Vous êtes sur la page 1sur 12

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

REKAYASA IDE

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK INDONESIA LEBIH MAJU

Disusun Oleh :

Rahma Yanti Br.Padang (4171141036)


Risa Putri Surbakti (4173141059)
Thya Dwiana Rismiati (4172141034)
Yosi Mikelia Hutagalung (4173341085)

BIOLOGI DIK.E’17

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
ABSTRAK

Tulisan ini merupakan gagasan ilmiah yang bertujuan untuk memberikan gambaran
akan pentingnya membangun karakter sumber daya manusia yang bermoral, melalui
internalisasi nilai-nilai positif dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut merupakan
salah satu cara untuk bisa mengatasi berbagai persoalan khususnya dekadensi moral
dikalangan generasi muda. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan. Secara
umum, nilai-nilai yang perlu untuk terus dikembangkan dan diinternalisasikan dalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesia antara lain religius, gotong royong, kebersamaan,
rendah hati, kehalusan budi, ramah-tamah, toleransi, sehingga dapat terwujud persatuan
dan kesatuan bangsa.

8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan RI tentang Pendidikan Karekter Untuk
Indonesia Lebih Maju. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah berjasa dalam mengajarkan dan menyebarkan agama islam serta
pengetahuan umum lainnya.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang


telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
bukanlah hasil karya yang sempurna, baik dari segi penulisan maupun bahasanya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Medan, November 2018

Kelompok 4

8
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide ................................................................... 4


1.2 Tujuan penulisan Rekayasa Ide ............................................................................... 4
1.3 Manfaat Rekayasa Ide .............................................................................................. 4

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN..................................................................... 5

2.1 Permasalahan Umum ................................................................................................ 5


2.2 Permasalahan Khusus 1 ............................................................................................ 5
2.3 Permasalahan Khusus 2 ............................................................................................ 5
2.4 Permasalahan Khusus 3 ............................................................................................

BAB III SOLUSI & PEMBAHASAN ..................................................................................

3.1 Solusi Permasalahan 1 ..............................................................................................


3.2 Solusi Permasalahan 2 ..............................................................................................
3.3 Solusi Permasalahan 3 ..............................................................................................

BAB IV PENUTUP................................................................................................................

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................


4.2 Rekomendasi ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya Rekayasa Ide


Rekaysa Ide merupakan salah satu instrument yang dapat mendukung keberhasilan
dalam proses pembelajaran dibangku perkuliahan. Indikator keberhasilan Rekayasa Ide
untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran itu dapat dilihat dari terciptanya
kemampuan dari setiap mahasiswa/mahasiswi untuk memecahkan masalah ataupun
fenomena yang terjadi di dalam kehidupan engan menciptakan karya yang kreatif dan
inovatif. Dengan kata lain, melalui Rekayasa Ide mahasiswa diajak untuk menguji
pemikiran mahasiswa untuk berfikir tingkat tinggi agar dapat mengasilkan suatu gagasan/
ide kreatif dan cemerlang terhadap fenomena kehidupan sekarang maupu kehidupan yang
akan datang.

1.2 Tujuan Penulisan Rekayasa Ide


Tujuan penulisan Rekayasa Ide salah satunya adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Kewarganegaraan, selain itu penulisan RI ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa mengenai permasalahan dan fenomena-fenomena yang sedang
terjadi di masyarakat dan mampu mengatasi permasalahan tersebut dengan ide kreatifnya.

1.3 Manfaat Rekayasa Ide


Manfaat penulisan Rekayasa Ide adalah terciptanya kemampuan dari setiap
mahasiswa/mahasiswi untuk memecahkan masalah ataupun fenomena yang terjadi di
dalam kehidupan engan menciptakan karya yang kreatif dan inovatif. Dengan kata lain,
melalui Rekayasa Ide mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran mahasiswa untuk
berfikir tingkat tinggi agar dapat mengasilkan suatu gagasan/ ide kreatif dan cemerlang
terhadap fenomena kehidupan sekarang maupu kehidupan yang akan datang.

8
BAB II
IDENTIFIKASI MASLAH

2.1. Permasalahan Umum

Melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter
merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan
global dan daya saing bangsa. Memang tidak mudah untuk menghasilkan SDM yang
tertuang dalam UU tersebut. Persoalannya adalah hingga saat ini SDM Indonesia masih
belum mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Misalnya untuk kasus-kasus
aktual, masih banyak ditemukan siswa yang menyontek di kala sedang menghadapi ujian,
bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pergaulan bebas, terlibat narkoba,
dan lain-lain. Di sisi lain, ditemukan guru, pendidik yang senantiasa memberikan contoh-
contoh tidak baik ke siswanya. Kondisi ini terus terang sangat memilukan dan
mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak tahun 1945.
Kondisi ini mencerminkan masalah moral yang memainkan peran cukup sgnifikan
yang mengharuskan adanya tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Jawaban yang paling
kompleks yaitu melalui pendidikan baik formal, informal maupun non formal, sebagai
upaya untuk membangun karakter SDM yang bermoral sehingga mampu membentuk
pribadi yang kuat dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa
yang akan datang.

2.2 Permasalahan Khusus 1 (Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Moral


Peserta Didik)

Perkembangan Teknologi dan Informasi merupakan factor pendukung utama arus


globalisasi. Perkembangan teknologi dewasa ini begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat kita hindari kehadirannya. Akibat globalisasi tentunya membawa pengaruh
terhadap suatu negara termasuk Indonesia, khususnya terhadap perkembangan moral
peserta didik. Pengaruh negatif globalisasi yang berkaitan dengan perkembangan moral
peserta didik antara lain dalam bidang budaya dan sosial, banyak dikalangan remaja telah
hilang nilai-nilai nasionalisme bangsa kita, misalnya sudah tidak kenal sopan santun, cara
berpakaian, dan gaya hidup mereka cenderung meniru budaya barat. Munculnya sikap
8
individualisme, kurang peduli terhadap orang lain sehingga sikap gotong royong semakin
luntur. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi pengaruh
negatif arus globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme bangsa kita, khususnya terhadap
perkembangan moral peserta didik. Dengan cara mengantisipasi pengaruh negatif arus
globalisasi terhadap perkembangan moral peserta didik, maka diharapkan peserta didik
nantinya akan terhindar dari budaya barat yang tidak relevan dengan nilai-nilai
nasionalisme dan cita-cita luhur bangsa kita yang telah digariskan dalam Undang-Undang
Negara Republik Indonesia.
Lickona (1992) menjelaskan beberapa alasan perlunya Pendidikan karakter, di
antaranya: (1) Banyaknya generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada
nilai-nilai moral, (2) Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah
satu fungsi peradaban yang paling utama, (3) Peran sekolah sebagai pendidik karakter
menjadi semakin penting ketika banyak anak-anak memperoleh sedikit pengajaran moral
dari orangtua, masyarakat, atau lembaga keagamaan, (4) masih adanya nilai-nilai moral
yang secara universal masih diterima seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat, dan
tanggungjawab, (5) Demokrasi memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan moral karena
demokrasi merupakan peraturan dari, untuk dan oleh masyarakat, (6) Tidak ada sesuatu
sebagai pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan pendidikan bebas nilai. Sekolah
mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain, (7) Komitmen
pada pendidikan karakter penting manakala kita mau dan terus menjadi guru yang baik,
dan (7) Pendidikan karakter yang efektif membuat sekolah lebih beradab, peduli pada
masyarakat, dan mengacu pada performansi akademik yang meningkat.

2.3 Permasalahan Khusus 2 (Pengaruh Globalisasi terhadap Karakter Anak Bangsa)

Ketersediaan SDM yang berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital saat ini
dan untuk masa depan. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan global dan daya
saing bangsa. SDM Indonesia masih belum mencerminkan tujuan pendidikan yang
diharapkan. Misalnya, masih banyak ditemukan siswa yang menyontek di kala sedang
menghadapi ujian, bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pergaulan
bebas, terlibat narkoba, dan lainnya. Di sisi lain, ditemukan guru, pendidik yang senantiasa
memberikan contoh-contoh tidak baik ke siswanya, juga tidak kalah mentalnya. Misalnya

8
guru tidak jarang melakukan kecurangan-kecurangan dalam sertifikasi dan dalam ujian
nasional (UN).

Persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya


perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggung
jawab, rendahnya kepercayaan diri, dan lain-lain. Kondisi sekarang ini merupakan fakta
yang tidak boleh diabaikan karena kita tidak menginginkan anak bangsa kita kelak menjadi
manusia yang tidak bermoral sebagaimana saat ini sering kita melihat tayangan TV yang
mempertontonkan berita seperti pencurian, perampokan, pemerkosaan, korupsi, dan
penculikan, yang dilakukan tidak hanya oleh orang dewasa, tapi juga oleh anak-anak usia
belasan.

2.4 Permasalahan Khusus 3

8
BAB III
SOLUSI & PEMBAHASAN

3.1 Solusi Permasalahan Khusus 1

Berdasarkan permaslahan khusu 1 yang telah dipaparkan pada bab II, maka peran
pendidik di setiap jenis lembaga pendidikan dalam membentuk karakter siswa sangat
diperukan. Dalam pendidikan formal dan non formal, pendidik (1) harus terlibat dalam
proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan siswa dalam mendiskusikan materi
pembelajaran, (2) harus menjadi contoh tauladan kepada siswanya dalam berprilaku dan
bercakap, (3) harus mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajaran melalui
penggunaan metode pembelajaran yang variatif, (4) harus mampu mendorong dan
membuat perubahan sehingga kepribadian, kemampuan dan keinginan guru dapat
menciptakan hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya, (5)
harus mampu membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa agar siswa
menjadi lebih bertakwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar
soft skills yang berguna bagi kehidupan siswa selanjutnya, dan (6) harus menunjukkan rasa
kecintaan kepada siswa sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah
putus asa.
Sementara dalam pendidikan informal seperti keluarga dan lingkungan, pendidik atau
orangtua/tokoh masyarakat (1) harus menunjukkan nilai-nilai moralitas bagi anak-anaknya,
(2) harus memiliki kedekatan emosional kepada anak dengan menunjukkan rasa kasih
sayang, (3) harus memberikan lingkungan atau suasana yang kondusif bagi pengembangan
karakter anak, dan (4) perlu mengajak anak-anaknya untuk senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah, misalnya dengan beribadah secara rutin. Berangkat dari upaya-upaya yang
pendidik lakukan, maka diharapkan akan tumbuh dan berkembang SDM yang berkarakter
dan bermoral yang memiliki kemampuan unggul dalam menghadapi globalisasi.

3.2. Solusi Permasalahan Khusus 2

Permasalahaan khusus 2 dapat diatasi dengan pelaksanaan pendidikan karakter dalam


pendidikan formal, informal, dan non formal. Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004)
menggagas pandangan bahwa pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk
membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilainilai etika/ moral.
Pendidikan karakter ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang

8
hidup dan bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan
bangsa. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa proses pendidikan yang ada di pendidikan
formal, non formal dan informal harus mengajarkan peserta didik atau anak untuk saling
peduli dan membantu dengan penuh keakraban tanpa diskriminasi karena didasarkan
dengan nilai-nilai moral dan persahabatan. Di sini nampak bahwa peran pendidik dan
tokoh panutan sangat membantu membentuk karakter peserta didik atau anak.

Pada Pelaksanaan pendidikan karakter ini, guru atau pendidik dituntut untuk terlibat
dalam proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan siswa dalam mendiskusikan
materi pembelajaran. Pendidik harus menjadi contoh tauladan kepada siswanya dalam
berprilaku dan bercakap, Mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajaran melalui
penggunaan metode pembelajaran yang variatif, Harus mampu mendorong dan membuat
perubahan sehingga kepribadian, kemampuan dan keinginan guru dapat menciptakan
hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya, Harus mampu
membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa agar siswa menjadi lebih
bertakwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar soft skills yang
berguna bagi kehidupan siswa selanjutnya, dan harus menunjukkan rasa kecintaan kepada
siswa sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa.

3.3. Solusi Permasalahan Khusus 3

8
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpualan

4.2.Rekomendasi

8
DAFTAR PUSTAKA

Gandamana, A. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Medan:


UPT Mata Kuliah Umum
Ilma, Naufal. 2015. Peran Pendidikan Sebagai Modal Utama Membangun Karakter
Bangsa. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 3(1)
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2016. Paradigma Terbaru Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta
Sulaiman. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Banda Aceh:
PeNA

Vous aimerez peut-être aussi