Vous êtes sur la page 1sur 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN AN “A” DENGAN DIAGNOSA CTEV OF


THE LEFT FOOT POST OP REPAIR HARI KE 1
DI RUANG CENDANA 4 RSUP dr. SARDJITO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Laboratorium Klinik Mata Kuliah Anak II

Disusun oleh :

Ditta Utamiati P07120112052


Dwi Ratna Widiastuti P07120112054
Rifaldi Zulkarnaen P07120112074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN DIAGNOSA


CTEV OF THE LEFT FOOT POST OP REPAIR H1
DI RUANG CENDANA 4 RSUP dr. SARDJITO

Diajukan untuk disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

( ) ( )
BAB II
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 2 Desember 2014
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang cendana 4 RSUP dr. Sardjito
Metode : Wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, studi
dokumen
Sumber : Klien , keluarga , studi dokumen
Oleh : Ditta Utamiati, Dwi Ratna Widiastuti dan Rifaldi
Zulkarnaen

A. Identitas Pasien
1. Pasien
Nama : An . “A”
Tanggal lahir : 5 juni 2003
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Suku/ Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Alamat : Kutowinangun, Kebumen, Jawa tengah
Diagnosa Medis : CTEV
Tanggal masuk : 24 November 2014
2. Keluarga/ Penanggung jawab
Nama : Tn.”AM”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS ( Guru )
Alamat : Kutowinangun, Kebumen, Jawa tengah
Hubungan dengan klien : Ayah klien

B. Keluhan Utama
1. Riwayat penyakit saat ini
a. Keluhan utama
Keluarga klien mengatakan klien mengalami ketidaksempurnaan
fungsi kaki sejak lahir, kaki kiri klien bengkok sejak lahir.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga klien mengatakan klien masuk melalui poli RSS dengan
diagnosa congenital talifes equinovarus sejak lahir tanggal 24
Desember 2014. Klien mengalami ketidaksempuranaan ketika
berjalan dan 1 minggu sebelum masuk RS kaki kiri klien bengkak
sehingga klien dibawa ke RSS oleh keluarganya. Klien post
operasi repair CTEV hari ke 1. Klien mengatakan nyeri pada luka
post operasi yang di pasang gips. Ibu klien mengatakan terdapat
rembesan darah pada gib klien.
P : pemasangan gips
Q : tertekan dan berdenyut
R : kaki kiri luka post op dan tidak menjalar
S : 8 dari 10
T : ketika digerakan dan tiba tiba, lamanya 15 menit-1jam
Terpasang gips pada kaki kiri pasca operasi sehingga tidak dapat
bergerak seperti biasa.
c. Riwayat kesehatan lalu
Keluarga klien mengatakan klien mengalami CTEV sejak lahir,
klien mendapat perawatan ketika berumur 40 hari di RSS, klien di
pasang gips 14 kali namun karena penanganannya kurang tepat
pada pemasangan gips yang ke 3 dan ke 4 lepas sendiri/ rusak.
d. Riwayat hospitalisasi
Keluarga klien mengatakan pernah dirawat di RSS ketika klien
berumur 40 hari karena sejak lahir sudah mengetahui kelainan
anaknya yaitu kaki klien bengkok.
e. Riwayat keluarga
Keluarga klien mangatakan kedua adiknya juga mengalami
penyakit yang sama.

1. Pola Kebiasaan Klien


a. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien makan 1 – 3
kali sehari makan nasi lauk sayur, klien sering makan buah. Klien
minum ± 1500 cc sehari, klien lebih suka minum air putih, klien
tidak mempunyai gangguan untuk menelan. Klien tidak
mempunyai makanan dan minuman pantangan.
2) Selama sakit
Keluarga klien mengatakan selama sakit klien makan 1 – 3
hari makan nasi lauk sayur sesuai diit yang diberikan rumah sakit,
klien sering makan buah. Klien tidak mempunyai mempunyai
makanan pantangan. Klien minum ± 1500 cc sehari.
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum klien sakit BAK 4 - 5
kali sehari berwarna kuning dan bau khas urin, BAB 1 hari sekali,
klien sering mengalami konstipasi konsistensi lunak, berbentuk
dan bau khas feses.
2) Selama sakit
Keluarga klien mengatakan selama klien sakit BAK 3 – 4 kali
sehari berwarna kuning dan bau khas urin, BAB 1 hari sekali
konsistensi kadang lunak kadang keras, berbentuk dan bau khas
feses, terpasang kateter sejak tanggal 1 Desember 2014.
c. Pola Tidur dan Istirahat
1) Sebelum sakit
Keluarga klien mengatakan, klien tidur selama 8 – 10 jam sehari.
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam tidur. Klien tidur jam
21.00 dan bangun jam 5.00.
2) Selama sakit
Keluarga klien mengatakan malam setelah operasi klien tidak
bisa tidur karena mengeluh nyeri di kaki kirinya. Malam ke dua setelah
operasi ibu klien mengatakan anaknya dapat tidur pulas walau
kadang masih terbangun karena merasa nyeri di kaki kirinya.

d. Pola Aktivitas
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan jika beraktifitas berat klien merasa sesak nafas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum v
Mandi v v
Toiletting v
Berpakaian v v
Mobilitas di Tempat Tidur v
Berpindah v
ROM v
Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Alat bantu

2 : Dibantu orang lain


3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

Kesimpulan : klien mandiri dalam melakukan aktivitasnya makan, minum,


mandi, toileting, berpakaian, dapat dilakukan klien sendiri.

2) Selama hamil
Klien mengatakan jika beraktifitas berat klien merasa sesak nafas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum v
Mandi v
Toiletting v
Berpakaian v
Mobilitas di Tempat Tidur v
Berpindah v
ROM v
. Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Alat bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

Kesimpulan : klien dibantu dalam melakukan aktivitas toileting, mandi,


berpakaian, berpindah, ROM.

e. Pola Persepsi Diri


Keluarga klien mengatakan klien seorang anak laki-laki dan kakak bagi
adik adiknya.
f. Pola Peran Hubungan
Hubungan klien dengan orang sekitarnya baik. Klien berhubungan baik
dengan keluarganya dan dengan lingkungan sekitar.

g. Pola managemen koping


Keluarga klien mengatakan klien sering menceritakan keadaan sakitnya
kepada keluarga. Klien mengatakan selalu menceritakan masalahnya
kepada orang lain dan tidak suka memendam masalahnya.
2. Pola psiko-sosial-budaya-spiritual
a. Psikologi
1) Konsep Diri
a) Identitas diri
Keluarga klien mengatakan klien dapat menyebutkan
namanya yaitu An “A”. Klien menyadari dirinya seorang laki-
laki.

b) Harga diri
Keluarga klien mengatakan klien tidak merasa malu atau
minder dengan keadaan tubuhnya.

c) Gambaran diri
Keluarga klien menerima penyakit yang sedang klien
alami.

d) Peran diri
Klien menyadari bahwa perannya sebagai anak dan
kakak bagi adik adiknya.

e) Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakit
yang dialami. Sehingga cepat masuk sekolah kembali.

2) Intelektual
Keluarga klien mengatakan sudah paham tentang penyakit,
pengobatan dan akses pengobatan, karena sudah sering mengikuti
pengobatan/ terapi untuk ketiga anaknya yang mengalami penyakit
yang sama.

3) Hubungan interpersonal
Keluarga klien mengatakan klien mengatakan hubungan
dengan keluarga, teman dan masyarakat baik.

4) Support system
Klien mendapat dukungan yang penuh dari orang tua dan
keluarganya.

b. Aspek sosial
Keluarga klien mengatakan klien berbicara dengan dengan
bahasa Jawa. Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan
yang diajukan dengan baik.

c. Aspek Budaya
Keluarga klien mengatakan klien mengatakan berasal dari Jawa
Tengah tepatnya dari Kebumen.

d. Aspek spiritual
Keluarga klien mengatakan klien mengatakan menjalankan
kewajiban sholat 5 waktu. Keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan
anaknya.

2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Ketika di kaji ekspresi wajah klien terihat menahan nyeri

a. Kesadaran : Compos mentis


b. Status Gizi :
BB : 43 kg

TB : 145 cm

IMT : 20,47 kg/cm2 (baik)

c. Tanda-Tanda Vital :
N : 124 x/ menit, denyut nadi cepat dan kuat
RR : 22 x/ menit
S : 36,5 oC

3. Pemeriksaan Head To Toe


a. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut klien cukup bersih, warna hitam, rambut
menyebar merata. Tidak ada nyeri tekan dan benjolan di daerah kepala.
b. Mata
Mata berfungsi secara normal (dapat melihat dengan jelas). Mata
simetris, konjungtiva pucat, sklera tak ikterik, pupil isokor.

c. Telinga
Kedua telinga klien masih baik. Keadaan telinga klien bersih dan tidak
ada kotoran.

d. Hidung
Hidung berfungsi secara normal atau dapat membau berbagai bau-
bauan. Pernafasan tidak menggunakan cuping hidung. Hidung klien
terlihat bersih.

e. Mulut
Klien berbicara dengan jelas, tidak luka atau sariawan, mulut dan gigi
klien terlihat bersih, dan tidak berbau.

f. Leher
Leher tegak, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, warna kulit sama
dengan warna sekitar. Tidak ada nyeri tekan.

g. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, ekspansi dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada dada
klien.
Perkusi : Suara perkusi dada resonan pada bagian paru-paru
dan pekak jantung pada interkosta 4 sinistra.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler. Detak jantung cepat dan kuat.
Bunyi jantung S1-S2 murni (tidak ada bunyi jantung
tambahan).

h. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada luka, warna sawo matang
dan tidak ada rambut.

Auskultasi : Suara peristaltik usus terdengar pada semua kuadran,


suara peristaltik usus 12 x/ menit.
Perkusi : Suara redup pada kuadran kiri atas dan kiri bawah, suara
timpani pada kuadran kanan atas dan kanan bawah.

Palpasi : tak ada benjolan.

i. Genetalia

Klien terpasang kateter sejak tanggal 1 Desember 2014.

j. Ekstremitas : normal

Atas : Simetris, tidak ada edema, turgor kulit baik, tidak ada
luka, terpasang infus RL sejak tanggal 24 november 2014.

Bawah : Kaki panjang sebelah, tidak ada edema, tugor kulit


sedang, terpasang gibs pada kaki kiri ( post operasi CTEV
repair hari 1 ), capilari refill 2 detik, terdapat ketidak
sempurnanaan posisi pergelangan kaki pada kedua
kakinya. Kaki kiri terpasang gibs dan terdapat rembesan
darah.

k. Pemeriksaan Penunjang

Golongan Darah :

Pemeriksaan tanggal 29 november 2014

Nama test Hasil Nilai norma


Albumin 4,60 g/dL 3,97 – 4,95
SGOT 20 U/L <40
SGPT 11 U/L <41
BUN 11,70 mg/dL 6,00 – 20,00
Creaitinin 0,79 mg/dL 0,70 – 1,20
GDS 106 mg/dL 80 – 140
Natrium 138 mmol/L 136 – 146
Kalium 4,60 mmol/L 3,50 – 5,10
Klorida 102 mmol/L 98 – 107
Hemoglobin 13,6 g/dL 11,5 – 15,5
Leukosit 10,42 10^3/pL 4,50 – 11,00
Eritrosit 5,46 10^6/pL 4,20 – 5,20
HB 7,4 g/dL 12,0 – 16,0
Hematocrit 42 % 36,0 – 48,0
Trombosit 391 x10^3/pL 150 – 450
MCH 25,0 pg 27,0 – 32,0
MCV 76,8 fL 80,00 – 99,00
MCHC 32,5 g/dL 32,0 – 36,0
RDW 14,4 % 11,5 – 15,5
CH 2,51 pg -
Neutrofil 6,91 10^3/pL 2,20 – 4,80
Limfosit 2,61 10^3/pL 1,30 – 2,90
Monosit 0,59 10^3/pL 0,30 – 0,80
Eosinofil 0,15 10^3/pL 0,00 – 0,20
Basofil 0,01 10^3/pL 0,00 – 0,10
MPV 6,9 fl 7,2 – 10,4

l. Terapi yang diberikan


Senin, 1 Desember 2014
Infus RL 15 tpm / IV
Ringerfudin 15 tpm / IV
Ranitidine 50 mg / 12 jam / IV
Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
Cefotaxim 500 mg / 12 jam / IV
ANALISA DATA
Selasa, 2 Desember 2014 Pukul 16.00 WIB
Data Masalah Penyebab
DS: Nyeri akut Agen cidera fisik
Klien mengatakan: ( Post Op CTEV repair
nyeri pada luka post op yang di
hari ke-1)
gips.
P : pemasangan gips
Q : tertekan dan berdenyut
R : kaki kiri luka post op dan
tidak menjalar
S : 8 dari 10
T : ketika digerakan dan tiba
tiba, lamanya 15 menit-1jam
DO:
1. Terdapat gips pada kaki kiri
klien
2. Klien terlihat menahan nyeri
3. Tanda-tanda vital:
Nadi 124 x/ menit
Respirasi 22 x/ menit
DS: Resiko infeksi Prosedur invasif
Keluarga klien mengatakan :
1. Terpasang infus sejak
tanggal 24 november 2014
2. Terpasang kateter sejak
tanggal 1 desember 2014
3. Terdapat rembesan darah
pada gibs klien
DO:
1. Terpasang infus RL 15 tpm
sejak tanggal 24 desember
2. Terdapat luka post operasi
CTEV repair hari ke 1 pada
kaki kiri.
3. Terpasang dc kateter sejak
tanggal 1 desember 2014
4. Terdapat rembesan darah
pada gibs klien.
5. Suhu 36,5 oC

DS : Hambatan mobilitas fisik Gangguan


Klien mengatakan :
muskoloskeletal
1. Klien susah bergerak bebas
karena terpasang gips pada
kaki kiri pasca op hari ke 1
2. Klien di bantu dalam
memenuhi kebutuhan
mobilisasinya
DO :
1. aktivitas klien di bantu oleh
keluarga
2. klien jarang bergerak karena
terpasang gips di kaki
sebelah kiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( Post Op CTEV repair
hari ke-1) ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan nyeri pada luka post op CTEV repair yang di gips.
P : pemasangan gips
Q : tertekan dan berdenyut
R : kaki kiri luka post op dan tidak menjalar
S : 8 dari 10
T : ketika digerakan dan tiba tiba, lamanya 15 menit-1jam

DO:
a. Terdapat gips pada kaki kiri klien
b. Klien terlihat menahan nyeri
c. Tanda-tanda vital:
Nadi 124 x/ menit
Respirasi 22 x/ menit
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive ditandai dengan :

DS: Keluarga klien mengatakan :

a. Terdapat rembesan darah pada gibs klien


b. Terpasang infus sejak tanggal 24 november 2014
c. Terpasang kateter sejak tanggal 1 desember 2014
DO:
a. Terpasang infus RL 15 tpm sejak tanggal 24 desember
b. Terdapat luka post operasi CTEV repair hari ke 1 pada kaki kiri.
c. Terpasang dc kateter sejak tanggal 1 desember 2014
d. Terdapat rembesan darah pada gibs klien.
e. Suhu 36,5 oC

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal,


ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan

a. Klien susah bergerak bebas karena terpasang gips pada kaki kiri
pasca op hari ke 1

b. Klien di bantu dalam memenuhi kebutuhan mobilisasinya

DO :
a. Aktivitas klien di bantu oleh keluarga
b. Klien jarang bergerak karena terpasang gips di kaki sebelah kiri
2. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Selasa, 2 Desember 2014 Diagnosa Medis : CTEV
Pukul : 16.00 WIB Tempat : Bangsal Cendana 4 RSUP Dr. Sardjito
Nama klien : An. “A”
No. Diagnosa Tujuan Rencana Intervensi Rasional

1. Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember 2014
Pukul 16.00 WIB Pukul 16.00 WIB
Pukul 16.00 WIB 2014 Pukul 16.00 WIB

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Pengkajian nyeri membantu evaluasi


dengan agen cedera fisik asuhan keperawatan
1. Kaji ulang nyeri, catat lokasi, ketidaknyamanan atau dapat
karakteristik, intensitas (skala 0-10).
(Post Op CTEV repair hari selama 3 x 24 jam, menyatakan terjadinya komplikasi.
ke1) ditandai dengan: nyeri dapat teratasi 2. Teknik relaksasi dengan
DS:
dengan kriteria : 2. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam mendengrakan music mengalihkan
Klien mengatakan nyeri pada
dan teknik cara distraksi, misalkan perhatian klien terhadap nyeri yang
luka post op CTEV repair - Klien menyatakan
mendengarkan music, menonton tv, dirasakan.
yang di gips. nyerinya berkurang
P : pemasangan gips bermain game dll. 3. Posisi yang nyaman mengurangi rasa
Q : tertekan dan berdenyut skala menjadi 4-5
R : kaki kiri luka post op dan (skala 0-10)
3. Anjurkan dan ajarkan keluarga untuk nyeri.

tidak menjalar memberikan posisi yang nyaman


S : 8 dari 10 - Klien dapat bagi klien. 4. Menurunkan nyeri, meningkatkan
T : ketika digerakan dan tiba
menunjukkan kenyamanan.
tiba, lamanya 15 menit-1jam 4. Kelola pemberian terapi obat
ekspresi muka
DO: Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV. Ratna
a. Terdapat gips pada kaki relaks dan nyaman
kiri klien - Klien dapat Ratna
b. Klien terlihat menahan
menerapkan teknik
nyeri
relaksasi nafas
c. Tanda-tanda vital:
Nadi 124 x/ menit dalam teknik
Respirasi 22 x/ menit
distraksi.

2. Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember 2014
Pukul 16.00 WIB Pukul 16.00 WIB Pukul 16.00 WIB
2014 Pukul 16.00 WIB

Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda infeksi ( Tumor, Rubor,
1. Adanya dolor, rubor, tumor, kalor,
dengan prosedur invasive asuhan keperawatan Color, Dolor, Functio laesa ).
functio laesa merupakan tanda
ditandai dengan : selama 3 x 24 jam
terjadinya infeksi.
klien terhindar dari 2. Anjurkan keluarga klien untuk menjaga
DS: Keluarga klien 2. Menurunkan/mengurangi adanya
infeksi dengan kriteria: personal hygiene klien dengan baik.
mengatakan organisme hidup
- Klien melaporkan 3. Anjurkan keluarga dan klien agar selalu
3. Kondisi lembab dapat memicu
a. Terdapat rembesan darah tidak ada tanda- menjaga gibs klien agar selalu kering
pertumbuhan bakteri/ mikroorganisme
pada gibs klien tanda infeksi dan bersih.
penyebab infeksi.
b. Terpasang infus sejak (dolor, 4. Anjurkan klien untuk kontrol.
4. Mencegah terjadinya infeksi dari gibs
tanggal 24 november rubor,tumor,calor, 5. Kelola pemberian Cefotaxim 500 mg /
yang kotor
2014 functio laesa). 12 jam / IV.
5. Adanya indikasi yang jelas sehingga
c. Terpasang kateter sejak - Suhu dalam batas Ditta antibiotik yang diberikan dapat
tanggal 1 desember 2014 normal
mengatasi organisme penyebab
DO: (36,5-37,5)oC infeksi.
a. Terpasang infus RL 15 Ditta
tpm sejak tanggal 24
desember
b. Terdapat luka post
operasi CTEV repair hari
ke 1 pada kaki kiri.
c. Terpasang dc kateter
sejak tanggal 1 desember
2014
d. Terdapat rembesan darah
pada gibs klien.
e. Suhu 36,5 oC

3. Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember Senin, 2 Desember 2014 Senin, 2 Desember 2014
Pukul 16.00 WIB Pukul 16.00 WIB Pukul 16.00 WIB
2014 Pukul 16.00 WIB

Hambatan mobilitas fisik 1. Kaji kemampuan klien dalam 1. Mengetahui kemampuan klien dalam
Setelah dilakukan
berhubungan dengan melakukan mobilitas fisik. melakukan mobilitas fisik
tindakan keperawatan
2. Jaga keamanan klien 2. Mencegah klien jatuh
gangguan muskoloskeletal,
selama 3x24 jam, 3. Ubah posisi klien tiap 2 jam 3. Menurunkan resiko terjadinya iskemia
ditandai dengan :
diharapkan hambatan jaringan akibat sirkulasi darah yang

DS : Klien mengatakan mobilitas fisik teratasi 4. Bantu klien untuk mengoptimalkan jelek pada daerah yang tertekan.
4. Melatih klien dalam latihan mobilisasi
a. Klien susah bergerak dengan kriteria hasil : gerak sendi pasif maupun aktif. fisik klien
- Tidak terjadi 5. Beri reinforcement positif setiap 5. Memotivasi klien dalam latihan
bebas karena terpasang
kekauan sendi kemajuan selama perawatan
gips pada kaki kiri pasca
- Klien dapat miring 6. Kolaborasi dengan fisioterapi untuk 6. Pemberian latihan ROM pasif atau
op hari ke 1
kanan miring kiri program latihan berjalan. aktif dapat meningkatkan kekuatan

b. Klien di bantu dalam secara mandiri Raifaldi otot sehingga mobilisasi klien

memenuhi kebutuhan Rifaldi terpenuhi.

mobilisasinya Rifaldi

DO :
a. Aktivitas klien di bantu
oleh keluarga
b. Klien jarang bergerak
karena terpasang gips di
kaki sebelah kiri
3. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (Post Op CTEV repair hari ke1)
Hari /
Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal
Selasa , 2 Pukul 1. Mengobservasi reaksi non verbal dari nyeri, S:
Klien mengatakan setelah di berikan obat dan melakukan
Desember 14.00 tingkat nyeri, kualitas nyeri.
2. Memberikan posisi yang nyaman (supinasi). nafas dalam nyeri berkurang skala 7. Klien mengatakan
2014 WIB
3. Melatih klien untuk nafas dalam
“Ya” saat dianjurkan untuk melakukan nafas dalam saat
4. Menganjurkan klien untuk malakukan teknik
merasa nyeri.
nafas dalam sendiri dengan di damping petugas
O:
kesehatan 1. Terdapat gips pada kaki kiri klien
5. Menganjurkan klien untuk melakukan teknik 2. Klien tampak lebih rileks setelah dianjurkan untuk
16.00 nafas dalam kembali bila nanti merasa nyeri nafas dalam, namun masih ada ekspresi menahan
WIB
kembali. nyeri.
6. Mengelola pemberian ketorolac 30 mg/ 8 jam/IV 3. Klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
4. Tanda-tanda vital:
Nadi 124 x/ menit
Respirasi 22 x/ menit
5. Terapi obat : Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV masuk jam
16.00 WIB.
A : Nyeri akut teratasi sebagian.
P:
- Ajarkan untuk teknik distraksi/ pengalihan perhatian.
- Kelola pemberian terapi obat ketorolac 30 mg/ 8 jam/
IV jam 24.00 WIB.

Ratn
a

Rabu, 3 Pukul 1. Mengkaji nyeri, kualitas, skala nyeri. S:


2. Memberikan posisi yang nyaman (supinasi). Klien mengatakan “Ya” saat dianjurkan untuk melakukan
Desember 08.00
nafas dalam saat merasa nyeri, lebih suka untuk
2014 WIB
mendengarkan music saat merasa nyeri untuk teknik
3. Menganjurkan klien untuk melakukan teknik
pengalihan perhatian. Skala nyeri 6 (0-10).
11.00
nafas dalam kembali bila nanti merasa nyeri O:
WIB 1. Terdapat gips pada kaki kiri klien
kembali.
2. Klien tampak lebih rileks
4. Mengajarkan teknik pengalihan perhatian untuk
3. Klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam
mengurangi nyeri dengan cara, mendengarkan
dan teknik distraksi dengan cara mendengarkan
music, bermain game, menonton tv dll.
music.
5. Mengelola pemberian ketorolac 30 mg/ 8 jam/
4. Tanda-tanda vital:
IV. Nadi 110 x/ menit
Respirasi 20 x/ menit
5. Terapi obat : Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV masuk jam
08.00 WIB.
A : Nyeri akut teratasi sebagian.
P:
1. Kelola pemberian terapi obat ketorolac 30 mg/ 8 jam/
IV jam 16.00 WIB. Ditta
2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
klien.
Kamis, 4 Pukul 1. Mengkaji nyeri, kualitas, skala nyeri. S:
2. Memberikan posisi yang nyaman (supinasi). Kien mengatakan nyerinya berkurang, skala nyeri 5, nyeri
Desember 20.00
3. Mengelola pemberian ketorolac 30 mg/ 8 jam/IV
hilang timbul, bertambah saat digerakkan, nyeri dirasa di
2014 WIB
kaki kiri yang terpasang gips.
O:
1. Terdapat gips pada kaki kiri klien
2. Klien tampak lebih rileks
3. Tanda-tanda vital:
Nadi 98 x/ menit
Respirasi 20 x/ menit
4. Terapi obat : Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV masuk jam
24.00 WIB.
A : Nyeri akut teratasi.
P:
1. Kelola pemberian terapi obat ketorolac 30 mg/ 8 jam/
IV jam 08.00 WIB. Rifal
2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
klien. di
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
Hari /
Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal
Selasa , 2 Pukul 1. Mengkaji adanya tanda dan gejala infeksi S:
Ibu klien mengatakan terdapat rembesan darah pada gibs
Desember 16.00 2. Menganjurkan keluarga klien untuk menjaga
kaki anaknya. Klien dan keluarga mengatakan “Ya” saat
2014 WIB personal hygiene klien dengan baik.
dianjurkan untuk menjaga personal hygiene klien dan
3. Menganjurkan keluarga dan klien agar selalu
menjaga gibs klien selalu dalam keadaan bersih dan
menjaga gibs klien agar selalu kering dan bersih.
20.00 kering.
WIB O:
4. Mengelola pemberian Cefotaxim 500 mg / 12 jam - Klien tepasang Infus sejak tanggal 24 november
/ IV. 2014 dan kateter sejak tanggal 1 Desember 2014
- Klien terpasang gibs pada kaki kirinya, terdapat
rembesan darah pada gibs klien.
- Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi.
- Terapi Obat Cefotaxim 500 mg / 12 jam / IV masuk
jam 16.00 WIB.
- Suhu : 36,7 oC
A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P:
1. Kelola pemberian terapi Cefotaxim 500 mg / 12 jam /
IV jam 08.00 WIB
2. Observasi tanda gejala infeksi.
3. Ganti infuse tiap 3 hari sekali.
Ratn
a
Rabu, 3 Pukul 1. Mengkaji adanya tanda dan gejala infeksi S:
Keluarga mengatakan “Ya” saat dianjurkan untuk
Desember 08.00 2. Menganjurkan klien untuk kontrol/ mengganti
mengganti gibs/ kontrol luka pos operasi repair CTEV.
2014 WIB gibs hari ke7 setelah pemasangan gibs.
O:
3. Mengelola pemberian Cefotaxim 500 mg / 12 jam - Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi.
- Terapi Obat Cefotaxim 500 mg / 12 jam / IV masuk
/ IV.
jam 08.00 WIB.
- Suhu : 36,5 oC
A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P:
1. Kelola pemberian terapi Cefotaxim 500 mg / 12 jam /
IV jam 16.00 WIB Ditta
2. Observasi tanda gejala infeksi.
Kamis, 4 Pukul 1. Mengkaji adanya tanda dan gejala infeksi S:-
O:
Desember 20.00 2. Mengelola pemberian Cefotaxim 500 mg / 12
- Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi.
2014 WIB jam / IV. - Terapi Obat Cefotaxim 500 mg / 12 jam / IV masuk
jam 08.00 WIB.
- Suhu : 36,8 oC
A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P:
1. Kelola pemberian terapi Cefotaxim 500 mg / 12 jam /
IV jam 16.00 WIB
2. Observasi tanda gejala infeksi. Rifal
di

c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal


Hari /
Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal
Selasa , 2 Pukul 1. Mengkaji kemampuan klien dalam S : Klien mengatakan :
16.00
Desember melakukan mobilitas fisik. Klien susah bergerak bebas karena terpasang gips pada
WIB
2. Memberikan posisi klien yang aman dan
2014 kaki kirinya pasca operasi hari ke 1. Klien merasa nyeri
nyaman.
pada kakinya tersebut.
3. Membantu klien untuk mengoptimalkan gerak
O:
sendi pasif maupun aktif, seperti duduk, miring
Klien terpasang gips pada kaki kiri klien, klien terlihat
kanan/kiri sesuai kemampuan klien.
4. Memberi reinforcement positif setiap kemajuan. menahan nyeri sehingga membatasi gerakknya. Klien
dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya/ ADLnya
dibantu oleh keluarga klien.
A : Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
P : Bantu klien dalam mengomtimalkan gerak sendi pasif
maupun aktif untuk mencegah kekauan otot dan
sendi. Ratn
a
Rabu, 3 Pukul 1. Mengkaji kemampuan klien dalam S:
Desember 11.00 melakukan mobilitas fisik. Klien mengatakan :
2. Memberikan posisi klien yang aman dan
2014 WIB Klien susah bergerak bebas karena terpasang gips pada
nyaman.
kaki kirinya pasca operasi hari ke 2. Klien merasa nyeri
3. Membantu klien untuk mengoptimalkan gerak
pada kakinya tersebut.
sendi pasif maupun aktif, seperti duduk, miring
O:
kanan/kiri sesuai kemampuan klien.
4. Memberi reinforcement positif setiap kemajuan. Klien terpasang gips pada kaki kiri klien, klien terlihat
menahan nyeri sehingga membatasi gerakknya. Klien
dalam memenuhi kebutuhan perawatan dirinya/ ADLnya
dibantu oleh keluarga klien. Klien melakukan kegiatan
ROM aktif seperti menggerak-gerakkan kaki kanannya,
tangan, dan miring kanan/kiri semampu klien.
A:
Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian Ditta
P:
- Bantu klien dalam mengomtimalkan gerak sendi
pasif maupun aktif untuk mencegah kekauan otot
dan sendi.
- Anjurkan klien untuk mengikuti fisioterapi untuk
program latihan berjalan.
Kamis, 4 Pukul 1. Mengkaji kemampuan klien dalam S:
Desember 20.00 melakukan mobilitas fisik. Klien mengatakan dapat menggerakkan kaki kanannya,
2. Memberikan posisi klien yang aman dan
2014 WIB tangannya, miring kanan-miring kiri, duduk sedikit-sedikit.
nyaman.
3. Membantu klien untuk mengoptimalkan gerak
O:
sendi pasif maupun aktif, seperti duduk, miring
Klien dapat menggerakkan kaki kanannya, tangan, miring
kanan/kiri sesuai kemampuan klien.
4. Memberi reinforcement positif setiap kemajuan. kanan/kiri dan duduk sedikit-sedikit dengan bantuan.
5. Menganjurkan klien untuk mengikuti fisioterapi
A:
untuk program latihan berjalan.
Hambatan mobilitas fisik teratasi.
P:
Rifal
Anjurkan klien untuk mengikuti fisioterapi untuk program di
latihan berjalan setelah BLPL.
Anjurkan klien untuk menggunakan sepatu terapi untuk
memudahkan klien berjalan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada Asuhan keperawatan Asuhan keperawatan pada klien An ”A”
dengan diagnosa CTEV of the Left Foot Post Op Repair hari ke1,
diagnosa yang muncul antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( Post Op CTEV
repair hari ke-1)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskoloskeletal
2. Pada asuhan keperawatan pada An.”A”, dari ketiga diagnosa
keperawatan yang muncul, diagnosa Nyeri akut dan Hambatan mobilitas
fisik dapat teratasi berdasarkan tujuan yang kami buat pada perencanaan
keperawatan. Sedangkan, untuk diagnosa resiko infeksi belum teratasi/
teratasi sebagian karena selama klien terpasang alat/prosedur invasive
klien mempunyai resiko infeksi dan juga berhubungan dengan tindakan
post operasi repair CTEV klien harus menjalani kontrol/ penggantian gips/
perawatan luka seminggu setelah pemasangan gips atau setelah selesai
rawat inap.

3. Faktor penghambat :
Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari 3x24 jam,
sehingga setelah lebih dari tujuan waktu harus melanjutkan intervensi
kembali sampai klien pulang dengan persetujuan medis.
Faktor pendukung penyembuhan :
a. Klien mau mengikuti perawatan dengan baik dan keluarga
mendukung upaya pengobatan/ tindakan medis.
b. Klien dan keluarga sangat kooperatif saat dilakukan tindakan
keperawatan.

B. Saran
Pada asuhan keperawatan pada An “A” dengan diagnose medis
CTEV post operasi Repair hari ke 1, muncul tiga diagnose. Kami
mengharapkan bahwa dalam pengkajian dapat lebih mengkaji data dengan
lebih lengkap sehingga dapat mengidentifikasi diagnosa yang muncul dan
merencanakan intervensi dapat bervariasi lagi.

Vous aimerez peut-être aussi