Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Perawat diharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik pada klien sakit maupun sehat. Respon-
respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami
klien. Masalah kesehatan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi sehat-sakit, sedangkan proses
kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi yang terjadi selama rentang kehidupannya
dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan meninggal yang membutuhkan diagnosis
keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan intervensi keperawatan (Christensen & Kenney,
2009; McFarland & McFarlane, 1997; Seaback, 2006).
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu sistem klasifikasi
yang disebut dengan International Nurses Council International Classification for Nursing Practice (ICNP).
Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan.
Sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan terminologi-terminologi keperawatan yang
digunakan di berbagai negara diantaranya seperti Clinical Care Classification (CCC), North American
Nursing Diagnosis Association (NANDA), Home Health Care Classification (HHCC), Systematized
Nomenclature of Medicine Clinical Terms (SNOMED CT), International Classification of Functioning,
Disability and Health (ICF), Nursing Diagnostic System of the Centre for Nursing Development and
Research (ZEFP) dan Omaha System (Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007; Wake & Coenen,
1998).
ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi lima kategori , yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku,
Relasional dan Lingkungan (Wake & Coenen, 1998). Kategori dan subkategori diagnosis keperawatan
dapat dilihat pada Skema 3.1.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif (Lihat
Skema 3.1). Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami
sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang
bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan
Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis Promosi
Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005)
Jenis-jenis diagnosis keperawatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Carpenito, 2013; Potter &
Perry, 2013)
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan
divalidasi pada klien.
2. Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor
dan minor pda klien, namun klien memiliki faktor resiko mengalami masalah kesehatan.
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi
kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu Masalah (Problem) atau Label Diagnosis
dan Indikator Dignostik. Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri atas Deskriptor atau penjelas dan
Fokus Diagnostik (Lihat Tabel 3.1).
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi. Beberapa
deskriptor yang digunakan dalam diagnosis keperawatan diuraikan pada Tabel 3.2 di bawah ini.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian sebagai berikut.
- Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan
diagnosis.
c. Faktor Risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien mengalami
masalah kesehatan.
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala. Pada diagnosis
risiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, hanya memiliki faktor risiko. Sedangkan pada diagnosis
promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang menunjukkan kesiapan klien untuk mencapai
kondisi yang lebih optimal.
Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis merupakan suatu proses yang
sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosis.
Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan, namun pada
perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai maka perlu melakukan latihan dan
pembiasaan untuk melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis.
1. Analisis Data
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan dasar yang meliputi
respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/istirahat, neurosensori, reproduksi/seksualitas,
nyeri/kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri,
penyuluhan/pembelajaran, interaksi sosial, dan keamanan/proteksi. Proses pengelompokan data dapat
dilakukan baik secara induktif maupun deduktif, Secara induktif dengan memilah data sehingga
membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan menggunakan kategori pola kemudian
mengelompokkan data sesuai kategorinya.
2. Identifikasi Masalah
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi masalah aktual, risiko
dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosis keperawatan.
Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatan. Terdapat dua
metode perumusan diagnosis, yaitu:
Metode penulisan ini terdiri atas Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala. Metode penulisan ini hanya
dilakukan pada diagnosis aktual, dengan formulasi sebagai berikut:
Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan’ dapat disingkat d.d.
Contoh penulisan:
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas dibuktikan dengan batuk
tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah.
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi kesehatan, dengan formula
sebagai berikut:
1) Diagnosis Risiko
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah
dan karakteristik urin normal.
Komponen-komponen diagnosis pada masing-masing jenis diagnosis keperawatan dan metode penulisan
diagnosisnya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Respirasi
Subkategori: Sirkulasi
D.0020 Diare
D.0022 Hipervolemia
D.0023 Hipovolemia
D.0030 Obesitas
Subkategori: Eliminasi
D.0049 Konstipasi
D.0050 Retensi Urin
D.0057 Keletihan
Subkategori: Neurosensori
Kategori: Psikologis
D.0076 Nausea
D.0080 Ansietas
D.0081 Berduka
D.0088 Keputusasaan
D.0089 Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
D.0092 Ketidakberdayaan
D.0105 Waham
Kategori: Perilaku
D.0114 Ketidakpatuhan
Kategori: Relasional
D.0130 Hipertermia
D.0131 Hopotermia
Komentar
ANATOMI DASAR
ANATOMI DASAR Anatomi manusia adalah ilmu yang berhubungan dengan struktur tubuh manusia.
Istilah anatomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti "memotong". Sebagian besar istilah anatomi
berasal dari bahasa Yunani atau Latin. Jadi ilmu anatomi mempelajari struktur tubuh manusia lapis demi
lapis dengan cara menguraikan dan memotong bagian-bagiannya.
Nomenciatur yang digunakan berbahasa latin, yang untuk pertama kali disepakati pada tahun 1895 di
Basel, disebut Nomina Anatomica Baseli. Pada tahun 1935 disepakati Nomina Anatomica Jenai dan pada
tahun 1980 diterbitkan Nomina Anatomica baru, yang merupakan "A Revision by the International
Anatomical Nomenclatur Committee apporoved by the Elevent International Congress of Anatomists in
Mexico, 1980.
Sebagai dasar untuk menentukan tempat dan arah dipakai SIKAP ANATOMI, yaitu suatu sikap yang
berdiri tegak, kepala tegak, mata memandang lurus ke depan, kedua lengan bergantung bebas ke bawah
dan berada disamping tubu…
BACA SELENGKAPNYA
Struktur anatomi mikroskopis adalah struktur yang tidak dapat dilihat tanpa bantual alat, dengan
batasan melihat struktur sel (mikroskopis cahaya), melihat tingkat molekul tingkat sitologi (mempelajari
struktur sel), dan histologi (mempelajari jaringan) dengan mikroskop elektron.
Sel tersusun atas dasar substansi kimia dengan berbagai kombinasi. Atom merupakan bagian yang
paling kecil dalam penyusunan hidup yang merupakan ion-ion yang bermuatan positif yang disebut
proton, dan yang tidak bermuatan disebut netron, dan elektron mengitari proton. Contohnya, atom
(hidrogen, nitrogen, oksigen, dan magnesium). Atom dapat bergabung satu sama lain dapat membentuk
senyawa air (H2O), yang terdiri dari atom hidrogen dan oksigen. Sel merupakan unit dasar dari mahluk
hidup, bagian terkecil dari mahluk hidup (tubuh manusia) yang tidak dapat dilihat dengan mata
melainkan dengan mikroskop.
Jaringan adalah sekumpulan sel dengan struktur yang sama dan serupa bent…
BACA SELENGKAPNYA
https://www.shutterstock.com/image-photo/beautiful-cherry-blossom-sakura-spring-time-573329749
Translate