Vous êtes sur la page 1sur 5

Pengkajian:

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


 Mengeluh sakit kepala  S : 38,5 °

 Mengeluh hidung tersumbat  N : 90 x / menit

 Mengeluh nyeri pada kulit  TD : 125/95 mmHg

 Klien menceritakan bahwa  RR : 20 x / menit


dirumah memelihara banyak
kucing  Mata tampak merah

 Klien sering makan sayuran  Terdapat peradangan pada tangan


mentah.
 Dipegang kulit terasa hangat

 Pada ekstremitas atas dan bawah


terlihat bintik merah

Diagnosa:
DATA FOKUS Masalah Etiologi
-S : 38,5 ° Nyeri akut Agen biologis
-N : 90 x / menit
-kulit terasa hangat
-kulit kemerahan

-S : 38,5 ° Hipertermi proses perjalanan penyakit


-N : 90 x / menit
-kulit terasa hangat
-kulit kemerahan
Hipertermi
Proses perjalanan penyakit
-TD : 125/95 mmHg
-Mengeluh nyeri pada kulit
-Terdapat peradangan pada
tangan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Nyeri b.d agen cidera biologis Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji secara komprehensif
keperawatan 1x24 jam nyeri tentang nyeri meliputi lokasi,
berkurang karakteristik, dan onset,
Kriteria hasil: durasi, frekuensi,
- Skala nyeri turun dan kualitas,intensitas/beratnya
ekspresi wajah tidak nyeri, dan faktor-faktor
menyeringai lagi presipitasi.
2) Observasi isyarat non verbal
dari tidaknyaman, khususnya
tidakmampu untuk
komunikasi secara efektif.
3) Gunakan komunikasi
terapeutik agar klien
mengekspresikan nyeri
4) Berikan dukungan terhadap
klien dan keluarga
5) Kontrol faktor-faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan
(ex.: temperatur ruangan,
penyinaran, dll)
6) Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologik (misalnya :
relaksasi, guided imagery,
terapi musik, distraksi,
aplikasi panas – dingin,
massage, TENS, hipnotis,
terapi aktivitas)
7) Berikan analgesik sesuai
anjuran
8) Tingkatkan tidur atau istirahat
yang cukup
9) Evaluasi keefektifan dari
tindakan mengontrol nyeri
yang telah digunakan.

Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor vital sign


perjalanan penyakit keperawatan 1x24 jam suhu 2) Monitor suhu minimal tiap 15
menurun dengan kriteria menit sampai suhu stabil
hasil: 3) Monitor warna kulit
- kulit tidak kemerahan lagi, 4) Tingkatkan intake cairan dan
penurunan suhu kulit nutrisi
5) Selimuti klien untuk
mencegah hilangnya panas
tubuh
6) Kompres klien pada lipat
paha dan aksila
7) Berikan antipiretik bila perlu

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas klien:
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan:
 Suhu tubuh meningkat
 Malaise
 Sakit tenggorokan
 Mual dan muntah
 Nyeri otot
c. Riwayat kesehatan dahulu:
1. Kliensering berkontak langsung dengan binatang
2. Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
3. Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g. Pemeriksaan fisik
 Mata : Nyeri
 Perut : Diare, mula dan muntah
 Integument: suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat, timbulnya rash pada kulit
 Muskuloskletal: Nyeri dan kelemahan
 Hepar : Hepatomegali dan icterus

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
2. Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 390c tubuh
menggigil.
3. Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan
diare

3.3 Intervensi
1. Diagnose 1: Nyeri b/d adanya proses infeksi / inflamasi.
a. Tujuan : mengurangi nyeri
b. Kriterian hasil :
- Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
- Klien tampak rileks, Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
c. Intervensi
a. Berikan lingkungan yang tenang sesuai kebutuhan.
R/ menurunkan reaksi stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan
istirahat/reaksi.
b. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting.
R/ menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.
c. Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian analgesic seperti asetamenofen.
R/ Untuk menghilangkan rasa nyeri yang berat.
2. Diagnose 2: Hipertemia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39,
50C , tubuh menggigil
a. Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
b. Kriteria hasil:
- Terjadi peningkatan suhu
- Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
- Peningkatan tingkat pernapasan
c. Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital : suhu tubuh
R : Sebagai indikator untuk mengetahui status hipertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat sedikitnya 2000ml/ hari untuk
mencegah dehidrasi
R : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres dengan air biasa pada lipatan ketiak dan femur
R : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan.
d. Anjurka klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur, juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
3. Diagnose 3: Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan
ditandai dengan, diare
a. Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
b. Kriteria hasil:
- Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
- Tanda – tanda vital dalam batas normal
- Nadi ferifer teraba
- Haluaran urine adekuat
- Membrane mukosa lembab
- Turgor kulit baik.
c. Intervensi :
a. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekwensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
R : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
selama siang hari, membuat maskan makanan yang sulit pada sore hari.
b. Berikan perawatan mulut sebelum makan;
R : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.
c. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
R : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
d. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien,
dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi. R : Berguna dalam program diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi individu

Vous aimerez peut-être aussi