Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. SJ No. RM : 812xxx
Umur : 42 Tahun/ 5-6-1976 Pekerjaan : Guru
Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Kawin cerai
Agama : Islam Tanggal MRS : 05 Mei 2018 12.56
Pendidikan : SMA Tanggal pengkajian : 08 Mei 2018 15.00
Alamat : Baletbaru-Sukowono Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
2. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri kepala sebelah kiri
P: nyeri dirasakan saat bergerak
Q: nyeri seperti ditekan
R: Nyeri diarea kepala
S: nyeri skala 6
T: nyeri hilang timbul
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan tidak mengingat apakah dulu diimunisasi atau tidak.
d. Kebiasaan:
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki kebiasaan buruk yang dapat merusak
kesehatan
6. Genogram:
Keterangan:
= Laki-laki = Perempuan = Pasie
Interpretasi :hasil pengukuran IMT menunjukkan satatus gizi pasien adalah status
gizi baik
b. Biomedical sign :
Lekosit = 16,2 N = 4,5-11,0 109/L
Kolestrol HDL = 33 N = Low <40 – Haigh >60 mg/dL
Natrium = 128,5 N = 135-155 mmol/L
Interpretasi :
Hasil pemeriksaan darah melalui laboratorium menunjukkan Peningkatan Lekosit
dan penurunan Kolestrol HDL serta Natrium.
c. Clinical Sign :
Konjungtiva tidak anemis, sklera putih, lemah dan CRT < 2 detik
Balance Kalori
Balance kalori= Masukan kalori – kebutuhan kalori
Masukan kalori= makan+minum+asupan nutrisi lainnya
Porsi makan yang disediakan rumah sakit ± 1500kkal, pasien menghabiskan
1 porsi makan berarti masukan kalori pasien adalah 1500 kkal
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori berdasarkan level aktivitas
- Tidak Aktif --> TEE (Total Energy Expenditure)= BMR x 1.2
- BMR (Basal Metabolic rate)
BMR Laki-laki = 88,362 + (13,397 x berat dalam kg) + (4,799 x
tinggi dalam cm) - (5,677 x umur tahun)
Jadi kebutuhan kalori pasien adalah
BMR= 88,362 + (13,397 x 65) + (4,799 x 162) - (5,677 x 55)
= 88,362 +870,8 + 777,4– 312,235
= 1.424,3 kkal
3. Pola eliminasi:
BAK BAB
Sebelum MRS Setelah MRS Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi : 3-4 Kali 1 kali 1 kali/hari Belum BAB
Jumlah : 1000 cc 500cc - -
Warna : Kuning Kuning kekuningan -
Bau : Amoniak Amoniak Khas feses -
Karakter : - - Padat -
BJ : - - - -
Alat bantu : Tidak ada Tidak ada Tidak ada -
Kemandirian : Mandiri Dengan bantuan Mandiri -
Lain : - - - -
Interpretasi : Pola BAB pasien tidak terdapat gangguan dan BAK Pasien dibantu oleh
keluarga
Balance Cairan
Intake = Output + IWL
Intake = minum : 750 cc Output = BAK : 1000 cc
Obat : 25 cc BAB : 100 cc
Infus : 1000 cc IWL = 15 x 65 = 40,6 = 975 cc/24 jam
Makan : 300 cc 24
WM : 325 cc Output = 2075 cc
2400 cc
BC = 2400 – 2075 = + 325 Dari penghitungan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami kelebihan cairan (exces) sebanyak +325 cc
Status Oksigenasi :
CRT < 2 detik, tidak ditemukan adanya tanda-tanda sianosis, tidak mengunkan O2 Nasal
Fungsi kardiovaskuler :
Tekanan darah= 100/50 mmHg, nadi= 84, bunyi S1 S2 tunggal, Hb= 9,0 gr/dL, CRT < 2
detik.
Terapi oksigen :
Pasien nafas spontan
Interpretasi :
status ADL mengalami penurunan
Interpretasi: gangguan pola persepsi diri akibat ketidakmampuan untuk melakukan dan
memenuhi kebutuhan keluarganya
8. Pola seksualitas & reproduksi:
a) Keadaan sebelum sakit
Pola seksualitas: tidak ada gangguan.
Fungsi reproduksi: pasien saat ini memiliki satu anak.
Tanda-tanda vital:
TD: 110/80 mmHg, N: 72x/menit, RR: 20 x/mrnit, S: 36,2oC
Kepala:
Inspeksi : kepala Pasien tidak ada bentuk yang abnormal, tidak ada benjolan, kemerahan atau
tanda infeksi lainnya. Rambut terdistribusi normal dan panjang, warna rambut
hitam.
Palpasi : Rambut tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan pada area kepala baik pada sinus
frontalis, etmoidalis, spinoidalis dan maxilaris.
Mata:
Inspeksi : tidak terdapat edema pada palpebra, tidak terdapat ikterus, mata anemis, pupil
isokor, posisi mata simetris, lensa mata jernih, reflek cahaya positif, pasien tidak
menggunakan alat bantu kacamata
Palpasi : tidak ada nyeri tekan didaerah sekitar mata
Telinga:
Inspeksi : telinga simetris, lubang telinga bersih, respon pendengaran bagus, tidak ada
perdarahan dan oedema di sekitar area telinga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Hidung:
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada lesi, kebersihan cukup, persebaran rambut hidung hidung
merata, menggunakan alat bantu napas, tidak ada perdarahan dan oedema di sekitar
area hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut:
Inspeksi: mulut simetris tidak ada luka, tidak ada tanda sianosis, warna sedikit pucat, tidak
ditemukan adanya perdarahan, tidak dtemukan adanya benjolan pada area sekitar
mulut.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area mulut
Leher:
Ispeksi: Tidak terlihat ada pembesaran tyroid dan retensi vena, tidak ada tanda defiasi trakea.
Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran tyroid dan retensi vena, tidak ada nyeri tekan.
Dada:
Pengkajian Paru Jantung
Inspeksi bentuk dada simetris, tidak Iktus cordis tak
terlihat penggunaan otot bantu tampak
pernapasan, tidak ada lesi
Palpasi tidak ada nyeri tekan, Iktus cordis teraba
vokalfremitus normal,
pengembangan dada simetris.
Perkusi Kedua lapang paru sonor Perkusi jantung pekak
Auskultasi suara napas kedua lapang paru suara jantung S1 dan
vesikuler, suara wheezing dan S2 tunggal dan reguler
ronchi tidak ditemukan
Abdomen:
Inspeksi : simetris, tidak ada asites, tidak ada lesi, perut kembung
Auskultasi : bising usus positif
Palpasi : tidak terdapat nyeritekan pada area perut
Perkusi : timpani
Urogenital:
Inspeksi : tidak Terpasang kateter
Palpasi : tidak terjadi distensi pada bleder, tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas:
Inspeksi : ekstermitas baik
Kekuatan otot Edema
5555 5555 - -
555 555 - -
Palpasi : tidak terjadi krepitasi, akral hangat, tonus otot baik
Keadaan lokal:
Lemah, terpasang infus pada tangan sebelah kiri..
IV: Troklearis pergerakan bola anjurkan klien melihat Pupil isokor, ketika
mata melalui otot ke bawah dan ke tangan pemeriksa
obliq superior, tipe samping kanan dan kiri digerakkan ke atas dan
motor, asal otak dengan menggerakkan ke bawah, bola mata
tengah bagian tangan pemeriksa klien mampu mengikuti
bawah ke atas dan ke bawah.
Bola mata juga mampu
mengikuti dan bergerak
ke kanan dan ke kiri
V: Trigeminus sensasi kulit wajah, optalmikus : Klien dapat
kulit kepala, menggunakan kapas menggerakan rahang,
membrane mukosa halus sentuhan pada mengunyah,
mulut dan hidung, kornea klien perhatikan menggerakkan lidah.
mengunyah dengan reflek berkedip klien Klien juga membuka dan
tipe sensori dan maksilaris : menutup
motor, asal pons kapas sentuhan pada
wajah klien
mandibularis : uji
kepekaan lidah dan gigi,
anjurkan klien
menggerakkan rahang
atau menggigit
VI: Abdusen pergerakan bola anjurkan klien melirik Pupil isokor, ketika
mata ke samping kanan dan kiri tangan pemeriksa
melalui otot rectus digerakkan ke atas dan
lateralis ke bawah, bola mata
klien mampu mengikuti
ke atas dan ke bawah.
Bola mata juga mampu
mengikuti dan bergerak
ke kanan dan ke kiri
4. Sistem perkemihan (B4/Bladder) : klien mengatakan bahwa merasa lega saat saat
berkemih, tidak terpasang kateter urin
5. Sistem gastrointestinal (B5/ Bowel) : tidak ada kesulitan membuka mulut, ada rasa tidak
enak saat menelan, mual dan tidak muntah, nafsu makan menurun, selama di RS belum
BAB
6. Sistem muskuloskeletal (B6/ Bone) : tidak ada fraktur, tidak ada kelemahan
N jenis terapi Farmako dinamik dan Dosis dan rute Indikasi dan Kontra Efek samping implikasi keperawatan
O farmako kinetik pemberian Indikasi
1 Infus NaCl Tujuan dari pemberian infus 20 tpm 1000 cc Untuk resusitasi NaCl 0,9% dapat 1. Panta
NaCl yaitu jenis cairan infus IV Kehilangan Na > Cl, berkontribusi u tetesan infus
isotonik untuk memenuhi 13ermat diare menyebabkan 2. Panta
u daerah pemasangan
kebutuhan cairan dan Sindrom yang berkaitan asidosis
infus
elektrolit serta sebagai dengan kehilangan hipercloremik 3. Minta
tindakan pengobatan dan natrium (asidosis ketika resusitasi klien untuk melapor
pemberian makanan. diabetikum, cairan jumlah besar jika ada nyeri dan
insufisiensi diperlukan. bengkak pada daerah
adrenokortikal, luka pemasangan infus
bakar)
2 Oksigen Tujuan terapi oksigen yaitu Oksigen Indikasi terapi oksigen Salah satu resiko 1. Pantau adanya
untuk memperbaiki dan diberikan yaitu pada pasien terapi oksigen hipoksemia
mencegah keadaan melalui masker hipoksemia. adalah keracunan 2. Pantau aliran oksigen
3. Awasi adanya hipoksia
hipoksemia sehingga hipoksia 12 lpm oksigen.
jaringan
jaringan dapat dicegah dan 4. Awasi tanda-tanda
diatasi. keracunan oksigen.
3 Neurobion Vitamin B1 berperan sebagai Drip 500 mg Indikasi: Reaksi alergi Memonitor kemungkinan
koenzim pada dekarboksilasi (gatal-gatal, timbul efek samping dan interaksi
asam keto dan berperan pengobatan kekurangan biduran pada obat.
dalam metabolisme Vitamin B1, B6 dan B12 seluruh tubuh),
karbohidrat. Vitamin B6 seperti pada beri-beri dan perdarahan, serta
didalam tubuh berubah polyneuritis rasa berdebar-debar
menjadi piridoksal fosfat dan kontraindikasi: dan nyeri pada
piridoksamin fosfat yang dada.
dapat membantu dalam Gangguan pembekuan
metabolisme protein dan darah
asam amino. Vitamin B12
berperan dalam sintesa asam
nukeat dan berpengaruh pada
pematangan sel dan
memelihara integritas
jaringan saraf.
4. Methylcobala Obat ini berfungsi mengobati 2x1 Ampul Kontraindikasi : hipersensiti 1. Memantau efek
min gangguan yang diakibatkan Bagi wanita yang vitas samping obat
oleh defisiensi vitamin B12, sedang hamil, 2. Meminimalkan
seperti pada kondisi anemia sakit kepala komplikasi
pemakaian
megaloblastik (contoh: methylcobalamin rasa nyeri
anemia pernisiosa), neuropati hanya diperbolehkan atau terjadi
diabetes, neuropati perifer, bila ada anjuran dari pengerasan
dan pengobatan awal dokter. Pemakaian di sekitar
sklerosis lateral amiotrofik. methylcobalamin area injeksi
tidak
direkomendasikan berkeringat
untuk ibu menyusui.
Penderita hipertensi. rasa panas
dan
Penderita gangguan kemerahan
saluran pernapasan, pada kulit
misalnya penyakit wajah
paru-paru.
mual
Pasien yang sering
terpapar merkuri kehilangan
atau senyawa yang nafsu
mengandung makan
merkuri.
Penderita yang diare atau
memiliki gangguan gangguan
pada pembuluh pencernaan
darah atau jantung. lainnya
Penderita yang sedang muntah
menjalani
pengobatan penyakit demam
lain pada waktu
yang bersamaan,
termasuk
pengobatan herba
atau pengobatan
pelengkap lainnya.
Penderita yang pernah
mengalami reaksi
alergi pada obat-
obatan.
Jika terjadi reaksi
alergi atau overdosis
saat menggunakan
methylcobalamin,
segera temui dokter.
Hentikan pengobatan
jika tidak ada
respons setelah
berbulan-bulan
penggunaan.
5 Diltiazem Diltiazem adalah obat yang 30 gram Kontraindikasi: Beberapa efek 1. Memantau efek
digunakan untuk Konsultasikan samping yang samping obat
mengendalikan hipertensi dan terlebih dahulu mungkin dapat 2. Meminimalkan
mencegah nyeri dada kepada dokter terjadi setelah komplikasi
(angina). Diltiazem jika berencana menggunakan
merupakan salah satu jenis atau sedang diltiazem adalah:
obat penghambat kanal menjalani
kalsium atau antagonis pengobatan Kedua
kalsium. Obat ini bekerja dengan obat- tungkai
dengan cara melebarkan obatan lain, bengkak.
pembuluh darah, sehingga termasuk Sakit
menurunkan tekanan darah suplemen dan kepala.
dan meringankan beban kerja produk herba.
jantung. Dengan demikian, Berhati-hatilah Pusing.
darah dapat mengalir dengan dan konsultasikan
Hipotensi.
mudah, serta meningkatkan kepada dokter
suplai darah dan oksigen ke jika memiliki Mual dan
seluruh tubuh, termasuk ke riwayat gangguan muntah.
jantung. hati, gangguan
ginjal, tekanan Diare.
darah rendah,
gagal jantung, Bronkitis.
dan gangguan AV blok.
ritme jantung
seperti sick sinus
syndrome.
Sebelum
menjalani
prosedur operasi,
termasuk operasi
gigi,
konsultasikan
kepada dokter
bedah atau dokter
gigi apabila
sedang
menggunakan
Jangan
mengemudi atau
mengoperasikan
alat berat setelah
mengonsumsi
diltiazem karena
obat ini dapat
menimbulkan
efek pusing.
Jika terjadi reaksi
alergi atau
overdosis setelah
menggunakan
diltiazem, segera
temui dokter.
6 Valsartan Valsartan adalah obat untuk 40 gram Kontraindikasi: Sejumlah efek 1. Memantau efek
mengatasi hipertensi dan Hati-hati samping yang samping obat
gagal jantung. Selain itu, obat pemberian mungkin dapat 2. Meminimalkan
ini juga dapat dipakai untuk valsartan pada timbul setelah komplikasi
melindungi jantung pada penderita mengonsumsi
pasien yang baru mengalami angioedema, valsartan, antara
serangan jantung. hipotensi, dan lain adalah:
hiperkalemia.
Valsartan bekerja dengan Valsartan tidak Pusing.
menghambat efek angiotensin Meningkatk
II yang menyebabkan boleh an kadar
pembuluh darah menyempit. dikombinasikan ureum
Dengan begitu, pembuluh dengan obat dalam
darah dapat melebar dan aliskiren atau darah.
menjadi rileks, sehingga ACE inhibitor
tekanan darah turun dan seperti captopril, Hipotensi.
jantung akan lebih mudah karena berisiko
Hiperkalem
memompa darah ke seluruh menimbulkan
ia.
tubuh. hipotensi,
hiperkalemia, dan Lemas.
penurunan fungsi
ginjal. Pingsan.
Suplai oksigen
menuju otak
inadekuat
Risiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
3 Selasa/ 08 DS = Pasien mengatakan Proses perjalanan Ansietas Anas
Mei 2018/ pikirannay tidak tenang penyakit
15.00 karena memikirkan keluarga
di rumah dan pasien ingin
Penurunan
segera pulang
DO= produktivitas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sering Kehawatiran
menanyakan kondisinya
Ansietas
kepada perawat
4 Selasa/ 08 S: Pasien mengeluh nyeri Suplai oksigen Gangguan Anas
Mei 2018/ kepala sehingga susah tidur menuju jaringan pola tidur
15.00 otak inadekuat
O: Pasien tampak lemah,
pasien hanya berbaring di Iskemik jaringan
tempat tidur otak
System syaraf
terganggu
Kelemahan
anggota gerak
Resiko jatuh
5 Selasa/ 08 S: Pasien mengatakan Hipertermia Anas
Mei 2018/ badanya terasa demam
15.00
O: Pasien tampak demam,
S: 38,9 oC
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Resiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu ambulasi individu yang memiliki
dengan kelemahan anggota keperawatan selama 1x24 jam
ketidak seimbangan
gerak yang di tandai Risiko jatuh dapat teratasi
2. Sediakan alat bantu
dengan kriteria hasil:
pasien tampak lemah, 3. Letakkan benda-benda dalam jangkauan yang
a. Pasien tidak jatuh
pasien tidak berani mudah
berjalan karena lemas dan 4. Monitor kemampuan berpindah
takut jatuh 5. Kaji riwayat jatuh
E. CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak yang ditandai dengan pasien tidak mampu melakukan
mobilisasi
07. 35 2. Mengubah posisi klien tiap 2 jam O: TD: 110/70 mmHg, Pasien tampak beristirahat
07. 40 3. Melakukan gerak pasif pada ekstrimitas A: Masalah Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
yang sakit
P : Lanjutkan intervensi 1-5
07.45 4. Mengajarkan klien tentang pentingnya
mobilisasi
07.25 2. Mengubah posisi klien tiap 2 jam O: TD: 90/50, N: 82, RR: 16, S: 36,7oC
07.30 3. Melakukan gerak pasif pada ekstrimitas A: Masalah Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
yang sakit
P : Lanjutkan intervensi
4. Mengajarkan klien tentang pentingnya
08.00 mobilisasi
DIAGNOSA: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan suplai oksigen menuju otak inadekuat ditandai
dengan pasien tampak lemah, SaO2 97
4. Mencatat
16.30 perubahan pasien dalam merespon stimulus
5. Memberika
n waktu istirahat diantara aktivitas
perawatan
08.15 3. Memonitor adanya diplopia, pandangan A: Masalah Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
kabur, nyeri kepala
P : Lanjutkan intervensi
08.25 4. Mencatat perubahan pasien dalam
merespon stimulus
08.30
5. Memberikan waktu istirahat diantara
aktivitas perawatan
DIAGNOSA: Ansietas berhubungan dengan proses terjadinya penyakit ditandai dengan pasien gelisah, pasien hawatir dengan
kondisinya
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
08 Mei JAM: 08 Mei 2018 20.00 WIB
2018
16.35 1. Membina hubungan saling percaya S: Pasien mengatakan sudah lebih tenang
2. Memberikan penjelasan tentang prosedur
16.40 tindakan O: Pasien sudah tidak gelisah lagi
3. Melibatkan keluarga dalam tindakan
keperawatan A: Masalah Ansietas teratasi sebagian
16.45 4. Mengajarkan teknik nafas dalam
5. Mengkaji tanda-tanda verbal dan non verbal P: Lanjutkan intervensi 1-5
terkait kecemasan
16.50
16.55
09 Mei JAM: 09 Mei 2018 14.00 WIB
2018
1. Membina hubungan saling percaya S: Pasien mengatakan sudah lebih tenang
08.40 2. Memberikan penjelasan tentang prosedur
tindakan O: Pasien sudah tidak gelisa
3. Melibatkan keluarga dalam tindakan
08.50 A: Masalah Ansietas teratasi
keperawatan
4. Mengajarkan teknik nafas dalam
09.00 5. Mengkaji tanda-tanda verbal dan non P: Hentikan intervensi
verbal terkait kecemasan
09.10
09.20
DIAGNOSA: Resiko jatuh berhubungan dengan kelemahan anggota gerak yang di tandai pasien tampak lemah, pasien tidak berani berjalan
karena lemas dan takut jatuh
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
08 Mei JAM: 08 Mei 2018 20.00 WIB
2018
17.00 1. Membantu ambulasi individu yang S: Pasien mengatakan lemah separuh badan
memiliki ketidak seimbangan
2. Menyediakan alat bantu O: TD: 100/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S : 36,5
17.10 3. Meletakkan benda-benda dalam oC, setril terpasang
jangkauan yang mudah
17.20 4. Memonitor kemampuan berpindah A: Masalah Risiko jatuh teratasi sebagian
5. Mengkaji riwayat jatuh
P: Lanjutkan intervensi 1-5
17.30
17.40
09 Mei JAM: 09 Mei 2018 14.00 WIB
2018
1. Membantu ambulasi individu yang S: Pasien mengatakan lemah separuh badan
09.30 memiliki ketidak seimbangan
2. Menyediakan alat bantu O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S : 36,5
3. Meletakkan benda-benda dalam oC, setril terpasang
09.40
jangkauan yang mudah
4. Memonitor kemampuan berpindah A: Masalah Risiko jatuh teratasi sebagian
09.50 5. Mengkaji riwayat jatuh
P: Lanjutkan intervensi 1-5
10.00
10.10
10 Mei JAM: 10 Mei 2018 14.00 WIB
2018
1. Membantu ambulasi individu yang S: Pasien mengatakan lemah separuh badan
09.30 memiliki ketidak seimbangan
O: TD: 90/50 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S : 36,5
oC, setril terpasang
09.40 2. Menyediakan alat bantu
3. Meletakkan benda-benda dalam A: Masalah Risiko jatuh teratasi sebagian
jangkauan yang mudah
09.50 4. Memonitor kemampuan berpindah P: Lanjutkan intervensi 1-5
5. Mengkaji riwayat jatuh
10.00
10.10