Vous êtes sur la page 1sur 8

[NEW] Hari-Hari Awal Menyusui:

Apa yang Harus Diketahui


LIANITA PRAWINDARTI·FRIDAY, DECEMBER 23, 2016

 Frekuensi bayi menyusu:

Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau setiap 1-3 jam karena
volume perut yang sangat kecil. Susui bayi sesuai kehendaknya, kecuali jika bayi
termasuk kategori bayi kuning yang memerlukan frekuensi menyusu yang sangat
sering.Sebetulnya tidak ada ketentuan bahwa bayi ASIX harus minum tiap 2 jam
sekali. Secara umum, memberikan ASI pada prinsipnya tetap sesuai demand atau
keinginan bayi. Walau pada umumnya dalam minggu-minggu pertama kelahiran,
bayi akan menyusu tiap 2-3 jam sekali atau bahkan lebih sering. Karena volume
lambung bayi masih sangat kecil, maka seorang bayi newborn bisa menyusu 10-
12 kali per hari atau bahkan lebih. Anda tidak perlu khawatir menyusui
TERLALU SERING, tapi Anda harus waspada jika bayi mulai enggan atau malas
menyusu.Kenapa penting untuk menyusui bayi newborn 2-3 jam sekali?

1. Menyusui 2-3 jam sekali atau lbh sering dari itu pada minggu-minggu awal
kelahiran membantu untuk memantapkan proses menyusui. Proses pemantapan
menyusui ini di dalamnya termasuk , antara lain: bagaimana agar dapat
menyusui dengan pelekatan yang benar, bagaimana mengetahui ciri-ciri bayi
lapar/haus, bagaimana mendapatkan berbagai posisi menyusui yang nyaman
bagi ibu dan bayi, bagaimana mematikan kecukupan ASI harian lewat frekuensi
BAK dan BAB, dan sebagainya. Bayi mulai lapar ketika dia mulai suka
menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai gelisah, dan mulai membuka buka
mulutnya seakan mencari puting. Jika bayi sudah menangis, sebetulnya itu
adalah senjata terakhirnya memberi tahu bawah dia sudah sangat lapar.

2. Menyusui 2-3 jam sekali atau bahkan lebih sering dari itu penting untuk
mengurangi potensi bengkak payudara yang sering terjadi di periode ini,
terutama pada periode kolostrum berubah menjadi ASI transisi dan ASI matang.
3. Menyusui newborn 2-3 jam sekali atau lebih sering dari itu dapat efektif
mengurangi potensi kuning (jaundice) bayi dan mempercepat penurunan
bilirubin pada bayi yang mengalami jaundice. Pada bayi yang jaundice seringkali
emreka lebih sering tidur dan mengantuk. Jika bayi sudah tidur lebih dari 4 jam
bangunkan bayi dan tawarkan untuk menyusu.

4. Sering menyusui bayi newborn juga membantu segera menciptakan


keseimbangan supply dan demand sebagai prinsip dasar proses menyusui.

5. Menyusui sesering mungkin di fase newborn juga efektif membantu bayi


menjalani proses transisi dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan di dunia
dimana dalam proses menyusui, dekapan ibu terutama skin to skin dengan bayi
akan membuat bayi nyaman dan terhindar dari stress.

6. Menyusui dengan frekuensi yang sering di minggu-minggu awal juga membantu


mengoptimalkan kenaikan berat badan pada bayi yang mana di awal2 kelahiran
biasanya berat badan bayi menurun hingga 7% dari berat lahirnya. Cek berat
badan bayi di akhir minggu pertama dan akhir minggu kedua setelah kelahiran
untuk memastikan bahwa berat badan bayi sudah kembali ke berat lahirnya
paling lambat dua minggu setelah kelahirannya.

7. Menyusui dengan frekuensi yang sering di minggu-minggu awal kelahiran juga


membantu bayi melewati fase percepatan pertumbuhan (growth spurts) yang
biasanya terjadi di hari hari awal setelah bayi kembali ke rumah, hari ke-7 hingga
ke-10, minggu ke-2 hingga ke-3, dan minggu ke-4 hingga ke-6

Pola menyusui seperti ini biasanya terjadi hingga minggu ke-6 setelah kelahiran.
Setelah itu biasanya pola menyusui bayi mulai lebih stabil dan mapan karena
produksi dan demand biasanya sudah mencapai keseimbangan. Tetap amati
frekuensi BAK-nya, sementara biasanya frekuensi BAB-nya sudah mulai lebih
jarang dan tidak terjadi setiap hari. Cek juga kenaikan berat badannya setiap
bulan. Biasanya ketika proses menyusui mulai mantap, fokuskan pada petunjuk
dari bayi tentang kapan dia ingin menyusu.Walau secara umum disarankan
menyusui bayi lebih sering dalam 6 minggu pertama usianya, namun secara
umum prinsipnya adalah: perhatikan selalu petunjuk dari bayi Anda dan jangan
berpatokan pada jam.

 Tanda-tanda bayi mulai lapar:

Berikut adalah tahapan tanda-tanda bayi mulai lapar:

1. Mulai terbangun

2. Mengeluarkan suara-suara pelan

3. Mouthing (mengeluarkan lidahnya dan menjilat-jilat bibirnya)

4. Rooting (menggeleng-gelengkan kepalanya seperti mencari payudara dan mulai


membuka mulutnya)

5. Mulai memasukkan tangannya ke mulut

6. Menangis pelan dan kemudian semakin meningkat intensitasnya (perhatikan


bahwa menangis adalah tanda paling akhir dari bayi yang lapar. Jadi pastikan
untuk mengenali tanda-tanda bayi yang lapar sejak awal)

 Cara membangunkan bayi untuk menyusu:

Di hari-hari awal biasanya bayi tidak akan tidur lebih dari 6 jam sekali tidur. Jika
bayi tidur dalam waktu lama ada beberapa cara untuk membangunkan bayi agar
mau menyusu:

1. Perah sedikit ASI, oleskan pada bibirnya

2. Ganggu bibirnya dengan puting

3. Buka selimutnya

4. Buka pakaiannya dan biarkan bayi hanya menggunakan popok, coba susui sambil
skin-to-skin

 Posisi menyusui
Apapun posisi menyusui yang digunakan pastikan empat poin ini diperhatikan:

1. Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus

2. Badan bayi didekap dekat dengan badan ibu hingga menempel. Kalau
menggunakan posisi tidur miring, berarti indikatornya di perut dimana perut
bayi menempel di perut ibu

3. Tangan ibu harus menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala dan bahu

4. Bawa bayi menghadap ke payudara, dengan hidung bayi berhadapan dengan


puting.

 Kunci pelekatan menyusui (latch-on) yang baik

Ada empat tanda-tanda pelekatan menyusui yang tepat:

1. Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke mulut bayi


jika mulutnya belum terbuka lebar.

2. Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama
yang terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih
nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada
bagian bawah

3. Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi berbentuk
kuncup (mecucu).

4. Dagu bayi menyentuh payudara ibu

 Tanda-tanda bayi menyusu dengan baik:

Ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan sebagai petunjuk bahwa bayi
menyusu dengan baik:

1. Pelekatan menyusui benar

2. Ibu dapat mendengar dan melihat bayinya menelan ASI


3. Payudara terasa lebih “empuk”, tidak lagi keras setelah beberapa saat menyusu

4. Bayi terlihat menghisap dengan kuat dengan gerakan yang jelas pada rahang

5. Terkadang ibu dapat melihat adanya susu pada mulut bayi

6. Merasakan LDR (Let Down Reflex), untuk lengkapnya tentang LDR silakan lihat
dokumen tentang LDR

7. Bayi biasanya akan menyusu antara 20-45 menit, tergantung kebutuhan.


Pastikan bayi menyusu pada satu payudara hingga “ kosong”, baru tawarkan
payudara yang satunya jika ia masih lapar.

 Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:

Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

1. Melepaskan payudara dengan sendirinya

2. Mengantuk

3. Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks, dan tangan yang
biasanya mengepal saat lapar juga tidak lagi mengepal

4. Tertidur hingga dia merasa lapar kembali

 Menyendawakan bayi

Sejak awal menyusui, usahakan untuk selalu menyendawakan bayi setelah selesai
menyusui, umumnya untuk mencegah gumoh yang sering terjadi apda bayi
muda. Berikut berbagai cara menyendawakan bayi:

 Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu menyandarkan ke bahu
ibu. Wajah bayi menghadap ke belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi
dengan tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut punggung
bagian tengah
 Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian perut bayi di pangkuan
dan sangga bagian badannya. Usap lembut bagian punggungnya dan tunggu
sampai ia bersendawa

 Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke depan sementara


dada ditahan oleh tangan bunda. Beri tepukan atau usapan lembut pada
punggung dan pastikan kepala bayi tidak terdongak ke belakang

 Bayi gumoh

Gumoh sangat umum terjadi pada bayi muda, meski sudah disendawakan
sekalipun. Biasanya inisering terjadi sampai sekitar usia 4-6 bulan,setelah itu
akan berkurang ketika bayi mulai sering tengkurap atau bahkan duduk. Sebab
gumoh ini antara lain:Pertama, volume lambung bayi masih kecil, sementara
susu yang ditelan bayi kadang melebihi kapasitas lambungnya. Hanya dengan
bayi bergerak sedikit, kadang susu tadi dgn mudahnyakeluar lagi.Kedua, karena
organ pencernaannya belum sempurna, termasuk klep penutup lambungnya. Ini
yang menyebabkan susu yang sudah diminum mudah utk keluar. Sejalan dengan
bertambahnya usia, gumohnya akan semakin jarang.Ketiga, posisi dan pelekatan
menyusui yang kurang tepat sehingga ada kemungkinan udara ikut masuk
selama menyusu. Sendawa tidak selalu menjadi jaminan bayi tidak akan gumoh.
Kadang bayi tidak disendawakan juga tidak gumoh. Tapi tetap lebih baik
disendawakan jika dimungkinkan. Kalau bayi ibu termasuk yang sering gumoh,
sendawakan di tengah2 menyusui. Susuibayi 5-10 menit, sendawakan sebentar,
lalu lanjutkan lagi menyusuinya.Keempat, gumoh bisa terjadi karena
kekenyangan atau produksi ASI ibu sedang banyak, terutama banyaknya
produksi foremilk atau ASI awal. Jika aliran ASI kencang, bayi kadang juga
gumoh dari hidung. Itu juga masih tergolong normal. Pastikan bayi tetap nyaman
setelah gumoh.

 Frekuensi minimum Buang Air Kecil (BAK) sebagai tanda kecukupan ASI

1. Hari pertama setelah kelahiran: 1 kali BAK


2. Hari kedua: dua kali BAK

3. Hari ketiga: 3 kali BAK

4. Hari keempat: 4 kali BAK

5. Hari kelima dan seterusnya hingga masa ASI eksklusif berakhir: 6 kali BAK

 Pola Buang Air Besar (BAB)

1. Hari pertama dan kedua setelah kelahiran: BAB berwarna hitam pekat yang
disebut mekonium. Kadang di hari kedua warnanya menjadi lebih kecoklatan

2. Hari ketiga setelah kelahiran: bayi mulai BAB lebih sering, warna BAB-nya
biasanya cenderung kehijauan

3. Hari keempat setelah kelahiran: BAB bayi mulai berwarna hijau kekuningan,
frekuensi bisa 3 kali sehari atau lebih

4. Hari kelima dan seterusnya: biasanya BAB bayi mulai berwarna kunikng (golden
feses), frekuensinya bisa 3 kali atau lebih, biasanya banyak bayi BAB setelah
menyusu

 Penurunan dan kenaikan berat badan

Bayi yang baru lahir umumnya akan mengalami penurunan berat badan hingga
rata-rata sekitar 7-10% dari berat badan lahir. Kemudian berat badannya akan
kembali ke berat badan lahir selambat-lambatnya dua minggu setelah kelahiran.

 Menjaga kondisi payudara dan puting

Di awal periode menyusui, puting ibu sanga rentan lecet. Untuk menghindarinya
pastikan pelakatan menyusui selalu tepat dan jangan lupa oleskan ASI pada
puting sebelum dan sesudah menyusui. Ibu yang baru mulai menyusui juga
rentan mengalami bengkak payudara. Ada beberapa cara untuk mengatasinya:

1. Pastikan bayi menyusu sesering mungkin


2. Jika payudara terasa kencang dan bayi belum ingin menyusu, perah ASI

3. Jika payudara bengkak, kompres dengan air hangat sebelum dan saat menyusui
dan kompres dingin sesudah menyusui. Hanya hisapan bayilah yang dapat efektif
meredakan bengkak pada payudara ibu

 Tips untuk ibu

1. Istirahatlah saat bayi istirahat

2. Jangan segan minta bantuan keluarga atau orang terdekat untuk mengerjakan
pekerjaan rumah tangga atau membantu merawat anak yang lebih besar.
Rencanakan ini sebelum ibu melahirkan

3. Banyak konsumsi makanan bergizi dan minum air putih

4. Jangan memaksakan diri, berikan waktu pada diri ibu untuk menyesuaikan diri
dengan jadwal yang baru setelah kelahiran bayi

5. Tetap berpikiran positif bahwa ASI cukup untuk bayi

Vous aimerez peut-être aussi