5. Monitor status nutrisi
Batasan Karakteristik 2. Tekanan darah, nadi, suhu 6. Berikan cairan IV
 Perubahan status tubuh dalam batas normal 7. Monitor status nutrisi
mental 3. Tidak ada tanda-tanda 8. Berikan penggantian
 Penurunan TD dehidrasi nesogatrik sesuai output
 Penurunan volume 4. Elastisitas turgor kulit baik, 9. Dorong keluarga untuk
nadi membrane mukosa lembab, membantu pasien makan
 Penurunan turgor kulit
tidak ada rasa haus yang 10. Tawarkan snack (jus buah,
 Penurunan turgor lidah
berlebihan. buah segar )
 Penurunan haluaran
urin 11. Kolaborai dengan tenaga
 Penurunan pengisisan medis
vena 12. Atur kemungkinan tranfusi
 Membrane mukosa 13. Persiapan untuk tranfusi
kering 14. Monitor status cairan
 Kulit kering
 Peningkatan termasuk intake dan output
hematokrit cairan
 Peningkatan suhu 15. Pelihara IV line
tubuh 16. Monitor tingkat hb dan
 Peningkatatan hematokrit
frekuensi nadi
17. Monitor tanda vital
 Peningkatan
konsentrasi urin 18. Monitor respon pasien thdp
 Penurunan BB penambahab cairan
 Haus 19. Monitor BB
 Kelemahan 20. Dorong pasienuntuk
Faktor yang menambah intake oral
berhubungan 21. Pemberian cairan IV
 Kehilangan cairan monitor adanya tanda dan
aktif
gejala kelebihan vol cairan
 Kegagalan
22. Monitor adanya tanda CKD
mekanisme regulasi

2. perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, hipermetabolisme.

Ditandai dengan : masukan makanan tidak adekuat, anorexia, BB menurun, kelemahan,


kelelahan, tonus otot buruk, diare.

Kriteria hasil : Mencerna jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan tingkat energi biasanya,
BB stabil meningkat.

NOC NIC
Ketidakseimbangan  Nutritional status : Nutrition manegement
nutrisi kurang dari  Nutritional status: food and  Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh fluid makanan
Definisi: Asupan nutrisi  Intake  Kolaborasi dengan ahli
tidak cukup unttuk  Nutritional status : nutrient gizi untuk menentukan
memenuhi kebutuhan inteke jumlah kalori dan
metabolik  Weight control nutrisi yang dibutuhkan
Batasan Karakteristik : Kriteria hasil : pasien
 Kram Abdomen  Adanya peningkatan berat  Anjurkan pasien untuk
 Nyeri abdomen badan sesuai dengan tujuan meningkatkan inteke fe
 Menghindari makanan  Berat badan ideal sesuai  Anjurkan pasien untuk
 BB 20% atau lebih dengan tinggi badan meningkatkan protein
dibawah BB ideal  Mampu menidentifikasi dan vitamin c
 Kerapuhan kapiler kebutuhan nutrisi  Berikan subtansi gula
 Diare  Tidak ada tanda tanda  Yakinkan diet yang
 Kehilangan rambut malnutrisi dimakan mengandung
berlebih  Menunjukan peningkatan tinggi serat untuk
 Bising usus Hiperaktif fungsi pengecapan dari mencegah konstipasi.
 Kurang makanan menelan  Berikan makanan yang
 Kurang informasi  Tidak terjadi penurunan berat terpilih(sudah
 Kurang minat pada badan yang berarti dikonsultasikan dengan
makanan ahli gizi)
 Penurunan BB dengan  Ajarkan pasien
asupan makanan bagaimana membuat
adekuat cacatan makanan harian
 Keslahan konsepsi  Monitor jumlah nutrisi
 Kesalahan informasi dan kandungan kalori
 Membran mukosa  Berikan informasi
pucat tentang kebutuhan
 Ketidakmampuan nutrisi
memakan makanan  Kaji kemampuan pasien
 Tonus otot menurun untuk mendapatkan
nutisi yang dibutuhkan
 Mengeluh gangguan
sensasi rasa Nutrition monitoring
 BB pasien dalam batas
 Mengeluh asupan
normal
makanan kurang dari
RDA (recomended  Monitor adanya penurunan
daily allowance) berat badan
 Cepat kenyang setelah  Monitor tipe dan jumlah
makan aktivitas yang bisa dilakukan
 Sariawan rongga mulut  Monitor interksi anak atau
orang tua selama makan
 Steatorea
 Monitor lingkungan selama
makan
 Kelemahan otot
mengunyah  Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
 Kelemahan otot untuk
menelan makan
Faktor-faktor yang  Monitor kulit kering dan
berhubungan : perubahan pikmentasi
 Faktor Biologis  Monitor turgor kulit
 Faktor ekonomi  Monitor kekeringan ,rambut
kusam, dan mudah patah
 Ketidak mampuan
untuk mengabsorbsi  Monitor mual dan muntah
nutrien  Monitor kadar albumin,total
 Ketidakmampuan protein ,Hb,dan kadar Ht
untuk mencerna  Monitor pertumbuha dan
makanan perkembangan
 Ketidak mampuan  Monitor
menelan makanan pucat,kemerahan,dan
 Faktor psikologis kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan inteke
nutrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik,hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta,scarlet

3. Resiko tinggi infeksi B.d kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi lekosit/perubahan
sirkulasi.

NOC NIC
Resiko infeksi  Immune Status Infection Control (Kontrol
Definisi :  Knowladge : Infection Infeksi)
Mengalami peningkatan Control  Bersihkan lingkungan setelah
resiko terserang organisme  Risk Control di pakai pasien lain
patogenik Kriteria Hasil :  Pertahankan tehnik isolasi
Faktor-faktor resiko :  Klien bebas dari tanda dan  Batasi pengunjung bila perlu
 Penyakit kronis gejala infeksi  Instruksikan pada
- Diabete Militus  Mendeskripsikan proses pengunjung untuk mencuci
- Obesitas penularan penyakit, faktor
tangan saat berkunjung dan
yang mempengaruhi
penularan serta setelah berkunjung
 Pengetahuan yang tidak pentalaksanaanya, meninggalkan pasien
cukup untuk  Menunjukkan kemampuan  Gunakan sabun anti mikrobia
menghindari untuk mencegah timbulnya untuk cuci tangan
pemanjanan patogen infeksi
 Pertahanan tubuh  Cuci tangan setiap sebelum
 Jumlah leukosit dalam batas
primer yang tidak dan sesudah tindakan
normal
adekuat keperawatan
 Menunjukkan perilaku hidup
- Gangguan peritalsis sehat  Gunakan baju, sarung tangan
- Kerusakan integritas sebagai alat pelindung
kulit (Pemasangan
 Pertahankan lingkungan
kateter IV, prosedur
invasif) sertik selama pemasangan
- Perubahan sekresi alat
Ph  Ganti letak IV perifer dan
- Penurunan kerja line central dan dressing
siliaris sesuai dengan petunjuk
- Pecah ketuban dini
umum gunakan kateter
- Pecah ketuban lama
- Merokok intermiten untuk menurunkan
- Stasis cairan tubuh infeksi kandung kencing
- Trauma jaringan  Tingkatkan intake nutrisi
(mis; Trauma
destruksi jaringan)  Berikan terapi antibiotik bila
 Ketidak adekuatan perlu infection protection
pertahanan sekunder (Proteksi terhadap infeksi )
- Penurunan Hb  Monitor tanda dan gejala
- Imunnosupresi (mis; infeksi sistemik dan lokal
immunitas didapat  Monitor hitung granulosit,
tidak adekuat, agen
WBC
farmaseutikal
termasuk immuno  Monitor kerentanan terhadap
supresan, steroid, infeksi
antibodi,  Batasi pengunjung
monoklonal,  Sering pengunjung terhadap
immunomodulator)
penyakit menular
- Supresi respon
inflamasi  Pertahankan tehnik aspesis
 Faksinasi tidak adekuat pada pasien yang beresiko
 Pemanjaan terhadap  Pertahankan tehnik isolasi
patogen k/p
 Lingukngan meningkat  Berikan perawatan kuliat
- Wabah pada area epidema
 Prosedur invasif
 Inspeksi kulit dan membran
 Malnutrisi
mukosa terhadap kemerahan,
panas, dreinase
 Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
 Dorong masukan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Intruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif
2.2 CONTOH KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATANNYA

1. Contoh Kasus

Pada tanggal 28 Februari 2018 pukul 07.05 pasien atas nama Tn.S datang kerumah sakit Dr.
Soedono Madiun karena pasien mengalami muntah-muntah, lemas pusing sejak 5 hari yang
lalu, ketika di lakukan pengkajian ternyata pasien mempunyai luka/gangrene dan pasien
mengatakan mempunyai riwayat sakit DM. Berat badan pasien 46 kg dengan tinggi badan
157 cm. Karena dengan kondisi yang tidak memungkinkan pasien di pindahkan atau di rawat
di bangsal anggrek kemudian untuk menegakkan diagnose yang lebih akurat dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan hasil Hb pasien normal (14,4), albumin 2,1 (Kurang).

2.2.1 Pengkajian
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.s
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Madiun
Status : Kawin

2. Keluhan utama : Muntah-muntah

Riwayat Kesehatan saat ini : Pasien datang ke Rumah Sakit Dr. Soedono pada tanggal 27
Februari 2018 pukul 10.25. pasien mengeluhkan muntah-muntah, mual, pusing, lemas
sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengatakan mempunyai lukaatau gangrene pada kakinya
sebelah kiri luka gangrene sejak 3 bulan yang lalu, luas luka 3 x 6 cm, dengan warna
putih kekuningan atau terdapat pus dan luka berbau. pasien datang dengan BB 47 kg dan
TB 157. Pasien datang juga dengan keadaan composmentis. Kadar gula pasien 73
(hipoglikemia).
3. Riwayat kesehatan terdahulu : Pasien pernah dirawat di Rumah sakit dan memiliki
riwayat sakit Diabetes Mellitus, pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat
apapun
4. Kebiasaan : Pasien mengatakan tidak ada rutinitas yang berat atautidak bekerja dan tidak
mempunyai kebiasan merokok.
5. Obat-obatan yang digunakan : Injeksi insulin

6. Riwayat kesehatan keluarga

- Pasien tinggal bersama istri dan anaknya, jumlah keluarga empat dalam satu rumah
- Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa
- Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun
- Keluarga merasa keberatan karena salah satu dari keluarga ada yang sakitmaka akan
terjadi ketidak seimbangan ekonomi, pasien juga termasuk tulang punggung keluarga

7. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
 Kebersihan Bersih, px mengatakan tidak bisa Px mengatakan tidak bekerja
membantu membersihkan rumah
semenjak terdapat luka pada kaki
 Bahaya Px mengatakan di rumah tidak -
Kecelakaan berbahya
 Polusi Px mengatakan dirumah bebas polusi -

 Ventilasi Px mengatakan dirumah terdapat -


ventilasi yang baik

 Pencahayaan Px mengatakan mendapat -


pencahayaan

8. Pola aktivitas dan Latihan


Jenis Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum Px mengatakan makan 3x sehari Keluarga px mengatakan makan
dengan menu nasi wadang, sayur, hanya sedikit sekali, terkadang
lauk pauk, terkadang makan buah tidak makan, krn ketika makan px
 Mandi sewaktu-waktu mual
Px mengatakan mandi 3x sehari Px mengatakan hanya disibin oleh
 Berpakaian keluarganya

 Toileting Px berpakaian Px berpakaian


Px mengatakan bisa melakukan Px membutuhkan bantuan dalam
sendiri melakukan toileting

 Mobilitas di Px mengatakan bisa sendiri dan Px mengatakan kesulitan pada saat


tempat tidur sedikit kesulitan, karena terdapat bergerak karena px lemas
luka pada kakinya.
 Berpindah Px mengatakan bisa berpindah kaena Px mengatakan sulit berpindah
hanya kaki yg luka dan mengganggu karena keadaan tubuh lemas dan
terdapat luka
 Berjalan Px mengatakan bisa berjalan Px mengatakan kesulitan untuk
walaupun tidak normal berjalan bahkan tidak
memungkinkan karena px sangat
lemas
 Naik tangga Px memungkinkan naik tangga Px tidak naik tangga

9. Pola Nutrisi Metabolik


Jenis Rumah Rumah Sakit
 Jenis Px mengatakan diit makan dengan Px diit makanan TKTP, px
diit/makanan pola 3x sehari, makan hanya sedikit mendapat makan 3x sehari makan
 Frekuensi
dengan menu nasi wadang, sayur dari RS, akan tetapi px tidak makan
 Porsi yang
dihabiskan lauk pauk missal tahu, telur tempe, hanya satu sendok karena ketika
 Komposisi sayur + jajan/buah makan akan muntah, minum susu
menu juga tidak mau, menu dari RS telur
puyuh, sayur bening jajan dan buah
 Pantangan Px mengatakan tidak ada pantangan Px tidak berpantangan
 Jenis minuman Air putih terkadang susu Air putih terkadang susu hanya
sedikit

 Kesukaran Px mengatakan bisa menelan dengan Px mengatakan bisa menelan

menelan baik

10. Pola Eliminasi


Jenis Rumah Rumah Sakit
 BAB Pasien mengatakan BAB lancar Px mengatakan kesulitan dalam
dengan frekuansi 1x/ 2 hari, BAB BAB selama dirumah sakit baru
biasa/normal dengan kuning atau bau satu kali BAB dengan bau khas
khas BAB BAB warna agak kehitaman

 BAK Px mengatakan bisa BAK dengan Px mengatakan bisa BAK akan


frekuensi 3-4 kali sehari dengan tetapi hanya sedikit 2x sehari
warna kuning bau khas BAK, tidak dengan bau khas urin warna kuning
merasakan kesulitan

11. Pola tidur-istirahat


Jenis Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang Px mengatakan tidur siang kurang Px mengatakan tidur siang 2-3 jam
lebih 3-4 jam dengan bangun tidur

12. Pola Toleransi-zkoping Stres


1. Pengambila keputusan : diri sendiri da dibantu orang lain atau keluarga
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS/ penyakit : Tidak ada
3. Harapan setelah menjalani perawatan : Px mengatakan pulang dengan keadaan sehat
dan tidak kembali sakit lagi/ kembali ke Rs

13. Pola peran dan Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Px sebagai kepala keluarga
2. Sistem pendukung : Istri, anak, tetangga, saudara
3. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
14. Pola komunikasi
- Pasien bicara dengan baik, mampu mengerti pembicaraan orang lain

15. Pemeriksaan Fisik


a. Kepala
Inspeksi : Rambut hitam, timbul uban, keadaan cukup bersih
Palpasi : Mudah rontok, lembab, tidak ada benjolan
Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
b. Mata
Inspeksi : Icterus jelas, pupil reaksi terhadap cahaya
Palpasi : Conjungtiva anemis

c. Hidung
Inspeksi : Tenggorokan simetris
Palpasi : Hidung simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada polip
d. Mulut
Inspeksi : Mulut bau, tidak ada radang, tidak ada aphtae, tidak ada oedem,
mukosa kering dan pucat.
e. Telinga
Bentuk simetris, fungsi pendengaran masih baik tidak ada gangguan
f. Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kekakuan
g. Dada/Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : pola nafas normal (eupnea)
h. Abdomen
Inspeksi : Abdomen simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Peristatic / bising usus

i. Ekstremitas
5 5
5 3
Inspeksi : terdapat luka gangrene sejak 3 bulan yang lalu, luas luka 3 x 6 cm, dengan
warna putih kekuningan atau terdapat pus dan luka berbau.
i. Kulit
Inspeksi : Kulit keriput, warna sawo matang, pada kaki terdapat luka/gangrene
Palapasi : keadaan kulit kering, tidak ada benjolan, tidak ada
Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
17. Hasil pemeriksaan Penunjang

 Hasil pemeriksaan cek laboratorium Tn.S


- Albumin 2,1,
- cholestrol 285 mg/dL
- HDL 28 mg/dL
- LDL 223 mg/dL
-
 Hasil Radiologi pemeriksaan foto Thorax AP (Simetris)
- Cor : Besar dan bentuk kesan normal
- Pulmo : Tak tampak infiltrat
- Sinus phrenicocostals kanan kiri
Kesan : Cor dan Pulmo saat ini tidak tampak kelainan

 Terapi pengobatan
- Inf. Ns 16 tpm
- Ranitidin 3x1/ampul
- Ondancentro 3x1/ ampul
- Norages 3x1/ ampul
18. Analisa Data

Tanggal Data Etiologi Masalah


Ds : Px mengatakan nafsu makan Kehilangan kalori Ketidakseimbangan
menurun, setiap makan nutrisi dari
langsung muntah, makan Sel kekurangan bahan kebutuhan tubuh
hanya 1 sendok, untuk metabolisme
Do : KU : Lemah
TD : 170/140 S : 36,3 C merangsang
N :86 X/Menit RR :20 X/Mnt hipotalamus
BB turun 47kg.
- Kesadaran Composmentis pusat lapar dan haus
- Ekspresi tampak lesu& Pucat
- Berat badan 18% atau dibawah polidipsia, polipagia
normal
- Kurang makanan ketidak seimbangan
- Kurang minat pada makan nutrisi kurang dari
- Bising usus hiperaktif kebutuhan tubuh
(16/menit)
- Membran mukosa pucat

Ds : Px mengatakan ada luka DM Kekebalan tubuh Kerusakan


pada kaki kirinya menurun integritas kulit
Do :
- Ada luka gangrene dengan Neuropati sensori
ukuran 3x6cm perifer
- Luka gangrene berbau
- Terdapat pus warna luka putih Klien tidak merasa
kekuningan. sakit
- Terdapat banyak nekrosis
- Kadar gula 73/mmHg Nekrosis luka
Gangrene

Kerusakan integritas
kulit

19. Diagnosa Keperawatan

 Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia mual dan muntah
 Kerusakan Integritas kulit b/d proses perkembangan penyakit (luka DM)

20. Intervensi Keperawatan


Tanggal Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
(Tujuan & KH)
Ketidakseimbangan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui
nutrisi dari kebutuhan 2. Observasi jumlah nutrisi perkembangan px
tubuh 3. Berikan selang NGT jika 2. mengetahui tindakan
Tujuan : Setelah dilakukan diperlukan selanjutnya
tindakan keperawatan 4. Beritahu kepada 3. Agar nutrisi tetap
1x24 jam diharapkan pasien/keluarga mengenai adekuat
sedikit berkuramng/ informasi nutrisi
sembuh 5. Kolaborasi dengan tim 4. mengetahui nutrisi
KH : medis yang sesuai dengan
- TTV normal 6. Kolaborasi dengan tim kondisi px saat ini
- Nafsu makan gizi
meningkat
- Tidak ada
penurunan BB
Kekurangan integritas 1. Monitor kulit akan adanya 1. Mengrtahui
kulit kemerahan Perkembangan kulit px
Tujuan : Setelah dilakukan 2. Oleskan lotion/ baby oil 2. mengurangi/ mencegah
tindakan keperawatan pd daerah yg tertekan terjadinya penambahan
1x24 jam dihaarapkan luka 3. Monitor aktifitas dan luka
dapat membaik mobilitas px 3. mengetahui
KH : 4. Monitor status nutrisi px perkembanngan
- Perfusi jaringan normal 5. Observasi luka aktivitas & mobilitas
- Tidak ada tanda-tanda 6. Ajarkan keluarga tentang px
infeksi luka & perawatan luka 4. mengetahui status
- Ketebalan dan tekstur 7. Kolaborasi ahli gizi nutrisi
jaringan normal pemberian diet TKTP 5. mengetahui
- Menunjukkan 8. Cegah kontaminasi perkembangan luka
pemahaman dalam dengan feses & urin 6. meminimalisir
proses perbaikan kulit 9. Lakukan tehnik RL keparahan luka
dan mencegah dengan steril 7. mempercepat
terjadinya cidera 10. Berikan posisi yg kesembuhan luka dan
berulang mengurangi tekanan pada mengontrol nutrisi px
- Menunjukkan proses luka 8. mencegah kontaminasi
terjadinya dengan bakteri
penyembuhan luka 9. mencegah terjadinya
infeksi
10. mengurangi/
mencegah terjadinya
penambahan luka
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai


macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, yang disertai lesi
pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer arief,
2001: 580). Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan
upaya penanganan yang tepat dan serius. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO).

Asuhan keperawatan adalah suatu bentuk usaha atau bantuan dari tenaga medis atau
perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sehingga asuhan
keperawatan sangat berperan penting pada proses penyembuhan penyakit pada pasien
Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil bervariasi antara pasien
satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
terjadinya kekurangan insulin sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel. tersebut

3.2 SARAN
1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan asuhan keperawatan dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa mampu memahami diagnos yang akan diambil untuk asuhan keperawatan.
3. Mhasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian KeperawatanmAplikasi Pada Praktik Klinik. Salemba


Medika : Jakarta
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. (Jilid 2). Mediaction : Yogyakarta
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika :
Yogyakarta

Vous aimerez peut-être aussi