Vous êtes sur la page 1sur 3

Analisis SWOT Perpustakaan Sekolah

SD Negeri Kebonsari 1
Ds. Kebonsari RT 05 / RW 03 kecamatan Dempet, kabupaten Demak

SD Negeri Kebonsari 1 merupakan salah satu sekolah dasar dengan 119 siswa yang terdapat
di desa Kebonsari, kecamatan Dempet. Sejak tahun 2011, sekolah dasar ini membangun sebuah
perpustakaan sekolah dari Dana Alokasi Khusus ( DAK ). Secara umum, perpustakaan di SD N
Kebonsari 1 ini terbilang cukup baik diantara kalangan perpustakaan sekolah SD di kecamatan
Dempet. Akan tetapi, jika memandang dalam segi kelayakan yang menyeluruh. Perpustakaan ini
dapat dikatakan belum begitu baik. Berikut merupakan analisis SWOT, yaitu yang dikaji dalam
bentuk Strengths ( kekuatan ), Weaknesses ( kelemahan ), Opportunities ( peluang/ kesempatan )
dan Threats ( Ancaman).

1. Strengths ( kekuatan )
Pada perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari ini dalam hal kekuatan, perpustakaan ini
sudah memiliki kekuatan yang cukup baik untuk sekelas perpustakaan sekolah dasar di
kecamatan Dempet. Hal ini secara rinci ditandai dengan :
1) Gedung yang cukup baik. Gedung perpustakaan ini terbilang baru, karena dibangun pada
tahun 2011.
2) Pencahayaan yang memadahi. Desain gedung perpustakaan sekolah di SD Negeri
Kebonsari 1 kebanyakan memanfaatkan pencahayaan alami dari sinar matahari. Hal ini
ditandai dengan penyediaan jendela yang cukup pada gedung ini, agar sinar matahari dapat
masuk secara menyeluruh. Sehingga ketika terdapat siswa ataupun guru yang berkunjung
ke perpustakaan untuk membaca tidak mengalami kesulitan.
3) Sirkulasi udara yang memadahi. Sirkulasi udara ini merupakan faktor penting dalam
sebuah perpustakaan. Karena dengan adanya sirkulasi udara yang baik. pengunjung
perpustakaan pun akan merasa nyaman untuk berada di perpustakaan. Sirkulasi udara
yang baik ini ditandai dengan adanya jendela dan fentilasi udara yang memadahi.
4) Terdapat label nama untuk setiap rak buku. Label nama ini berfungsi untuk
mempermudah pengunjung perpustakaan dalam mencari buku berjenis fiksi, ilmiah dan
lain sebagainya.
5) Keadaan perpustakaan yang bersih dan rapi. Perpustakaan sekolah ini cenderung rapi dan
bersih. Karena setiap harinya, pustakawan biasanya membersihkan dan merapikan
perpustakaan ini.
6) Pustakawan yang ramah. Di dalam perpustakaan ini memiliki seorang pustakawan.
Pustakawan tersebut terbilang cukup ramah.

2. Weaknesses ( kelemahan )
Selain memiliki kekuatan yang cukup memadahi, perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari
1 ini juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar. Kelemahan tersebut utamanya
terdapat pada bidang teknologi. Secara rinci, kelemahan yang terdapat dalam perpustakaan ini
adalah sebagai berikut.
1) Segala kegiatan pelayanan dalam perpustakaan sekolah ini masih menggunakan sistem
manual. Karena dalam perpustakaan ini tidak terdapat komputer maupun printer.
Komputer dan printer disediakan di ruang guru saja. Meskipun demikian, terkadang
pustakawan / petugas perpustakaan membawa laptop pribadi.
2) Koleksi buku yang kurang. Keadaan ini tentunya didasari karena kurangnya biaya dalam
pengadaan buku. Kebanyakan buku yang terdapat dalam perpustakaan sekolah ini
merupakan buku yang diperoleh dari dana BOS. Jadi pengadaan buku ini bergantung pada
dana dari BOS.
3) Hanya terdapat meja, kursi dan rak buku. Secara umum, untuk memancing minat
membaca siswa, dalam segi desain kurang menarik karena hanya terdapat meja, kursi dan
rak buku saja.

3. Opportunities ( peluang/ kesempatan )


Dalam kaitannya dengan kekuatan dan kelemahan, tentunya suatu perpustakaan memiliki
peluang atau kesempatan agar dapat semakin berkembang. Berikut merupakan peluang atau
kesempatan yang didapatkan dari perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari 1 :
1) Melakukan kerjasama dengan sebuah penerbit, agar mendapatkan stok buku. Sehingga
koleksi buku di perpustakaan sekolah SD Negeri Kebonsari 1 ini memadahi dan terpenuhi.
Minat baca siswa pun dapat semakin meningkat.
2) Pengadaan teknologi, seperti komputer untuk meningkatkan pelayanan sekolah.
Pengadaan komputer ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan pemerintah ataupun
dengan pengadaan uang pribadi sekolah.
3) Pengadaan sistem online. Hal ini diperlukan karena mengingat dewasa ini banyak siswa
yang telah memiliki smartphone, maka dari itu perlu dibentuk perpustakaan sekolah
online. Selain itu meningkatkan kualitas perpustakaan, hal ini juga diperlukan sebagai
bentuk tindakan pencegahan atau penanggulangan dari ancaman yang terjadi.

4. Threats ( Ancaman )
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini perkembangan zaman secara tidak langsung berperan
penting dalam perkembangan perpustakaan. Peran ini wujudnya dapat berupa suatu ancaman.
Selain perkembangan zaman, terdapat faktor – faktor lain pula. Ancaman ini dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu ancaman dari luar dan dalam yang diantaranya adalah
sebagai berikut.
1) Dalam
Ancaman dari dalam adalah ancaman yang bersumber dari dalam perpustakaan itu sendiri
baik berhubungan dengan sistem, keadaan maupun pelayanan. Berikut merupakan bentuk
– bentuk ancaman dari dalam.
(1) Kurangnya koleksi buku. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai kelemahan, akan tetapi
jika dikaji lebih menyeluruh dengan memandang berbagai aspek yang ada, keadaan ini
dapat dikategorikan menjadi suatu ancaman pula. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika
koleksi buku kurang, maka minat baca siswa pun kurang. Minat baca siswa yang
kurang dapat menurunkan kunjungan dari siswa.
(2) Pelayanan yang masih manual. Karena masih menggunakan sistem manual, tentunya
hal ini akan merepotkan, selain itu, siswa pun jadi kurang tertarik untuk mengunjungi
perpustakaan. Jika siswa tidak tertarik dengan perpustakaan, maka dapat dipastikan
bahwa perpustakaan akan jarang dikunjungi oleh siswa
2) Luar
Ancaman dari luar adalah ancaman yang bersumber di luar keadaan perpustakaan itu
sendiri. Berikut merupakan bentuk – bentuk ancaman dari dalam.
(1) Sudah tersedianya buku yang dapat diunduh secara online. Karena sudah
berkembangnya zaman, maka siswa lebih memilih untuk mengunduh buku secara
online. Hal tersebut dilatarbelakangi karena faktor kepraktisan. Keadaan ini secara
tidak langsung dapat membuat perpustakaan sekolah di SD Negeri Kebonsari menjadi
sepi pengunjung, sebab siswanya lebih memilih untuk mengunduh buku secara online.
(2) Sudah banyak siswa yang menggunakan smartphone. Keadaan ini tidak dapat
dipungkiri lagi, karena mengingat dewasa ini kehidupan secara ekonomi warga
Indonesia cukup meningkat. Jadi para orangtua biasanya membekali anak – anak
mereka dengan smartphone. Penggunaansmartphone ini dapat menjadi ancaman bagi
perpustakaan, karena segala informasi yang didapat oleh siswa dapat dilakukan dengan
mengandalkan internet tidak harus berkunjung ke perpustakaan. Selain itu,
penggunaan smartphone ini juga dapat membuat minat baca siswa berkurang. Karena
siswa lebih tertarik untuk bermain smartphone dibandingkan dengan berkunjung ke
perpustakaan.

Vous aimerez peut-être aussi