Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diagnosa:
DATA FOKUS Masalah Etiologi
-S : 38,5 ° Nyeri akut Agen biologis
-N : 90 x / menit
-kulit terasa hangat
-kulit kemerahan
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas klien:
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan:
Suhu tubuh meningkat
Malaise
Sakit tenggorokan
Mual dan muntah
Nyeri otot
c. Riwayat kesehatan dahulu:
1. Kliensering berkontak langsung dengan binatang
2. Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
3. Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g. Pemeriksaan fisik
Mata : Nyeri
Perut : Diare, mula dan muntah
Integument: suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat, timbulnya rash pada kulit
Muskuloskletal: Nyeri dan kelemahan
Hepar : Hepatomegali dan icterus
3.3 Intervensi
1. Diagnose 1: Nyeri b/d adanya proses infeksi / inflamasi.
a. Tujuan : mengurangi nyeri
b. Kriterian hasil :
- Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
- Klien tampak rileks, Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
c. Intervensi
a. Berikan lingkungan yang tenang sesuai kebutuhan.
R/ menurunkan reaksi stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan
istirahat/reaksi.
b. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting.
R/ menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.
c. Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian analgesic seperti asetamenofen.
R/ Untuk menghilangkan rasa nyeri yang berat.
2. Diagnose 2: Hipertemia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39,
50C , tubuh menggigil
a. Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
b. Kriteria hasil:
- Terjadi peningkatan suhu
- Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
- Peningkatan tingkat pernapasan
c. Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital : suhu tubuh
R : Sebagai indikator untuk mengetahui status hipertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat sedikitnya 2000ml/ hari untuk
mencegah dehidrasi
R : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres dengan air biasa pada lipatan ketiak dan femur
R : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan.
d. Anjurka klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur, juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
3. Diagnose 3: Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan
ditandai dengan, diare
a. Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
b. Kriteria hasil:
- Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
- Tanda – tanda vital dalam batas normal
- Nadi ferifer teraba
- Haluaran urine adekuat
- Membrane mukosa lembab
- Turgor kulit baik.
c. Intervensi :
a. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekwensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
R : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
selama siang hari, membuat maskan makanan yang sulit pada sore hari.
b. Berikan perawatan mulut sebelum makan;
R : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.
c. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
R : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
d. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien,
dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi. R : Berguna dalam program diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi individu