Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
id
ABSTRACT
1)
UPT Loka Konservasi Biota Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Bitung
39
40
Gambar 1. Penampang cangkang bagian luar dan dalam abalon (HUTCHINS, 2007)
41
42
Telur dan larva abalon merupakan Abalon jantan dan betina dewasa mudah
mangsa bagi ikan penyaring plankton (filter dibedakan, karena testis menampakan warna
feeding fish) dan moluska, sedangkan krem sedangkan ovarium menampakan warna
pemangsa bagi abalon yang masih juvenil kehijau-hijauan saat gonad matang. Pembuahan
maupun yang telah dewasa adalah kepiting, terjadi di luar (fertilisasi eksternal). Garnet
lobster, gurita, bintang laut, ikan, anjing laut jantan dan betina dilepaskan ke suatu perairan,
dan gastropoda lain. Abalon yang ditemukan kemudian terjadi pembuahan (SETYONO,
di daerah perairan yang dihuni oleh anjing 2004a).
laut, pada umumnya berukuran lebih kecil, Telur yang sudah dibuahi menetas
sehingga cangkangnya lebih mudah untuk menjadi larva yang melayang, kemudian pada
diretakkan. Kaki otot abalon merupakan tahap selanjutnya akan memakan plankton
santapan lezat bagi hewan pemangsa abalon hingga mulai terbentuk cangkang. Ketika
(ANONYMOUS, 1990). cangkang sudah terbentuk, juvenil abalon
akan cenderung menuju ke dasar perairan dan
melekatkan diri pada batu dengan
REPRODUKSI ABALON
memanfaatkan kaki ototnya. Setelah
Abalon merupakan hewan yang menenggelamkan diri, abalon berubah menjadi
tergolong dioecious (jantan dan betina pemakan makroalga (TOM, 2007). Siklus hidup
terpisah) seperti moluska lainnya. Abalon abalon mulai dari terjadinya pemijahan hingga
memiliki satu gonad, baik jantan maupun abalon menjadi dewasa dan kembali memijah,
betina yang terletak di sisi kanan tubuhnya. disajikan pada Gambar 3.
43
Reproduksi abalon diatur oleh hormon Serikat, Meksiko, Jepang, Korea, Australia,
neurosecretory (HAHN, 1992). Di daerah Selandia Baru, Perancis, Cili dan Afrika Selatan
yang beriklim empat musim dan subtropis, (HAHN, 1989 dan ANONYMOUS, 2007c).
abalon pada umumnya memiliki musim Penghasil terbesar abalon yang berasal dari
pemijahan yang jelas dan bervariasi perikanan tangkap adalah Australia (VIANA,
berdasarkan jenis dan suhu perairan 2002). Sedangkan produksi abalon dari
(SETYONO, 2004a). Abalon hitam (H. perikanan budidaya didominasi oleh Cina dan
cracherodii), hijau (H. fulgens) dan merah Taiwan (ANONYMOUS, 2007c).
muda (H. corrugate) memijah antara musim Ada empat jenis abalon di Australia
semi dan gugur, sedangkan abalon Pinto (H. yang ditangkap untuk tujuan komersial sejak
kamtschatkana) memijah selama musim panas. akhir tahun 1960, yaitu abalon bibir hijau (H.
Pada beberapa lokasi, abalon merah (H. laevigata), abalon bibir hitam (H. rubra),
rufescens) mampu memijah sepanjang tahun abalon bibir coklat (H. conicopora), dan
(TOM, 2007). abalon Roe (H. roei). Untuk menjaga stok
Proses pemijahan abalon, dipengaruhi abalon yang hidup di alam dari penangkapan
oleh faktor alam di luar tubuh abalon (eksogen) berlebih (over-fishing), pemerintah Australia
dan faktor di dalam tubuh abalon (endogen). mengatur jumlah dan ukuran abalon yang
Faktor alam yang mempengaruhi pemijahan boleh ditangkap. Di Australia Selatan, ukuran
antara lain adalah perubahan temperatur air minimum abalon di alam yang boleh ditangkap
laut, kontak dengan udara selama air laut adalah 130 mm (ANONYMOUS, 2003). Di
surut rendah, perubahan periode penyinaran perairan Indonesia, terdapat tujuh jenis abalon
(photoperiod), siklus bulan, garnet yang yang ditemukan, yaitu Haliotis asinina, H.
dilepaskan oleh individu lain dan kombinasi varia, H. squamosa, H. ovina, H. glabra, H.
dari faktor-faktor tersebut. Adapula faktor dari planata, dan H. crebisculpta (DHARMA,
dalam tubuh yang mempengaruhi pemijahan 1988).
yaitu prostaglandins (PGs) dan beberapa Daging abalon banyak dikonsumsi
amino yang dihasilkan oleh sel-sel saraf yang dan merupakan santapan yang lezat bagi
diduga sangat berperan penting pada proses masyarakat Amerika Latin (terutama Cili), Asia
pemijahan abalon (SETYONO, 2004b). Tenggara, dan Asia Timur (terutama Cina,
Abalon dapat mencapai matang Jepang dan Korea). Kaki abalon. termasuk
gonad, ketika masih berukuran kecil. bagian tubuh abalon yang dapat dimakan.
Fekunditas abalon tinggi dan meningkat secara Berat daging abalon berkisar antara 28-46%
eksponensial, seiring dengan pertambahan dari berat abalon hidup yang tergantung
ukuran. Sel telur dan sperma, dilepaskan ke keadaan musim dan lokasi (ANONYMOUS,
perairan melalui lubang pernafasan. Walaupun 2003).
abalon betina mampu menghasilkan jutaan Pada awal perkembangan usaha
telur pada satu waktu, laju mortalitas larva dan perikanan abalon di Amerika Serikat, abalon
juvenil abalon sangat tinggi (ANONYMOUS, hanya dikeringkan atau diasap untuk diekspor
2007b). dan dijual segar untuk pasar lokal. Saat ini,
hampir semua abalon diekspor ke Jepang, baik
PERIKANAN ABALON dalam bentuk segar maupun beku. Pusat
Usaha perikanan abalon baik dalam perdagangan abalon di Amerika Serikat adalah
bentuk perikanan tangkap maupun budidaya di California, untuk diolah menjadi sashimi
paling banyak dilakukan di Kanada, Amerika dan untuk dibuat steak (TOM, 2007).
44
45
DHARMA, B. 1988. Siput dan Kerang LEPORE, C. 1993. Feasibility of abalone culture
Indonesia I. PT. Sarana Graha, Jakarta. in British Columbia. Principles of
: lllh a l. Aquaculture. Bamfield Marine Station
Publications.
HAHN, K.O. 1989. Survey of Commercially
Important abalon species in the World. LITAAY, M. 2005. Peranan Nutrisi dalam
In: Handbook of Culture of Abalon Siklus Reproduksi Abalon. Oseana XXX
and Other Marine Gastropods (K.O (3): 1-7.
HAHN ed.). CRC Press, Inc. Boca
Raton, Florida : 3-12. MANAHAN, D.T. and W.B. JAECKLE. 1992.
Implications of dissolved organic matter
HAHN, K.O. 1992. Review of Endocrine in Seawater for the Energetics of Abalon
Regulation of Reproduction in Abalon, Larvae Haliotis Rufescens: A Review,
spp. In : Abalon of The World: Biology, In: "Abalon of the World: Biology,
Fisheries, and Culture. (S.A. Fisheries and Culture" (S.A.
SHEPPERD, M.J. TEGNER and S.A. SHEPPERD, M.J. TEGNER and S.A.
GUZMAN del PROO eds.). Blackwells, GUZMAN del PROO eds.). Blackwells,
Oxford: 49-58. Oxford: 95-106.
HUTCHINS, P. 2007. Culturing Abalone SETYONO, D.E.D. 2003. Reproductive Biology
Half-Pearls : The story of the New and Seed Production Techniques for
Zealand Eyris Blue Pearl™. Wide Bay Tropical Abalon (Haliotis asinina L) in
Valuation Services. Bundaberg. Eastern Indonesia. PhD thesis, Otago
www.australiangemmologist.com.au/ University, New Zealand : 274 pp.
abalone_pearls.pdf Tanggal akses 13
April 2007.
46
47