Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S DENGAN MASALAH
KESEHATAN TB PARU PADA KLIEN Tn. I DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KELURAHAN CIPINANG BESAR UTARA KECAMATAN
JATINEGARA (Tanggal 2 s.d 13 Mei 2011)
LAPORAN KASUS
Dalam laporan kasus ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan TB Paru pada Tn. I dalam konteks keperawatan yang
dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 13Mei 2011, dengan pendekatan proses asuhan keperawatan
pada keluarga.
A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil
pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:
1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68 tahun,
agama Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima pesanan kue.
Tempat tinggal di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13, kelurahan Cipinang Besar
Utara, kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
3.
Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu rumah.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan 175 cm,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu
36,80C,frekuensi pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek ikal, warna
hitam, rambut kusam. Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada sedikit kiposis, mata
simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan,
ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan, hasil pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak
terdengar gallop atau murmur, bunyi nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi
wheezing tidak ada. Pada palpasi abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening dan tiroid.
Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi badan 152
cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,9 0C, frekuensi pernafasan
20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut panjang, hitam dan ikal, tidak
ada ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan
bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing
dan ronki. Palpasi abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
An. O usia 7 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas 2
SD.tinggi badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan
18x/menit, reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek ikal, warna hitam, tidak
berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis,
ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif
normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas,
hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid.
Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan 152
cm, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan 20x/menit, reguler.
Pada pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe.
Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas
bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi
jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan
spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada
pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler, suhu 360C. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi
jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan
spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada
pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
An. T usia 2 ½ tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm.
Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe. Kulit sawo
matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak
ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak
teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan
perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa. Tugas
perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya keluarga baru
dan perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan,
membantu orang tua usia lanjut dan mulai menurun status kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia dewasa).
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam hari,
biasanya interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah
Tn. I dengan menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam keluarga saling tertutup
satu sama lain. Interaksi yang berlangsung biasanya hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam
keluarga tentang pola interaksi.
2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah. Di dalam
keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I. Didalam masalah
kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti dokter/perawat untuk
memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota keluarga yang paling dipercaya kepada
keluarga adalah ibu.
3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya betawi. Dalam
keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan
karena menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam
menjalankan kegiatan agama adalah kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu
mengikuti pengajian adalah Ny. S.
4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga, sebagai ibu
untuk anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan anak sebagai anggota
keluarga dan sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya.
Ny. S berperan sebagai ibu dan nenek, Tn. I berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh
Ny. N dan Tn. R.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.
C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu
anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu berduka, namun
selama ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan tidak
ada yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik di masyarakat
yaitu An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga mengggunakan faktor-faktor
penunjang untuk memecahkan masalah kesehatannya yaitu dengan cara berobat ke
Puskesmas Cipinang Besar Utara atau ke Puskesmas Jatinegara. Anggota keluarga yang
mempunyai keterampilan khusus adalah Ny. S yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga
yang tidak bisa membaca dan menulis adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB). Jumlah
anak dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang mengikuti
program KB yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan sekali. Efek
sampingnya berat badan menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya dengan
pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk
kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik,
dan biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi kebutuhan karena
dibantu oleh anak perempuan yang ke-10 sebesar Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11
sebesar Rp200.000,-, dan anak perempuan ke-12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S
tidak terdapat anggota keluarga yang mempunyai tabungan.
E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat OAT
selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-
benar hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang karena sulit makan.
2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi dengan atap
rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan
pencahayaan kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan
di rumah menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan ubin. Kondisi kebersihan
rumah secara keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur,
dapur, dan kamar mandi yang bergabung dengan WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang
dapat masuk, lembab.
2. Denah Rumah
1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah tangga
tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang ditempat pembuangan
sampah yang ada di daerah rumahnya.
2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga Ny. S
membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak ada endapan, dan tidak berbau.
3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja dengan
sumber air yaitu 10 meter.
2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi imunisasi dasar
lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek sampingnya panas dan
akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga mendapatkan imunisasi di
Puskesmas CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm, balita mempunyai KMS (Kartu
Menuju Sehat) dan Ny. N tidak mengerti cara membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam
KMS meningkat setiap bulannya dan berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x
sehari. Pengadaan bahan makanan dengan cara membeli di warung. Makanan yang
dikonsumsi semua lengkap dan disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.
PENJAJAKAN II
1. Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga
Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit
TBC setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 ½ tahun yang lalu. Kemudian Tn. I
minum obat OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya
sudah sembuh total berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat
OAT habis. Pada saat ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru,
tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium
aroma pentol korek api kayu. Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas.
Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu
ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli
di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini tidak pernah membuka jendela dan jarang
merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga mensupport klien untuk segera berobat ke
Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan
tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor
dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan lagi yang ada di
Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada dan tidak ada waktu. Klien
mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk angin.
2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada
Keluarga Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 ½ tahun
yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan
namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat
ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya
batuk-batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek
api kayu. Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi
masalahnya Tn. I selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-
batuk dan tidak periksa ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn.
I juga mengatakan selama ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar
tidur. Sedangkan keluarga mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil
observasi penulis terhadap lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup
mulutnya dan ruang tidur dikamar tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap.
Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena
tidak ada dana untuk berobat rontgen dada dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah
sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk angin.
Data Objektif:
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg,
Nadi 8ox/menit, Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi nafas
sedikit ronki, Suhu 360C
- Berat Badan 45 kg, TB 175 cm
- Tn. I tampak kurus, kondisi rumah
sempit, pencahayaan redup, udara
lembab, gelap, dan kotor
Data Objektif:
- An. O tampak kurus
- Berat badan 20 kg
- Tinggi badan 104 cm
- Kulit terlihat kering, warna sawo
matang
- An. O tampak tidak bisa tenang di
rumah dan selalu bermain.
- Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 20x/menit,
Suhu 360C
- Berdasarkan perhitungan IMT, An. O
termasuk dalam golongan anak dengan
gizi kurang.
IMT= BB (kg) : TB (m2)
= 20: 1,2
= 16,7
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain
b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya
Tn. I b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S
khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah
gizi kurang.
1.Jelaskan pada
b. Setelah diberikan keluarga Ny. S akibat 1.Keluarga dapat
penjelasan 1x30’ dari penyakit TB Paru Respon menyebutkan akibat
keluarga: verbal dari tidak minum
mengambil 2.Motivasi keluarga keluarga obat secara teratur
keputusan untuk untuk mengambil mampu maka kuman-kuman
mengatasi masalah keputusan menjelaskan TB akan kebal
TB Paru kembali didalam tubuh, maka
3.Tanyakan kembali akibat TB penyakit akan sulit
pada keluarga akibat Paru dan disembuhkan
dari penyebab TB mengambil
Paru keputusan
untuk
4.Berikan kesempatan mengatasai
keluarga untuk TB Paru
bertanya
1.Menjelaskan cara
c. Setelah 1x30’ perawatan TB Paru Respon
verbal 1.Keluarga mampu
diberikan
2. Berikan contoh keluarga menyebutkan cara
penjelasan,
menu makanan yang mampu perawatan penyakit
keluarga mampu
TB Paru adalah:
melakukan bergizi menjelaskan Minum obat teratur,
tindakan untuk cara makan-makanan
merawat anggota 3.Tanyakan kembali perawatan yang bergizi, istirahat
keluarga yang tentang cara merawat TB Paru cukup, menjaga
menderita TB Paru dan menu kebersihan
penyakit TB yang bergizi lingkungan
Parudengan
menjelaskan cara 4.Diskusikan tentang
perawatan dan pentingnya perawatan
melaksanakannya di rumah
pada penderita TB
Paru
d. Setelah 3x60’
kunjungan 1.Mengidentifikasi
pengetahuan keluarga Respon
keluarga Ny. S 1.Keluarga dapat
tentang lingkungan verbal
memodifikasi menyebutkan cara
rumah yang baik keluarga
lingkungan untuk memodifikasi
dapat
mencegah lingkungan yang
2. Memodifikasi menjelaskan
terjadinya dapat mendukung
keluarga untuk lingkungan
penularan dengan penyembuhan
mengungkapkan yang dapat
cara menyebutkan penyakit TB Paru
kembali lingkungan mendukung
lingkungan- adalah pencahayaan
penyembuhan
lingkungan yang ruangan yang cukup
penyakit TB
baik bagi 3.Memotivasi Paru
penderita TB Paru keluarga untuk 2.Ventilasi rumah
memanfaatkan yang cukup
fasilitas sesuai
kemampuan
3.Jendela rajin
dibuka agar sinar
matahari bisa masuk
kedalam rumah
4.Menjemur kasur,
bantal, minimal 1
minggu sekali
5.Tidak membuang
dahak sembarangan
tempat, tapi gunakan
kaleng yang
didalamnya di isi
cairan desinfektan
seperti tysol, air
sabun, bayclin, agar
kuman TB dapat mati
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI EVALUASI
O KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART
2 Tidak efektifnya Setelah a. Setelah dilakukan 1.Jelaskan Respon TB Paru adalah suatu
bersihan jalan dilakukan pertemuan 1x45’, pengertian, tanda dan verbal dari penyakit yang
nafas pada tindakan keluarga mampu gejala, serta keluarga menular yang dapat
keluarga Ny. keperawatan mengenal masalah penyebab dari terkait menyerang siapa saja
Khususnya Tn. I selama 2 TB Paru dengan penyakit TB Paru pengertian, yang disebabkan oleh
b.d minggu cara menyebutkan 2.Tanyakan kembali penyebab, bakteri
ketidakmampuan diharapkan pengertian, tentang pengertian, tanda dan mycobacterium
keluarga merawat jalan nafas penyebab, tanda tanda dan gejala, gejala TB tuberculosae, tanda
anggota keluarga Tn. I efektif dan gejala TB Paru serta penyebab dari Paru dan gejalanya adalah
dengan masalah penyakit TB Paru batuk-batuk terus
penyakit TB Paru 3.Berikan menerus selama
reinforcement positif kurang lebih 3
atas kemampuan minggu dan berdahak,
b. Setelah dilakukan keluarga sesak nafas, keluar
pertemuan 1x45’ Respon keringat dingin pada
keluarga mampu verbal dan malam hari, dan berat
mengambil 1.Jelaskan pada
keluarga Tn. I akibat sikap dari badan menurun.
keputusan yang keluarga
tepat untuk dari penyakit TB
Paru tentang Akibat dari TB Paru
mengatasi maslaah akibat TB
TB Paru dengan 2.Tanyakan kembali adalah tuberkulosis
pada keluarga akibat Paru dan meningen, pnemonia
cara menyebutkan keputusan
akibat dari TB TB Paru tuberkulosis, dan
3.Motivasi keliuarga keluarga kematian. Keluarga
Paru dan untuk
memutuskan untuk untuk mengambil memutuskan untuk
keputusan dalam mengatasi TB mengatasi dan
merawat Tn. I Paru
dengan TB Paru mengatasi TB Paru merawat TB Paru Tn.
Tn. I I
4.Berikan
reinforcement positif
c. Setelah dilakukan atas keputusan yang
pertemuan 2x45’ diambil keluarga
keluarga mampu dalam mengatasi TB
melakukan Respon
Paru
perawatan pada verbal, sikap,
anggota keluarga dan
1.Jelaskan cara psikomotor
yang menderita perawatan,
penyakit TB Paru keluarga Cara perawatan
pencegahan penyakit tentang cara penyakit TB Paru
dengan cara TB Paru
menjelaskan cara perawatan adalah minum obat
2.Ajarkan klien cara TB Paru dan secara teratur, makan
perawatan dan batuk efektif dan
pencegahan pencegahan makanan yang
membuang dahak bergizi, istirahat
penularan TB Paru, yang benar penularan TB cukup, menjaga
mendemonstrasika 3.Tanyakan kembali Paru kebersihan
n cara batuk efektif cara perawatan, lingkungan. Cara
dan pembuangan pencegahan penyakit pencegahan penularan
dahak pada pasien TB Paru TB Paru dengan
TB Paru 4.Anjurkan keluarga memisahkan
mempraktekkan perlengkapan makan
kembali cara batuk anggota keluarga
efektif dan dengan pasien,
membuang dahak ke menutup mulut saat
tempatnya bersin dan batuk,
d. Setelah dilakukan 5.Berikan serta membuang
pertemuan 1x45’ Respon
reinforcement positif dahak pada
keluarga mampu verbal, sikap
atas hasil yang tempatnya. Proses
memodifikasi dan
dicapai batuk efektif: tarik
lingkungan untuk psikomotor
nafas dalam melalui
mencegah keluarga
hidung dan
terjadinya tentang
hembuskan seperti
penularan dengan lingkungan
meniup balon
cara menyebutkan 1.Diskusikan hal-hal yang dapat
sebanyak 3x dan
lingkungan- yang dapat dilakukan mendukung
waktu yang ketiga
lingkungan yang untuk memodifikasi penyembuhan
batukkan lalu buang
baik bagi pasien lingkungan penyakit TB
dahak ke tempat yang
penyakit TB Paru 2.Motivasi keluarga Paru
berisi lysol lalu tutup.
untuk
mengungkapkan
kembali cara Cara memodifikasi
memodifikasi lingkungan yang
lingkungan dapat mendukung
3.Berikan penyembuhan
reinforcement positif penyakit TB Paru
atas hasil yang telah adalah pencahayaan
e. Setelah dilakukan Respon
dicapai ruangan yang cukup,
pertemuan 1x45’ verbal, sikap,
ventilasi rumah yang
keluarga mampu dan
cukup, jendela dibuka
memanfaatkan psikomotor
agar sinar matahari
fasilitas kesehatan keluarga
bisa masuk kedalam
yang tersedia tentang
rumah, menjemur
dengan cara manfaat
kasur, bantal minimal
menyebutkan pelayanan
1.Diskusikan dengan 1minggu sekali
manfaat kunjungan kesehatan
keluarga tentang dijemur, tidak
ke pelayanan dan
manfaat kunjungan membuang dahak
kesehatan, penggunaan
ke pelayanan sembarangan tempat,
menyebutkan pelayanan
kesehatan tapi gunakan kaleng
jenis-jenis kesehatan
yang didalamnya
pelayanan sudah diisi cairan
kesehatan yang desinfektan seperti
tersedia dam lysol, air sabun,
memanfaatkan bayclean, agar kuman
fasilitas kesehatan TB Paru dapat mati.
Manfaatkan
kunjungan ke
pelayanan kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan, jenis
pelayanan kesehatan:
Puskesmas, bidan
praktek, klinik
swasta, posyandu,
keluarga berkunjung
ke pelayanan
kesehatan
(Puskesmas).
Sesuai dari hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2011 dan di identifikasi adanya masalah
kesehatan yaitu TB Paru pada Tn.I dan penulis merumuskan masalah keperawatan serta
menyusun perencanaan bersama keluarga dengan menyepakati waktu untuk melakukan
tindakan keperawatan.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru pada Tn.I
pada tanggal 10 Mei 2011 jam 09.15 WIB:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru
Respon: Tn.I mengatakan TB paru adalah penyakit plek.
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan penyebabnya karena menghisap aroma pentol korek api kayu.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang penyebab TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas yang
sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan cara
berobat ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mengetahui seseorang
terkena TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada
orang lain
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu jangan
minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara pencegahan agar tidak
menular kepada orang lain
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas yang
sama dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mencegah dan mengobati TB
Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon:Tn.I mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning saat minum
obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang obat-obatan TB Paru dan efek
sampingnya
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau
terputus
Respon: Tn.I mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus yaitu nanti
bisa kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang akibat bila minum obat tidak
teratur atau terputus
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
EVALUASI