Vous êtes sur la page 1sur 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

KEMAMPUAN TAWAS DAN SERBUK BIJI ASAM JAWA (Tamarindusindica)


UNTUK MENURUNKAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) PADA
LIMBAH CAIR LAUNDRY

Galuh Candra Dewi*), Tri Joko**), Yusniar Hanani D**)


*)
Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
**)
Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
e-mail: Galuh.cd@gmail.com

ABSTRACT
Laundry wastewater contains varying levels of suspended solids, salts, nutrients,
organic matter and pathogens that arise from clothes, detergent and fabric
softener.The content of organic matter (COD) caused decline amount ofoxygenin
the waterand affected toaquaticbiota. One of waste water treatment that can be
done is by coagulation flocculation. The purpose of this research was to know the
ability of coagulant alum and tamarind seeds powder with a variety of doses to
reduce levels of COD. This experiment was true experimental research by pretest
posttest with control group design. Total sample as much as 36 samples i.e. 30
sample treatment and 6 control.The result of Two Way Anova test with
a significant p-value < 0.05 indicated that variation dose (p = 0,036) gave the
difference in levels of COD while the type of coagulant (p = 0,669) had no
differencelevels ofCOD.The average of COD
levelsbeforetreatmentwas292,95mg/l,529,18 mg/l and 460,52mg/l. The
optimum dose coagulant on alum and tamarind seeds powder was 2.5 grams,
respectively the levels of COD became 193,0 mg/l and 188,72 mg/l. Meanwhile,
the average percentage of COD level reduction with the addition alum was
55,05% while tamarind seed powder was 54,21%. The ability of alum and
tamarind seed powder was not effective yet to reduce COD levels because the
result were still above the standard quality based on Perda Provinsi Jawa Tengah
No. 5 Tahun 2012. Therefore, need advance treatment to handle waste water.
Keywords: Laundry, Chemical Oxygen Demand (COD), Alum, Tamarind Seed
Powder

PENDAHULUAN ke dalam barang-barang yang sudah


Laundry adalah salah satu dibersihkan.4 Jenis surfaktan yang
usaha yang telah berkembang menjadi biasa digunakan dalam detergen
kegiatan bisnis yang bergerak di bidang adalah Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
jasa pencucian pakaian.1,2,3 Kegiatan yang bersifat resisten terhadap
laundry menggunakan deterjen sebagai dekomposisi biologis dan Linier
bahan pembantu untuk membersihkan AlkylSulfonate (LAS) yang dapat
pakaian, karpet, dan alat-alat rumah diuraikan secara biologis.5
tangga lainnya. Detergen adalah Air limbah laundry mengandung
campuran dari beberapa bahan kimia, berbagai macam zat padatan terlarut,
yakni surfaktan (surface active agent), garam, nutrien, zat organik dan
bahan pengawet busa yang dikenal patogen yang timbul dari pakaian,
sebagai builder, bahan pemutih atau detergen, dan pelembut
bahan pengelantang, bahan pewarna, pakaian.6Banyaknya bahan organik
bahan pengisi, dan bahan-bahan yang yang terkandung dalam air limbah
dapat menghalangi kotoran masuk lagi dapat dilihat dari parameter air yaitu

745
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kadarChemical Oxygen Demand sarung tangan karet dapat menurunkan


(COD). COD adalah jumlah oksigen kadar COD sebesar 41-62%.12
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi Jenis lain dari koagulan sintetik
zat-zat organik yang terdapat dalam adalah adanya jenis koagulan alami.
limbah cair dengan memanfaatkan Koagulan alami memanfaatkan bahan-
oksidator kalium dikromat sebagai bahan yang tersedia di alam. Hal
sumber oksigen.7,8 Angka COD tersebut memperkaya keragaman
merupakan ukuran bagi pencemaran tanaman yang berpotensi sebagai
airoleh zat organik yang secara alamiah alternatif koagulan sintetik seperti
dapat dioksidasi melalui proses biologis penggunaan biji asam jawa. Biji asam
dan dapat menyebabkan berkurangnya jawa mengandung protein yang cukup
oksigen terlarut dalam air.7 Kondisi tinggi. Protein yang terkandung dalam
tersebut mempengaruhi kehidupan biji asam jawa inilah yang diharapkan
biota pada badan air terutama biota dapat berperan sebagai polielektrolit
yang hidupnya tergantung pada alami yang kegunaannya mirip dengan
oksigen terlarut di air. koagulan sintetik.13 Ekstrak biji asam
Saat ini, laundry skala rumahan jawa juga mengandung polisakarida
membuang limbahnya masuk kedalam alami yang tersusun atas D-galactose,
saluran selokan tanpa adanya D-glucose dan D-xylose yang
pengolahan. Hal tersebut akan merupakan flokulan alami. Flokulam
berdampak pada kualitas lingkungan alami terutama polisakarida, lebih
sekitar. Untuk mengurangi pencemaran ramah lingkungan bila dibandingkan
lingkungan, maka perlu dilakukan dengan koagulan organik dan
sebuah pengolahan air limbah sebelum anorganik.14Pemanfaatan biji asam
dibuang ke badan air yaitu salah jawa pada limbah industri tempe dapat
satunya menggunakan metode menurunkan kadar COD sebesar
koagulasi flokulasi. 81,72%.15, pada industri tahu dapat
Koagulasi flokulasi merupakan menurunkan kadar COD sebesar
satu rangkaian proses pengolahan air 64,56%.16 dan pada industri
limbah yang digunakan untuk penyamakan kulit dapat menurunkan
menghilangkan pertikel-partikel yang kadar COD sebesar 92,62%.17
ada didalamnya. Pada proses Proses koagulasi flokulasi
koagulasi terjadi destabilisasi koloid sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
dan partikel dalam air sebagai akibat diantaranya yaitu jenis koagulan dan
dari pengadukan cepat dan dosis. Banyaknya jumlah dosis dan
pembubuhan bahan kimia (disebut jenis koagulan dapat berpengaruh pada
koagulan). Koagulan digunakan untuk kualitas parameter air limbah yang
memudahkan penyisihannya saat dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian
sedimentasi. Sekitar 80-90 % total ini bertujuan untuk mengetahui
padatan terlarut, 40-70% BOD5, 30-60 kemampuan tawas dan serbuk biji
% COD, dan 80-90% bakteri dapat asam jawa dengan berbagai variasi
disisihkan dengan pengendapan dosis dalam menurunkan kadar COD
kimiawi.9 pada limbah cair laundry.
Tawas adalah koagulan yang
mudah didapatkan di pasaran bebas METODE PENELITIAN
dan sering digunakan dalam proses Jenis penelitian ini adalah
pengolahan air. Penelitian sebelumnya penelitian eksperimen dengan metode
menunjukkan bahwa tawas dapat eksperimen sesungguhnya (true
menurunkan kadar COD limbah laundry experimental research)yang digunakan
sebesar 63,79 %.10, pada limbah batik untuk menganalisis perbedaan
dapat menurunkan kadar COD sebesar penurunan kadar Chemical Oxygen
69,43 %.11, dan pada limbah pabrik Demand (COD) pada limbah cair

746
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

laundry antara sebelum dan sesudah kemudian kecepatan diturunkan


pemberian tawas dan serbuk biji asam menjadi 20 rpm selama 15 menit.
jawa berdasarkan variasi dosis sebesar d. Diamkan selama 60 menit tanpa
0,5 gr/l, 1,0 gr/l, 1,5 gr/l, 2,0 gr/l, 2,5 pengadukan.
gr/l.Rancangan yang digunakan adalah 3. Pengukuran COD
Pretest-Posttest with Control Group. Pengukuran COD menggunakan
Populasi dalam penelitan ini refluks tertutup secara spektrofotometri.
adalah seluruh air limbah laundry yang Analisis statistik dilakukan untuk
berada di laundryCling. Sementara itu, mengetahui perbedaan variasi dosis
sampel diambil dari satu proses mesin terhadap penurunan kadar Chemical
cuci laundry sebanyak ± 20 liter. Total Oxygen Demand (COD) limbah cair
sampel adalah sebanyak 30 sampel + laundry sebelum dan sesudah
6kontrol = 36 sampel dengan waktu perlakuan menggunakan uji Two Way
pengambilan sampel pada pukul 09.00 Anova.
WIB. Prosedur penelitian dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut: 1. Hasil Pengolahan Limbah
1. Persiapan Laundry dengan Koagulasi
a. Tawas ditimbang sebanyak 0,5; Flokulasi
1,0; 1,5; 2,0; 2,5 gr kemudian
dilarutkan dalam 100 ml aquades. 600 Baku
Mutu
Kadar COD (mg/l)
b. Biji asam jawa yang digunakan 500
400 PP
untuk penelitian dijemur selama 1 300 Jateng
hari hingga biji asam jawa bisa 200 No. 5
100 Tahun
dikuliti. Penjemuran ini dilakukan 0 2012
untuk memudahkan ketika biji Kon
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
asam jawa ditumbuk. trol
c. Biji asam jawa dikuliti dan Pretest 423 437, 440, 427, 457, 429,
ditumbuk.
Posttest 490, 338, 287, 236, 246, 193,
d. Biji asam jawa yang hancur
menjadi serbuk kasar diayak 100 Gambar 1. Rata-rata Kadar COD Air
mesh. Limbah Sebelum dan Sesudah
e. Serbuk biji asam jawa di-oven Penambahan Koagulan Tawas
pada suhu 105ºC selama 2 jam
untuk menghomogenkan dan Berdasarkan gambar 1 dapat
menurunkan kadar airnya. diketahui bahwa rata-rata kadar COD
f. Biji asam jawa dilarutkandengan sebelum pemberian tawas pada setiap
konsentrasi sesuai dosis yang variasi dosis memiliki nilai diatas 400
dipakai dalam peneitian (0,5; 1,0; mg/l dan memiliki kecenderungan yang
1,5; 2,0; 2,5 gr/lt) dengan tidak menurun. Sementara itu, pada
penambahan 100 ml aquadest. rata-rata kadar COD sesudah
2. Koagulasi dan flokulasi pemberian tawas pada variasi dosis
a. Sebanyak 1000 ml air terlihat ada kecenderungan menurun.
dimasukkan ke dalam beaker Rata-rata kadar COD terendah dapat
glass. terlihat pada dosis 2,5 gram yaitu
b. Ditambahkan tawas dan serbuk sebesar 193,06 mg/l. Akan tetapi, rata-
biji asam jawa dengan dosis 0,5; rata kadar COD sebelum dan sesudah
1,0; 1,5; 2,0; 2,5 gr/lt yang sudah pemberian tawas pada variasi dosis
dilarutkan ke dalam 100 ml masih melebihi baku mutu yang
aquades. ditetapkan.
c. Diputar/distirer dengan kecepatan
100 rpm selama 1 menit,

747
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kadar COD (mg/l) 500 kadar COD setelah penambahan


400 koagulan tawas dan serbuk biji asam
300 jawa memiliki peningkatan seiring
200 dengan naiknya dosis koagulan.
100 Efisiensi terbesar koagulan tawas
0 maupun serbuk biji asam jawa berada
Kon
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 pada dosis koagulan 2,5 gram yaitu
trol
masing-masing sebesar 55,05% dan
Pretest 408, 433, 437, 394, 405, 412, 54,21%. Sementara itu, efisiensi
Posttest 413, 416, 314, 225, 235, 188, terendah koagulan tawas maupun
serbuk biji asam jawa terdapat pada
Gambar 2. Rata-rata Kadar COD Air dosis 0,5 gram yaitu masing-masing
Limbah Sebelum dan Sesudah sebesar 22,58 % dan 4%. Terlihat pada
Penambahan Koagulan Serbuk Biji grafik diatas bahwa koagulan yang
Asam Jawa memiliki efektivitas penurunan kadar
COD tertinggi yaitu jenis koagulan
Berdasarkan gambar 2 dapat tawas karena persentase penurunan
diketahui bahwa rata-rata kadar COD kadar COD koagulan serbuk biji asam
sebelum pemberian serbuk biji asam jawa masih dibawah koagulan tawas.
jawa pada variasi dosis 0,5 gram, 1
gram, 2 gram dan 2,5 garam memiliki Tabel 1. Rata-rata Suhu dan pH
nilai diatas 400 mg/l. Namun, pada Sebelum Sesudah Perlakuan dengan
dosis 1,5 gram memiliki nilai sebesar Koagulan Tawas
394,79 gram. Sementara itu, pada rata- Parameter Sebelum Sesudah
rata kadar COD sesudah pemberian Perlakuan Perlakuan
tawas pada variasi dosis terlihat ada Suhu (ºC) 28,67 27,40
kecenderungan menurun. Rata-rata pH 7,33 5,77
kadar COD terendah dapat terlihat
pada dosis 2,5 gram yaitu sebesar Berdasarkan tabel 1
188,72 mg/l. Akan tetapi, rata-rata menunjukkan bahwa baik suhu maupun
kadar COD sebelum dan sesudah pH air limbah antara sebelum dan
pemberian serbuk biji asam jawa pada sesudah perlakuan dengan koagulan
variasi dosis masih melebihi baku mutu tawas mengalami penurunan.
yang ditetapkan.
Tabel 2. Rata-rata Suhu dan pH
Sebelum Sesudah Perlakuan dengan
60 55,05 Koagulan Serbuk Biji Asam Jawa
Presentase Penurunan

54,21
50 44,67 46,21 Parameter Sebelum Sesudah
40 34,73 41,98 Perlakuan Perlakuan
42,86 Suhu (ºC) 28,67 27,40
(%)

30 22,58 28,04 pH 7,36 7,22


Tawas
20
10 Biji Asam Berdasarkan tabel 2
4 Jawa menunjukkan bahwa baik suhu maupun
0 pH air limbah antara sebelum dan
Dosis (gr)
0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 sesudah perlakuan dengan koagulan
Gambar 3. Perbandingan Rata-rata serbuk biji asam jawa mengalami
Efisiensi Penurunan Kadar CODpada penurunan.
Tawas dan Serbuk Biji Asam Jawa
Tabel 3. Hasil Analisis Statistik dengan
Berdasarkan gambar 3 dapat Uji Two Way Anova
diketahui bahwa efisiensi penurunan

748
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil uji two way anova 2012 sebesar 100 mg/l.18 Koagulan
menunjukkan bahwa variabel dosis dengan konsentrasi rendah belum
mempunyai nilai signifikan (p-value) mampu membentuk flok secara
sebesar 0,036 yang berarti ada optimum. Hal ini dikarenakan
perbedaan penurunan Chemical konsentrasi koagulan yang sedikit tidak
Oxygen Demand (COD) antara mampu menetralkan koloid yang
sebelum dan sesudah pemberian tawas terkandung di dalam limbah pada
dan serbuk biji asam jawa berdasarkan volume tertentu sehingga hanya
pemberian variasi dosis (0,5 gr/l, 1,0 sebagian koloid saja yang dapat
gr/l, 1,5 gr/l, 2,0 gr/l, 2,5 gr/l). Adanya dinetralkan dan membentuk flok,
perbedaan kadar COD disebabkan sedangkan filtrat limbah tersebut masih
karena penambahan dosis akan keruh yang dimungkinkan masih
merusak sistem koloid yang ada di terdapat koloid dan padatan terlarut
dalam air limbah. Sistem koloid yang tersuspensi lainnya yang tidak
19
terdapat dalam air limbah sebagian dinetralkan dengan koagulan.
besar partikelnya bermuatan negatif Suhu dalam penelitian ini
dan tidak stabil. Partikel-partikel mengalami penurunan setelah proses
tersebut distabilkan oleh muatan yang koagulasi flokulasi. Dengan turunnya
berlawanan pada permukaan yang suhu, maka viskositas air semakin
menghasilkan gaya tarik-menarik antar tinggi sehingga kecepatan flok untuk
partikel untuk membentuk agregat yang mengendap semakin turun. Penurunan
lebih besar sehingga viskositas sistem suhu menyebabkan kecepatan reaksi
koloid juga akan semakin berkurang sehingga flok lebih sukar
bertambah.12Sementara itu, variabel mengendap. Oleh karena itu, pada
jenis koagulan mempunyai nilai penelitian ini kemungkinan ada flok
signifikan (p-value) sebesar 0,669 yang yang belum semua dapat diendapkan
berarti tidak ada perbedaan penurunan sehingga adanya bahan organik yang
Chemical Oxygen Demand (COD) terbawa saat pengujian sampel pada
antara sebelum dan sesudah pemeriksaan COD. Hal tersebut dapat
pemberian tawas dan serbuk biji asam meningkatkan kadar COD pada sampel
jawa. Tidak adanya perbedaan dari uji.
kedua jenis koagulan tersebut Kinerja dosis akan berjalan
disebabkan karena keduanyamemiliki dengan baik apabila dosis tersebut
kemampuan dalam menurunkan kadar dapat dicampurkan secara merata pada
COD air limbah laundryCling. sampel air limbah. Untuk itu, diperlukan
Source Type III Sum Sig.
2. Dosis Optimum Dalam
of Squares
Menurunkan Kadar COD Pada
Penambahan Koagulan jeniskoagulan 1880.525 .669
Dosis dengan efisiensi terbesar, dosis 126710.940 .036
baik tawas maupun biji asam jawa kecepatan pengadukan dan waktu
adalah 2,5 gram. Semakin pengadukan yang tepat. Kecepatan
bertambahnya berat koagulan yang putaran pengadukan yang kurang akan
digunakan berarti konsentrasi koagulan penyebabkan koagulan untuk dapat
dalam air limbah akan semakin tinggi. terdispersi dengan baik sebaliknya
Dengan semakin tingginya konsentrasi apabila kecepatan pengadukan terlalu
koagulan menyebabkan nilai COD air tinggi akan menyebabkan flok-flok yang
limbah akan semakin menurun. Akan mudah terbentuk akan terpecah
tetapi, dosis 2,5 gram belum mampu kembali sehingga pengendapan tidak
menurunkan kadar COD dibawah baku sempurna.20 Sementara itu, waktu
mutu menurut Peraturan Daerah pengadukan juga perlu diperhatikan.
Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun Penelitian yang dilakukan Gary dan

749
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Atiek (2013) menunjukkan bahwa menghasilkan dosis optimum dalam


seiring dengan peningkatan waktu menurunkan kadar COD. Penelitian
pengadukan, terjadi peningkatan yang dilakukan Letik (2013)
efisiensi removal terhadap kadar COD. menunjukkan bahwa diperlukan dosis
Waktu kontak merupakan hal yang 4000 mg/l serbuk biji asam jawa untuk
sangat menentukan dalam proses menurunkan kadar COD dengan
adsorpsi. Gaya adsorpsi molekul dari persentase sebesar
suatu zat terlarut akan meningkat 91,30%.24Sementaraitu, dibutuhkan 3,5
apabila waktu kntaknya semakin lama. gr/l untukmenurunkankadar COD
Waktu kontak yang lama sebesar 92,9%
memungkinkan proses difusi dan padalimbahcairindustripenyamakankulit
penempelan molekul zat terlarut yang .17
teradsorpsi berlangsung lebih
banyak.15,21 3. Penambahan JenisKoagulan
Penelitian ini sama halnya Dalam Menurunkan Kadar COD
dengan penelitian lain Tawas memiliki muatan positif
yaitupembubuhantawaspada air limbah Al3+ dan serbuk biji asam jawa memiliki
laundry dengankonsentrasi 1% Ca2+, Mg2+ dan Fe2+, dan polimer positif
dapatmenurunkan 75,36%, yang mana kandungan ini nantinya
tetapipenurunantersebutbelumberada akan bereaksi dan berikatan dengan
di bawahbakumutu. Penelitianyang muatan negatif yang ada dalam air
dilakukan oleh Dyah (2014) untuk limbah. Ikatan-ikatan tersebut
menurunkan bahan organik air gambut membentuk flok-flok yang lebih besar
menunjukkan bahwa pada setelah mengalami proses pengadukan
perbandingan volume air gambut dan lambat dimana partikel saling
massa biji asam jawa 1:5, diperoleh bertubrukan dan tetap bersatu untuk
persentase penurunan bahan organik kemudian mengendap sebagai
yang belum memberikan hasil yang endapan.25
baik yaitu sebanyak 35,6 %. Hal ini Persentase penurunan terbesar
dikarenakan jumlah koagulan biji asam yaitu pada tawas sebesar 55,05% dan
jawa yang digunakan belum mencukupi serbuk biji asam jawa sebesar 54,21%.
untuk menurunkan bahan organik Nilai efisiensi tersebut menunjukkan
dalam air gambut.22 Keadaan tersebut bahwa koagulan tawas memiliki
juga terjadi pada penelitian yang kemampuan lebih besardibandingkan
dilakukan terhadap limbah cair dengan koagulan serbuk biji asam
tahu.Koagulan partikel biji asam jawa jawa. Berdasarkan uraian tersebut
3000 mg/l limbah cair industri tahu menunjukkan bahwa koagulan kimia
pada pH 4 hanya mampu menurunkan lebih efektif dibandingkan pada
26
COD sebesar 22,4%. Hasil yang koagulan alami.
diperoleh jauh diatas baku mutu Nilai efisiensi penurunan kadar
sebesar 100 mg/l. Hal ini disebabkan COD pada penelitian ini dinilai belum
karena banyaknya kandungan zat-zat efektif dapat disebabkan karena faktor
organik dan anorganik yang terkandung lain yaitu pH. Beberapa referensi
di dalam limbah cair industri tahu mengatakan bahwa tawas bekerja
tersebut.23 efektif pada range pH sebesar 5,5-
Kemampuan koagulasi suatu 8,027, 6,5-8,5 atau biasanya pada pH
koagulan salah satunya ditentukan oleh netral yaitu 7.9 Pada penelitian ini, rata-
banyaknya koagulan yang diperlukan rata pH tawas sebesar 5,77. Meskipun
untuk mendapatkan hasil yang nilai pH tersebut sudah berada di dalam
diinginkan. Kebutuhan dosis koagulan range pH optimum kerja tawas, tetapi
berbeda-beda tergantung pada tawas hanya bisa menurunkan kadar
banyaknya zat organik sehingga COD sebesar 55,05%. Penelitian lain

750
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menyebutkan bahwa tawas bekerja setelahperlakuankoagulasiflokulasitawa


optimum pada pH 6. Semakin tepat s yang
pengaturan pH yang diberikan, maka dilanjutkandenganfiltrasimenggunakank
partikel-partikel tersuspensi dan arbonaktif 50 cm.10 Hal
senyawa organik akan diikat oleh tersebutjugadidukungdenganpenelitian
molekul alum membentuk flok-flok Hadinta yang
dengan lebih cepat.27 menunjukkanbahwapengolahan air
Serbuk biji asam jawa limbahmenggunakan media zeolite
mengandung polimer dimana polimer ketinggian 40 cm
organik tidak memerlukan pengaturan setelahkoagulasiflokulasidapatmeningk
pH.28 Hal tersebut juga didukung atkanefisiensipenurunan COD dari
dengan penelitian Pamilia (2031) 75,36% menjadi 85,31%.29
menunjukkan bahwa koagulan partikel
biji asam jawa tidak memerlukan KESIMPULAN
pengaturan pH untuk koagulasi Berdasarkan hasil penelitian dapat
flokulasi, karena pada pH alami proses disimpulkan bahwa:
koagulasi-flokulasi terjadi lebih optimal. 1. Kadar COD sebelum
Oleh karena itu, pada penelitian ini perlakuankoagulasiflokulasimengg
tidak dilakukan pengaturan pH. Akan unakantawasdanbijiasamjawadeng
tetapi, penelitian lain menunjukkan anberbagaivariasidosissebesar
bahwa pada pH 6,5 penurunan COD 427,55 mg/l.
dapat mencapai 64,57%.16 Uraian 2. Kadar COD sesudah
tersebut menunjukkan bahwa pH dapat perlakuankoagulasiflokulasimengg
mempengaruhi efisiensi penurunan unakantawasdanbijiasamjawadeng
kadar COD. anberbagaivariasidosissebesar
Penelitianinimenunjukkanhasilb 268,22 mg/l.
ahwa yang 3. Dosis optimum yang
memilikipresentasepenurunantertinggia diberikandengankoagulantawasdan
dalahtawas. Akan tetapi, serbukbijiasamjawauntukmenurunk
tawasbelummampukadar COD di ankadar COD yaitu 2,5 gram.
bawahkadarmutu. Untukitu, 4. Jenis koagulan optimum yang
perludilakukanpenangananlebihlanjutse diberikandenganberbagaivariasido
telahkoagulasiflokulasidengantawas. sisuntukmenurunkankadar COD
Salah satucarayaitudenganfiltrasi air padalimbahcair laundry
limbahmenggunakan media zeolite adalahtawas.
ataukarbonaktif. Zeolit merupakan 5. Ada perbedaan penurunan kadar
unsur logam yang memiliki kegunaan COD setelah penambahan tawas
sebagai adsorben dalam proses dan serbuk biji asam jawa pada
adsoprsi, karena sifat-sifat yang dimiliki berbagai variasi dosis (p=0,036).
zeolit antara lain yaitu dehidrasi,
katalisator, penukar ion, adsorben, dan SARAN
penyaring molekul. Karbon aktif atau 1. Bagi Peneliti Lain
arang aktif merupakan suatu padatan a. Perlu dilakukan penelitian lebih
berpori. Fungsi karbon aktif sebagai lanjut dengan
adsorben, dapat menghilangkan atau tawasdanserbukbijiasamjawade
mengurangi bau, warna, organik, logam ngandosislebih dari 2,5 gram.
berat, dan bahan kimia lain.19Penelitian b. Melakukan pengolahan air
yang limbah lanjutan setelah
dilakukanYulimenunjukkanbahwapenur dilakukan koagulasi flokulasi
unankadar COD laundry tawasdenganfiltrasimenggunaka
mengalamipeningkatandari 63,79% n media karbonaktifatau zeolite.
menjadi 81,50% 2. Bagi Usaha Laundry

751
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Menerapkan pengolahan air Sebelum dan Sesudah Diolah


limbah terlebih dahulu sebelum air dengan tawas dan karbon aktif
limbah tersebut dibuang ke badan terhadap bioindikator
airdengankoagulasi flokulasi (Cyprinuscarpio L). ISSN 1979-
tawasdanfiltrasimenggunakan 9IIX. 2012.
media karbonaktifatauzeolit. 11. Sianita dan Nurchayati. Kajian
Pengolahan Limbah Cair Industri
DAFTAR PUSTAKA batik, Kombinasi Aerob-Anaerob
1. Samosir BSL. Pelaksanaan dan Penggunaan Koagulan Tawas.
Kewajian Pengelolaan Limbah 2009.
Oleh Pengelola Usaha Laundry 12. Manurung J. Studi Efek Jenis dan
Dalam Pengendalian Pencemaran Berat Koagulan Terhadap
Lingkungan Yogyakarta. 2014. Penurunan Nilai COD dan BOD
2. Richard, S. Laundry Dan Pada Pengolahan Air Limbah
Drycleaning. Surabaya: SIC; 2000. Dengan Cara Koagulasi. 2009.
3. Environmental Protection Agency. 13. Hendrawati dan Nurhasni.
Technical Development Document Penggunaan Biji Asam Jawa
for the Final Action Regarding (Tamarindus indica L) dan Biji
Pretreatment Standards for The Kecipir (Psophocarpus
Industrial Laundries Point Source tetragonolobus L) Sebagai
Category. United States; 2000. Koagulan Alami Dalam Perbaikan
4. Sumardjo D. Pengantar Kimia: Kualitas Air Tanah. Valensi Vol. 3
Buku Panduan Kuliah Mahasiswa No. 1, Mei 2013 (23-34). 2013.
Kedokteran Dan Program Strata I 14. Mishra A. BM. The Flocculation
Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Performance of Tamarindus
EGC; 2008. mucilange in Relation to Removal
5. Effendi H. Telaah Kualitas Air Bagi of Vat and Direct Dyes. Deparment
Pengelolaan Sumber Daya Dan of Chemistry. 2005.
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: 15. Ramadhani dan Moesriati.
Kanisius; 2003. Pemanfaatan Biji Asam Jawa
6. J. K. Braga dan M. B. A. Varesche. (Tamarindus indica) Sebagai
Commercial Laundry Water Koagulan Alternatif dalam Proses
Characterisation. American Journal Menurunkan Kadar COD dan BOD
of Analytical Chamistry, 2014, 5, 8- Dengan Studi Kasus pada Limbah
16 Cair Industri Tempe. Jurnal teknik
7. Anonim. Biological Oxygen POMITS Vol.2 No. 1 Tahun 2013.
Demand (BOD), Chemical Oxygen 16. Syahbaniyadi M, Sutrisno dan
Demand (COD), and Total Samudro. Pemanfaatan Serbuk Biji
Suspended Solid (TSS) Sebagai Asam Jawa Sebagai Biokoagulan
Indikator Limbah Cair.; 2013. Untuk Menurunkan Konsentrasi
(online) http://www.indonesian- TSS, Turbidity, BOD dan COD
publichealth.com/2013/01/ dalam Pengolahan Limbah Cair
pengertian-bod-cod-tss-pada-air- Industri Tahu. 2011.
limbah.html. Diakses 1 Januari 17. Hendriarianti dan Suhastri.
2015. Penentuan Dosis Optimum
8. Chandra B. Pengantar Kesehatan koagulan Biji Asam Jawa
Lingkungan. Jakarta: EGC; 2006. (Tamarindus Indica L) dalam
9. Joko T. Unit Produksi Dalam Penurunan TSS dan COD Limbah
Sistem Penyediaan Air Minum. Cair Industri Penyamakan. Jurnal
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2010. Spectra Fakultas Teknik Sipil dan
10. Pratiwi, Sunarsih, dan Windi. Uji Perencanaan Institut Teknologi
Toksisitas Limbah Cair Laundry Nasional Malang Nomor 17

752
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Volume IX Januari 2011: 12-22. Pada Limbah Laundry


2011. Menggunakan Koagulan Tawas
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa dan Media Zeolit.(online)
Tengah Nomor 5 Tahun 2012 http://ejournal-
Tentang baku Mutu Air Limbah s1.undip.ac.id/index.php/
19. Azamia M. Pengolahan Limbah tlingkungan/article/ view/ 7133.
Cair Laboratorium Kimia Dalam Diakses 25 Maret 2015.
Penurunan Kadar Organik Serta
Logam Berat Fe, Mn, Cr Dengan
Metode Koagulasi dan Adsorpsi.
FMIPA Universitas Indonesia. 2012
20. Pernitsky DJ. Coagulation 101.
Associated Engineering, Calgary,
Alberta; 2003.
21. Reynold, D. Tom dan Paul AR. Unit
Operation and Prosessing in
Environmental Engineering 2nd
Edition. Boston: PWS Publising;
1995.
22. Mawaddah, Zaharah dan Gusrizal.
Penurunan Bahan Organik Air
Gambut Menggunakan Biji Asam
Jawa. JKK, Tahun 2014, Vol 3 (1),
Hal 27-31 ISSN 2303-1077. 2014.
23. Enrico B. Pemanfaatan Biji Asam
Jawa (Tamarindus indica) Sebagai
Koagulan Alternatif Dalam Proses
Penjernihan Limbah Cair Industri
Tahu. Thesis Universitas Sumatera
Utara Medan. 2008.
24. Letik M. Utilization of Java Acid
Seed (Tamarindus indica) Extract
as a Coagulant in Tofu Waste
Treatment Process. J Appl Chem
Sci 2013, Vol 2Issue 1 218-222.
2013. www.jacsonline.org.
25. Davis M. and DAC. Introduction to
Environmental Engineering 2nd Ed.
Mc Graw-Hill. Inc. New York; 1991.
26. Wesley EW. Industrial Water
Pollution Control.; 2000.
27. Coniwanti, Mertha dan Epriane.
Pengaruh Beberapa Jenis
Koagulan Terhadap Pengolahan
Limbah Cair Industri Tahu Dalam
Tinjauannya Terhadap Turbidity,
TSS dan COD.Jurnal Teknik Kimia
No 3, Vol 19, Agustus 2013.
28. Budiyono SS. Teknik Pengolahan
Air. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2013.
29. Hadinta, Oktiawan dan Rezagama.
Penurunan TSS, COD, Dan Fosfat

753

Vous aimerez peut-être aussi