Vous êtes sur la page 1sur 5

1.

POKOK PERMASALAHAN ( ISSUES )


1 Apakah perbuatan Badi dan Candra mengancam dan memaksa Deddy untuk
menyerahkan uang dan handpone dapat dikenakan ketentuan Pasal 368 ayat 2 KUHP
tentang pemerasan?
2 Apakah perbuatan Candra menembak pintu mobil dan menyebabkan Eri tertembak dapat
dikenakan ketentuan Pasal 354 KUHP tentang Penganiayaan yang menyebabkan luka
berat ?

Jawaban Singkat:

1 YA, Perbuatan Badi dan Candra mengancam dan memaksa Deddy untuk menyerahkan
uang dan handpone dapat dikenakan ketentuan Pasal 368 ayat 1 dan 2 KUHP tentang
pemerasan dengan pemberatan.
2 TIDAK, perbuatan Candra menembak pintu mobil dan menyebabkan Eri tertembak tidak
dapat dikenakan ketentuan Pasal 354 KUHP tentang Penganiayaan yang menyebabkan
luka berat.

2. Fakta-Fakta ( Facts )
1 Pada tanggal 12 Januari 2004 , Pukul 23.30 WIB , di jalan Rasuna Said Jakarta, telah
terjadi pemerasan dengan pemberatan yang dilakukan oleh Badi dan Candra terhadap
korban yang bernama Deddy dan Eri;
2 Pelaku dalam melaksanakan tindak pidana dengan cara mengancam korban dengan
menggunakan pistol;
3 Tindakan korban yang tidak mengindahkan ancaman pelaku membuat pelaku (Candra)
benar-benar mewujudkan ancamannya dengan menembak lubang kunci pintu mobil,
sehingga pintu mobil dapat dibuka dengan paksa;
4 Ternyata tindakan pelaku (Candra) tidak hanya menyebabkan pintu mobil rusak, akan
tetapi juga menyebabkan kaki eri tertembak dan luka parah;
5 Keadaan ini membuat Deddy panik dan menyerahkan jam tangan , handpone serta
dompetnya kepada pelaku (Candra).

3. Aturan Hukum ( Rules )

Setelah pokok permasalahan dirumuskan dengan jelas maka langkah selanjutnya adalah
menginventarisasi aturan hukum yang berkaitan dengan fakta pada kasus. Apabila kita cermati
maka kasus tersebut diatas akan berkaitan dengan aturan hukum- aturan hukum sebagai berikut:

1 Pasal 362 KUHP


Barang siapa mengambil barang sesuatu yang sebagian atau seluruhnya milik orang
lain, dengan maksud untuk memiliki barang tersebut secara melawan hukum karena
bersalah melakukan pencurian dipidana dengan pidana penjara selama- lamanya lima
tahun atau dengan denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah.

1
2 Pasal 365 (1) KUHP
Diancam dengan pidana maksimum 9 tahun penjara, pencurian yang didahului, disertai,
diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang dengan maksud untuk
mempersiapkan atau mempermudah pencurian , atau dalam hal tertangkap tangan untuk
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai
barang yang dicurinya.
3 Pasal 365 ayat 2 KUHP
Diancam dengan pidana selama 12 tahun:
Ke- 1 : dilakukan diwaktu malam hari , pada tempat adalah rumah atau pekarangan
tertutup,
di jalan umum, di dalam kereta api yang sedang berjalan;
Ke-2 : dilakukan oleh dua orang atau lebih bersekutu;
Ke-3 : Jika masuknya ketempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat
atau
memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;
Ke-4 : Jika perbuatan itu mengakibatkan luka berat.
4 Pasal 368 (1) KUHP
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seseorang dengan ancaman kekerasan atau kekerasan, untuk
memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain atau
supaya meberikan hutang atau menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun;
5 Pasal 368 (2) KUHP
Ketentuan pasal 365 ayat (2,3,4) KUHP berlaku bagi kejahatan ini.
6 Pasal 55 (1) KUHP
Dipidana sebagai pembuat (dader) suatu perbuatan pidana:
Ke-1 : mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan.
7 Pasal 89 KUHP
Membuat pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan.
8 Pasal 90 KUHP
luka berat berarti:
-- Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberikan harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang dapat menimbulkan bahaya maut;
-- Menjadi tidak mampu secara terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan yang merupakan mata pencaharian;
-- Kehilangan salah satu panca indra;
-- Menjadi cacat;
-- Menjadi lumpuh;
-- Terganggu akalnya selama empat minggu atau lebih;

2
-- Gugurnya atau matinya kandungan perempuan.
9 Pasal 98 KUHP
Malam yaitu waktu antara matahari silam dan matahari terbit
10 Pasal 1 angka 19 KUHAP
Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang, segera sesudah beberapa saat atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukan tindak pidana
atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan barang yang diduga keras telah
digunakan untuk melakukan tindak pidana yang menunjukkan bahwa ia pelaku atau
turut melakukan atau membantu melakukan TP.
11 Pengertian jalan umum menurut S 1940 no 72 :
Jalan umum adalah setiap jalan yang terbuka untuk lalulintas umum berikut jembatan-
jembatan, jalan air yang terdapat dijalan tersebut, termasuk didalamnya jalan untuk
pejalan kaki, jalur hijau, tepi-tepi jalan, selokan-selokan dan tanggul-tanggul yang
merupakan bagian dari jalan tersebut.
12 Penjelasan umum pasal 1 angka 4 UU 14/1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan
raya:
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum—prasarana
perhubungan dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
13 Pasal 354 KUHP
Barang siapa sengaja melukai berat oranglain diancam, karena penganiayaan berat
dengan pidana delapan tahun

4. Analisa ( Analysis )
1 Apakah perbuatan Badi dan Candra mengancam dan memaksa Deddy untuk
menyerahkan uang dan handpone dapat dikenakan ketentuan Pasal 368 ayat 1 dan 2
KUHP tentang pemerasan dengan pemberatan??
YA, perbuatan kedua terdakwa memenuhi ketentuan pasal 368 ayat 1 dan 2
KUHP tentang pemerasan dengan pemberatan. Perbuatan pelaku memenuhi unsur-unsur
dalam pasal tersebut diatas, karena pelaku dalam mewujudkan perbuatannya dengan
menggunakan ancaman kekerasan yang diwujudkan dengan jalan mengetok kaca pintu
mobil korban dengan menggunakan pistol.
Selain itu, pelaku juga menggunakan upaya kekerasan dengan cara menembakkan
pistol pada lubang kunci pintu mobil korban, sehingga pintu mobil dapat dibuka dengan
mudah. Perbuatan pelaku tersebut bertujuan untuk mendapatkan harta benda milik
korban secara melawan hukum. Perbuatan pelaku yang membuat korban merasa
terancam sehingga korban menyerahkan barang miliknya kepada pelaku merupakan
unsur yang paling penting untuk menentukan kualifikasi tindak pidana ini sebagai
pemerasan. Hal ini berbeda dengan tindak pidana pencurian, karena pelaku mengambil
barang dari kekuasaan korban, sedangkan dalam pemerasan beradanya barang pada

3
pelaku karena diserahkan oleh korban yang merasa terancam keselamatannya. Dengan
demikian perbuatan pelaku ( Candra) memenuhi rumusan pasal 368 ayat 1 KUHP.
Perbuatan pelaku juga memenuhi unsur-unsur pemberatan tindak pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 368 ayat 2 KUHP yang mengacu pada unsur-unsur
pembertan pidana pada pasal 365 ayat 2 KUHP sebagai berikut:
a. Unsur pemberatan pidana yang pertama yaitu tindak pidana dilakukan pada waktu
malam hari dan di jalan umum. Tidak pidan tersebut terjadi pada pukul 23.30 WIB
yang memenuhi rumusan malam hari sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 KUHP
Malam yaitu waktu antara matahari silam dan matahari terbit. Sedangkan, jalan
Rasuna Said Jakarta termasuk dalam kualifikasi jalan umum sebagaimana dimaksud
dalam Pengertian jalan umum menurut S 1940 no 72 yaitu Jalan umum adalah
setiap jalan yang terbuka untuk lalulintas umum berikut jembatan-jembatan, jalan
air yang terdapat dijalan tersebut, termasuk didalamnya jalan untuk pejalan kaki,
jalur hijau, tepi-tepi jalan, selokan-selokan dan tanggul-tanggul yang merupakan
bagian dari jalan tersebut. Jalan Rasuna Said juga memenuhi rumusan pengertian
jalan umum sebagaimana dimaksud dalam penjelasan umum pasal 1 angka 4 UU
14/1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan raya yaitu Jalan umum adalah jalan
yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum—prasarana perhubungan dalam bentuk
apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas;
b. Unsur pemberatan pidana yang kedua adalah jumlah pelaku yang lebih dari seorang
yang dilakukan dengan cara bermufakat, dalam hal ini Candra bekerjasama dengan
Badi sehingga keadaan ini memenuhi ketentuan pasal 365 angka ke-2 KUHP. Selain
itu jumlah pelaku yang lebih dari dua orang serta adanya niat untuk bekerja sama
mewujudkan tindak pidana juga memenuhi syarat-syarat penyertaan sebagaimana
diatur dalam ketentuan pasal 55 ayat 1 KUHP yang menyatakan bahwa baik pelaku
maupun orang yang membantu melakukan tindak pidana ancaman pidananya sama;
c. Unsur pemberatan pidana yang ketiga adalah upaya yang dilakukan oleh pelaku
untuk mewujudkan tindak pidana dengan jalan merusak lubang kunci pintu mobil
sehingga memudahkan pelaku mewujudkan perbuatannya;
d. Unsur pemberatan keempat adalah adanya akibat luka berat yang diderita oleh
korban (Eri) karena tertembak pistol korban. Kondisi Eri yang pingsan dan terluka
parah memenuhi rumusan luka berat menurut ketentuan pasal 90 KUHP
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbuatan pelaku ( Candra)
memenuhi semua unsur-unsur dalam pasal 368 ayat 2 KUHP.

4
2. Apakah perbuatan Candra menembak pintu mobil dan menyebabkan Eri tertembak dapat
dikenakan ketentuan Pasal 354 KUHP tentang Penganiayaan yang menyebabkan luka
berat ??
TIDAK, karena perbuatan pelaku (Candra) tidak bertujuan untuk menganiaya Eri,
akan tetapi untuk memudahkan penguasaan atas barang-barang milik korban, sehingga
perbuatan pelaku tidak memenuhi rumusan pasal 354 KUHP, karena dalam kasus
tersebut diatas tujuan utama dari pelaku adalah mendapatkan barang milik korban
sehingga termasuk dalam pemerasan yang termasuk dalam kejahatan terhadap harta
kekayaan. Sedangkan dalam pasal 354 KUHP tujuan yang hendak dicapai adalah adanya
luka berat yang diderita oleh korban, oleh karena itu termasuk dalam kejahatan terhadap
nyawa dan tubuh.

5. Kesimpulan ( Conciusion )
Perbuatan pelaku memenuhi semua unsur-unsur tindak pidana pemerasan dengan
pemberatan sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 368 ayat 1 dan 2 KUHP, baik
Candra maupun badi dapat dikenakan ancaman pidana yang sama yaitu pidana penjara
selama 12 tahun, karena keduanya melakukan tindak pidana dengan cara bekerja sama.
Akan tetapi perbuatan pelaku (Candra) yang membuat korban (Eri) luka parah tidak dapat
dikenakan ketentuan pasal 354 KUHP tentang penganiayaan dengan pemberatan, karena
maksud atau niat pelaku adalah mendapatkan barang milik korban dan bukan menganiaya
korban.

Vous aimerez peut-être aussi