Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Etiologi/Predisposisi
Menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu:
1. Hipertensi primer (essensial) :
a. Keturunan
b. Umur
c. Psikis
2. Hipertensi sekunder:
a. Penyakit ginjal (glumerulus nephitis akuta/kronika)
b. Tumor dalam rongga kepala
c. Penyakit syaraf
d. Toxemia gravidarum
Factor yang menunjang:
1. Adakah riwayat penyakit system kardiovaskuler atau ginjal sebelumnya
2. Obesitas
3. Aktivitas yang terlalu melelahkan (gerak badan)
4. Emosional/ketegangan mental
5. Umur semakin tua makin bertambah desakan (50-60)
(Arita Murwani, 2009).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada :
1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
4. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
(Nurarif, 2015).
G. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Terapi :
1) Diet rendah garam
2) Penurunan berat badan, olahraga, latihan jiwa ( yoga, dll.)
3) Diuretic
4) Penghambat adrenergic
5) Penyekat alfa 1
6) Penyekat beta
7) Vasodilator
8) Penghambat ACE
9) Penghambat kalsium
b. Penyulit :
1) Perdarahan otak, perdarahan retina, dekompensasi cordis.
2) Stroke, penyakit jantung, gagal ginjal.
c. Lama Perawatan : 1 minggu.
2. Keperawatan
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
c. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
d. Kolaborasi dengan dokter mengenai terapi obat dan fisioterapi
II. Tinjauan ASKEP Hipertensi
A. Pengkajian
Adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah kebutuhan perawat bagi klien.
1. Biodata yang berisi identitas klien : Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medik, serta identitas penanggung
jawab dari klien
2. Alasan masuk rumah sakit : Pasien dengan hipertensi biasanya mengeluh
pusing dan nyeri kepala
3. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien biasanya mengeluh merasakan pusing
dan nyeri yang terasa berat di tengkuk dan gejala tidak berhenti setelah pasien
melakukan aktivitas bahkan setelah pasien beristirahat
4. Riwayat kesehatan dahulu : Menggambarkan keadaan kesehatan sebelum klien
di rawat di rumah sakit.
5. Riwayat kesehatan keluarga yang berisi genogram tiga generasi yang
menggambarkan adanya anggota keluarga yang mengidap riwayat penyakit
yang sama. Pada pasien hipertensi biasanya ada/anggota keluarga yang
mempunyai riwayat hipertensi.
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu
sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien. Pada pasien dengan
hipertensi ditanyakan apakah mempunyai kebiasaan merokok, minum
minuman beralkohol dan bagaimana cara pasien memelihara kesehatannya.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari pasien ( pagi,
siang dan malam ), bagaimana nafsu makan pasien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi. Tanyakan apakah klien mengalami gangguan
dalam menelan. Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan
dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant. Pada Pasien
hipertensi perlu ditanyakan apakah sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi akan kadar garam seperti ikan asin, dan apakah pasien sangat sering
mengkonsumsi kopi atau minuman bersoda.
c. Pola Aktivitas dan Latihan
Pada pasien hipertensi biasanya mengalami kelemahan, letih, napas
pendek, gaya hidup monoton
7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : Pasien tampak lemah, pucat, adanya sianosis, pasien tampak
sesak (adanya pernafasan cuping hidung, tampak ada retraksi dada, RR
> 16 - 20 kali/menit), tampak odema pada ekstremitas.
b. Palpasi : Tekanan darah >160/90 mmHg, turgor kulit >2 detik, CRT > 2
detik, nadi teraba kuat, jelas, dan cepat, pembesaran ginjal.
c. Perkusi : Suara dullness pada paru.
d. Auskultasi : Terdengar suara jantung S3S4, terdengar suara crackles
pada paru, terdengar suara bruit pada abdomen.
B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul :
1. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral
2. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan.
3. Gangguan pola tidur b/d gangguan rasa nyaman nyeri
4. Resiko Injury b/d gangguan keseimbangan penglihatan
5. Resiko seimbangan nutrisi b/d ketidakmampuan mengingesti makanan
C. Intervensi
1. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral
Intervensi :
Rasionalisasi :
1. Peningkatan tekanan darah mengindikasikan peningkatan tekanan vaskuler
2. Tindaakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan memperlambat
respon simpatis dalam menghilangkan sakit kepala
3. Aktivitas yang meningkatkan vasokinstriksi menyebabkan sakit kepala
karena adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Analgetik menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan ransangan
system saraf simpatis
Rasional :
Intervensi :
1. Kaji intake makanan pasien
2. Timbang dan catat berat badan Pasien pada jam yang sama setiap hari
3. Berikan makan sedikit tapi sering
4. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
Rasional :
1. Sebagai informasi dasar untuk perencanaan awal dan validasi data
2. Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya
bila berat badankurang dari normal
3. Meningkatkan intake makanan
4. Membuat waktu makan lebihmenyenangkan, yang dapat
meningkatkannafsu makan
5. Gangguan pola tidur b/d gangguan rasa nyaman nyeri
Intervensi :
1. Kaji pola tidur
2. Ciptakan suasan nyaman
3. Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur
4. Ajarkan relaksasi distraksi
Rasional :
1. Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur.
2. Untuk membantu relaksasi saat tidur
3. Untuk mengidentifikasi penyebab actual dari gangguan tidur
4. Untuk menenagkan pikiran dari kegelisahan dan mengurangi
ketegangan otot
D. Implementasi
Implementasi dilakasanakan sesuai intervensi
E. Evaluasi
1. Dx 1
-pasien mengatakan tidak sakit kepala lagi
-sakit kepala terkontrol
2. Dx 2
-pasien mampu mengidentifikasi faktor – faktor yang meningkatkan
kemungkinan cidera
-menunjukan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan
melindungi diri dari cidera
-pasien tidak mengalami injuri / jatuh
-pasien akan mengubah lingkungan sesuai indikassi meningkatkan
kenyamanan
3. Dx 3
-meningkatnya energi untuk melakukan aktivitas
-menurunnya gejala – gejala intoleransi aktivitas
4. Dx 4
- Pasien dapat makan dengan baik
- Makanan dihabiskan
- Tidak terjadi penurunan berat badan
- Nilai IMT 18,5- 24,9
5. Dx 5
- Pasien dapat tidur pulas
- Pasien tampak segar di pagi hari
- Jam tidur 7-8 jam/ hari
Daftar Pustaka
Bulechek, G.M., Butcher, H.K, Dochterman, J.M, & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Keenam. Mocomedia: Yogyakarta.
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. EGC: Jakarta.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Kelima. Mocomedia: Yogyakarta.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Asuhan Keperawatan Praktis,
Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus,
Edisi Revisi Jilid 2. Mediaction: Yogyakarta.
Syaifuddin. (2014). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta