Vous êtes sur la page 1sur 26

I.

Judul Percobaan : Analisis Kadar Vitamin C


II. Hari / Tanggal Percobaan : Kamis / 9 November 2017
III. Tujuan Percobaan :
Menentukan kadar vitamin C di dalam buah mangga podang varietas podang
urang.
IV. Dasar Teori
1. Vitamin C

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan tubuh yang tidak
dapat dibentuk oleh tubuh. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh
(Dani, 2009). Pada tahun 1923 Szent-Gyorgy dan C. Glenn king berhasil
mengisolasi antiskorbat dari jaringan adrenal, jeruk dan kol yang dinamakan
vitamin C. Zat ini kemudian berhasil disintesis pada tahun 1933 oleh Hawort Hist
sebagai asam askorbat (Almatsier, 2003). Asam askorbat vitamin C merupakan
suatu heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya
dengan monosakarida. Vitamin C mudah diadsorpsi secara aktif dan mungkin pula
secara difusi pada bagian usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena
porta. Rata – rata asorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg
sehari. Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C apabila konsumsi
mencapai 100 mg sehari (Almatsier, 2001). Vitamin C adalah kristal putih yang
mudah larut dalam air, dapat berbentuk L-asam askorbat dan asam
dehidroksiaskorbat (Tim biokimia, 2017).

Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3
ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolute
atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform, minyak dan
sejenisnya. Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan
mereduksinya yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa
logam, terutam Cu dan Ag. (Nuri Andarwulan, Sutrisno Koswara: 1992). Menurut
literatur yang lain, dapat disajikan tabel mengenai sifat vitamin C sebagai berikut :

Vitamin C
Penampilan Padatan putih kekuningan
Densitas 1,65 g/cm3
Kelarutan dalam air 33 gram/100 mL

1
Kelarutan dalam etanol 2 gram/100 mL
Keasaman (pKa) pKa1 = 4,10
pKa2 = 11,6

Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut
vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena
panas. Oksidasi vitamin C dapat dipercepat dengan adanya panas, sinar, alkali,
enzim oksidator, serta katalis tembaga, dan besi (Tim biokimia, 2017). Vitamin C
mudh teroksidasi karena senyawanya mengandung gugus fungsi hidroksi yang
sangat reaktif, dengan adanya oksidator gugus hidroksi akan teroksidasi menjadi
gugus karbonil. Mekanisme reaksi oksidasinya berlangsung sebagaimana gambar
berikut :

Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan
asam (Almatsier, 2003). Berdasarkan pendapat Naidu (2003) juga menyatakan
bahwa vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk
biosintesis kolagen. Vitamin C pada tumbuhan merupakan metabolit sekunder,
karena terbentuk dari glukosa melalui jalur asam D-glukoronat dan L-gulonat.
Pada manusia, binatang menyusui tingkat tinggi, dan marmot, biosintesis ini tidak
terjadi, karena adanya hambatan biosintetik yang sifatnya genetik antara L-
golonolakton dan 2 keto-L-gulonolakton sehingga untuk spesies tersebut vitamin
C merupakan faktor penting dalam makanan (Manito, l98l). Asam Laskorbat
dengan adanya enzim asam askorbat oksidase akan teroksidasi menjadi asam L-
dehidroaskorbat. Asam ini secara kimia juga sangat labil dan mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak lagi memiliki
keaktifan sebagai vitamin C. Suasana basa menyebabkan asam L-diketogulonat
2
teroksidasi menjadi asam oksalat dan asam L-treonat (Davidek et al,l990).
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal berikut :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur.
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu .
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang
tidak reversible (Poedjiadi, 1994).
Vitamin ini merupakan fresh food vitamin karena sumber utamanya adalah
buah-buahan dan sayuran segar. Berbagai sumber nya adalah jeruk, brokoli,
brussel sprout, kubis, lobak dan straberi (Linder, l992). Vitamin C dikenal
sebagai penangkal radikal bebas dalam fasa cair sel dalam sistem peredaran
darah. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen, nitrogen, dan sulfur yang
bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat
mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membran dan protein. Pengobatan
dengan vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh (Thuppil, 2013).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.
Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang
rawan,kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam
askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino
prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.
Vitamin C juga memiliki peran dalam berbagai fungsi yang melibatkan
respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti,
Peran-peran itu adalah oksidasi fenilanin menjadi tirosin,reduksi ion feri menjadi
fero dalam saluran pencernan sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan
besi dari transferin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam feritin jaringan,
serta pengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif asam folinat. Diperkirakan
vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol.
(F.G.Winarno: 2004).
2. Mangga Podang

Mangga podang urang merupakan salah satu produk buah ungguan lokal dari
kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kekhasan yang dimiliki oleh mangga podang
urang terutama adalah penampilan warna kulit buah merah jingga, daging buah
jingga, ukuran buah sekitar 200-250 gram/buah, rasa buah manis, aroma buah

3
tajam, serat halus, dan cukup banyak mengandung air sehingga sesuai untuk buah
segar maupun olahan. Hasil penelitian menunjukkan kadar vitamin C pada sari
mangga podang varietas podang urang dengan menggunakan instrument
spektrofotometri UV-VIS sebesar 122,82 mg/100 g, sedangkan kadar fruktosa
pada buah mangga podang urang sebesar 1,086 g/100 g (Yliati, dan Kurniawati,
2017).

3. Titrasi Iodimetri

Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan


menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu :

a. Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan


larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.
b. Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan
larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar
Natrium Bisulfit (Rahma G.M, 2010).

Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau


penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi
dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide.
Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai titran. Dalam reaksi redoks harus
selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan
oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan
oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron). Jadi, tidak mungkin
hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja (Wiryawan dkk, 2008). Dalam
metode analisis ini, sampel dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi
ion iodida. Vitamin C atau asam askorbat dapat mengaami reaksi oksidasi.
Vitamin C ini bereaksi dengan I2, yang akan mengubah I2 menjadi I- sehingga
iodin mengalami reduksi atau berperan sebagai oksidator. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
OH
OH
OH O
HO
H2O
O + I2 HO + 2I-
O
HO HO
O HO 4
O
Asam askorbat Dehydroascorbic acid
CH2OH CH2OH CH2OH
CH2OH
O O H H O H H O H
H H H
H H H H
OH H + nI2 I OH H I OH H I
OH H
*O O O * O O O
H OH H OH H OH H OH
n n
amilum
Kompleks iod-amilum
Titik akhir titrasi ditentukan dari terbentknya warna biru amilum, dan kadar
vitamin C dapat dihitung sebagai berikut : (Tim biokimia, 2017)

V. Alat dan Bahan


1. Alat
Nama Jumlah
Mortar + alu 1 set
Labu ukur 1 buah
Mikro buret 1 buah
Erlenmeyer 4 buah
Pipet tetes 5 buah
Kertas saring 2 lembar
Corong kaca 1 buah
Spatula 1 buah
Gelas kimia 2 buah
Neraca analitik 1 buah

2. Bahan
Nama Jumlah
Sampel mangga podang 10 gram
Larutan I2 0,01 N secukupnya
Larutan amilum 1% @ 3 tetes
Aquades @ 20 ml

5
VI. Alur Percobaan
1. Analisis Vitamin C

Buah Mangga Podang

- Dikupas kulitnya
- Ditimbang sebanyak 10 gram
- Dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh
slurry
- Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda batas
- Ditunggu selama 15 menit sambal kadang –
kadang dikocok
- Disaring

Filtrat
Filtrat Residu
Residu

- Diambil 10 mL filtrat dengan pipet


- Dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL
- Ditambahkan 20 mL aquades
- Ditambahkan 3 tetes amilum 1 %
- Dititrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
- Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali

Volume
Hasil Iodium
Pengamatan

2. Larutan Blanko

20
20 ml
mLaquades
aquades

- Ditambahkan 3 tetes amilum 1%


- Dititrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N

Volume
Hasil Iodium
Pengamatan

6
VII. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No. Prosedur percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah

1 Analisis vitamin C Buah manga Filtrat manga podang = C6H8O6 (aq) → C6H6O6 (aq) + Kadar vitamin C dalam
podang = kuning pudar keruh 2H+ + 2e- buah manga podang
Jingga I2 (aq) + 2e- → 2I- adalah 15,705 mg/g atau
Residu slurry manga = C6H8O6 (aq) + I2 (aq) → 15,7 %
Aquades = kuning C6H6O6 (aq) + 2H+ + 2I-
tidak berwarna
Filtrate manga +
Amilum 1% = aquades = kuning pudar
tidak berwarna keruh

Larutan I2 = Filtrate manga +


Kuning aquades + amilum =
kecoklatan kuning pudar keruh
Filtrat mangga podang +
Massa sampel = Filtrate manga + amilum + larutan odium
10,0681 gram aquades + amilum + menghasilkan larutan
iodium = berwarna biru kehitaman.
I = pink kehitaman (++)
II = pink kehitaman Hasil penelitian menunjukkan
(++) kadar vitamin C dalam buah
III = pink kehitaman mangga podang sebesar
(+++) 122,82 mg/100 g (Yuliati, dan
Kusumawati, 2017)

7
Volume I2
I = 0,5 mL
II = 0,5 mL
III = 0,5 mL

2 Larutan blanko Aquades = Aquades + 3 tetes Terbentuk senyawa


tidak berwarna amilum 1% = larutan kompleks iod amylum
tidak berwarna yang berwarna biru tua
Amilum 1% =
tidak berwarna Aquades + 3 tetes Blanko berfungsi sebagi
amilum 1% + larutan kontrol
Larutan I2 = standar I2 0,01 N= biru
larutan tua
berwarna
kuning Volume larutan I2 0,1 N
kecoklatan = 0,1 mL

8
VIII. Analisis Data dan Pembahasan
Asam askorbat vitamin C merupakan suatu heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C mudah
diadsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian usus halus lalu
masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata – rata asorpsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Tubuh dapat menyimpan hingga
1500 mg vitamin C apabila konsumsi mencapai 100 mg sehari (Almatsier, 2001).
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air, dapat berbentuk L-
asam askorbat dan asam dehidroksiaskorbat (Tim biokimia, 2017).
Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3
ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolute
atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform, minyak dan
sejenisnya. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan
larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila
terkena panas. Oksidasi vitamin C dapat dipercepat dengan adanya panas, sinar,
alkali, enzim oksidator, serta katalis tembaga, dan besi (Tim biokimia, 2017).
Vitamin C mudh teroksidasi karena senyawanya mengandung gugus fungsi
hidroksi yang sangat reaktif, dengan adanya oksidator gugus hidroksi akan
teroksidasi menjadi gugus karbonil.
Penentuan kadar vitamin C dalam suatu sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan metode titrasi iodimetri. Dalam metode analisis ini, sampel
dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida. Vitamin C atau
asam askorbat dapat mengaami reaksi oksidasi. Vitamin C ini bereaksi dengan I2,
yang akan mengubah I2 menjadi I- sehingga iodin mengalami reduksi atau
berperan sebagai oksidator.
Percobaan analisis vitamin C bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C di
dalam suatu sampel. Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah buah
mangga podang varietas podang urang. Percobaan ini dibagi menjadi dua tahapan
yaitu tahap analisis vitamin C dan tahap pembuatan larutan blanko.
1. Analisis Vitamin C

Dalam percobaan analisis vitamin C, sampel yang digunakan adalah buah


manga podang varietas podang urang. Langkah pertama yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan.

9
Selanjutnya alat yang akan digunakan dibersihkan agar tidak terdapat kontaminan
yang dapat mempengaruhi hasil percobaan sehingga tujuan percobaan tidak
tercapai. Langkah kedua yaitu mengupas buah mangga podang, dan dipotong
kecil-kecil kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik sebanyak
10 gram. Selanjutnya mangga podang yang telah ditimbang dihancurkan dengan
mortar dan alu sampai terbentuk slurry (berbentuk seperti bubur berwarna
kuning). Penumbukan buah mangga podang ini berfungsi untuk mendapatkan sari
buah mangga podang, dan mempermudah proses pengenceran larutan sampel
yang akan digunakan untuk percobaan. Selanjutnya slurry yang telah didapatkan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dan ditambahkan aquades sampai tanda
batas. Penambahan aquades ini menghasilkan larutan sampel berwarna kuning.
Penambahan aquades ini berfungsi untuk pengenceran larutan sampel mangga
podang untuk mengurangi konsentrasi pada sari buah mangga podang, selain itu
penambahan aquades juga berfungsi untuk melarutkan vitamin C pada buah
mangga podang, karena vitamin C memiliki sifat larut dalam air, tetap tidak larut
dalam pelarut organik seperti benzena, dan kloroform, atau pelarut organik
lainnya. Selanjutnya larutan sampel ditunggu selama 15 menit sambil kadang
dikocok sesekali. Pada tahap ini sampel ditunggu selama 15 menit berfungsi agar
kadar vitamin C larut secara sempurna. Selanjutnya larutan sampel yang
dihasilkan disaring untuk memisahkan filtrat dengan residu sampel. Filtrat yang
dihasilkan berwarna kuning pudar keruh, sedangkan residu berwarna kuning.

Langkah selanjutnya filtrat yang telah diperoleh diambil dengan pipet


sebanyak 10 ml kemudian dimasukkan ke dalam tiga erlenmeyer, kemudian
ditambahkan aquades sebanya 20 ml. Penambahan aquades ini berfungsi untuk
melarutkan vitamin C, dan mengurangi konsentrasi sampel karena titran yang
digunakan untuk menitrasi larutan sampel adalah larutan I2 dengan konsentrasi
yang kecil yaitu 0,01 N. Selanjutnya masing-masing erlenmeyer ditambahkan 3
tetes amilum 1 %. Penambahan amilum sebaiknya dilakukan ketika akan
melakukan titrasi pada setiap erlenmeyer agar amilum tidak menguap.
Penambahan amilum pada sampel menghasilkan larutan tidak berwarna.
Penambahan amilum berfungsi sebagai indikator tercapainya titik akhir titrasi
yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru kehitaman karena
terbentuknya senyawa kompleks iod-amilum. Selanjutnya larutan sampel dititrasi

10
dengan larutan standart iodium 0,01 N (larutan kuning kecoklatan), dan proses
titrasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Perlakuan titrasi dengan
mengunakan larutan iodium karena titrasi yang digunakan adalah titrasi iodimetri,
yaitu titrasi langsung antara larutan sampel dengan larutan iodium. Prinsip dari
titrasi ini adalah reaksi reduksi oksidasi, yang mana dalam percobaan ini asam
askorbat atau vitamin C akan mereduksi I2 menjadi I-, menghasilkan asam
dehidroaskorbat. Pada percobaan ini asam askorbat berfungsi sebagai reduktor,
dan I2 berfungsi sebagai oksidator. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :

C6H8O6 (aq) → C6H6O6 (aq) + 2H+ + 2e-

I2 (aq) + 2e- → 2I-

C6H8O6 (aq) + I2 (aq) → C6H6O6 (aq) + 2H+ + 2I-

Pada titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari tidak
berwarna menjadi berwarna biru kehitaman. Perubahan ini terjadi karena asam
askorbat telah habis bereaksi dengan I2, selanjutnya terjadi reaksi antara excess
dari I2 dengan indikator amilum menghasilkan senyawa kompleks iod-amilum.
Pada percobaan yang telah dilakukan, senyawa yang terbentuk tidak berwarna
biru kehitaman, melainkan berwarna pink kehitaman. Hal ini dapat terjadi karena
terdapat perbedaan warna masing – masing sampel buah yang akan
dianalisis.Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :
OH
OH
OH O
HO
H2O
O + I2 HO + 2I-
O
HO HO
O HO
O
Asam askorbat Dehydroascorbic acid

11
CH2OH CH2OH CH2OH
CH2OH
O O H H O H H O H
H H H
H H H H
OH H + nI2 I OH H I OH H I
OH H
*O O O * O O O
H OH H OH H OH H OH
n n
amilum
Kompleks iod-amilum
Volume larutan standar Iodium yang diperlukan untuk menitrasi sampel buah
mangga podang adalah :

Sampel Mangga Volume I2


podang

1 0,5 mL
2 0,5 mL
3 0,5 mL

Berdasarkan data tersebut, dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C


yang terdapat dalam sampel, dengan rumus sebagai berikut :untuk menghitung
kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel digunakan rumus sebagai
berikut:

Kadar A =

B = A x Fp

Kadar = B x

% kadar = x Fp x 100%

Pada penentuan kadar vitamin C, terdapat penambahan faktor pengenceran


pada perhitungan, karena sampel yang digunakan untuk percobaan dilakukan
pengenceran terlebih dahulu. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
diperoleh kadar vitamin C dalam buah mangga podang varietas podang urang
sebesar 15,705 mg/100 g atau 15,7 %. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Yuliati, dan Kusumawati (2017) yaitu kadar vitamin C
yang diperoleh sebesar 122, 82 mg/100 g. Perbedaan hasil kadar vitamin C
tersebut disebabkan karena beberapa faktor, antara lain perbedaan metode yang
digunakan dalam menentukan kadar vitamin C, yaitu jurnal yang dirujuk
menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS sedangkan praktikan
12
menggunakan metode titrasi iodimetri, terdapat kemungkinan vitamin C telah
mengalami oksidasi karena sifat vitamin C yang mudah mengalami oksidasi yang
dipercepat dengan adanya panas, sinar, ensim oksidator, dan katalis tembaga dan
besi, selain itu kurang telitinya praktikan dalam membaca skala buret.

2. Larutan Blanko

Dalam percobaan analisis vitamin C, tahap kedua yang dilakukan adalah


pembuatan larutan blanko. Larutan blanko berfungsi sebagai kontrol. Langkah
pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah persiapan alat dan bahan
yang digunakan untuk percobaan. Selanjutnya alat yang akan digunakan
dibersihkan agar tidak terdapat kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan sehingga tujuan percobaan tidak tercapai. Selanjutnya 20 ml aquades
dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator
amilum 1 %. Penambahan indikator amilum menghasilkan larutan tidak
berwarna. Selanjutnya larutan tersebut dititrasi dengan menggunakan larutan I2
0,01 N, volume I2 yang dibutuhkan untuk menitrasi larutan blanko seesar 0,1 ml.
Hal ini berbeda dengan jumlah titran yang dibuthkan untuk menitrasi vitamin C,
karena pada larutan blanko hanya terdapat aquades, sehingga tidak terjadi proses
redoks, dan proses titrasi ini menghasilkan larutan berwarna biru (++). Perubahan
warna ini terjadi karena adanya pembentukan senyawa kompleks iod-amilum.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :

CH2OH CH2OH CH2OH


CH2OH
O O H H O H H O H
H H H
H H H H
OH H + nI2 I OH H I OH H I
OH H
*O O O * O O O
H OH H OH H OH H OH
n n
amilum
Kompleks iod-amilum

IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kadar vitamin C dalam
buah mangga podang varietas podang urang sebesar 15,705 mg/100 g atau 15,7%.

13
X. Jawaban Pertanyaan
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung didalam sampel!
Jawab :

Diketahui : V titrasi 1 = V titrasi 2 = V titrasi 3 = 056 ml

N (I2) = 0,01797 N

Berat sampel = 10,0681 gram

Ditanya : a. Kadar rata-rata vitamin C dalam 100 gram?

b. Kadar (%) rata-rata vitamn C?

Jawab :

Titrasi 1, 2, dan 3

V1 = V2 = V3 = 0,5 ml

A =

= 0,7906

B = A x Fp

= 0,07906 x

= 1,5812

Kadar = B x

= 1,5812 x

= 15,705 mg/gram

% kadar = x Fp x 100%

= x x 100%

= 15,7%

14
2. Gambarkan struktur vitamin C!
Jawab:

3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C!
Jawab:
a. Anemia.

Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah


mengantuk, dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas
tersengal-sengal kemudian pingsan. Anemia sendiri adalah penyakit dimana
tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung dalam jumlah
hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa
kehamilan.

b. Sariawan.
Penyakit sariawan atau skorbut. Gejala-gejala penyakit skorbut
ialah terjadinya pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan demam. Juga
timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak
yang giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi
pendarahan.Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan
menderita kekurangan vitamin C dalam makanannya. Gejala gejalanya
ialah pembengkakan dan pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi
empuk, anemia, dan deformasi tulang.
c. Scurvy.
Kondisi yang dikarakteristik dengan rasa lemas, kurang darah
(anemia), radang gusi, dan perdarahan pada kulit yang disebabkan karena
defisiensi vitamin C dari makanan.
d. Akibat dari kekurangan vitamin C akan menyebabkan metabolisme dan
kesehatan badan kita terganggu.

15
e. Pendarahan internal (haemorhages), dimana ada tanda-tanda lebam
berwarna biru hitam di mana-mana bagian badan.
f. Gusi berdarah
g. Tulang menjadi kurang stabil karena perubahan pada tulang rawan yang
mendukung tulang biasa.
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C!
Jawab:
a. Pepaya Satu buah pepaya ukuran kecil sekitar 157 gram memiliki 95,6
miligram vitamin C. Secangkir pepaya yang dihaluskan memiliki 140
miligram. Pepaya memiliki kandungan vitamin A tinggi, kaya folat dan
serat.
b. Paprika merah Satu cangkir isi paprika merah yang telah diiris memiliki
190,3 miligram vitamin C. Pada paprika hijau memiliki 119,8 miligram.
c. Brokoli Satu porsi brokoli sekitar 148 gram mengandung 132 miligram
vitamin C.
d. Kubis Dua cangkir kubis memiliki 160,8 miligram vitamin C. Bahan
sayuran ini kaya vitamin A, C, dan K, serta fitonutrien dan serat.
e. Stroberi Satu porsi stroberi 147 gram memiliki 86,5 miligram vitamin C.
f. Kiwi Satu porsi buah kiwi memiliki kandungan vitamin C sebanyak 137,2
miligram.
g. Kembang kol Satu kepala kecil kembang kol dengan diamete empat inci
memiliki 127,7 miligram vitamin C.
h. Mini kol (brussels sprouts) Brussels sprouts memiliki 48,4 miligram
vitamin c. Sayuran ini kaya riboflavin, zat besi, mangesium, vitamin A
dan kaya serat.
5. Sebutkan peranan penting vitamin C didalam tubuh!
Jawab:
Peranan penting vitamin C di dalam tubuh adalah sebagai berikut :
 Vitamin C di dalam tubuh berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya.
 Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C
dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga resiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker yang dapat diturunkan.
16
 Vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan
di dalam tubuh, seperti otot.
 Vitamin C juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan
memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.
 Vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah
berbagai jenis penyakit.
 Vitamin C berperan sebagai antioksidan karena melindungi sel dari stres
ekstraselular, dengan peningkatan proliferasi sel endotelial. Sifat antioksidan
tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang mendonorkan
ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai senyawa
oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen, peroksida
dan superoksida. Bahkan dalam jumlah kecil, vitamin C dapat melindungi
molekul penting, seperti protein, lipid (lemak), karbohidrat, dan asam
nukleat (DNA dan RNA) dari kerusakan yang diakibatkan radikal bebas,
racun, ataupun polusi.
 Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai
koenzim dan pendonor elektron di dalam reaksi organik enzimatik
dioksigenase seperti hidroksilasi pada karnitina, dan di-oksigenasi pada
berbagai neurotransmiter dan sintesis hormon peptida. Salah satu fungsi
kofaktor yang sangat dikenal adalah dengan hidroksilase prolil dan lisil yang
mengkopling hidroksilasi pada hypoxia-inducible factor-1α dan prokolagen.
 Vitamin C dalam tubuh diperlukan untuk sintesis kolagen, komponen
struktural penting dari pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang.
 Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis neurotransmitter, norepinefrin.
Neurotransmiter sangat penting untuk fungsi otak dan diketahui mempengaruhi
suasana hati.
 Selain itu, vitamin C diperlukan untuk sintesis carnitine, sebuah molekul
kecil yang sangat penting untuk transportasi lemak untuk konversi menjadi
energi.
 Vitamin C dapat membantu metabolisme kolesterol menjadi asam empedu,
yang mungkin memiliki implikasi untuk tingkat kolesterol darah dan timbulnya
batu empedu.

17
XI. Daftar Pustaka

Almatsier, S. (2003). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia.


Dani, I. 2009. Alat otomatis pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi
asam basa. Jurnal. Neutrino, 1(2), 163-178.
Linder, M. C. (1992). Nutritional biochemistri and Metabolic, diterjemahkan oleh
Zulaikha, Sitti. (2007). Efek Sumplementasi Besi, Vitamin C dan
Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah
Dasar yang Anemia di Kecamatan Karatasura Kabupaten Sukoharjo.
Magister GiziMasyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro.
Manitto, P. (1981). Biosintesis produk alami. Terjemahan: Koensoemardiyah.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Naidu, K, A. (2003). Vitamin C in human health and disease is still a mystery.
Nutrition Journal, 2(7), 1-10.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Tim Biokimia. 2017. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: Kimia FMIPA
UNESA.

Winarno, F. G. (1984). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama.

Surabaya, 14 November 2017

Mengetahui,
Dosen / Asisten Pembimbing Praktikan

(………………………..) (………………………..)

18
LAMPIRAN GAMBAR

No Gambar Keterangan
1
Persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum.
1. Alat :
- Mortar Dan Alu
- Labu Ukur 25 ml
- Mikro Buret
- Erlenmeyer
- Pipet Tetes
- Kertas Saring
- Corong Kaca
- Spatula
- Gelas Kimia
- Neraca Analitik
2. Bahan :
- Sampel Mangga Podang
- Larutan Iodium 0,01 N
- Larutan Amilum 1%
- Aquades

2
Sampel mangga podang yang telah
dikupas dan dipotong kecil - kecil

19
3
Sampel mangga podang yang telah
dipotong, ditimbang dengan neraca
analitik, dan diperoleh massa sebesar
10.0681 gram.

4
Sampel mangga podang yang
dihancurkan sampai menghasilkan
slurry

5
Pengenceran konsentrasi Vitamin C
pada mangga podang dengan cara
slurry mangga podang ditambahkan
aquades hingga tanda batas pada labu
ukur 100 ml.

20
6
Proses pengenceran setelah didiamkan
dan sesekali dikocok selama 15 menit

7
Residu slurry mangga podang yang
telah dipisahkan dari filtrat

8
Filtrat slurry mangga podang yang
telah dipisahkan dari residu

21
9
Filtrat slurry mangga podang yang
telah ditambahkan 20 ml aquades dan
3 tetes amilum

10
Filtrat slurry mangga podang yang
telah ditambahkan 20 ml aquades dan
3 tetes amilum, dan dititrasi dengan
larutan iodium 0,01 N

22
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Diketahui :

Massa mangga : 10,0681 gram

N I2 : 0,01797 N

Fp :

V titrasi Sampel

I = 0,5 mL

II= 0,5 mL

III= 0,5 mL

V titrasi Blanko : 0,1 mL

Ditanya : % kadar vitamin C ?

Jawab :

1. A =

= 0,7906

B = A x Fp

= 0,07906 x

= 1,5812

Kadar = B x

= 1,5812 x

= 15,705 mg/gram

% kadar = x Fp x 100%

= x x 100%

= 15,7%

23
2. A =

= 0,7906

B = A x Fp

= 0,07906 x

= 1,5812

Kadar = B x

= 1,5812 x

= 15,705 mg/gram

% kadar = x Fp x 100%

= x x 100%

= 15,7%

3. A =

= 0,7906

B = A x Fp

= 0,07906 x

= 1,5812

Kadar = B x

= 1,5812 x

= 15,705 mg/gram

% kadar = x Fp x 100%

= x x 100%

= 15,7 %

24
Penurunan Rumus Vitamin C

Mr Vitamin C = 176 mg/mmol

N vitamin C = N I2 = 0,01 N

N Vitamin C = x x valensi

= 0,88 mg

1 ml larutan I2 0,01 N ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat

Vitamin C = mol ekivalen I2

a. 1 ml vitamin =
= x 0,88 mg

Massa sampel vitamin C = a mg

a mg x Fp = b mg x =…

b. % kadar = x Fp x 100%
= x x 100%

25
26

Vous aimerez peut-être aussi