DI PENGADILAN NEGERI MUARA BUNGO (Studi Putusan Nomor 134/Pid.Sus/2015/PN.Mrb Dan Putusan Nomor 247/Pid.Sus/2016/PN.Mrb)
Oleh:
NOVI PRAWITA WULAN
RRB10014303
Pembimbing Haryadi, S.H., M.H. H. Herriliyus. SH., M.H.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam
penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung dalam perkara putusan No. 134/Pid.Sus/2015/PN.Mrb dan Perkara No. 247/Pid.Sus/2016/PN.Mrb. Permasalahannya yaitu bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung. dalam perkara putusan No. 134/Pid.Sus/2015/PN.Mrb dan Perkara No. 247/Pid.Sus/2016/PN.Mrb? Tipe penelitian Yuridis Normatif, yaitu mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung. Hasil penelitian bahwa dasar pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo dalam penjatuhan pidana pada perkara tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung sendiri adalah dengan memperhatikan : fakta hukum dan fakta persidangan dalam penentuan bersalah atau tidaknya terdakwa dan faktor sosiologis untuk penentuan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada pelaku yang terbukti melakukan tindak pidana. Namun pidana yang dijatuhkan Hakim kepada pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak kandung sendiri masih tidak terlalu berat, sehingga tidak mewujudkan rasa keadilan masyarakat atau tidak sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Saran : karena anak mempunyai masa depan dan sebagai penerus bangsa dan negara indonesia dan selama hidupnya akan merasa trauma yang dapat mempengaruhi jiwanya, oleh sebab itu maka pidana yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana haruslah seberat-beratnya atau kalau perlu dengan hukuman maksimal dan seharusnya setelah keluar Undang-undang Khusus yang mengatur hal yang sama yaitu Undang- undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, maka Undang-undang umum dikesampingkan, , demi tercapainya keadilan masyarakat dan menghargai serta melaksanakan amanah peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kata Kunci : Dasar Pertimbangan Hakim, Tindak Pidana Persetubuhan, Terhadap