Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian
ibu sebesar 50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya
neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian
maternal dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99
%. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian
karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi
akibat bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai
peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan kerja
sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi
maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan
kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di
Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan
hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang insentif, kematian ibu di
Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi,
2003).
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup
tinggi. Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di
Indonesia. Asuhan bersalin Normal (APN ) diperlukan dalam periode ini
karena merupakan masa kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan
dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama
(Saiffudin,dkk;2002).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya
menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak
produktifitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000
1
ribu ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin
(Saiffudin,dkk;2002).
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal
masih sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia ( 2005 ) angka kematian kematian perinatal adalah 307
/10.000 kelahiran hidup.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan dasar adalah :
1. Aspek pemecahan yang diperlukan untuk menentukan
pengambilan keputusan klinik ( clinik decicion making)
2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang anak
3. Aspek pencegahan infeksi
4. Aspek pencatatan
5. Aspek rujukan
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan
pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas
kepada ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002).
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung
dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga
memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas
yang memadai. Persalinan dibagi menjadi empat tahap penting dan
kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut (
Manuaba, IG, 1999 )
Pada persalinan terjadi perubahan fisik yaitu : ibu akan merasa
sakit pinggang, sakit perut, merasa kurang enak, capai, lesu, tidak
nyaman, tidak bisa tidur nyenyak. Dan perubahan psikis yang terjadi
yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan diri sendiri, takut kalau
terjadi bahaya terhadap dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungkan dengan
pengalaman yang sudah lalu, misalnya mengalami kesulitan pada
2
persalinan yang lalu, ketakutan karena anggapan sendiri bahwa
persalinan itu merupakan hal yang membahayakan ( Ibrahim,C, 1993 )
Ibu merupakan kesatuan dari Bio Psikososial Spiritual maka perlu
perhatian khusus dari bidan yang dalam menyiapkan fisik dan mental
guna meningkatkan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Bidan
merupakan salah satu tenaga dari team pelayanan kesehatan yang
keberadaannya paling dakat dengan ibu yang mempunyai peran
penting dalam mengatasi masalah melalui asuhan kebidanan. Dalam
melaksanan asuhan kebidanan bidan dituntut memiliki wawasan yang
luas, trampil dan sikap profesional, karena tindakan yang kurang tepat
sedikit saja dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karenanya diharapkan
semua persalinan yang dialami ibu dapat berjalan normal dan terjamin
pula keselamatan baik ibu dan bayinya. Dalam hal ini Penulis mencoba
melakukan study kasus pada Ny. “H” G2PoA0 umur 25 tahun di PKM
Jumpandang Baru, Makassar.
B. Tujuan penulisan
Mahasiswa Akademi Kebidanan Makassar diharapkan mampu
melakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu fisiologis dengan
pendekatan manajemen kebidanan menurut metode 7 langkah Varney
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian persalinan
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan
persalinan (Prawirohardjo, 2001 : 180).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
+ uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain (Mochtar, 1998 : 91).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).
4
3) Berat janin kurang dari 1.000 gram
b. Persalinan prematuritas
1) Persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu
2) Berat janin kurang dari 2.499 gram
c. Persalinan aterm
1) Persalinan antara umur hamil 37-42 minggu
2) Berat janin di atas 2.500 gram
d. Persalinan serotinus
1) Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
2) Pada janin terdapat tanda post maturitas
e. Persalinan presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat
kurang dari 3 jam (Manuaba. 1998 : 157-158)
f. Persalinan percobaan adalah suatu penilaian kemajuan
persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
diproporsi sefalo pelvik (Mochtar. 1998 : 91)
5
oksitosin akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesteron tertentu
3. Teori oksitosin
a. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
b. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks
c. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,
sehingga persalinan dapat dimulai
4. Teori prostaglandin
a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua
b. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
konsentrasi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
c. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan
6
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai / pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan
meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi
atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari
depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung
tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan
tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah
# 9).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah
lengkap. - Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
eadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
7
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (
100 – 180 kali / menit ).
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
8
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
Menganjurkan asupan cairan per oral.
Menilai DJJ setiap lima menit.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara,
merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran
dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran
pada
puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di
antara kontraksi.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan
segera.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah
bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
9
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat
kepala lahir.
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap
mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan
penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril
atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
kain atau kasa yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera
proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya
di dua tempat dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan. Lahir bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu
anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan
bahu posterior.
10
Lahir badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran
kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas
perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan
bayi kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah
ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke
arah ibu).
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami
kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
11
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
VIII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian
luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 –
40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengluarkan plasenta.
12
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya.
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi.
KEGIATAN
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan
serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
13
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
selam 15 detik mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi
dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul
mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
14
EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia
uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
menggunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama
dua jam pertama pasca persalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
15
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman
dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Asuhan Persalinan Kala – dua – tiga – empat
Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
No.register : 30 / I / 30 / 2016
Tanggal Masuk : 13 Januari 2016, pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016, pukul 11.15 wita
Tanggal Partus : 13 Januari 2016, pukul 12.15 wita
Nama Pengkaji : RAMLA R. NUR
17
TTI tanggal 03 September 2015
TTII tanggal 06 Oktober 2015
6. Selama hamil ibu mengkonsumsi tablet Fe dan vitamin
C. Riwayat kehamilan yang lalu
Jenis Anak
N Tempat Kehamil
Tahun persalina Keada
o persalinan an JK BB
n an
1. Puskesmas 2013 pertama Normal lk 2800 gr Hidup
F. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan pada tahun 2014
18
G. Riwayat reproduksi
1. Riwayat haid
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari
c. Lamanya haid : 5-7 hari
d. Disminore : tidak ada.
2. Riwayat ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit serius seperti tumor, kanker, kista, dan
penyakit menular seksual.
H. Riwayat kesehatan.
1. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, DM,
dan TBC.
2. Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan seperti sakit
kepala hebat dan kejang.
3. Tidak ada penyakit keturunan dan kanker.
4. Tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-obatan, rokok
dan alcohol
19
K. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan dasar
1. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan :
a. Pola makan ibu : Baik
b. Frekuensi makan ibu : 2-3 ×/hari
c. Kebutuhan minum : 6-8 gelas/hari
Selama inpartu :
a. Konsumsi perhari makanan (sumber)
Karbohidrat : nasi
Protein : ikan,telur,tempe,tahu
Lemak : minyak
Besi/As-folat : sayuran hijau
Kalsium : susu
Yodium : garam
b. Nafsu makan : kurang baik karena adanya nyeri
c. Perubahan lain : tidak ada
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan :
a. Frekuensi BAK : 3-4 ×/hari
b. Warna /bau : kuning/pesing
c. Gangguan BAK : tidak ada
d. Frekuensi BAB : 1-2 ×/hari
e. Warna/konsisten : kuning kecoklatan/agak keras
f. Gangguan BAB : tidak ada
Selama kehamilan :
Ibu mengeluh sering kencing terutama pada akhir kehamilan
dan selama inpartu, ibu belum pernah BAB.
3. Personal hygiene
Kebiasaan :
a. kebersihan rambut : keramas 3 × seminggu dengan
menggunakan sampoo
20
b. Mandi : 2 × sehari
c. Menggosok gigi : 2 × sehari
d. Genetalia : dibersihkan setiap kali selesai
BAB dan BAK
Selama periode inpartu :
Ibu tidak dapat beraktifitas dan beristirahat karena adanya
rasa sakit dan nyeri yang dirasakan.
L. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum.
a. Penampilan : baik
b. Kesadaran : komposmetis
c. Ekspresi wajah : ibu tampak meringis kesakitan saat
terjadi kontraksi
d. BB sebelum hamil : 50 kg
e. BB sekarang : 61 kg
f. Tinggi badan : 156 cm
g. LILA : 25 cm
21
c. Mata
Konjungtiva merah muda
Seleranya putih.
d. Hidung
Simetri kiri dan kanan
Tidak ada sekret.
e. Telinga
Simetri kiri dan kanan
Tidak ada serumen.
f. Gigi dan mulut
Tidak ada caries
Gusi berwarnah merah muda
Bibir tidak pecah-pecah dan tidak ada saryawan.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid dan limfe
Tidak ada pembesaran vena jugularis
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan
Putting susu terbentuk
Tampak hyperpigmentasi pada areola mammae
Tidak ada nyeri tekan,dan benjolan
Pengeluaran colostrums saat dipencet.
i. Abdomen
Tinggi fundus sesuai dengan umur kehamilan.
Tidak terdapat luka operasi
Palpasi
Leopold I : 2 jari di bawah prosesus xyfoideus
(32cm), Lp : 91 cm
Leopold II : Pu-ka
Leopold III : Kepala
22
Leopold IV : BDP
Tafsiran berat janin : 2912 gram
Kontraksi uterus baik : 4 × 10 (30-35)
DJJ terdengar jelas dan teratur pada daerah kuadran kanan
bawah abdomen dengan frekuensi 136 x/menit
Tidak ada nyeri tekan pada palpasi
j. Genitalia (vulva,vagina,dan anus).
Vulva dan vagina tidak ada kelainan.
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada cairan amnion
Tampak pelepasan lendir dan darah
Pemeriksaan dalam :
VTI tanggal 13 Januari 2016 jam 11.10 wita
1. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Lunak dan tipis
3. Pembukaan : 8 cm
4. Ketuban : (+)
5. Presentase : Kepala
6. Penurunan : H II-III
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
k. Ekstremitas atas dan bawah
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Reflex patella : +/+
23
1. Inpartu kala I fase aktif
DS : Ibu mengeluh sakit perut tembus kebelakang disertai
pelepasan lendir dan darah.
DO :
Abdomen tampak tegang dan kontraksi uterus 4 kali dalam
10 menit, durasi 30-35 detik.
VTI tanggal 13 Januari 2016 jam 11.10 wita
1. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Lunak dan tipis
3. Pembukaan : 8 cm
4. Ketuban : (+)
5. Presentase : Kepala
6. Penurunan : H II-III
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
Analisa dan interpretasi data:
Pelepasan lendir dan darah terjadi pada saat kontraksi ,
serviks tegang dan tertarik sehingga pembuluh darah kepiler pada
mulut rahim pecah dan mengakibatkan pelepasan lendir dan
darah.
Penurunan hormone estrogen dan progesteron
mengakibatkan hipofise posterior mengeluarkan oksitocin dan
menimbulkan kontraksi.
Kala I fase aktif berlangsung dari pembukaan 4 cm hingga
pembukaan 10 cm (lengkap) dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari1 cm hingga 2 cm
(multipara). (JNPK-KR,Asuhan persalinan normal,hal 38).
2. Keadaan ibu baik
24
DS : Ibu tidak pernah mengalami salah satu dari 9 tanda bahaya
dalam kehamilan dan ibu tidak pernah menderita penyakit
serius maupun infeksi.
DO :
Penampilan ibu tampak baik
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,6ᴼC
Pernapasan : 24 x/menit
Konjungtiva merah muda dan sclera putih, tidak ada oedema
pada wajah dan tungkai.
Analisa dan interpretasi data
Tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah
systole diantara 90 – 130 mmHg, dan diastole 60 – 90 mmHg,
pernapasan 18 – 24x/menit, nadi 78 – 90x/menit, suhu 36,2°C –
37,5°C,. Ibu dapat berkomunikasi dengan baik (Sumber : Ilmu
Kebidanan Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta : 2005 Hal 139)
3. Keadaan ibu baik
DS : Janinnya bergerak kuat terutama pada bagian kiri bawah perut
ibu.
DO : DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah
abdomen dengan frekuensi 136 x/menit.
Analisa dan interpretasi data
Detak jantung janin terdengar jelas dan teratur dengan
frekuensi dalam batas normal yaitu 120-160 ×/menit
menandakan janin dalam keadaan baik (Obstetri fisiologi hal.
23).
25
Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah potensial
Kriteria :
1. Kala I fase aktif berlangsung dari pembukaan 4 cm hingga
pembukaan 10 cm (lengkap) dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari1 cm hingga 2 cm
(multipara).
2. Keadaan ibu baik ditandai dengan TTV dalam batas normal
Tekanan darah : Sistol : 100-130 mmHg
Diastol : 60-90 mmHg
Nadi : 60 – 90 ×/menit
Pernapasan : 16 - 24 ×/menit
Suhu : 36,5oC – 37,5 oC
3. Keadaan janin baik ditandai dengan DJJ dalam batas normal yaitu
antara 120 -160 ×/menit
4. Kontraksi dikatakan adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih.
5. Ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan fisiologis pada masa
persalinan.
26
Rencana tindakan :
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu dapat mengetahui keadaan janinnya.
2. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri.
Rasional : Agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang
dirasakan.
3. Anjurkan ibu untuk relaksasi dan pengaturan nafas saat ada his
Rasional : Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi
rasa sakit.
4. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan (miring kiri)
dan menyenangkan.
Rasional : Dapat meningkatkan oksigenisasi janin karena tidur
miring, mencegah penekanan pada vena cava inferior
oleh uterus yang membesar, dapat juga mengurangi
suplai darah ibu ke jantung dan akan mempengaruhi
output janin Dengan member suplai O₂ yang cukup bagi
janin.
5. Beri support dan motivasi pada ibu dan tidak meninggalkannya.
Rasional : Agar ibu tetap semangat dan optimis mengahadapi
persalinan serta kelahiran bayinya dan selama itu ibu
merasa diperhatikan oleh petugas.
6. Anjurkan ibu untuk berkemih tiap ada rangsangan untuk berkemih.
Rasional : Output yang seimbang akan memperlancar proses filtrasi
glomelurus ginjal sehingga mencegah terjadinya
penumpukan bahan metabolik dan toksik yang dapat
mengakibatkan kerusakan ginjal karena pada saat
uterus berkontraksi terjadi peningkatan metabolisme
tubuh.
7. Anjurkan pada keluarga untuk memberi makanan dan minuman
saat rasa nyeri ibu (his) berkurang.
27
Rasional : Intake yang adekuat dapat memperlancar metabolisme.
Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mencegah
dehidrasi, memberi tenaga bagi ibu dalam persalinan
dapat berjalan dengan lancar
8. Observasi his dan DJJ tiap 30 menit.
Rasional : Kontraksi uterus merupakan tanda inpartu dan kemajuan
persalinan serta memantau keadaan janin
9. Observasi TTV ibu tiap 4 jam (nadi setiap 30 menit).
Rasional : Untuk memantau keadaan umum ibu.
10. Bersihkan vulva dengan kapas DTT sebelum VT.
Rasional : Untuk mencegah kuman masuk ke jalan lahir.
11. Vt tiap 4 jam atau < 4 jam bila ada indikasi.
Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan dan tindakan
selanjutnya
12. Pantau kemajuan persalinan dengan partograf.
Rasional : Merupakan standarisasi pelayanan kebidanan dan
menilai kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin
serta memudahkan dalam mengambil keputusan klinik
serta asuhan selanjutnya.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
28
Hasil : Ibu melakukan apa yang dianjurkan.
4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kiri
Hasil : Ibu berbaring miring ke kiri
5. Memberikan support pada ibu agar lebih optimis menghadapi
persalinannya
Hasil : Ibu tidak mengeluh dan menjadi lebih semangat.
6. Menganjurkan ibu untuk berkemih,setiap ada rangsangan ingin
berkemih
Hasil : Ibu mau berkemih setiap kali merasa ingin kencing.
7. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum saat rasa
nyeri berkurang.
Hasil : Ibu bersedia dan menghabiskan air putih, teh kotak dan
makanan yang sudah disediakan.
8. Menganjurkan ibu untuk mengganti sarungnya apabila kotor.
Hasil : Ibu mengikuti anjuran yang diberikan.
9. Mengobservasi TTV tiap 4 jam (nadi tiap 30 menit)
Hasil :
TEKANAN
PUKUL NADI PERNAPASAN SUHU
DARAH
11.10 WITA 120/80 mmHg 84×/i 24×/i 36,6oC
11.40 WITA 80×/i
12.10 WITA 80×/i
29
Hasil :
VTII tanggal 13 Januari 2016 jam 12.10 wita
1. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Melesap
3. Pembukaan : 10 cm (lengkap)
4. Ketuban : Pecah jernih
5. Presentase : Kepala UUK dibawah simfisis
6. Penurunan : H IV
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir, darah dan air ketuban
30
b. Fase aktif berlangsung selama ±1 jam yaitu VT I pukul 11.10 wita
pembukaan 8 cm sampai pembukaan lengkap (10 cm) dan
ketuban pecah jernih pukul 12.10 wita
c. Ibu dapat beradaptasi terhadap nyeri yang dirasakan
6. Tidak ada infeksi ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi
seperti nyeri, bengkak, panas, bernanah, dan berbau.
7. Kandung kemih kosong
8. Ibu makan dan minum jika tidak ada his
9. Ada tanda dan gejala kala II (dorongan meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka).
31
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGI PADA NY “S”
GESTASI 39 MINGGU 5 HARI DENGAN PBK
DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
TANGGAL 13 JANUARI 2016
No.register : 30 / I / 30 / 2016
Tanggal Masuk : 13 Januari 2016, pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016, pukul 11.15 wita
Tanggal Partus : 13 Januari 2016, pukul 12.15 wita
Nama Pengkaji : RAMLA R. NUR
Identitas istri/suami
Nama : Ny. ”H” / Tn.”Z”
Umur : 25 tahun / 31 tahun
Nikah : 1 x ± 3 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan swasta
Alamat : Jl. Barawaja I Lr. 2 No. 3
32
7. Ibu mengeluh sakit perut tembus kebelakang disertai pelepasan
lender dan darah
8. Ibu merasakan sakit perut sejak tanggal 13 Januari 2016 jam 04.00
wita sampai sekarang
33
3. Pembukaan : 8 cm
4. Ketuban : (+)
5. Presentase : Kepala
6. Penurunan : H II-III
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir dan darah
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik
PLANNING (P)
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Hasil : Ibu mengerti dan tahu keadaan janinnya serta kemajuan
persalinannya
2. Menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu yaitu karena
tekanan ujung-ujung saraf sewaktu uterus berkontraksi dan tegangnya
serviks.
Hasil : Ibu mengerti tenteng penyebab nyeri yang dialami.
3. Menganjurkan ibu cara berelaksasi dan mengatur nafas pada saat
kontraksi dengan cara menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan
melalui mulut.
Hasil : Ibu melakukan apa yang dianjurkan.
4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kiri
Hasil : Ibu berbaring miring ke kiri
5. Memberikan support pada ibu agar lebih optimis menghadapi
persalinannya
Hasil : Ibu tidak mengeluh dan menjadi lebih semangat.
6. Menganjurkan ibu untuk berkemih,setiap ada rangsangan ingin
berkemih
34
Hasil : Ibu mau berkemih setiap kali merasa ingin kencing.
7. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum saat rasa
nyeri berkurang.
Hasil : Ibu bersedia dan menghabiskan air putih, teh kotak dan
makanan yang sudah disediakan.
8. Menganjurkan ibu untuk mengganti sarungnya apabila kotor.
Hasil : Ibu mengikuti anjuran yang diberikan.
9. Mengobservasi TTV tiap 4 jam (nadi tiap 30 menit)
Hasil :
TEKANAN PERNAPASA
PUKUL NADI SUHU
DARAH N
11.10 WITA 120/80 mmHg 84×/i 24×/i 36,6oC
11.40 WITA 80×/i
12.10 WITA 80×/i
35
6. Penurunan : H IV
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir, darah dan air ketuban
12. Pendokumentasian hasil pemeriksaan kala I dalam partograf
Hasil : Partograf diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan
36
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PADA NY “H” DENGAN KALA II PERSALINAN
DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
TANGGAL 13 JANUARI 2016
No.register : 30 / I / 30 / 2016
Tanggal Masuk : 13 Januari 2016, pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016, pukul 11.15 wita
Tanggal Partus : 13 Januari 2016, pukul 12.15 wita
Nama Pengkaji : RAMLA R. NUR
Identitas istri/suami
Nama : Ny. ”H” / Tn.”Z”
Umur : 25 tahun / 31 tahun
Nikah : 1 x ± 3 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan swasta
Alamat : Jl. Barawaja I Lr. 2 No. 3
37
5. Perineum menonjol
6. Pemeriksaan dalam
VTII tanggal 13 Januari 2016 jam 12.10 wita
1. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Melesap
3. Pembukaan : 10 cm (lengkap)
4. Ketuban : Pecah jernih
5. Presentase : Kepala UUK dibawah simfisis
6. Penurunan : H IV
7. Molase : (-)
8. Penumbungan : (-)
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Lendir, darah dan air ketuban
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala II
PLANNING (P)
1. Memantau adanya tanda gejala kala II
a. Terlihat ada dorongan untuk meneran
b. Adanya tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva membuka
2. Menyiapkan alat partus dan alat heacting
a. Partus set berisi : 2 buah koher, 1 buah ½ koher, 1 buah gunting
tali pusat, Handscoen 1 pasang, Kasa steril secukupnya,Penjepit
/pengikat tali pusat.
b. Diluar bak partus : Dug steril, celemek, oxytosin 1 ampul, spoit 3
cc, bethadine, gelly, Larutan clorin 0,5 % dan air DTT, lenek, Deli,
serta tempat sampah basah dan kering, tempat plasenta.
3. Memakai celemek. Celemek sudah terpakai.
38
4. Melepas perhiasan kemudian mencuci tangan dengan sabun dibawah
air mengalir. Tangan dan lengan bersih.
5. Tangan kanan memakai sarung tangan kemudian mengisi spoid
dengan oksitosin 1 ampul.
Tangan kanan terlindungi.
6. Mengisi spoit dengan oxytoxin 10 U dengan tehnik satu tangan dan
meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau
steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
Spoit terisi oxytoxin.
7. Melakukan vulva hyegiene dengan menggunakan kapas atau kasa
yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi.
Vulva perineum sudah bersih.
8. Melakukan pemeriksaan dalam / VT untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap.
Pembukaan 10 cm, ketuban pecah, pelepasan lendir dan darah.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
dan kemudian melepaskannya dalam eadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit..
Sarung tangan terlepas.
10. Mendengar DJJ setelah kontraksi berakhir.
DJJ teratur dengan frekuensi 136 x/menit.
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan janin dalam
keadaan bayi.
Ibu mengetahui keadaan janinnya.
12. Meminta ibu dan keluarga menyiapkan posisi meneran.
Ibu meneran dengan posisi setengah duduk.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat
untuk meneran serta mendukung dan memberi semangat atas usaha
ibu untuk meneran.
Ibu meneran bila ada kontraksi.
39
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
handuk terpasang.
15. Meletakkan duk steril dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
Duk terpasang.
16. Membuka tutup partus set dan menyiapkan secara terbalik.
Partus set terbuka.
17. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
Sarung tangan DTT/steril terpasang.
18. Menyokong dan melindungi perineum saat kepala vulva membuka 5-6
cm dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada
kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Tidak terjadi rupture perineum
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih bayi dapat bernafas dengan baik.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat.
Tidak ada lilitan tali pusat.
21. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Kepala melakukan putaran paksi luar dengan baik.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Dengan lembut, melahirkan
bahu depan dan belakang secara biparietal.
Bahu depan dan belakang lahir.
23. Melahirkan badan dan lengan dengan sangga susur badan dan
lengan lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya
saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
Bayi lahir dan langsung menangis pada pukul 12.15 wita dengan jenis
kelamin perempuan.
40
25. Meletakkkan bayi di handuk diatas perut ibu sambil menilai bayi.
Bayi menangis spontan, kulit kemerahan, dan pergerakan aktif.
Score Menit
Tanda
APGAR 0 1 2 1 5
Tubuh
Seluruh
Apperance Seluruh tubuh kemerahan,
tubuh 2 2
(warna kulit) biru / pucat ekstremitas
kemerahan
biru
41
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PADA NY “H” DENGAN KALA III PERSALINAN
DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
TANGGAL 13 Januari 2016
No.register : 30 / I / 30 / 2016
Tanggal Masuk : 13 Januari 2016, pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016, pukul 11.15 wita
Tanggal Partus : 13 Januari 2016, pukul 12.15 wita
Nama Pengkaji : RAMLA R. NUR
Identitas istri/suami
Nama : Ny. ”H” / Tn.”Z”
Umur : 25 tahun / 31 tahun
Nikah : 1 x ± 3 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan swasta
Alamat : Jl. Barawaja I Lr. 2 No. 3
42
4. Pada tes pelepasan plasenta tali pusat tambah panjang dan
adanya semburan darah, darah dan air ketuban
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala III
PLANNING (P)
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
Tali pusat terjepit klem.
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
Tali pusat terpotong.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
Bayi tidak kedinginan.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai IMD selama 60 menit.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
Bayi lahir tunggal.
32. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin.
Oksitosin sudah disuntikkan.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Pindakan klem pada tali pusat hingga berjarak 5- 10 cm dari vulva.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
43
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati
untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban
lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
44
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL
PADA NY “H” DENGAN KALA IV PERSALINAN
DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
TANGGAL 13 Januari 2016
No.register : 30 / I / 30 / 2016
Tanggal Masuk : 13 Januari 2016, pukul 11.00 wita
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016, pukul 11.15 wita
Tanggal Partus : 13 Januari 2016, pukul 12.15 wita
Nama Pengkaji : RAMLA R. NUR
Identitas istri/suami
Nama : Ny. ”H” / Tn.”Z”
Umur : 25 tahun / 31 tahun
Nikah : 1 x ± 3 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan swasta
Alamat : Jl. Barawaja I Lr. 2 No. 3
45
5. Tanda- tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Pernapasan : 22 x / menit
Suhu : 36,6 ℃
6. Tampak luka pada perineum (rupture derajat II)
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala IV
PLANNING (P)
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Perineum rupture derajat II dengan Heacting 5.
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling
tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin
0,5 % dan kemudian melakukan penanganan pada bayi
Pengukuran untuk bayi
Berat badan : 2900 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar lengan : 10 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar perut : 29 cm
46
Memberi salep mata dan menginjeksi vitamin K, HB 0 diberikan
1 jam setelah pemberian vitamin K.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus setiap 30 menit.
JAM KE WAKTU Kontraksi uterus
I 12.40 wita Baik
12.55 wita Baik
13.10 wita Baik
13.25 wita Baik
II 13.55 wita Baik
14.25 wita Baik
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
JAM KE Waktu Perdarahan
I 12.40 wita ± 20 cc
12.55 wita ± 20 cc
13.10 wita ± 20 cc
13.25 wita ± 10 cc
II 13.55 wita ± 10 cc
14.25 wita ± 10 cc
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, TFU dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan serta memeriksa suhu
setiap 60 menit selama 2 jam.
JAM Kandung
Waktu Tekanan darah Nadi Suhu TFU
KE kemih
I 12.40 wita 120/80 mmHg 82×/i 36,60C Stgg pst Kosong
47
12.55 wita 120/80 mmHg 82×/i Stgg pst Kosong
13.10 wita 120/80 mmHg 82×/i Stgg pst Kosong
13.25 wita 120/80 mmHg 82×/i Stgg pst Kosong
II 13.55 wita 120/80 mmHg 82×/i 36,60C Stgg pst Kosong
14.25 wita 120/80 mmHg 82×/i Stgg pst Kosong
48
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
Nama : Ny. “H”
Umur : 25 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai
landasan dalam memberikan asuhan. Dalam kesimpulan dimulai dari
pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi
dan evaluasi diperoleh data :
1. Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang
karena sakit perut tembus kebelakang dan telah mengeluarkan
lendir darah dari kemaluannya, adanya his yang teratur
semakin lama semakin kuat dan terjadi pembukaan serviks 8
cm.
2. Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu Inpartu kala I fase
aktif keadaan ibu dan janin baik.
3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah potensial
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan
segera/kolaborasi.
5. Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis
disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan protap yang ada
menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai
dengan diagnosa dan masalah yang ada.
49
6. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana
tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah
dilaksanakan yaitu :
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu
yaitu karena tekanan ujung-ujung saraf sewaktu uterus
berkontraksi dan tegangnya serviks.
c. Menganjurkan ibu cara berelaksasi dan mengatur nafas
pada saat kontraksi dengan cara menarik nafas melalui
hidung dan dikeluarkan melalui mulut.
d. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kiri.
e. Memberikan support pada ibu agar lebih optimis
menghadapi persalinannya
f. Menganjurkan ibu untuk berkemih,setiap ada
rangsangan ingin berkemih
g. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan
minum saat rasa nyeri berkurang.
h. Menganjurkan ibu untuk mengganti sarungnya apabila
kotor.
i. Mengobservasi TTV tiap 4 jam (nadi tiap 30 menit)
j. Mengobservasi his dan DJJ tiap 30 menit
k. Melakukan pemeriksaan dalam / VT (Vagina Toucher)
tiap 4 jam atau bila ada indikasi
l. Pendokumentasian hasil pemeriksaan kala I dalam
partograf
7. Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan
evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan.
Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara
50
spontan tanpa adanya penyulit selama proses melahirkan dan
keadaan ibu dan bayi sehat.
B. SARAN
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga
dalam menunjang proses persalinan dan nifas :
1. Saran untuk petugas kesehatan
a. Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat
sehingga tercipta hubungan saling menunjang
b. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik
yang didapat dari praktek lapangan maupun kursus, seminar
dan lain-lain
2. Saran untuk ibu dan keluarga
a. Dalam proses persalinan hendaknya ibu dapat kooperatif dan
keluarga perlu mendukung selama proses persalinan dan
nifas
b. Ibu atau keluarga mampu mengetahui tanda awal persalinan,
sehingga pertolongan yang tepat dan aman dapat segera
diberikan
c. Ibu dan keluarga mau melaksanakan aturan rumah sakit dan
penjelasan oleh petugas
51
DAFTAR PUSTAKA
http://clarahusna.blogspot.co.id/2013/04/asuhan-kebidanan-pada-ny-e-
dengan.html
http://qomariyahmidwiferyblog.blogspot.co.id/2012/06/askeb-ii-
persalinan.html
http://sehat-aja-yuk.blogspot.co.id/2011/02/makalah-asuhan-kebidanan-
ibu-bersalin.html
http://ayuistilah.blogspot.co.id/2012/01/askeb-inc-lengkap.html
52