Vous êtes sur la page 1sur 7

PENDAHULUAN

Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, baik
berwujud maupun tidak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan mendatangkan
manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut (Menurut PSAK No. 16 revisi tahun 2011).
Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang
jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Sehingga Aset tidak berwujud dapat didefinisikan
sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Berdasarkan PSAK No. 19 (Revisi 2010) aset tidak berwujud (Intangible assets) adalah
aset tidak lancar (noncurrent assets) dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian
dan hukum kepada pemilikinya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah
dalam klasifikasi aset yang lain. Aset tidak berwujud dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif. Contoh dari aset tidak berwujud yaitu merek dagang, hak paten, hak
cipta, goodwill, dan aset tidak berwujud yang berhubungan dengan teknologi.

TEORI
KARAKTERISTIK ASET TIDAK BERWUJUD
Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:
1. Kurang memiliki eksistensi fisik  Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan
keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrumen keuangan  Aset tidak berwujud merupakan instrumen
keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen
kas di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi  Aset tidak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun.Investasi dalam aset ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.

PENILAIAN ASET TIDAK BERWUJUD


Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri
dari:
1. Harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat; dan
2. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam
PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:
Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara
sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak
berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat
yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD


Pengertian amortisasi sesuai PSAK 19 (revisi 2010) yaitu alokasi sistematis jumlah
tersusutkan aset tidak berwujud selama umur manfaatnya. Pada saat tertentu nilai aset tidak
berwujud akan habis. Oleh karena itu, harga perolehan aset tidak berwujud harus
diamortisasikan secara sistematis selama taksiran masa manfaat, dan tidak boleh dibebankan
seluruhnya pada periode perolehan.

Biaya Amortisasi = % Tarif x Harga perolehan aset tidak berwujud

JENIS – JENIS ASET TIDAK BERWUJUD


1. Hak paten
Hak paten adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk
memproduksi, menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu. hak
paten bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain
berdasarkan kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang meliputi
biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya percobaan-
percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga sertifikat hak paten
diterima.
2. Hak cipta (Copyright)
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada seorang pengarang atau pencipta untuk
menerbitkan, menjual atau mengawasi hasil ciptaannya. Hak cipta dapat dijual untuk
diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati.
Harga perolehan hak cipta mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat
penyusunan atau penelitian sampai pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta
diterima. Harga perolehan hak cipta diamortisasi sepanjang masa manfaatnya.
3. Merk dagang
Merk dagang adalah hak cipta dan hak untuk menggunakan suatu tanda pengenal
atau simbol atas suatu barang yang diusahakan. Harga perolehan hak merk dagang adalah
meliputi biaya perencanaan gambar atau desain gambar, termasuk biaya pengurusan ijin
merk dagang hingga sertifikat merk dagang diterima.
4. Waralaba (Franchise)
Franchise adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki
oleh suatu pihak (franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee).
Franchisee hanya berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya
sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau
mengalihkan hak franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak
franchaise adalah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise
hingga sertifikat franchaise diterima. Sedangkan harga perolehan hak frainchisee adalah
sebesar harga yang dibayarkan kepada franchisor.
5. Hak sewa (Leasehold)
Hak sewa (Leasehold) adalah hak untuk menggunakan aset tetap tertentu yang diatur
dalam perjanjian sewa-menyewa. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran untuk
mendapatkan hak sewa tergantung bagaimana cara pembayaran sewa dilakukan. Harga
perolehan hak sewa adalah meliputi pembayaran sewa kepada pemilik aset dan
pengeluaran-pengeluaran lain untuk mempersiapkan aset yang disewa tersebut siap
digunakan dalam operasi perusahaan. Terdapat dua cara pembayaran sewa, yaitu:
a. Sewa dibayar setiap periode, maka pembayaran sewa diperlakukan sebagai beban
operasional untuk periode dibayarkan sewanya.
b. Sewa dibayar untuk beberapa periode, bila sewa yang dibayarkan itu untuk beberapa
periode yang relative pendek maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan
sebagai aset lancar dicatat dalam perkiraan sewa dibayar dimuka. Sedangkan bila sewa
dibayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif panjang maka sewa dibayar
dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud dalam perkiraan Hak
Sewa.
6. Goodwill
PSAK No. 19 (Revisi 2010) Paragraf 47. Menyatakan bahwa goodwill yang
dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset karena goodwill tersebut bukan
merupakan suatu sumber daya teridentifikasi artinya tidak dapat dipisahkan dan tidak
timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain yang dikendalikan oleh entitas dan dapat
diukur secara andal biaya perolehannya. Goodwill adalah bagian aset dalam neraca
keuangan perusahaan, diklasifikasikan kedalam aset tak berwujud yang muncul pada saat
terjadi akuisisi suatu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. Goodwill merupakan
representasi angka yang lebih besar dari nilai buku yang dibayarkan suatu perusahaan
untuk bisa mendapatkan perusahaan lain.

KASUS TENTANG AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD


Goodwill:
PT Melati membeli PT Sinar Jaya dengan harga Rp 50.000.000.000. nilai wajar aktiva PT
Sinar Jaya pada saat transaksi Rp 65.000.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp
23.000.000.000, maka nilai goodwill dihitung :
Harga beli PT Sinar Jaya Rp 50.000.000.000
Nilai wajar aktiva netto Rp 65.000.000.000
Nilai utang (Rp 23.000.000.000)
Total modal PT Sinar Jaya (Rp 42.000.000.000)
Nilai goodwill Rp 8.000.000.000

Transaksi tersebut dicatat dengan jurnal :


Macam-macam aktiva Rp 65.000.000.000
Goodwill Rp 8.000.000.000
Macam-macam utang Rp 23.000.000.000
Kas Rp 50.000.000.000

Goodwill diamortisasikan selama umur ekonomisnya. Misalnya diamortisasikan selama 20


tahun, maka setiap tahun = Rp 8.000.000.000 : 20 = Rp 400.000.000
Jurnal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi adalah :
Beban amortisasi goodwiil Rp 400.000.000
Goodwill Rp 400.000.000

Hak Paten:
Ammar Malik mengeluarkan biaya hukum sebesar Rp 40.000.000 pada tanggal 1 Januari
2017 untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20 tahun dan
diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum dan
amortisasi setiap akhir tahun, yaitu:
Jurnal pada tanggal 1 Januari 2017:
Hak Paten Rp 40.000.000
Kas Rp 40.000.000
Jurnal pada Tanggal 31 Desember 2017:
Beban Amortisasi Hak Paten Rp 2.000.000
Akumulasi Amortisasi Hak Paten Rp 2.000.000

PANDANGAN TENTANG KASUS


Ketika terjadi pembelian atas perusahaan lain dengan harga melebihi harga pasar aset
bersih, selisih yang muncul tersebut dinamakan goodwill. Namun, apabila harga belinya
dibawah dari kekayaan bersihnya, maka yang muncul adalah goodwill negatif. Pada kasus
diatas harga beli PT. Sinar Jaya sebesar Rp 50.000.000.000 lebih besar daripada total modal
PT. Sinar Jaya yang hanya Rp 42.000.000.000, sehinga terjadi selisih sebesar Rp
8.000.000.000. Maka selisih yang muncul tersebut disebut dengan goodwill.
Untuk Hak Paten, harga perolehannya adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang
meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya
percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga sertifikat
hak paten diterima. Dalam contoh diatas untuk memperoleh hak paten harus mengeluarkan
biaya hukum sebesar Rp 40.000.000.

KESIMPULAN
Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya panjang
dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fisik. Aset
tidak berwujud juga dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi
tanpa wujud fisik. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau
dokumen lain. Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu:
1. Kurang memiliki eksistensi fisik,
2. Bukan merupakan instrument keuangan,
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi.
Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Jenis –
jenis aset tidak berwujud yaitu:
1. Hak paten
2. Hak cipta (Copyright)
3. Merk dagang
4. Waralaba (Franchise)
5. Hak sewa (Leasehold)
6. Goodwill

Sumber:
Waluyo. 2016. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat
http://nichonotes.blogspot.com/2014/10/definisi-goodwill-dalam-akuntansi.html

http://akuntansi2011a.blogspot.com/2013/01/aset-tidak-berwujud.html

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/07/memahami-akuntansi-aset-tak-berwujud/

https://sepotongpisangcoklat.blogspot.com/2016/02/aktiva-tetap-tak-berwujud.html
https://www.google.com/search?q=gambar+aktiva+tak+berwujud&client=firefox-b-
ab&biw=1207&bih=532&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjniarZ6MbeAhVK6Y8KHUfkBXAQ
_AUICygC

Vous aimerez peut-être aussi