Vous êtes sur la page 1sur 7

ABORTUS

Oleh:
ANDREW TIMANTA BRAHMANA
120100284

Penguji:
dr. Edwin Martin Asroel, M.Ked (OG), Sp. OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H.ADAM MALIK
MEDAN
2017
ABORTUS

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang


sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi,
artinya 43 kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000). Angka tersebut memberikan
gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar (Wijono 2000).
Suatu hal yang dapat kita tengarai, kematian akibat infeksi aborsi ini justru
banyak terjadi di negara-negara dimana aborsi dilarang keras oleh undang-
undang.
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu menurut terjadinya abortus
dan menurut gambaran klinis. Menurut terjadinya dibedakan atas abortus spontan
yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja dan tanpa
menggunakan tindakan apa-apa sedangkan abortus provokatus adalah abortus
yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Klasifikasi menurut terjadinya abortus adalah sebagai berikut :1,2
1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi
medis maupun mekanis.
2. Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja, digugurkan),
yaitu:
a. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus provocatus
artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi abortus untuk
kepentingan ibu, misalnya : penyakit jantung, hipertensi esential,
dan karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang
terdiri dari dokter ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri,
atau psikolog.
b. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh
orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum.

Klasifikasi Menurut gambaran klinis abortus dapat dibedakan kepada:


a) Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened
abortion) dimana terjadi perdarahan pervaginam, Abortus iminens
didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pada vagina. Perdarahan dapat
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat
menstruasi. ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.5
b) Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang
mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan
perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang
disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya
dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban
dapat teraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan
kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan
infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi.
c) Abortus inkomplit (incomplete abortion) yaitu jika hanya
sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta. Perdarahan biasanya terus berlangsung,
banyak, dan membahayakan ibu. Sering serviks tetap terbuka
karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai
benda asing (corpus alienum). Oleh karena itu, uterus akan
berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens
d) Abortus komplit (complete abortion) artinya seluruh hasil
konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim
kosong. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan
dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama
sekali karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup
kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan juga,
abortus inkompletus atau endometritis pasca abortus harus
dipikirkan5
e) Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan
tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan
selama 6 minggu atau lebih.5
f) Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya
abortus tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini
adalah kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana sekiranya
terjadi pembuahan, hasilnya adalah patologis. Selain itu, disfungsi
tiroid, kesalahan korpus luteum dan kesalahan plasenta yaitu tidak
sanggupnya plasenta menghasilkan progesterone sesudah korpus
luteum atrofis juga merupakan etiologi dari abortus habitualis.5
g) Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang
disertai infeksi genital.5
h) Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai
infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun toksinnya
kedalam peredaran darah atau peritonium.5

Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya


disebabkan oleh faktor ovofetal, pada minggu-minggu berikutnya (11 –
12minggu), abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor maternal.
a. Faktor ovofetal
b. Faktor maternal
Penyebab abortus dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu:
1. Faktor janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi
pada 50%-60% kasus keguguran.
2. Faktor ibu:
a. Kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan tiroid, kencing
manis.
b.Faktor kekebalan (imunologi), misalnya pada penyakit lupus, Anti
phospholipid syndrome.
c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman,
toksoplasma , herpes, klamidia.
d.Kelemahan otot leher rahim
e. Kelainan bentuk rahim.
3. Faktor Ayah: kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat
menyebabkan abortus.
Tatalaksana Umum
- Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
- Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan darah
sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal
syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu
karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
- Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi,berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam
untuk 48 jam:
 Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
 Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
 Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
- Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
- Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan
emosional dan konseling kontrasepsi pasca keguguran.
- Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.6,7,9,10
1. Metode Bedah dan medis
Terdapat berbagai metode bedah dan medis untuk mengobati abortus
spontan serta terminasi yang dilakukan pada keadaan lain, dan hal ini
diringkas sebagai berikut:2,6,7,9,10
- Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus
 Kuretase
 Aspirasi vakum (kuretase isap)
 Dilatasi dan evakuasi (D&E)
 Dilatasi dan Curretase (D&C)
- Aspirasi haid
- Laparatomi
 Histerotomi
 Histerektomi
Teknik Medis
- Oksitosin intravena
- Cairan hiperosmotik intraamnion
 Salin 20%
 Urea 30%
- Prostaglandin E2, F2α, dan analognya
 Injeksi intraamnion
 Injeksi ekstraovular
 Insersi vagina
 Injeksi parenteral
 Ingesti oral
- Antiprogesteron─RU 486 (mifepriston) dan epostan
- Berbagai kombinasi dari di atas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono prawiroharhdjo.Perdarahan pada kehamilan muda dalam Ilmu


Kandungan, edisi 2008

2. Saifuddin A. Perdarahan pada kehamilan muda dalam Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta,2006 Hal M9-M17.

3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, GilstrapIII LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Williams Obstetrics. 21 ed. (diterjemahkan oleh Andry Hartanto, Y Joko
Suyono, Brahm U. Pendit). Jakarta: EGC; 2005.

4. Pranata S, Sadewo FS. Kejadian Keguguran, Kehamilan Tidak Direncanakan


dan Pengguguran Di Indonesia [Artikel Serial Online]. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Date
Review: February 11, 2012 [cited May 30, 2015]. Available from:
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2992/2225.

5. Azhari. Seminar: Kelahiran tidak diinginkan (aborsi) dalam kesehatan


reproduksi remaja. Palembang: Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRI/
RSMH. June, 25 2002 [cited May 30, 2015]. Available from:
http://digilib.unsri.ac.id/download/MASALAH%20ABORTUS%20DAN%20
KESEHATAN.pdf

6. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010.

7. Manuaba IBG, Chandranita IA, Fajar IBG. Pengantar Kuliah Obstetri.


Jakarta: EGC; 2007.

8. Manuaba IBG. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.


Jakarta: EGC; 2004.

9. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2004.

10. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF, editor. Ilmu Kesehatan


Reproduksi: Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004.

11. Kepmenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kepmenkes RI; 2013.

Vous aimerez peut-être aussi