Vous êtes sur la page 1sur 12

pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang


tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Jenis-jenis Audit:
 Audit Laporan Keuangan
 Audit Kesesuaian

 Audit Oprasional

Jenis-jenis Auditor:
 Auditor Pemerintah
 Auditor Intern

 Auditor Independen atau Akuntan Publik

Jasa-jasa Akuntan Publik


Jasa Atestasi
 Audit atas Laporan Keuangan Historis
 Review atas Laporan Keuangan Historis

 Jasa Atestasi Lainnya

Jasa Non-Atestasi
 Jasa Akuntansi
 Jasa Perpajakan

 Jasa Konsultasi Manajemen

Organisasi Profesi Akuntan Publik


Di Indonesia hanya ada satu yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Ada 4 Kompartemen:
 Kompartemen Akuntan Publik
 Kompartemen Akuntan Manajemen

 Kompartemen Akuntan Pendidik


 Kompartemen Akuntan Sektor Publik

Mengapa Pengauditan diperlukan:


 conflict of interset (perbedaan kepentingan)
 consequence

 complexity
 remoteness (keterbatasan akses)

Manfaat Ekonomis Auditing:


 akses kepasar modal
 biaya modal menjadi lebih rendah

 pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan


 perbaikan dalam pengendalian dan operasional

Keterbatasan Pengauditan
 sampling audit
 publikasi laporan keuangan auditan, beberapa bulan setelah
tanggal neraca
 laporan keuangan banyak estimasinya => auditor tidak bisa
menambah kepastian tentang laporan keuangan

Pihak-pihak yang berinteraksi dengan Auditor:


manajemen, dewan komisaris dan komite audit, auditor intern,
pemegang saham
http://markdebie.blogspot.co.id/2011/11/pengauditan-dan-profesi-akuntan-publik.html

PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

JASA PENJAMINAN

Jasa penjaminan : jasa profesional independen u/ memperbaiki kualitas informasi bagi para
pengambil keputusan.

Jasa Atestasi

Adalah jenis jasa penjaminan yg dilakukan KAP dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yg
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yg dibuat oleh pihak lain.

3 bentuk atestasi yaitu : (1) audit atas laporan keuangan historis, (2) review atas laporan
keuangan historis, dan (3) jasa atestasi lainnya.

Audit atas laporan keuangan historis

Adalah salah satu bentuk jasa atestasi yg dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor
menerbitkan laporan tertulis yg berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku umum.

Review atas laporan keuangan historis


Adalah jenis lain dari jasa atestasi yg diberikan kantor KAP.

Jasa atestasi lainnya

Kantor KAP dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi
tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan
membutuhkan jaminan independen tentang informasi lainnya.

Jasa Penjaminan Lainnya

Kebanyakan jasa penjaminan lain yg diberikan kantor KAP tidak merupakan jasa atestasi. Jasa
tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan memberikan
jaminan atas informasi yg akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya adalah bahwa
akuntan publik tidak diminta u/ menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak mengenai
keandalan pernyataan tertulis yg dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.

Jasa Bukan Penjaminan

KAP juga memberikan berbagai jenis jasa lain yg pada umumnya tidak merupakan jasa
penjaminan. 3 contoh jenis jasa bukan penjaminan yg sering diberikan kantor KAP adalah jasa
akuntansi&pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Antara jasa konsultasi
manajemen dan jasa penjaminan seringkali nampak tumpang-tindih. Tujuan utama penugasan
konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan
utama suatu penugasan jasa penjaminan adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.

https://www.kompasiana.com/jo_seto/pengauditan-dan-profesi-akuntan-
publik_563b96299397733b0c84ea0c
PENGAUDITAN DAN PROFESI
AKUNTAN PUBLIK
1. PENGAUDIT DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kreteria yang telah ditetapkan. Dan
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Kata kunci untuk definisi auditing menurut aren’t :

a. Bukti (evidence)

Informasi yang digunakan auditor untuk menetapkan apakah informasi yang diaudit dinyatakan
berdasarkan kreteria yang ditetapkan.

b. Kreteria

Informasi yang diperoleh dalam mengaudit harus diverifikasi dan dievaluasi dengan standart (kreteria)
tertentu, misalnya : dalam mengaudit laporan keuangan historis maka standart yang digunakan PABU.

c. Kompeten

Auditor harus mempunyai kualifikasi, memahami kreteriayang digunakan dan mengetahui tipe dan
berbagai macam bukti audit untuk mengambil kesimpulan setelah bukti tersebut diuji kebenarannya.

d. Independen

Audit harus menjaga tingkat independensinya agar tetap memperoleh kepercayaan dari pengguna telah
memintanya untuk melakukan audit atas laporannya.

e. Audit report

Merupakan tahap akhir dalam proses audit dan merupakan pengkomunikasian temuan auditor dengan
pengguna laporan keuangan perusahaan. Audit report umumnya menginformasikan tingkat kesesuaian
antara informasi dengan kreteria yang ditetapkan.
1.1 Tipe-Tipe Audit

1.1.1 Audit operasional (operational audit)

Audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi
dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efesiensi, efektivitas, maupun kehematan ekonomis
operasional. Audit ini sering disebut juga audit menejemen atau audit kinerja.

1.1.2 Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah
kegiatan financial maupun operasional tertentu dari suatu entitas sesuai kondisi-kondisi, aturan-aturan
dan regulasi yang telah ditentukan. Kreteria yang telah ditentukan itu berasal dari berbagai sumber
seperti manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintah.

1.1.3 Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
sesuai dengan kreteria yang ditetapkan, yaitu PABU.

1.2 Klasifikasi auditing


1.2.1 Klasifikasi auditor berdasarkan pelaksana audit:
a. Auditing eksternal

Suatu control social yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak luar perusahaan
yang diaudit.

b. Auditing internal

Suatu control organisasi yang mengukur dengan mengevaluasi efektifitas organisasi

c. Auditing sektor publik

Suatu control atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat.

1.2.2 Klasifikasi auditor berdasarkan audit operasional :


a. Audit operasional
Suatu audit yang direncang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari prosedur-prosedur operasi
manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor internal.

b. Audit keuangan dan kepatuhan

Audit yang menyerupai laporan keungan akan tetapi dapat dilakukan oleh sektor public seperti lembaga
pemerintah atau sektor audit eksternal.

c. Audit efisiensi dan ekonomi

Audit yang menyerupai audit operasional akan tetapi dilakukan oleh sektor public. Pelaksanaannya
dilakukan oleh audit ekonomis.

1.3 Tipe-tipe auditor

1.3.1 Auditor pemerintah

adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintah.

1.3.2 Auditor internal

adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk membantu manajemen
dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.

1.3.3 Auditor independen

adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang memberikan jasa auditing
professional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaanya dibawah naungan kantor akuntan public.

1.4 Profesi akuntan public

1.4.1 Profesi

adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan
yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi yang mendalam.
Ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan dikatakan profesi:

a) Diperlukan pendidikan professional tertentu, biasanya setingkat S1dan dapat pula ditambah dengan
pendidikan profesi.
b) Diperlukan suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik profesi.
c) Diperlukan penelaahan dan atau ijin dari pengusaha (pemerintah)

Menurutaturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan public dapat diberikan kepada mereka yang telah
bersertifikat akuntan public (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, maka para akuntan harus
mengikuti ujian sertifikasi akuntan public (USAP) yang diselengarakan oleh IAI dau kali dalam setahun
(mei dan november) dengan materi ujian: (1) teori dan praktek akuntansi, (2) auditing dan jasa
prosfesional akuntan public, (3) akuntan manajemen dan manajemen keuangan, (4) sistem informasi
akuntansi, (5) perpajakan dan hukum komersial.

2. HUBUNGAN AUDIT DENGAN DISIPLIN ILMU YANG LAINNYA.

Pemanfaatan teknologi informasi (IT) dalam audit semakin luas dan semakin banyak perkatoran
akuntan public yang menggunakan generalized audit sorftware karena semakin meningkat produktivitas
dalam menjalankan perkerjaan audit dengan electronic working papers, sementara di pihak lain, system
informasi yang diterapkan klien dengan basis komputer yang memungkinkan perkerjaan audit
dilaksanakan secara online, akibatnya maanfaat audit yang diperoleh semakin cepat bagi orang yang
membutuhkan informasi. Untuk itu para auditor dalam memberikan advis kepada klien diarea informasi
ini diharapkan memiliki kemampuan :

a) Memahami nilai strategis system informasi.


b) Memahami aktifitas utama klien dalam menciptakan nilai tambah.
c) Memberikan alternative tindakan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dengan bantuan (TI)
Mengdentifikasi, memanajemen, dan mengembangkan sumberdaya organisasi agar memberikan nilai
tambah yang lebih besar.

Auditing, suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi. Auditing adalah suatu
proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan
suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan
kesesuiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Berdasarkan pernyataan mengenai
definisi auditing, dapat kita hubungkan antara akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu
sama lain, Secara umum hubungan antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut,
Accounting adalah suatu proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement.
Sedangkan Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini /
rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi setelah
tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan
yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali dengan
mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk
Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).

Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, Tiap – tiap jurnal
dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang memerlukan penyesuaian.
Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial Balance yang terdiri atas Aktiva dan
Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Worksheet, kemudian diperoleh
Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan menjadi bahan bukti untuk melakukan audit.
Financial Statement yang dihasilkan dari proses akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap
Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan
pengguna informasi, (2) Informasi mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business
maker, (3) Keahlian sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyai hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar
Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.

3. PERKEMBANGAN AUDIT
3.1 Sejarah fungsi pengauditan

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan laporan
keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada sekitar
awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir
sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

3.2 Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900

Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi
diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad kesembilan belas. Para akuntan di
Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada wakti itu harus tunduk pada undang-undang yang
disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut, semua perusahaan publik harus diaudit.
Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi
pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris.
Sebagaimana disebutkan diatas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur
pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum
mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.

Tidak hanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yag diberikan
kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad kesembilan belas menjadi beraneka
ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua rekening
yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya
mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit
biasanya dialamatkan kepada pihak intern perusahaan, bukan kepada pemegang saham.
Pemberian laporan kepada para pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer
perusahaan hanya menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan
kekeliruan dalam pencatatan tidak terjadi.

3.3 Perkembangan di Abad Ke-20

Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu
jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin
bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang saham baru ini
tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda banyak pihak
termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat
auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.

Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga
pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang
suatu dokumen yang disusun oleh American Institute Of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi
American Institute Of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan
tentang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak
menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan
pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad kedua puluh.

Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan
tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah makin
diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang
kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe
laporanyang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan
dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan
pendapat tersebut.

3.4 Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak
dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti
model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia
merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima puluahn, yaitu ketika semakin
banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan
di perguruan tinggi.

Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan
Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma tersebut hamper sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi
dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan pronsip akuntansi dan norma pemeriksaan
di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan
menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu
perkembangan terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit
atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank.
Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas
untuk menyusun laporan keuangan dan jika p[erseroan merupakan perusahaan public, maka laporan
keuangannya wajib diaudit oleh akuntan public. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar
Modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-
perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan public).

Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkali-
kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan
agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, ,dengan tetap
mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional. Pada
than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan
Standar Akuntansi yang dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar
Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

Seperti terjadi di Amerika Seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad 21
ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman terjadi atas laporan auditor, karena
fungsi audit tidak dipahami benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti
kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus
lainnya, dikomentari berbagai fihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengnai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya,
tetapi juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan seorang auditor.

4. PERAN AUDIT DIDALAM SUATU NEGARA

Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan yang berlaku
dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk melihat efektifitas dan efisiensi
entitas.

Auditor dapat memberikan penilaian yang objektif dan relavan baik atas pelaporan keuangan,
operasional, dan kepatuhan atas prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh pihak manajemen (audit),
karena posisinya yang independen dan memiliki kompetisi yang cukup, tidak perlu terbebani dengan
aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit )

Auditing adalah hilir dari serangkaian proses yang dilaksanakan, sehingga audit yang baik dapat
menjamin entitas tersebut mampu sustainable. Menginformasikan keadaan yang sebenarnya mengenai
besarann untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan yang mengalami kemajuan, dapat dijadikan
acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu,
dan mengestimasi aktivitas strategis.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno .2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan ) Oleh Kantor Akuntan

Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN

Abdul halim 2001. Auditing 1 : dasar-dasar audit laporan keuangan. Ed.2, Upp-AMP YKPN, Yogyakarta

Vous aimerez peut-être aussi