Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3.1 Sejarah
Tetrasiklin mudah membentuk garam dengan ion NA+ maupun Cl- . Obat ini
dalam bentuk kering bersifat stabil, tidak demikian halnya bila antibiotika ini
berada dalam larutan air. Untuk sediaan basah perlu ditambahkan buffer. Dalam
larutan yang biasa digunakan untuk injeksi mengandung buffer dengan pelarut
propylen glikol pada pH 7,5, dapat tahan 1 tahun pada suhu kamar sampai 45O C.
Bila pH lebih tinggi dari 7,5 maka tingkat kestabilan tetrasiklin akan menurun.
2. Kegunaan Tetrasiklin
Kegunaan klinis tetrasiklin dalam kedokteran hewan yaitu:
Hewan Kecil
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan
oleh kuman gram positif maupun gram negatif, terutama pada penyakit saluran
pernafasan, perkencingan, leptospirosis (penyakit manusia dan hewan dari kuman
dan disebabkan
kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan yang
terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel darah putih
kucing menurun dengan drastis).
Hewan besar
Antibiotika ini hampir selalu diberikan untuk mengatasi berbagai penyakit
pada hewan besar, hal ini mungkin disebabkan karena sifat obat yang mempunyai
spectrum luas. Dalam kasus lapangan antibiotika ini biasa digunakan untuk
mengatasi penyakit-penyakit seperti metritis, pneumonia, mastitis, enteritis,
leptospirosis, shipping fever, listeriosis, anaplasmosis, penyakit jembrana dan
antraks.
Untuk babi
Dapat digunakan untu mengatasi penyakit seperti radang usus, paru, dan
lain-lain. Dalam dosis rendah klortetrasiklin juga ditemukan tercampur dalam
pakan.
Untuk unggas
Biasa digunakan untuk mengatasi penyakit pada unggas seperti CRD,
sinusitis, infeksi PPLO dan erysipelas. Dalam banyak pakan ayam juga ditemukan
kadar tetrasiklin dengan dosis rendah.
Penggunaan topikal
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi radang infeksi pada kulit, biasanya
sediaan tetrasiklin dikemas dalam bentuk salep 1%. Dapat digunakan untuk
mengobati penyakit mata seperti opthalmik, selain itu dapat juga digunakan untuk
mengatasi pink eye.
3. Gangguan pencernaan
Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi. Diantaranya
seperti mual, muntah, diare, nyeri menelan , iritasi kerongkongan. Efek samping
yang jarang terjadi termasuk : kerusakan hati, pankreatitis, gangguan darah,
fotosensitif, reaksi hipersensitif (ruam, dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-
johnson, urtikaria, angioedema, anafilaksis, carditis). Sakit kepala dan gangguan
penglihatan dapat terjadi dan dapat menjadi penanda peningkatan tekanan dalam
kepala dan segera hentikan pengobatan bila ini terjadi.
Daftar pustaka