Vous êtes sur la page 1sur 12

ACARA I

DESKRIPSI PRODUK

A. DESKRIPSI PRODUK
Deskripsi produk adalah penjelasan singkat mengenai produk/jasa
yang ditawarkan. Dalam deskripsi produk penjelasan yang sederhana mungkin
cukup jelas bagi orang awam, namun investor atau klien mungkin tidak
memahami produk yang ditawarkan. Dalam melakukan pendeskripsian produk
harus memperhatikan berbagai ketentuan seperti menggunakan bahasa yang
lugas, tidak menggunakan jargon atau istilah khusus yang tidak awam, jujur
mengenai informasi produk,menekankan karakteristik unik yang hanya dimiliki
produk serta menggunakan ilustrasi atau visualisasi produk sebagai pendukung
teknis (Jones, 2000).
Yoghurt merupakan produk susu fermentasi yang dibuat dengan
bantuan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang
akan menghasilkan asam laktat dan karakteristik flavor yoghurt. Bentuk
yoghurt mirip bubur atau es krim tetapi dengan rasa agak asam. Rasa asam
dikarenakan bakteri mengolah gula susu alami menjadi asam laktat. Pada
praktikum produk yang diamati adalah Yogurt Cimory yang termasuk jenis
stirred yoghurt yaitu jenis yoghurt berbentuk cair yang dikemas dalam botol
yang dapat dikonsumsi langsung. Bahan baku dalam pembuatan Yogurt
Cimory adalah susu sapi segar. Yogurt Cimory dikemas dalam kemasan karton
tetrapack berwarna merah dan putih. Serta cara mengkonsumsi produk ini
adalah dengan diminum menggunakan sedotan.
Yogurt merupakan salah satu produk susu fermentasi yang saat ini
sedang berkembang. Yogurt dapat menjadi solusi bagi seseorang yang tidak
tahan terhadap laktosa (lactose intolerance) untuk tetap mendapatkan nutrisi
susu. Komposisi zat gizi yogurt tidak jauh berbeda dengan susu bahkan ada
beberapa zat gizi yang kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan susu.
Yogurt mengandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium dan potassium yang
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi segar yang merupakan bahan
baku untuk pembuatannya, sehingga minuman hasil fermentasi ini semakin
digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat perkotaan. Yogurt berbentuk
cair lebih dikenal dengan sebutan drinking yogurt atau yogurt drink. Jenis
yogurt drink dinilai lebih praktis untuk dikonsumsi dan memiliki berbagai
varian rasa sehingga disukai oleh banyak kalangan. Kota Bogor sebagai salah
satu kota yang berpotensi untuk pemasaran produk susu khususnya susu
fermentasi yaitu yogurt drink. Hal tersebut juga dibuktikan dengan terdapat
berbagai merek yogurt drink dalam kemasan yang dipasarkan di kota Bogor
diantaranya adalah Cimory (Cahyanti, 2016).
Prinsip pembuatan yoghurt adalah susu difermentasi dengan
menggunakan biakan campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Sifat "flavor" yoghurt ditimbulkan oleh asam laktat yang khas,
sedangkan pada proses fermentasinya, L. bulgaricus menghasilkan asam laktat
dan zat-zat volatil lainnya (Sirait, 1984). Fermentasi akan berakibat pada
turunnya pH yoghurt dengan rasa asam segar yang khas. Proses teresebut akan
menghasilkan asam asetat, asetaldehid, dan bahan lain yang mudah menguap.
Yoghurt sangat baik untuk menjaga kesehatan karena dapat menekan bakteri
patogen di usus serta menjaga keasaman lambung. Yoghurt juga mengandung
kadar protein yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada protein yang dikandung
oleh susu. Hal tersebut terjadi karena adanya penambahan protein dari sintesa
mikroba dan kandungan protein dari mikroba itu sendiri. Manfaat minum
yogurt dan susu terfermentasi lainnya adalah sebagai berikut: a)meningkatkan
pertumbuhan; b) mengatur saluran pencernaan; c) memperbaiki gerakan perut;)
antikanker; e) menghambat pertumbuhan bakteri patogen; f) membantu
penderita lactose intolerance; g) antidiare (Sitorus dkk., 2017). Manfaat-
manfaat dan informasi mengenai produk sudah dikomunikasikan dan dipenuhi
oleh atribut produk misalnya mutu, desain, merek, label dan kemasan
(Cahyanti, 2016).
Pada kelompok 3 produk yang digunakan adalah yoghurt drink
original cimory. Secara umum organoleptik yang dinilai pada produk yoghurt
ini adalah rasa, aroma, warna, kekentalan, dan keasaman. Pada yoghurt ini
memiliki rasa asam yang segar, flavor dan aroma yang khas, untuk segi warna
masih sama dengan warna susu segar yaitu putih namun mempunyai tekstur
semi padat, halus dan kompak. Berdasarkan teori Yoghurt mempunyai tekstur
yang agak kental sampai kental atau semi padat dengan kekentalan yang
homogen akibat dari penggumpalan protein karena asam organik yang
dihasilkan oleh kultur starter (Surono, 2004). Menurut (Harjiyanti et al., 2013)
Yoghurt berdasarkan citarasanya dibedakan menjadi yoghurt alami atau
sederhana dan yoghurt buah. Yoghurt alami adalah yoghurt yang tidak
dilakukan penambahan cita rasa atau flavor yang lain sehingga asamnya tajam.
Penambahan sari buah atau ekstrak buah atau jus buah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas yoghurt, sehingga menjadi salah satu cara diversifikasi
yoghurt. Yoghurt yang baik mengandung kadar asam 0,5%-2,0% dan
mengandung BAL minimal sebanyak 107 CFU/ml .
Yogurt Cimory dikemas dalam kemasan karton tetrapack berwarna
merah dan putih. Pada kemasan produk terdapat beberapa informasi bagi
konsumen, antara lain nama produk yaitu Cimory Yogurt Drink, rasa yaitu
original, produsen yaitu PT. Cisarua Montain Dairy, netto produk yaitu 200 ml.
Selain itu terdapat label halal dan izin BPOM RI MD 401110013136 sehingga
produk tersebut sudah memenuhi standar dan aman dikonsumsi. Serta terdapat
layanan konsumen dan website resmi dari produsen. Pada kemasan juga
terdapat informasi nilai gizi yaitu sebagai berikut energi total 150 kkal; energi
dari lemak 35 kkal; lemak total 3,5 gram; protein 3 gram; karbohidrat total 27
gram; gula 19 gram; natrium 50 miligram; kalium 125 miligram; dan kalsium
15%. Selain itu terdapat komposisi produk yang terdiri dari susu sapi segar, air,
gula, susu skim bubuk, penstabil nabati, dan kultur bakteri asam laktat. Serta
terdapat keterangan bahwa Yogurt Cimory dibuat dengan susu sapi segar dari
peternakan di Puncak, Jawa Barat.
Peluang pasar yogurt drink dapat ditingkatkan oleh pelaku usaha
dengan upaya seperti penyampaian informasi mengenai kandungan gizi yogurt
drink yang tinggi kepada konsumen secara intensif (Cahyanti, 2016).
Karakteristik yoghurt seperti rasa yang terlalu asam menjadikan beberapa
orang tidak menyukainya. Diperlukan adanya diversifikasi dalam pembuatan
yogurt, yaitu dengan membuat produk yogurt yang tidak terlalu asam, dapat
dilakukan dengan menghentikan waktu fermentasi pada tingkat keasaman yang
diinginkan. Yogurt drink biasanya ditujukan untuk mengurangi keasaman yang
dihasilkan dengan tekstur yang tidak kental atau cair (Hidayat dkk., 2013).
B. DESKRIPSI BAHAN BAKU
Bahan baku dalam pembuatan yoghurt adalah susu segar adalah air
susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambahkan bahan apapun
yang diperoleh dari pemerahan sapi yang sehat. Susu merupakan bahan
minuman yang sesuai untuk kebutuhan hewan dan manusia karena
mengandung zat gizi dengan perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan
tidak ada sisa yang terbuang. Selain sebagai sumber protein hewani, susu juga
sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Ciri-cirinya adalah warna susu sapi
segar putih kebiruan sampai putih kekuningan (kuning keemasan), rasa normal
susu segar adalah sedikit manis yang disebabkan karena adanya laktosa, kadar
protein susu sapi segar sekitar 3,5% dan berkisar antara 1,5 - 4%, lemak
minimum susu berdasarkan milk codex adalah 2,75%, kadar air susu sapi
secara umum yaitu 87,25% (Mirdhayati, 2008).
Bahan tambahan dalam pembuatan yoghurt adalah pemanis yang
umum digunakan untuk yoghurt yaitu sukrosa. Kadang kadang digunakan sirup
jagung atau madu. Jumlah sukrosa dalam yoghurt menentukan jumlah asam
laktat dan flavor yang diproduksi oleh kultur yoghurt. Sukrosa ditambahkan
dapat dalam bentuk padatan, bubuk, kristal ataupun sirup yang mengandung 67
persen sukrosa dan bentuk sirup lebih disukai untuk pembuatan yoghurt skala
besar. Pemanis dari jagung terutama glukosa biasanya digunakan bersama
dengan ekstra buah-buahan untuk memberi flavor pada yoghurt. Yoghurt
komersial rata-rata mengandung laktosa 4,04 persen, galaktosa 1,85 persen,
glukosa 0,05 persen dan pHnya 4,5 (Koswara, 2009).
Penggunaan bahan penstabil dalam yoghurt adalah untuk
memperlembut atau memperlunak tekstur, membuat struktur gel dan mencegah
dan mengurangi sinergis (keluarnya cairan) pada yoghurt sehingga yoghurt
dapat lebih tahan lama. Bahan penstabil yang sesuai untuk yoghurt adalah bila
bahan tersebut tidak mengeluarkan flavor lain, efektif pada pH rendah dan
dapat terdispersi dengan baik. Bahan penstabil yang biasanya digunakan 8
adalah gelatin, carboxy methyl celulosa (CMC), alginat dan karagenan dengan
konsentrasi sekitar 0,5 sampai 0,7 persen (Koswara, 2009).
Distribusi starter yoghurt biasanya dilakukan dalam bentuk kering,
karena daya tahannya lebih lama bila dibandingkan dengan starter dalam
bentuk cair. Pada umumnya pembuatan starter untuk yoghurt tidak sekaligus,
tetapi bertahap. Mula-mula inokulum L. bulgaricus maupun S. thermophilus
masingmasing dibiakkan dalam susu dan diinkubasi. Bila telah siap digunakan
kedua inokulum tersebut dicampur. Pada umumnya kultur cair mengandung
109 mikroba/mL starter. Tetapi adanya transfer yang berulang-ulang dapat
menyebabkan hilangnya beberapa sifat khusus kultur. Hal ini dapat diatasi
dengan kultur dikering-bekukan dalam susu yang dapat disimpan di suhu ruang
selama beberapa tahun. Starter merupakan bagian yang penting dalam
pembuatan yoghurt. Kultur harus bebas dari kontaminasi, pertumbuhan yang
cepat, menghasilkan flavor yang khas, tekstur dan bentuk yang bagus, tahan
terhadap bakteriofage dan antibiotik. Fungsi dari S. thermophilus adalah
pembentukan rasa asam, sedangkan fungsi dari L. Bulgaricus adalah
pembentukan tekstur, keduam mikrobian tersebut bekerja secara bersama sama
saling menstimulasi. L. Bulgaricus berbentuk batang, tidak membentuk spora,
gram positif, thermofilik (hidup baik pada suhu 45-60°C), ukuran sel 0,5-1,2
x1-10 μm, anaerob fakultatif, jarang dijumpai yang patogenik, memfermentasi
gula menjadi asam laktat, tahan pada kadar asam tinggi (pH 4). Streptococcus
thermophilus bentuk bulat, gram positif, ukuran sel bakteri 0,5-2 μm,
thermofilik (hidup baik pada suhu 45-60°C), tahan pada kadar asam tinggi (pH
4), memfermentasi gula menjadi asam laktat (Koswara, 2009).
Susu skim merupakan susu cair yang sebagian besar lemaknya telah
dihilangkan dan dipasteurisasi secara UHT. Susu jenis ini memiliki kadar
lemak tidak lebih dari 1,25% dan kadar protei n yang tidak kurang dari 2,7%.
Susu bubuk rendah lemak dan susu bubuk kurang lemak, adalah produk susu
berbentuk bubuk yang diperoleh dengan proses pengeringan yang sebelumnya
telah dipisahkan sebagian lemak susunya dengan alat pemisah krim (cream
separator) atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau krim
bubuk, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau susu
bubuk. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 1,5% dan tidak
lebih dari 26% serta kadar airnya tidak lebih dari 5%. Fungsi utama susu skim
adalah sumber laktosa dalam proses fermentasi oleh bakteri. Selain itu untuk
meningkatkan kekentalan, aroma, keasaman, dan protein (Ramadhan, 2016).
C. CARA KONSUMSI
Yoghurt cimory ini termasuk dalam drink yoghurt sehingga cara
konsumsi yoghurt yang tertera pada kemasan yaitu dikocok dahulu sebelum
diminum, serta tertulis setelah yoghurt terbuka harap segera dihabiskan. Hal
tersebut sesuai teori bahwa yoghurt drink atau stirred adalah jenis yoghurt cair
seperti susu segar yang dikemas dalam botol plastik, sehingga konsumsi
yoghurt ini lebih praktis dan langsung diminum. Pada proses pembuatannya
setelah lulus tes uji ditangki penyimpanan, maka susu melewati proses
pasteurisasi pada sebuah saluran mesin untuk menuju ke proses inkubasi
selama 7-8 jam. Setelah melewati proses inkubasi selesai, proses selanjutnya
adalah proses homogenisasi untuk penyamaan globula-globula lemak susu.
Setelah proses homogenisasi selesai susu masuk kedalam tangki penyimpanan
susu untuk dicanpur dengan perasa dan pewarna alami yang telah diracik oleh
bagian QC. Setelah pencampuran selesai, susu akan dimasukan kedalam botol
kemasan secara otomatis oleh mesin. Kapasitas mesin filling adalah 35.000/7
jam. Susu yang telah dikemas susu akan dimasukan ke dalam storage room
(ruang pendingin) (Kusumah, 2012).
D. CARA PENYIMPANAN
Setelah melewati proses pengemasan, produk susu pasteurisasi dan
homogenisasi kemasan cup dimasukkan ke dalam krat. Krat ini digunakan
sebagai kemasan sekunder untuk melindungi kemasan primer berupa kemasan
cup. Krat ini mampu memuat 108 cup dan 250 bungkus kemasan minipack.
Kemudian krat-krat yang telah berisi produk susu kemasan cup, dimaasukkan
ke dalam truk kontainer. Truk ini digunakan untuk proses distribusi produk
dengan dilengkapi sistem pendingin dan es balok. Fungsi sistem pendingin
adalah untuk menjaga suhu produk akhir susu di dalam truk kontainer tetap
berkisar 4°C. Jika produk akhir masih sisa, produk tersebut akan disimpan di
dalam box cooler dengan penyusunan krat yang tidak terlalu rapat guna
terjadinya pertukaran udara di dalamnya (Dhorothea, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Cahyanti, Tika. 2016. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Atribut Yogurt


Drink (Studi Kasus Kota Bogor Jawa Barat). Jurnal Aplikasi Manajemen
14 (1): 176-183.
Dhorothea Ersalina Astipa Trisnadita. 2017. Proses Produksi Susu & Pengemasan
Cup Susu Pasteurisasi Dan Homogenisasi Di Cv. Cita Nasional,
Salatiga. Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Harjiyanti, Pramono dan Mulyani. 2013. Total Asam Viskositas. Dan Kesukaan
pada YoghurtDrink dengan Sari Buah mangga (Mangifera Indica)
Sebagai Perisa Alami. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2(2).
Hidayat., Kusrahayu dan S. Mulyani. 2013. Total Bakteri Asam Laktat, Nilai pH
dan Sifat Organoleptik Drink Yoghurt dari Susu Sapi yang Diperkaya
dengan Ekstrak Buah Mangga. Animal Agriculture Journal 2 (1): 160–
167.
Jones, W. (2000). Food quality analysis. Oregon: Noni Blessing Holdings
Koswara, Ir. Sutrisno . 2009. Teknologi Pembuatan Yoghurt. Produksi :
eBookPangan.com
Kusumah, Hendra. 2012. Analisis Optimasi Produksi Yoghurt Pada Pt. Cimory
Cisarua Bogor. Skripsi IPB Bogor.
Mirdhayati , Irdha .,I Jully Handoko .,Khaidar Usman Putra. 2008. Mutu Susu
Segar Di Upt Ruminansia Besar Dinas Peternakan Kabupaten Kampar
Provinsi Riau Fakultas Pmanian Dan Peternakan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif kasim Riau. Jurnal Peternakan 5 (1) ISSN 1829 -
8729
Ramadhan, Fajar. 2016. Pengaruh Konsentrasi Susu Skim Dan Suhu Fermentasi
Terhadap Karakteristik Yoghurt Kacang Koro ( Canavalia Ensiformis L)
Tugas Akhir Diajukan. Program Studi Teknologi Pangan
Sirait, Celly. 1984. Proses Pengolahan Susu Menjadi Yoghurt. WARTAZOA 1 (4):
4-8.
Sitorus, Agnes Christhina., Siswanto Imam S dan Migie Handayani. 2017.
Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Produk Yoghurt Cimory di
Swalayan Kota Semarang. Sosial Ekonomi 1-9.
Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI, Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1.1 Kemasan Yoghurt dari Depan

Gambar 1.2 Kemasan Yoghurt dari Samping


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................
I. ACARA 1 DESKRIPSI PRODUK
A. Deskripsi produk...........................................................................................
B. Deskripsi Bahan Baku...................................................................................
C. Cara konsumsi...............................................................................................
D. Cara Penyimpanan ........................................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................................................
Lampiran Gambar...............................................................................................
II. ACARA 1I SIFAT DAN FAKTOR PENENTU MUTU PRODUK
A. Tujuan Praktikum.........................................................................................
B. Tinjauan Pustaka..........................................................................................
C. Metodologi
1. Alat ..........................................................................................................
2. Bahan........................................................................................................
3. Cara Kerja.................................................................................................
D. Hasil dan Pembahasan..................................................................................
E. Kesimpulan...................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
Lampiran Gambar.............................................................................................
Lampiran Perhitungan
III. ACARA I1I STASIUN PENGENDALIAN
A. Tujuan Praktikum.....................................................................................
B. Tinjauan Pustaka......................................................................................
C. Metodologi
1. Alat .....................................................................................................
2. Bahan...................................................................................................
3. Cara Kerja............................................................................................
D. Hasil dan Pembahasan.............................................................................
E. Kesimpulan..............................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................
Lampiran Gambar........................................................................................
IV. ACARA 1V DIAGRAM ISHIKAWA
A. Tujuan Praktikum.....................................................................................
B. Tinjauan Pustaka......................................................................................
C. Metodologi
1. Alat .....................................................................................................
2. Bahan...................................................................................................
3. Cara Kerja............................................................................................
D. Hasil dan Pembahasan.............................................................................
E. Kesimpulan..............................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................
Lampiran Gambar........................................................................................
V. ACARA V PERATURAN TERKAIT
A. Tujuan Praktikum.....................................................................................
B. Tinjauan Pustaka......................................................................................
C. Metodologi
1. Alat .....................................................................................................
2. Bahan...................................................................................................
3. Cara Kerja............................................................................................
D. Hasil dan Pembahasan.............................................................................
E. Kesimpulan..............................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................
HALAMAN PENILAIAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama Anggota :
1. Agus Bayu Priyono (H3116003)
2. Anita Nur R (H3116010)
3. Desy Puspitasari (H3116020)
4. Farida Arifani (H3116033)

NO ACARA NILAI TANDA TANGAN

1 DESKRIPSI PRODUK

SIFAT DAN FAKTOR


2
PENENTU MUTU PRODUK

3 STASIUN PENGENDALIAN

4 DIAGRAM ISHIKAWA

5 PERATURAN TERKAIT

RATA-RATA

Vous aimerez peut-être aussi