Vous êtes sur la page 1sur 12

Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH


USIA PENDIDIKAN DASAR DI KECAMATAN GEROKGAK TAHUN
2012/2013

Ni Ayu Krisna Dewi1, Anjuman Zukhri1, I Ketut Dunia2

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: { ayu_ok69@yahoo.com1, anjuman.zukhri@yahoo.co.id1,


ketut.dunia1949@yahoo.co.id2 }@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) faktor-faktor penyebab anak putus sekolah usia
pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013, dan (2) faktor yang dominan penyebab
anak putus sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. Penelitian ini
dilaksanakan pada Kecamatan Gerokgak dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi dianalisis dengan analisis faktor
melalui program SPSS versi 16.0, yang meliputi Uji Kaiser-Meyer-Olkin of Sampling adequacy (KMO and
Barllet’s Test), Uji Measure of Sampling Adequacy (MSA), koefisien varimax rotation, dan rotasi faktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam faktor penyebab anak putus sekolah usia pendidikan
dasar di Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. Faktor tersebut (1) faktor ekonomi, (2) faktor perhatian
orang tua, (3) fasilitas pembelajaran, (4) minat anak untuk sekolah, (5) budaya dan (6) faktor lokasi
sekolah. Faktor perhatian orang tua menjadi faktor yang paling dominan karena memiliki nilai variance
explained tertinggi yaitu sebesar 39,952%, artinya bahwa perhatian orang tua mampu menjelaskan
penyebab anak putus sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak. Faktor lokasi sekolah
merupakan faktor yang memiliki variance explained terendah yaitu sebesar 17,014%.

Kata Kunci: putus sekolah usia pendidikan dasar

Abstract
The purpose of these research is to know (1) causative factors of school dropouts in school age
Gerokgak Year 2012/2013, and (2) the dominant factor causing dropouts in school age Gerokgak Year
2012/2013. The research have done at Gerokgak with 64 unit number respondent. The method for
collected data is questioner and documentation were analyzed by factor analysis through SPSS version
16.0, which includes Kaiser-Meyer-Olkin of sampling adequacy test (KMO and Barllet's Test), Measure of
Sampling Adequacy Test (MSA), the coefficient varimax rotation, and rotation factors.
The results showed that there were six factors causing dropout in primary education age Gerokgak Year
2012/2013. The factor (1) family economy, (2) parental factors, (3) learning facilities, (4) the interest of
children to school, (5) culture, (6) the location of the school factor. Parental factors to be the most
dominant factor because it has the highest explained variance in the amount of 39.952%, which means
that the attention of the parents were able to explain the causes of school dropouts in school age
Gerokgak. School location factors are factors that have the lowest explained variance in the amount of
17.014%.

Keywords: droup out of primary school age

PENDAHULUAN berkualitas merupakan suatu keharusan


Salah satu sektor penting yang secara bagi sebuah bangsa di era globalisasi.
langsung memberikan kontribusi terbesar Salah satu wahana untuk menciptakan
dalam mengembangkan kualitas Sumber sumber daya manusia yang berkualitas
Daya Manusia (SDM) adalah sektor adalah bidang pendidikan. Dalam Undang-
pendidikan. Sumber daya manusia yang Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

20 tahun 2003 pasal 3 tentang dasar, fungsi dari aspek internalnya, yaitu tidak ada
dan tujuan, secara tegas disebutkan keinginan atau motivasi untuk melanjutkan
sebagai berikut. sekolah dalam diri anak sehingga
UU SISDIKNAS (2011: 3) menyebabkannya memutuskan untuk
menyatakan, pendidikan nasional bertujuan berhenti sekolah. Burhannudin (dalam
untuk mengembangkan kemampuan dan Prihatin, 2011), menyatakan bahwa
membentuk watak serta perabapan bangsa setidaknya ada enam faktor yang
yang bermartabat dalam rangka menyebabkan terjadinya putus sekolah
mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya pada jenjang pendidikan dasar
bertujuan untuk berkembangnya potensi yaitu faktor ekonomi, minat untuk
peserta didik agar menjadi manusia yang bersekolah rendah, perhatian orang tua
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang yang kurang, fasilitas belajar yang kurang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, mendukung, faktor budaya dan lokasi atau
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga jarak sekolah.
negara yang demokratis serta bertanggung Berdasarkan hasil penelitian yang
jawab. Pendidikan mengalami perubahan dilakukan oleh Prihatin Pebriana dengan
sepanjang waktu, oleh karena itu judul skripsi Faktor-Faktor Putus Sekolah
pendidikan tidak mengenal akhir atau Usia Pendidikan Dasar (7-15 Tahun) di
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten
bertujuan untuk mencetak pribadi yang Lombok Timur tahun 2011. Pengumpulan
berpengetahuan tinggi, berwawasan luas data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dan berbudi pekerti yang luhur. Pendidikan metode kuisioner dan dokumentasi. Hasil
merupakan serangkaian proses yang penelitian ini menunjukkan bahwa
dilakukan suatu negara dalam rangka ditemukan penyebab anak putus sekolah
menyiapkan kualitas sumber daya manusia dari faktor ekonomi keluarga dan perhatian
yang diperlukan dalam pembangunan. orang tua. Dari faktor ekonomi keluarga
Pendidikan anak merupakan bagian antara lain kondisi ekonomi keluarga yang
yang tidak terpisahkan dari persoalan lemah mengakibatkan terbatasnya
mencerdaskan bangsa. Melalui pendidikan, kemampuan memenuhi kebutuhan hidup
anak-anak diasah dengan seperangkat termasuk pendidikan. (Prihatin Pebriana,
pengetahuan untuk memiliki kesadaran dan 2011).
kemauan yang positif dalam menemukan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan merumuskan tujuan untuk dirinya di Moh. Haris (2011) dengan judul skripsi
masa-masa mendatang. Pembangunan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak
pendidikan di Indonesia telah menunjukan Putus Sekolah Pada Anak Usia Sekolah (6-
keberhasilan yang cukup besar. Wajib 12 tahun) di Dusun Pesisir Tengah Desa
belajar sembilan tahun yang didukung Dharma Camplong Kabupaten Sampang.
pembangunan insfratruktur sekolah dan Penelitian ini menggunakan populasi anak
diteruskan dengan wajib belajar sembilan putus sekolah di Dusun Pesisir Tengah
tahun adalah program sektor pendidikan Desa Dharma Camplong dan sampel
yang diakui cukup sukses. Kasus tinggal sebanyak 29 responden. Analisis data
kelas, terlambat masuk sekolah dasar, anak menggunakan uji Analisis Regresi Logistik.
putus sekolah dan ketidakmampuan untuk Hasil uji analisa bahwa untuk faktor
meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih ekonomi nilai P = 0,025 < α = 0,05, faktor
tinggi merupakan hal yang cukup banyak lingkungan nilai P = 0,025 < α = 0,05. Hasil
menjadi sorotan di dunia pendidikan. penelitian yang didapat ada pengaruh faktor
(www.cetak.kompas.com, 2009). ekonomi dan lingkungan terhadap anak
Muhammad Firman (2009), faktor putus sekolah di Dusun Pesisir Tengah
ketidakmampuan membiayai sekolah atau Desa Dharma Camplong Kecamatan
faktor ekonomi menjadi faktor penyebab Camplong Kabupaten Sampang,
paling dominan putus sekolah. Kenyataan sedangkan untuk faktor sosial budaya nilai
itu dibuktikan dengan tingginya angka P = 0,311 > α = 0,05 yang berarti tidak ada
rakyat miskin di Indonesia yang anaknya pengaruh faktor sosial budaya terhadap
tidak bersekolah atau putus sekolah berasal anak putus sekolah di Dusun Pesisir
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Tengah Desa Dharma Camplong perhatian orang tua/wali indikatornya antara


Kecamatan Camplong Kabupaten lain tanggapan mengenai sekolah,
Sampang. Dapat ditarik kesimpulan ada semangat menyekolahkan anak dan
pengaruh faktor ekonomi dan lingkungan penyediaan fasilitas belajar bagi anak. (3)
terhadap anak putus sekolah serta tidak fasilitas belajar yang kurang memadai
ada pengaruh faktor sosial budaya indikatornya antara lain ketersediaan
terhadap anak putus skolah, sehingga media pembelajaran di sekolah dan
diharapkan dapat meningkatkan kemajuan ketersediaan buku pembelajaran. (4) faktor
pendidikan bagi anak-anak dan rendahnya atau kurangnya minat anak
meningkatkan kesadaran bagi orang tua untuk bersekolah indikatornya antara lain
akan pentingnya pendidikan. semangat atau keinginan untuk bersekolah
Jadi, perbedaan penelitian ini dengan dan usaha yang dilakukan untuk tetap
penelitian terdahulu adalah penelitian yang bersekolah. (5) faktor budaya indikatornya
dilakukan oleh Prihatin Pebriana dengan antara lain perilaku masyarakat dalam
judul Faktor-Faktor Putus Sekolah Usia menyekolahkan anaknya dan pola pikir
Pendidikan Dasar (7-15 Tahun) di masyarakat tentang pendidikan. (6) faktor
Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten lokasi atau letak sekolah indikatornya
Lombok Timur tahun 2011 dengan antara lain letak sekolah dan jarak yang di
menggunakan faktor yaitu faktor ekonomi tempuh dari rumah ke sekolah. Jadi dalam
keluarga, perhatian orang tua, ketersediaan penelitian saat ini menggunakan enam
fasilitas belajar, minat anak untuk sekolah faktor-faktor penyebab anak putus sekolah
dan faktor budaya. Hasil penelitian faktor usia pendidikan dasar dengan teknik
ekonomi dan perhatian orang tua menjadi pengumpulan data yaitu kuisioner dan
faktor yang paling dominan penyebab anak dokumentasi.
putus sekolah usia pendidikan dasar. Di Kabupaten Buleleng terdapat
Penelitian terdahuluan yang dilakukan Moh. delapan Kecamatan siswanya tidak dapat
Haris dengan hasil penelitian bahwa ada melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah
pengaruh faktor ekonomi dan lingkungan Pertama yaitu, Kecamatan Tejakula,
terhadap anak putus sekolah serta tidak Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan
ada pengaruh faktor sosial budaya Sawan, Kecamatan Sukasada, Kecamatan
terhadap anak putus skolah, sehingga Banjar, Kecamatan Seririt, Kecamatan
diharapkan dapat meningkatkan kemajuan Busungbiu dan terakhir Kecamatan
pendidikan bagi anak-anak dan Gerokgak. Kecamatan Gerokgak memiliki
meningkatkan kesadaran bagi orang tua 14 Desa yaitu: Desa Tukadsumaga, Desa
akan pentingnya pendidikan. Analisis data Celukanbawang, Desa Tinga-tinga, Desa
yang digunakan adalah analisis regresi Pengulon, Desa Patas, Desa Gerokgak,
logistik. Desa Sanggalangit, Desa Musi, Desa
Dalam penelitian yang peneliti Penyabangan, Desa Banyupoh, Desa
lakukan sekarang mengenai Analisis Pemuteran, Desa Sumberkima, Desa
Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Pejarakan, dan Desa Sumberklampok.
Sekolah Usia Pendidikan Dasar di Kecamatan Gerokgak memiliki angka putus
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. sekolah yang menempati urutan ke-1.
Penelitian menggunakan pengukuran Putus sekolah telah menjadi salah
penyebab anak putus sekolah menurut satu permasalahan serius yang harus
Burhannudin (dalam Prihatin, 2011) dengan segera mendapat perhatian dan
ukuran sebagai berikut : (1) faktor ekonomi penangganan yang optimal dari semua
indikatornya antara lain penghasilan orang kalangan masyarakat. Penelitian
tua, mata pencaharian atau pekerjaan pendahuluan yang peneliti lakukan pada
orang tua, jumlah anak atau anggota tanggal 24 Desember 2012 sampai dengan
keluarga yang menjadi tanggungan dan tanggal 18 Februari 2013. Kepala Unit
status tempat tingal. (2) kurangnya Pelaksanaan Pendidikan I Made Suardana
,Kecamatan Gerokgak memiliki angka siswa dari delapan kecamatan dan
putus sekolah/tidak melanjutkan yang Kecamatan Busungbiu menempati urutan
menempati urutan ke-1 sebanyak 114 terendah angka putus sekolahnya
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

sebanyak 9 orang siswa. Besarnya angka Ki Hajar Dewantara Bapak


putus sekolah di Kecamatan Gerokgak Pendidikan Nasional Indonesia (dalam
diduga tidak hanya dipengaruhi aspek Hasbullah, 2006:4) memberikan pengertian
ekonomi melainkan aspek-aspek lain yang pendidikan yaitu suatu usaha kebudayaan
diduga sebagai penyebab anak putus yang bermaksud memberi tuntutan di dalam
sekolah, maka penting untuk melakukan hidup tumbuhnya jiwa dan raga anak-anak,
penelitian ini yang bertujuan agar kelak dalam garis kodrat hidupnya dan
mendeskripsikan faktor-faktor yang pengaruh keadaan yang mengelilingi
mempengaruhi anak putus sekolah usia dirinya, anak-anak dapat kemajuan dalam
pendidikan dasar dan upaya hidupnya, lahir dan batin menuju arah abad
penanggulangan putus sekolah yang kemanusiaan.
dilakukan pemerintah di Kecamatan Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-
Gerokgak. Berdasarkan permasalahan Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20
tersebut, maka penulis akan melakukan tahun 2011, pendidikan adalah usaha sadar
penelitian dengan judul “Analisis Faktor- dan terencana untuk mewujudkan suasana
Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Usia belajar dan proses pembelajaran agar
Pendidikan Dasar di Kecamatan Gerokgak peserta didik secara aktif mengembangkan
Tahun 2012/2013”. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Berdasarkan uraian pada latar spiritual keagamaan, pengendalian diri,
belakang di atas, maka dapat dirumuskan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dua permasalahan sebagai berikut. (1) serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Faktor-faktor apa saja penyebab anak masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
putus sekolah usia pendidikan dasar di Undang-Undang No. 20 tahun 2006, tujuan
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013? berkembangnya potensi peserta didik agar
(2) Faktor apakah yang paling dominan menjadi manusia yang beriman dan
penyebab anak putus sekolah usia bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Tahun 2012/2013? kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
Hasil penelitian ini mempunyai dua yang demokratis serta bertanggung jawab.
manfaat utama, yaitu (a) manfaat teoritis Menurut pasal 17 Undang-Undang
diharapkan dapat menambah wawasan Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun
pengetahuan dalam mengaplikasikan teori 2011. Pendidikan dasar merupakan jenjang
yang diperoleh selama mengikuti pendidikan yang melandasi jenjang
perkuliahan, untuk memenuhi salah satu pendidikan menengah. Pendidikan dasar
syarat dalam mencapai gelar Sarjana berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sederajat serta Sekolah Menengah
Universitas Pendidikan Ganesha Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(UNDIKSHA), dan (b) manfaat praktis dapat (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
menjadi masukkan khususnya bagi Pendidikan yang memberikan pengetahuan
pemerintah setempat untuk menangani dan keterampilan, menumbuhkan sikap
masalah putus sekolah sehingga dapat dasar yang diperlukan dalam masyarakat,
meningkatkan pendidikan. serta mempersiapkan peserta didik untuk
Menurut kamus Besar Bahasa mengikuti pendidikan menengah.
Indonesia, kata pendidikan berasal dari Pendidikan dasar pada prinsipnya
kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan merupakan pendidikan yang memberikan
akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti bekal dasar bagi perkembangan kehidupan,
proses atau cara atau perbuatan mendidik. baik untuk pribadi maupun masyarakat.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah Pendidikan dasar merupakan jenjang
proses pengubahan sikap dan tata laku pendidikan awal selama sembilan tahun
seseorang atau kelompok orang dalam pertama masa sekolah anak-anak. Secara
usaha mendewasakan manusia melalui sederhana pendidikan dasar dalam konsep
upaya pengajaran dan pelatihan. pendidikan normal adalah pendidikan yang
ada di level dasar, yakni Sekolah
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Dasar/Madrasah Ibtida’iyah, namun sesuai menegaskan anak-anak khususnya anak-


dengan aturan wajib mengenyam anak Indonesia harus sekolah minimal
pendidikan dasar sembilan tahun maka sampai sembilan tahun. Yang dimaksud
yang termasuk kategori pendidikan dasar wajib belajar sembilan tahun tidak harus
tidak hanya Sekolah Dasar/Madrasah masuk pada sekolah formal, bisa melalui
Ibtida’iyah tapi sekolah Menengah sekolah informal namun tetap di bawah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah termasuk naungan pemerintah. Misalnya sekolah
kategori pendidikan tersebut, sedangkan dasar atau sekolah menengah pertama
Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul terbuka, kejar paket A atau paket B
Anfal (RA) termasuk PAUD (Pendidikan sehingga tidak ada alasan untuk seseorang
Usia Dini). Menurut Rasyidin (2007), anak untuk tidak bersekolah.
pendidikan dasar sembilan tahun terdiri dari Berdasarkan permasalahan yang
program pendidikan enam tahun berbentuk timbul dalam pelaksanaan wajar sembilan
Sekolah Dasar/Madrasah tahun ditemukan bahwa penyebab itu
Ibtida’iyah/berbentuk lain yang sederajat antara lain: (1) masyarakat memiliki
serta program pendidikan tiga tahun yang ekonomi yang lemah, (2) sosial budaya
berbentuk Sekolah Menengah masyarakat yang kurang mendukung, (3)
Pertama/Madrasah Tsanawiyah/ bentuk lain kurangnya sarana pendidikan, (4)
yang sederajat, atau merupakan jenjang rendahnya kualitas dan dedikasi guru, (5)
pendidikan yang melandasi pendidikan letak geografis yang sulit dijangkau, (6)
menengah. keterbatasan informasi, dan (7) persepsi
Pendidikan dasar adalah pendidikan masyarakat yang menganggap kurang
yang diperuntukan bagi siswa-siswi sekolah penting pendidikan bagi dirinya sendiri.
dasar dan menengah pertama, dimana (Ulfatin, 2003). Pemerintah juga
siswa yang ada pada fase tersebut memiliki mengeluarkan berbagai kebijakan dan
karakteristik khusus dilihat dari kacamata peraturan yang berhubungan dengan
pedagogik maupun psikologi. Dalam pelaksanaan wajar sembilan tahun. Mulai
Undang-Undang No. 2 tahun 1989 dari pemberian dana Bantuan Operasional
disebutkan. “Pendidikan dasar Sekolah (BOS) sehingga pemberantasan
diselenggarakan untuk mengembangkan buta aksara. Meski demikian, masih saja
sikap dan kemampuan serta memberikan terdapat warga negara yang tidak bisa
pengetahuan dan keterampilan dasar yang mengikuti wajib belajar. Menurut Fajar
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat Arianto (2011), selain peraturan juga
serta mempersiapkan peserta didik yang diperlukan pengawasan dan keikutsertaan
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pemerintah desa dan sekolah khususnya
pendidikan menengah”. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Wajib belajar merupakan upaya Pertama, untuk lebih proaktif terlaksananya
peningkatan kualitas sumber daya manusia. wajib belajar, sebab kedua lembaga ini
Wajib belajar diatur pemerintah dalam yang paling mengetahui kondisi masyarakat
Undang-Undang Sistem Pendidikan setempat. Pemerintah pusat hingga daerah
Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 34 yang pun harus lebih proaktif dalam menangani
dinyatakan, “wajib belajar adalah (1) Setiap wajib belajar, terutama bagi warga miskin
warga negara yang berusia enam tahun atau tidak mampu.
dapat mengikuti program wajib belajar. (2) Putus sekolah adalah proses
Pemerintah dan pemerintah daerah berhentinya siswa secara terpaksa dari
menjamin terselenggaranya wajib belajar suatu lembaga pendidikan tempat dia
minimal pada jenjang pendidikan dasar belajar. Anak putus sekolah yang dimaksud
tanpa memungut biaya. (3) Wajib belajar adalah terlantarnya anak dari sebuah
merupakan tanggung jawab negara yang lembaga pendidikan formal, yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut
pemerintah, pemerindah daerah, dan Darmaningtyas (2003), fenomena putus
masyarakat”. sekolah adalah suatu keadaan terhentinya
Program wajib belajar sembilan aktivitas pendidikan pada anak-anak usia
tahun merupakan suatu program yang sekolah, baik itu pendidikan formal maupun
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

pendidikan informal sebelum mendapatkan membuktikan bahwa faktor ekonomi bukan


pengetahuan yang cukup untuk bertahan faktor satu-satunya yang mempengaruhi
hidup dalam masyarakat. anak putus sekolah. Walaupun begitu tidak
Gunawan (2010:71), menyatakan menutup kemungkinan faktor lain selain
putus sekolah merupakan predikat yang faktor ekonomi mengakibatkan anak putus
diberikan kepada mantan peserta didik sekolah, faktor akses yang bersifat mikro
yang tidak mampu menyelesaikan suatu (teknis) seperti lokasi sekolah yang jauh
jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat juga dapat mempengaruhi anak putus
melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan sekolah. Selain itu pandangan sosiokultural
berikutnya. Misalnya seorang warga keluarga dan masyarakat tentang penting
masyarakat atau anak yang hanya atau tidaknya sekolah kerap kali
mengikuti pendidikan di SD sampai kelas menentukan keberlangsungan nasib siswa
lima, disebut sebagai putus sekolah SD. dalam melanjutkan pendidikan.
Demikian juga seorang warga masyarakat Burhannudin (dalam Prihatin, 2011),
yang memiliki ijazah SD kemudian menyatakan bahwa setidaknya ada enam
mengikuti pendidikan di SMP sampai kelas faktor penyebab terjadinya putus sekolah
dua saja, disebut putus SMP, dan khususnya pada jenjang pendidikan dasar
seterusnya. Wajib belajar merupakan salah yaitu faktor ekonomi, minat untuk
satu program yang gencar digalakkan oleh bersekolah rendah, perhatian orang tua
Kementrian Pendidikan Nasional yang kurang, fasilitas belajar yang kurang
(Kepdiknas). Program ini mewajibkan setiap mendukung, faktor budaya dan lokasi atau
warga negara Indonesia untuk bersekolah letak sekolah. (1) faktor ekonomi
selama sembilan tahun pada jenjang merupakan faktor pertama penyebab anak
pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas putus sekolah. Ketidakmampuan keluarga
satu SD atau MI hingga kelas sembilan si anak untuk membiayai segala proses
SMP atau MTs. Melalui program wajib yang dibutuhkan selama menempuh
belajar pendidikan dasar sembilan tahun pendidikan atau sekolah dalam satu jenjang
diharapkan dapat mengembangkan sikap, tertentu, walaupun pemerintah telah
pengetahuan, dan ketrampilan dasar yang mencanangkan Program Pendidikan Gratis
perlu dimiliki semua warga negara sebagai dua belas tahun, namun belum berimplikasi
bekal untuk dapat hidup dengan layak di secara maksimal terhadap penurunan
masyarakat dan dapat melanjutkan jumlah anak putus sekolah. (2) kurang
pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi perhatian orang tua merupakan faktor
baik ke lembaga pendidikan sekolah kedua. Rendahnya perhatian orang tua
ataupun luar sekolah. Anak putus sekolah terhadap anak dapat disebabkan karena
adalah murid yang tidak dapat kondisi ekonomi keluarga atau rendahnya
menyelesaikan program belajarnya pendapatan orang tua si anak sehingga
sebelum waktunya selesai atau murid yang perhatian orang tua lebih banyak tercurah
tidak tamat menyelesaikan program pada upaya untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya. Upaya yang dilakukan untuk keluarga. Persentase anak yang tidak dan
menurunkan angka putus sekolah dalam putus sekolah karena rendahnya kurangnya
rangka penuntasan wajib belajar (wajar) perhatian orang tua. (3) fasilitas
sembilan tahun harus memperoleh pembelajaran yang kurang memadai
perhatian yang serius. Adanya program merupakan faktor ketiga. fasilitas belajar
wajib belajar (wajar) sembilan tahun dari yang tersedia di sekolah, misalnya
pemerintah juga ternyata belum dapat perangkat (alat, bahan, dan media)
menuntaskan permasalahan tingginya pembelajaran yang kurang memadai, buku
angka anak putus sekolah. Walaupun pelajaran kurang memadai, dan
program wajib belajar (wajar) sembilan sebagainya. Kebutuhan dan fasilitas belajar
tahun yang diaplikasikan dengan yang dibutuhkan siswa tidak dapat dipenuhi
pemberian BOS berdampak positif seperti siswa dapat menyebabkan turunnya minat
dalam penelitian Balitbang Kepdiknas tahun anak yang pada akhirnya menyebabkan
2007 bahwa BOS dapat menurunkan angka putus sekolah. (4) minat anak untuk
putus sekolah dari 0,6% menjadi 0,4%. Ini sekolah merupakan faktor keempat.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Rendahnya minat anak dapat disebabkan Kecamatan Gerokgak. Faktor-faktor yang


oleh perhatian orang tua yang kurang, diteliti dalam penelitian ini terdiri dari enam
jarak antara tempat tinggal anak dengan yaitu ekonomi keluarga (X1), perhatian
sekolah yang jauh, fasilitas belajar yang orang tua/wali (X2), fasilitas pembelajaran
kurang, dan pengaruh lingkungan (X3), minat anak untuk bersekolah (X4),
sekitarnya. Minat yang kurang dapat budaya (X5), letak atau lokasi atau letak
disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekolah (X6) dan faktor anak putus sekolah
misalnya tingkat pendidikan masyarakat usia pendidikan dasar. Hubungan antar
rendah yang diikuti oleh rendahnya faktor tersebut bersifat saling
kesadaran tentang pentingnya pendidikan. ketergantungan (interdependence),
Ketidakmampuan ekonomi keluarga dalam sehingga tidak ada pembagian variabel
menopang biaya pendidikan yang menjadi variabel bebas dan variabel terikat.
berdampak terhadap masalah psikologi Penelitian ini menggunakan rancangan
anak sehingga anak tidak bisa penelitian analisis faktor yaitu serangkaian
bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan prosedur yang digunakan untuk
dengan teman sekolahnya selain itu adalah mengurangi dan meringkas data tanpa
peranan lingkungan. (5) Budaya merupakan kehilangan informasi penting dengan enam
faktor kelima yang terkait dengan tahapan (Singgih Santoso, 2012:57).
kebiasaan masyarakat di sekitarnya. Subjek dalam penelitian ini adalah
Rendahnya kesadaran orang tua atau anak putus sekolah usia pendidikan dasar
masyarakat akan pentingnya pendidikan. di Kecamatan Gerokgak 2012/2013,
Perilaku masyarakat pedesaan dalam sedangkan objek dalam penelitian ini
menyekolahkan anaknya lebih banyak adalah faktor-faktor penyebab anak putus
dipengaruhi faktor lingkungan. Mereka sekolah usia pendidikan dasar di
beranggapan tanpa bersekolahpun anak- Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013.
anak mereka dapat hidup layak seperti Jenis data yang digunakan dalam
anak lainnya yang bersekolah, oleh karena penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
di desa jumlah anak yang bersekolah lebih data berupa angka-angka yang dapat
banyak dan mereka dapat hidup layak dihitung dengan satuan ukur. Data
maka kondisi seperti itu dijadikan landasan kuantitatif dalam penelitian ini adalah skor
dalam menentukan masa depan anaknya. jawaban responden mengenai faktor-faktor
Pandangan banyak anak banyak rejeki penyebab putus sekolah anak-anak usia
membuat masyarakat di pedesaan lebih pendidikan dasar yaitu faktor ekonomi,
banyak mengarahkan anaknya yang masih perhatian orang tua/wali, minat anak untuk
usia sekolah diarahkan untuk membantu sekolah, fasilitas pembelajaran, budaya dan
orang tua dalam mencari nafkah. (6) lokasi lokasi atau letak sekolah. Sumber data
atau letak sekolah merupakan faktor yang diperlukan dalam penelitian ini data
keenam yang mampu menyebabkan anak primer yaitu diperoleh secara langsung dari
putus sekolah. Jarak yang jauh dengan orang tua atau wali anak-anak putus
akses yang sulit merupakan hal-hal yang sekolah usia pendidikan dasar yang terkait
harus dipertimbangkan oleh masyarakat dengan faktor-faktor penyebab putus
untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. sekolah anak-anak mereka yang meliputi
Alat transportasi yang kurang serta jarak faktor ekonomi, perhatian orang tua/wali,
antara rumah dengan sekolah yang cukup minat anak untuk sekolah, fasilitas
jauh. Selain itu juga dengan akses yang pembelajaran, budaya dan lokasi atau letak
dirasa sulit, keselamatan pun dianggap sekolah.
tidak terjamin. Teknik pengumpulan data adalah
cara-cara yang digunakan oleh peneliti
METODE sebagai berikut. (1) Kuesioner merupakan
Penelitian ini dilakukan untuk metode utama dalam penelitian ini, metode
mendapatkan gambaran faktor-faktor pengumpulan data yang dilakukan dengan
penyebab anak putus sekolah usia cara memberikan daftar pertanyaan kepada
pendidikan dasar dan faktor yang paling responden, yaitu orang tua/wali anak-anak
dominan penyebab anak putus sekolah di putus sekolah usia pendidikan dasar
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

terutama dengan faktor-faktor yang untuk digunakan sebagai alat pengumpulan


menyebabkan putus sekolah yaitu faktor data karena instrumen tersebut sudah baik.
ekonomi, perhatian orang tua/wali, fasilitas Dalam penelitian ini untuk menguji
belajar, minat anak untuk sekolah, budaya, reliabilitas instrumen digunakan bantuan
dan letak atau lokasi sekolah. (2) program komputer yaitu SPSS 16.0 for
Dokumentasi ini digunakan untuk windows. Menurut Riduwan et al (2011)
memperoleh berbagai data terutama yang instrumen dikatakan reliable apabila nilai
terkait dengan data jumlah penduduk yang korelasi Guttman Split-Half Coeffecient > r-
putus sekolah usia pendidikan dasar di tabel = 0,381 dengan tingkat kesalahan
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. alpha 0,05. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
Populasi dalam penelitian ini adalah instrumen yang telah dilakukan peneliti,
anak putus sekolah usia pendidikan dasar dapat disimpulkan bahwa dari 25
di Kecamatan Gerokgak yang berjumlah pertanyaan ada 1 pertanyaan yang tidak
114 orang. Untuk penentuan jumlah sampel reliable. Hasil pengujian reliabilitas
menurut rumus Slovin (dalam Umar, instrumen dapat dilihat pada Lampiran 3.
2008:65) sebagai berikut. Sesuai dengan perumusan masalah,
Instrumen penelitian berupa kuesioner tujuan penelitian, dan jenis data yang
yang disebarkan kepada 64 orang dikumpulan maka analisis yang digunakan
responden sebagai sampel dalam dalam penelitian ini adalah analisis faktor.
penelitian yang mewakili keseluruhan Singgih Santoso, (2012:63) menyatakan
populasi yaitu orang tua/wali anank-anak bahwa analisis faktor merupakan
putus sekolah usia pendidikan dasar di serangkaian prosedur yang digunakan
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. untuk mengurangi dan meringkas data
Kuesioner dirancang dengan menggunakan tanpa kehilangan informasi penting dengan
Skala Likert dengan lima kategori yaitu (1) enam tahapan yaitu; merumuskan masalah,
sangat setuju dengan skor 5, (2) setuju membuat matrik, menentukan jumlah faktor,
dengan skor 4, (3) kurang setuju dengan rotasi faktor, interpretasi faktor,
skor 3 , (4) tidak setuju dengan skor 2, (5) menentukan ketepatan model.
sangat tidak setuju dengan skor 1. Untuk Hipotesis Konseptual dianalisis
jawaban dengan skor 5 berarti bersikap dengan analisis faktor dengan
positif dan untuk skor 1 bersifat negatif. menggunakan langkah-langkah sebagai
Pengujian instrumen ada dua yaitu: berikut. (1) Matrik korelasi diuji dengan
(1) Uji validitas instrumen. Uji validitas menggunakan Barlett’s Sphericity dengan
adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan koefisien KMO yang tersedia dalam SPSS
dari instrumen (kuisioner) yang digunakan 16.0 for Windows. Jika hasil pengujian
dalam pengumpulan data. Validitas dalam statistik Barlett’s Sphericity signifikan dan
penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat hasil perhitungan koefisien KMO > 0,5,
ketepatan alat ukur penelitian tentang isi maka persyaratan pengujian analisis faktor
atau arti sebenarnya yang diukur (Husein untuk menentukan faktor yang menjelaskan
Umar, 2005). Uji validitas dalam penelitian penyebab anak putus sekolah bisa
ini menggunakan program komputer yaitu dilakukan. (2)Untuk menentukan banyaknya
SPSS 16.0 for windows. Instrumen faktor yang menjelaskan putus sekolah
penelitian dikatakan valid apabila koefesien dapat dilakukan dengan memilih faktor atau
korelasi antar butir lebih besar dari r-tabel = komponen utama yang memiliki parameter
0,381 dengan tingkat kesalahan alpha 0,05 akar karakteristik terkecil (eigen value) > 1.
(Sugiyono, 2010). Berdasarkan hasil uji (3) Untuk menentukan dimensi atau faktor
validitas instrumen yang telah dilakukan penyebab putus sekolah yang paling
peneliti, dapat disimpulkan bahwa dari 25 mendominasi pada faktor atau komponen
pertanyaan ada 1 pertanyaan yang tidak utama maka akan digunakan parameter
valid. Hasil pengujian validitas instrumen koefisien varimax rotation dari dimensi atau
dapat dilihat pada Lampiran 3. faktor penyebab anak putus sekolah yang
(2) Uji Reliabilitas instrumen. Reliabilitas paling mendekati +1 atau mendekati -1.
menunjuk pada suatu pengertian bahwa Definisi Operasional Penelitian (1)
suatu instrumen cukup dapat dipercaya Putus Sekolah Merupakan proses
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

berhentinya siswa secara terpaksa dari menurut Burhannudin (dalam Prihatin,


suatu lembaga pendidikan tempat dia 2011).
belajar. Anak putus sekolah yang dimaksud (4) Kecamatan Gerokgak Kabupaten
adalah terlantarnya anak dari sebuah Buleleng Merupakan lokasi penelitian yaitu
lembaga pendidikan formal, yang di Kecamatan Gerokgak Kabupaten
disebabkan oleh berbagai faktor. Buleleng Tahun 2012/2013. Pemilihan
(2) Pendidikan Dasar lokasi ini didasarkan atas pertimbangan.
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan, menumbuhkan sikap dasar HASIL
yang diperlukan dalam masyarakat, serta Dari rumusan masalah yang ada,
mempersiapkan peserta didik untuk Hasil temuan mengenai faktor-faktor
mengikuti pendidikan menengah. penyebab anak putus sekolah usia
Faktor-faktor Penyebab Putus Sekolah pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak
(3) Faktor-faktor yang menyebabkan anak Tahun 2012/2013 disajikan dalam Tabel 01.
putus sekolah usia pendidikan dasar

Table 01. Hasil Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Usia Pendidikan Dasar

No Komponen Eigenvalue Varianced Factor Keputusan


Faktor Explained Loading
(%)

1 Perhatian orang 2,397 39,952 0,807 Dominan penyebab


tua
Penyebab
2 Ekonomi 0,721
keluarga
Penyebab
3 Minat anak 0,695
untuk sekolah
Penyebab
4 Fasilitas 0,536
pembelajaran
Penyebab
5 Budaya 0,410

6 Lokasi sekolah 1,021 17,014 0,915 Dominan Penyebab

Dari Tabel 01 diketahui ada dua faktor demikian 56,966% dari seluruh variabel
yang memiliki eigenvalue > 1 yang terdiri yang ada dapat dijelaskan oleh kedua
dari faktor satu yaitu perhatian orang tua faktor terbentuk, dengan kata lain dua
yang memiliki total eigenvalue sebesar faktor tersebut mampu menjelaskan
2,397 dengan nilai varian explained penyebab putus sekolah usia pendidikan
sebesar 39,952%, dan faktor dua yaitu dasar di Kecamatan Gerokgak Tahun
lokasi sekolah yang memiliki total 2012/2013. Untuk mengetahui distribusi
eigenvalue sebesar 1,021 dengan nilai dimensi-dimensi yang telah diintisarikan ke
varian explaned sebesar 17,014%. Untuk dalam faktor yang telah terbentuk maka
nilai total eigenvalue yang lain bisa dilihat dapat dilihat pada output SPSS 16.0
pada Lampiran 10. Total percentage of (rotated component matrix) pada Lampiran
variance faktor perhatian orang tua dan 10.
lokasi sekolah sebesar 56,966%. Dengan
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Berdasarkan pengujian hipotesis faktor perhatian orang tua mampu


konseptual, untuk menentukan dimensi menjelaskan penyebab putus sekolah
atau faktor penyebab putus sekolah yang sebesar 39,952%.
paling dominan maka digunakan parameter
koefisien varimax rotation dari dimensi atau PEMBAHASAN
faktor penyebab putus sekolah yang paling Hasil dari penelitian yang dilakukan
mendekati +1 atau mendekati -1. Nilai yang menunjukkan bahwa faktor penyebab anak
mendekati 1 diawali oleh nilai 0,5 putus sekolah usia pendidikan dasar di
sedangkan nilai yang mendekati -1 diawali Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013
oleh -0,5. Secara lebih rinci dapat dilihat disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga,
hasil ringkasan rotasi dari matriks faktor perhatian orang tua, fasilitas pembelajaran,
yang memuat nilai varimax rotation, dapat minat anak untuk sekolah, budaya dan
dilihat pada tabel 0.2 sebagai berikut. lokasi sekolah. Faktor perhatian orang tua
merupakan faktor yang paling dominan
Tabel 0.2 Matrix Rotasi Hasil Analisis penyebab anak putus sekolah usia
Faktor pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak
Tahun 2012/2013 yaitu sebesar 39,952%.
Dimensi/faktor Varimax Faktor lokasi sekolah merupakan faktor
putus sekolah usia Rotation (%) kedua penyebab anak putus sekolah
pendidikan dasar sebesar 17,014%, disebabkan karena
Perhatian Orang 39,952 - lokasi sekolah jauh dari rumah sekitar
Tua delapan kilo meter, maka menyebabkan
anak malas sekolah dan mencari jalan
Lokasi Sekolah - 17,014 keluar dengan putus sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prihatin Pebriana pada tahun 2011 terdapat
Berdasarkan Tabel 0.2, maka faktor persamaan dan perbedaan dengan
yang paling dominan penyebab anak putus penelitian sekarang, yaitu penggunaan
sekolah usia pendidikan dasar di faktor yang sama seperti, (1) faktor
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013 ekonomi, (2) perhatian orang tua, (3)
yaitu faktor perhatian orang tua, dengan fasilitas belajar, (4) minat anak untuk
nilai varimax rotation 39,952%, artinya sekolah dan (5) budaya, sedangkan dalam
kejelasan asosiasi dari dimensi penyebab penelitian sekarang menggunakan enam
putus sekolah dalam berhenti bersekolah, faktor (1) ekonomi keluarga, (2) perhatian
maka faktor perhatian orang tua orang tua, (3) fasilitas pembelajaran, (4)
mendominasi penyebab putus sekolah minat anak untuk sekolah, (5) budaya, (6)
sebesar 54,036%. Perhatian orang tua lokasi sekolah. Analisis yang digunakan
yang kurang menyebabkan anak putus mengolah data pada penelitian sebelumnya
sekolah, maka anak memerlukan semangat adalah analisis faktor. Analisis ini juga
atau dorongan dari orang tua dan kondisi digunakan pada penelitian yang dilakukan
ekonomi keluarga atau keuangan keluarga sekarang. Hasil penelitian yang dilakukan
dalam memenuhi segala kebutuhan hidup Prihatin Pebriana menunjukkan bahwa
keluarga termasuk pendidikan. faktor yang mendominasi penyebab putus
Hipotesis yang berbunyi faktor sekolah usia pendidikan dasar adalah faktor
ekonomi keluarga, perhatian orang tua, ekonomi keluarga dengan varimax rotation
minat anak untuk sekolah, fasilitas sebesar 56,254%, sedangkan dalam
pembelajaran, budaya dan lokasi sekolah penelitian sekarang faktor perhatian orang
mampu menjelaskan penyebab putus tua merupakan faktor yang paling dominan
sekolah usia pendidikan dasar di menyebabkan anak putus sekolah usia
Kecamatan Gerokgak Tahun 2012/2013. pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak
Faktor perhatian orang tua merupakan tahun 2012/2013 dengan varimax rotation
faktor yang paling dominan penyebab putus sebesar 39,952%.
sekolah karena memiliki variance explained Pada penelitian yang dilakukan oleh
tertinggi yaitu sebesar 39,952%, artinya Moh. Haris pada tahun 2011 terdapat
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

persamaan dan perbedaan dengan Berdasarkan simpulan yang diajukan


penelitian sekarang, yaitu penggunaan di atas disarankan kepada Bagi Pemerintah
beberapa faktor yang sama seperti, faktor perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan
ekonomi keluarga. Analisis yang digunakan pentingnya pendidikan bagi masyarakat
mengolah data pada penelitian sebelumnya perkotaan maupun pedesaan. Penyuluhan
adalah analisis regresi logistik. Penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan atau
sekarang menggunakan analisi faktor. Hasil Unit Pelaksana Pendidikan sehingga
penelitian yang dilakukan Moh. Haris masyarakat sadar akan pentingnya
menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor pendidikan dari usia dini sampai akhir
ekonomi dan lingkungan terhadap anak hayatnya. Bagi Masyarakat bahwa
putus sekolah di Dusun Pesisir Desa pendidikan pada jaman sekarang ini harus
Dharma Camplong Kecamatan Camplong mutlak dilaksanakan. Faktor utama
Kabupaten Sampang, sedangkan dalam penyebab anak putus sekolah usia
penelitian sekarang faktor perhatian orang pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak
tua merupakan faktor yang paling dominan tahun 2012/2013 adalah perhatian orang
menyebabkan anak putus sekolah usia tua. Orang tua hendaknya memberikan
pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak dorongan atau motivasi kepada anak agar
tahun 2012/2013. mau melaksanakan pendidikan sebaik
Dari kedua penelitian tersebut mungkin.
terdapat perbedaan dan pesamaan dari
penelitian yang dilakukan. Penggunaan DAFTAR RUJUKAN
faktor ekonomi yang digunakan dalam Anonim. 2011. UU SISDIKNAS No. 20
penelitian sebelumnya juga digunakan Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika.
dalam penelitian sekarang. Faktor tersebut Arianto, Fajar. 2011. Wajib Belajar, Sebuah
juga bukan faktor utama dari kedua Dilema Bagi Si Miskin.
penelitian yang dilakukan. Faktor http://edukasi.kompasiana.com/201
mendominasi juga berbeda-beda. Analisis 3/02/10/wajib-belajar-sebuah-
data yang digunakan peneliti adalah dilema-bagi-si-miskin/ diakses
analisis regresi logistik, sedangkan dalam tanggal 10 Februari 2013.
penelitian sekarang menggunakan analisis Burhannudin, 2008.Penetaan Anak Tidak
faktor. Perbedaan hasil penelitian dan dan putus Sekolah di Kota
analisis data inilah yang menyebabkan Mataram dan Kabupaten Sumbawa
perbedaan cara dalam penentuan faktor Besar Usia 5-12 Tahun.
yang mendominasi penyebab putus sekolah http://www.puslitjaknov.org/data/file
usia pendidikan dasar di Kecamatan /2008/makalah_peserta/30_Burhan
Gerokgak tahun 2012/2013. udin_Pemetaan.pdf/di akses
tanggal 11 februari 2012.
SIMPULAN Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa
Berdasarkan hasil analisis data dan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
pembahasan, maka dapat disimpulkan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng.
sebagai berikut. 2006. Profil Pendidikan Kabupaten
(1) Faktor yang menyebabkan anak Buleleng Tahun 2006 (Makalah).
putus sekolah usia pendidikan dasar di Dinas Pendidikan Kabupaten
Kecamatan Gerokgak tahun 2012/2013 Buleleng.
adalah (1) ekonomi keluarga, (2) perhatian
orang tua, (3) fasilitas pembelajaran, (4) Dunia, Ketut. 2006. Penggunaan Gerejag
minat anak untuk sekolah, (5) budaya dan (tangga) Dapat Menurunkan
(6) lokasi sekolah. Keluhan Otot Skeletal dan
(2) Faktor yang paling dominan Meningkatkan Produktivitas Kerja
menyebabkan anak putus sekolah usia Pemetik Jeruk Di Desa Belaga
pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Kecamatan Kintamani. Tesis (tidak
tahun 2012/2013 adalah faktor perhatian diterbitkan). Jurusan Fisiologi
orang tua dengan nilai varimax rotation Kerja, Universitas Udayana
tertinggi sebesar 39,952%. Denpasar.
Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014

Faud, Ihsan. 2005. Dasar-Dasar Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar
Kependidikan. Jakarta:Rineka Statistik SPSS 16.0 dan Aplikasi
Cipta. Statistik Penelitian. Bandung:
Febriana, Prihatin. 2011. Penyebab Putus Alfabeta.
Sekolah Usia Pendidikan Dasar (7- Rijanto, Dwi Pudji. 2004. Kemiskinan dan
15 tahun) di Kecamatan Labuhan Putus Sekolah. Harian Kompas
Haji Kabupaten Lombok Timur 2012.
tahun 2011. (skripsi tidak Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS
diterbitkan). Singaraja: UNDIKSHA pada Statistik Multivariat.
Singaraja. Jakarta:PT Elex Media Kompulindo
Firma, Muhammad. 2009. Problem Putus Gramedia.
Sekolah yang Kompleks. Tersedia Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
pada yang Mempengaruhinya. Jakarta:
http://kosmo.vivanews.com/news/re Rineka Cipta.
ad/70884- Soedomo, Hadi. 2008. Pendidikan (suatu
problem_putus_sekolah_yang_kom Pengantar). Surakarta: Lembaga
pleks.Diakses 20 januari 201. Pengembangan Pendidikan (LPP)
Griadhi, Nyoman Cakra. 2010. Metodelogi UNS dan UPT Penerbitan dan
Penelitian Ilmu Pengetahuan Percetakan UNS (UNS Press).
Sosial. Singaraja: UD. Bali Warna Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Halim, Mali.2011. Perhatian Orang Tua Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Terhadap Pendidikan Anak U Bandung: Alfabeta.
Program “WAJAR” 9 Tahun. Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan
Diakses dari: Aplikasi. Edisi Keenam. Jakarta:
http/www.kompasiana.com Erlangga.
Haris, Moh. 2011. Faktor-Faktor Yang Tilaar, H.A.R. 2000.Paradigma Baru
Mempengaruhi Anak Putus Pendidikan Nasional. Jakarta:
Sekolah Pada Anak Usia Sekolah Rineka Cipta.
(6-12 Tahun) Di Dusun Pesisir Tirtarahardja, Umar, dkk. 2005. Pengantar
Tengah Desa Dharma Camplong Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kabupaten Sampang. (skripsi tidak Ulfatin, N. 2003. Eksplorasi Kesenjangan
diterbitkan). Surabaya: Universitas Gender Pada Pendidikan Dasar
Muhhamaddiyah. Sampai Tinggi.Jurnal Penelitian
Hasanuddin, B. 2000. Diundur Hingga 2009, Kependidikan, Th. 13, No. (101-
Penuntasan Wajib Belajar 122).
Sembilan Tahun. Harian Kompas. Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian
Edisi 3 Maret 2000 untuk Skripsi dan Tesis
Hasbullah, 2006. Dasar-dasar Ilmu Bisnis.Jakarta; PT. Raja Grafindo.
Pendidikan. Jakarta:PT Uyanto, Stanislaus. 2006. Pedemon
RajaGrafindo Persada. Analisis Data dengan SPSS.
Mulyadi, Abiyoso. 2008. Problem Putus Yogyakarta: Graha ilmu.
Sekolah. Media kabar Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi