Vous êtes sur la page 1sur 21

ASUHAN KEPERAWATAN PRE,INTRA DAN POST

OPERASI PADA Tn .”M”


DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS
DI RUANG OK (OPERATING KAMARE) RSUD
WATES
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawtan
GADAR

Disusun Oleh:
Djunaidi (P07120209016)
Muslim (P07120209015)
Suryadi (P07120209017)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PROGAM KEPERAWATAN ANESTESI DAN REANIMASI
2010
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BP. “S” DENGAN DIAGNOSA


MEDIS HERNIA INGUINAL LATERALIS
DI RUANG OK RSUD WATES

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

(Ircham (Maryana, S.Psi, S.Kep, Ns)


BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau
bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:
1. Hernia congenital /bawaan.
2. Hernia akuisita
Berdasarkan sifatnya hernia terbagi menjadi:
1. Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukkan kembali.
Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring
atau didorong masuk. Tidak terdapat keluhan atau gejala obstruktif.
2. Hernia ireponible yaiotu bila isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan kedalam rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus
pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda
sumbatan usus.
Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi:
1. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
2. Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari
dinding kantong hernia.
3. Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding
ususnya yterjepit dalam cincin hernia

C. TANDA DAN GEJALA


1. Hernia reponible tanda dan gejalanya:
 Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan
 Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal,
femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB,
mengangkat beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada
waktu istirahat baring.
 Kadang-kadang perut kembung.
 Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia
maka tidak dapat dimasukkan lagi (ireponibel).
2. Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :
 Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami
obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
 Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
 Bila lelah terjadi strangulasi.
 Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri
menetap karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local
ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi diserta nyeri
tekan dan tergantung keadaan isi hernia.
 Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan
ini merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan
segera.
D. PATOFISIOLOGI

Defek dinding abdomen Mengejan saat BAB, angkat beban berat, atau aktivitas berat

Hernia

reponibel ireponibel strangulata

Obstipasi,
hernia muntah, tidak flatus, perut
letak rendah Isi kembung, dehidrasi,
hernia tidak gangguan keseimbangan
dapat dimasukkan lagi cairan & elektrolit, asam basa, nyeri
benjolan saat mengejan, angkat beban berat, aktivitas berat
hilang saat istirahat baring
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
- Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
- Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.

F. MANAJEMEN TERAPI
1. Terapi Konservatif
Pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus-menerus pada
benjolan seperti dengan bantal pasir, pasien tidur pada posisi supine
antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi Pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia).
Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena
dikawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada
hernia inkarserata atau strangulata, bila terjadi nekrisis harus direseksi.
Metode pembedahan antara lain :
a. Perbaikan bassini
Kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi. Bagian dasar
inguinalis diperkuat dengan menjahit fascia transversalis pada
ligamentum inguinalis di belakang funikulus.
b. Ligasi tinggi kantong hernia
Merupakan tindakan pada hernia inguinalis pada bayi dan anak.
c. Perbaikan shoudice
Fascia transversal dibagi secara longitudinal dan kedua lembaran
diimbrikasi pada ligamentum inguinal. Perbaikan diperkuat dengan
menjahit musculus obligus internus dan conjoined tendon pada
opneurosisi obligustrenus, untuk hernia direk dan indirek.
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

Hari / tanggal : Rabu16 Juni 2010

Waktu : 08.30 WIB

Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen

Sumber data : Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien

Tempat : Ruang OK RSUD wates

1. Identitas

a. Klien

Nama : Bapak “M”

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : islam

Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo

Status perkawinan : Kawin

No. CM. : 360230

Tanggal masuk RS : 13 Jani 2010

Diagnosa medis : Hernia Inguinal Lateralis


b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. “H”

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Tayuban, Panjatan, Kulon Progo

Hubungan dg Klien : istri

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Klien

1) Keluhan utama

Klien mengatakan perut terasa sebah dan selangkangan terasa


kemeng pada bagian benjolannya. Klien mengatakan agak pusing,
tidak merasa mual, dan tidak muntah.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang ke poliklinik bedah pada hari Senin 11 Januari 2010


dan direncanakan operasi pada hari rabu 13 Januari 2010. Untuk
mempersiapkan operasi klien dirawat di Rumah Sakit ruang
penyakit bedah bangsal Anggrek RSUD Wates tanggal 12 Januari
2010. Saat di ruang persiapan operasi, klien menyatakan sedikit
takut dan klien nampak tegang. Klien juga mengajukan beberapa
pertanyaan tentang bagaimana proses operasi yang akan
dijalaninya. Saat dilaksanakan operasi, klien dibius dengan bius
spinal yang merupakan anastesi lokal sehingga klien dalam
keadaan sadar yang mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan
ekstremitas bawah. Saat selesai dilakukan operasi, klien keluar
dalam keadaan sadar dan tidak nampak takut. Namun ada sedikit
rasa tidak nyaman pada bagian bekas luka operasi.
3) Riwayat kesehatan dahulu

Klien tidak memiliki riwayat penyakit DM, klien tidak menderita


hipertensi dan asma.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat kesehatan keluarga

Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa


dan tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, asma dll.

3. Pola Kebiasaan

a. Aspek Fisik-Biologis

1) Pola nutrisi

a) Sebelum sakit

Pasien makan tiga kali sehari,dengan nasi, sayur dan lauk.


Pasien minum air putih 5 – 6 gelas setiap hari.

b) Selama sakit

Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Klien
minum 4 – 5 kali setiap hari. Selama di rawat di bangsal bedah
sejak tanggal 12 Januari 2010 klien belum makan atau minum,
klien puasa untuk menghadapi operasi yang akan dilakukan.

2) Pola eliminasi

a) Sebelum sakit

Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi


lunak, warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien
BAK 6 – 10 kali sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning
jernih, dan tidak ada keluhan.
b) Selama sakit

Klien BAB 1 kali sehari, tidak ada keluhan, dengan konsistensi


lunak, warna kuning kecoklatan dan berbau khas feces. Klien
BAK 6- 10 kali sekitar 1200 cc setiap hari, warna kuning
jernih, dan tidak ada keluhan. Selama di rawat di rumah sakit
klien belum BAB.

3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur

a) Sebelum sakit

Klien setiap hari bekerja sebagai wiraswasta untuk memenuhi


kebutuhan keluarga. Klien mengatakan biasa tidur selama 7 – 8
jam. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang dan biasa
memulai tidurnya mulai pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB. Klien
mengatakan biasa beristirahat di sela – sela pekerjaannya.

b) Selama sakit

Klien mengatakan tidak dapat bekerja sebagai wiraswasta


semenjak sakit karena harus dirawat di Rumah Sakit dan akan
dilakukan operasi. Pola aktivitas klien terganggu dan klien
harus beristirahat di tempat tidur selama dirawat dan BAK di
tempat tidur karena telah terpasang kateter. Klien mengatakan
biasa tidur selama 4 – 5 jam saat dirawat karena tidak familier
dengan keadaan sekitarnya.

4) Pola kebersihan diri

a) Sebelum dirawat

Pasien mandi dan mengosok gigi 2x setiap hari,pasien keramas


2 hari sekali.
b) Selama dirawat

Pasien mandi dan menggosok gigi 2x setiap hari, selama


dirawat (sehari) pasien belum pernah keramas.

b. Aspek Mental-Intelektual, Sosial dan Spiritual

1) Konsep diri

a) Gambaran diri

Pasien memandang dirinya sebagai orang yang sakit dan selalu


didampingi keluarganya

2) Identitas diri

Pasien menyadari dirinya sebagai laki – laki dan bertingkah


laku layaknya laki – laki.

b) Harga diri

Klien tidak malu dengan keadaannya saat ini karena klien


menerima keadaannya saat ini karena sudah merupakan
kehendak Tuhan.

c) Peran diri

Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan


perannya sebagai pekerja wiraswasta dan kepala keluarga bagi
anak dan istri.

d) Ideal diri

Klien ingin cepat pulang dan klien ingin segera sembuh


sehingga bisa bekerja kembali seperti biasa.

3) Intelektual

Klien dan keluarga mengatakan tidak mengerti tentang penyebab


penyakit yang diderita dan bagaimana proses penyembuhannya
dan cara perawatan di rumah.
4) Hubungan interpersonal

Hubungan klien dengan keluarga baik, harmonis, dimana istri dan


saudara- saudaranya secara bergantian menunggui klien dan
membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi
dengan perawat, klien kontak mata terus dan sangat
memperhatikan apa yang dijelaskan.

5) Support System

Klien mendapat dukungan dari keluarganya

6) Spiritual

Klien beragama islam. Klien taat dalam menjalankan agamanya


dan klien selalu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi
kesembuhan

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran : Compos mentis

2) Status gizi : baik

TB : 153 cm

BB : 46 kg

IMT : 19,65

3) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Respirasi : 20x/ menit

Suhu : 36,7°C

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1) Kepala

a)...................................................................Bentuk
..................................................................................

Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit


kepala kotor dan berminyak.

b)......................................................................Mata
..................................................................................

Kedua mata terlihat sayu, konjungtiva pucat.

c)...................................................................Telinga
..................................................................................

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan


kanan.tidak ada kelainan.

d).......................................................Mulut dan gigi

Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan


pada mulut.gigi masih lengkap, tidak ada karang gigi dan
karies,tidak ada benda asing atau gigi palsu. Fungsi pengecapan
baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan
pada faring.

2) Leher

Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan
(tidak mengalami pembesaran ) tidak ada kaku kuduk

3) Dada

Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20


x/menit. ekspansi paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.

4) Abdomen

Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut,


dilatasi vena ataupun kemerahan. tidak ada nyeri tekan.
5) Ekstremitas

a) Atas : anggota gerak lengkap, tidak


ada kelainan.Tidak ada luka pada tangan kanan dan
kiri, kekuatan cukup, dimana dapat membolak-
balikan tangan.

b) Bawah : anggota gerak lengkap.


Bagian selangkangan terdapat benjolan sehingga
saat digerakkan terasa sakit dan kemeng.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium

GDS : 62 (70 – 125 mg/dL)

Ureun : 31 (20 – 40 mg%)

Creat : 1,23 (0,6 – 1,1 mg%)

6. Terapi

Injeksi cefotaxim 1 gr/12 jam

Ciprofloksasin 2 x 500 mg

Injeksi ketorolak 30 gr/8 jam

Asam mefenamat 3 x 500 gr

Analisa Data
Pre operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do : Ansietas HILD
a. Klien Nampak tegang ↓
b. Klien Nampak cemas Pre operatif
c. TTV: TD herniorapy
120/70mmHg, N 80x/mnt, ↓
S 36.7℃, RR 20x/mnt Krisis situasional
Ds : operasi
a. Klien mengatakan ↓
takut akan dilakukan Ansietas
operasi
b. Klien menanyakan
kapan dilakukan operasi
dan bagaimana prosesnya
2 Do : Defisiensi pengetahuan HILD
a. Klien tampak bingung ↓
b. Klien sering bertanya Pre tindakan
apa penyakitnya akan herniorapy
sembuh ↓
c. Klien bertanya Keterbatasan
bagaimana pencegahan informasi tentang
penyakitnya proses penyakit
Ds : ↓
a. Klien mengatakana Kurang
tidak tahu tentang proses pengetahuan
penyakitnya

Intra operasi

No Data Masalah Penyebab


1 Do : Resiko injury Tindakan
a. klien di bius dengan pembedahan
anastesi spinal ↓
b. klien mengalami Prosedur anastesi
penurunan kekuatan spinal
ekstremitas bagian bawah ↓
c. mobilitas terbatas Posisi supine
d. KU: sedang ↓
e. Kesadaran: compos Tindakan insisi
mentis (CM) Luka sayatan
f. TTV: TD 110/70mmHg, ↓
N 79x/mnt, S 36.7℃, RR Resiko Injury
18x/mnt, SpO2 99%
Ds :-
2 Do : Resiko infeksi Luka insisi
a. Rencana tindakan ↓
pembedahan Port the entry
b. Leukosit: 9.57 x10^3/ul ↓
Ds:- Invasi mikro
organisme

Daya tahan tubuh
menurun

Resti infeksi

Post operasi
No Data Masalah Penyebab
1 Do : Kurang Tindakan operasi
a. Tampak luka operasi ditutup kasa pengetahuan: ↓
sepanjang 10cm mobilisasi Pembiusan/anastes
b. TTV: TD 110/70mmHg, S i spinal
36.7℃, N 80x/mnt, RR 20x/mnt ↓
SpO2 92% Efek samping
anastesi spinal
Ds : - ↓
Imobilisasi

Kurang
pengetahuan

Diagnosa
1. Pre
- Ansietas b.d krisis situasional operasi
- Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
2. Intra
- Resiko injury b.d prosedur anastesi spinal
- Resiko infeksi b.d proses pembedahan
3. Post
- Resiko infeksi b.d prosedur invasif

Rencana Asuhan Keperawatan


Pre operasi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan a. jelaskan a. kecemasan klien akan
tindakan prosedur, termasuk berkurang dengan informasi yang
keperawatan selama sensasi seperti diberikan perawat
1x5 menit keadaan selama b. dengan ditemani perawat
diharapakan cemas prosedur. kecemasan klien akan sedikit
berkurang dengan b. Temani klien berkurang
kriteria hasil: untuk c. membantu menentukan jenis
- klien meningkatkan intervensi yang akan dilakukan
Nampak keamanan dan d. mengetahui perkembangan
tenang menurunkan keadaan klien
- klien kecemasan e. membuat perasaan terbuka
mengatakan c. Dengarkan dan bekerja sama dalam
rasa takutnya keluhan klien memberikan informasi yang akan
berkurang d. Identifikasi membantu identifikasi masalah
- klien perubahan level f. kontak mata menumbuhkan
menyatakan kecemasan hubungan salinh percaya antara
siap untuk e. Dorong klien perawat klien
dilakukan untuk g. menurunkan stimulus cemas
operasi mengungkapkan dapat mencegah cemas yang
secara verbal berkelanjutan
tentang perasaan, h. sikap penerimaan perawat
persepsi dan dapat meningkatkan kepercayaan
ketakutan diri klien
f. pertahankan i. suasana yang tenang dapat
kontak mata mengurangi stimulus pembuat
g. turunkan cemas
stimulus pembuat
cemas
h. tunjukkan
penerimaan
i. jaga ketenangan
2 Setelah dilakukan a. Identifikasi a. Pengetahuan dasar yang
tindakan perawatan factor internal dan memadai dapat meningkatkan
selama 1x5 menit eksternal yang dapat kerjasama pasien mengenai
diharapkan meningkatkan program pengobatan dan
pengetahuan klien motivasi orang tua mendapatkan penyembuhan yang
bertambah dengan dan optimal
kriteria hasil: keluarga.Jelaskan b. Pengetahuan mengenai lokasi
- Klien pengertian, tanda operasi dapat mningkatkan
tampak tenang gejala, komplikasi, tindakan kooperatif klien
- Klien rencana tindakan c. Durasi tindakan operasi dapat
mengerti dan yang akan menenangkan klien
mampu dilakukan. d. Tingkat kecemasan klien
menjelaskan b. Jelaskan untuk mengetahui kesiapan klien
kembali mengenai jadwal, operasi
penyebab, dan lokasi operasi e. Gambaran tidakan
komplikasi, c. Jelaskan durasi preoperatife dapat meningkatkan
dan cara tindakan operasi kesipan klien dalam melaksanakan
pencegahannya d. Identifikasi operasi
- Klien kecemasan klien
kooperatif saat e. Gambarkan
dilakukan tindakan preoperasi
tindakan rutin (anestesi, diet,
test laboratorium,
IV terapi, ruang
tunggu keluarga).

Evaluasi Pre Operasi


No.Dx Implementasi Evaluasi
1 29 November 2018 29 November 2018
Pukul 14.30 wib Pukul 14.30 wib
a. menjelaskan S : klien mengatkan takut
prosedur operasi dan cemas
b. menemani klien O : wajah klien tegang,
untuk menurunkan klien tampak membaca
kecemasan doa
c. mendengarkan A : cemas teratasi
keluhan klien P : hentikan intervensi
d. mendorong klien
untuk mengungkapkan
rasa takutnya
2 29 November 2018 29 November 2018
Pukul 14.35 wib Pukul 14.35 wib
a. menjelaskan jadwal S : klien menanyakan
dan lokasi operasi prosedur operasi
b. menjelaskan durasi O : klien terligat tegang
operasi A : masalah teratasi
c. menggambarkan P : hentikan intervensi
jalannya operasi rutin
(anastesi, diit, dll)

Intra operasi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan a. Berikan petunjuk a. Ketidak seimbangan proses
tindakan
sederhana dan singkat pemikiran akan membuat pasien
keperawatan selama
± 45 menit resiko pada pasien tentang posisi merasa kesulitan dalam
jatuh dapat
saat operasi memahami petunjuk yang
diminimalisir dengan
kriteria klien tidak b.Siapkan peralatan dan panjang
jatuh
bantalan untuk posisi b. Bantalan diperlukan untuk
yang dibutuhkan sesuai melindungi bagian-bagian tubuh
prosedur operasi dan yang menonjol untuk mencegah
kebutuhan spesifik klien terjadinya penekanan saraf
c. Letakkan eletroda penetral c Mencegah terjadinya
(bantalan elektrokauter) perlukaan akibat alat
yang meliputi seluruh elektronik
massa otot-otot yang d. Kereta atau meja yang tidak
paling besar dan yakinkan stabil dapat terpisah,
bahwa bantalan berada menyebabkan pasien terjatuh
pada posisi yang baik
d. Stabilkan baik kereta
pasien maupun meja
operasi pada waktu
memindahkan pasien ke
dan dari meja operasi
2 Setelah dilakukan a. Bersihkan lingkungan a. lingkungan yang bersih akan
tindakan sekitar klien terhindar dari kuman-kuman
keperawatan selama b. Cuci tangan sebelum penyebab infeksi
5 menit infeksi dapat dan sesudah melakukan b. mencuci tangan sebelum dan
dikontrol dengan perawatan pasien lain sesudah tindakan dapat
kriteria c. Jelaskan pada klien meminimalkan kotoran-
a. Tidak ada tanda- tentang tanda-tanda kotoran penyebab infeksi
tanda ineksi infeksi. c. penjelasan tentang tanda-
b.Vital sign dalam tanda infeksi akan menambah
batas normal pengetahuan klien

Evaluasi Intra Operasi


No.Dx Implementasi Evaluasi
1 29 November 2018 29 November 2018
Pukul 15.00 wib Pukul 16.00 wib
a. memberikan S:-
O:
petunjuk sederhana dan
- Body support
singkat pada pasien terpasang
A : Resiko injury tidak
tentang posisi saat
terjadi
operasi P : hentikan intervensi
b. Menyiapkan
peralatan dan bantalan
untuk posisi yang
dibutuhkan sesuai
prosedur operasi dan
kebutuhan spesifik klien
c. Meletakkan eletroda
penetral (bantalan
elektrokauter) yang
meliputi seluruh massa
otot-otot yang paling
besar dan yakinkan
bahwa bantalan berada
pada posisi yang baik
d. Menstabilkan baik
kereta pasien maupun
meja operasi pada waktu
memindahkan pasien ke
dan dari meja operasi
2 29 November 2018 29 November 2018
Pukul 15.00 wib Pukul 16.00 wib
a. Bersihkan S:-
lingkungan sekitar klien O:
b. Cuci tangan sebelum - Petugas
dan sesudah melakukan melakukan bundle
perawatan pasien lain pencegahan infeksi
c. Jelaskan pada klien sesuai dg prosedur
tentang tanda-tanda A : Infeksi tidak terjadi
infeksi. P : Pertahankan, lanjutkan
intervensi

Pasca operasi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan a. Monitor tanda-tanda vital a. memonitor keadaan
tindakan keperawatan
b. Pantau tanda dan gejala umum pasien
selama 2x24jam
diharapkan tidak terjadi infeksi (tumor, color, dolor, b. monitoring keadaan
infeksi, dengan kriteria
rubor, dan peningkatan luka op untuk
hasil:
- Terbebas dari gejala leukosit) menentukan intervensi
dan tanda infeksi
c. Lakukan pencucian tangan lebih lanjut
(tumor, color, dolor,
rubor, dan pada petugas, dan c. memutuskan mata
peningkatan leukosit)
pengunjung dengan tfive rantai HAIS
- Leukosit dalam batas
normal (4.1-10.3/ul) movement tekhnik 6 d. meningkatkan sirkulasi
TTV dalam batas normal
langkah cuci tangan denagn darah aumlah leukkan
(TD 120/80mmHg, N 60-
80, RR 16-20, S 36.0- menggunakan sabun menjamin tersedia nya
37.0)
antimikroba /handscrub suplai oksigen dan
d. Anjurkan mobilisasi dini 6- nutrisi yang dibutuhkan
10 jam post op berupa untuk proses
latihan miring kanan dan penyembuhan luka
kiri dan latihan e. peningkatan jumlah
menggerakan ekstremitas leukosit menunjukan
bawah. tanda infeksi
e. Kolaborasi pemeriksaan f. membunuh
leukosit mikroorganisme
f. Kolaborasi therapi
antibiotik
Evaluasi Pasca operasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Nyeri akut berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan agen injuri fisik
Pukul 10.00 Pukul 10.00
ditandai dengan
Do : mengkaji intensitas, S : klien mengatakan tangan
Klien tampak menyeringai
gambaran, dan lokasi atau kirinya terasa nyeri
menahan sakit
Ds : penyebaran nyeri, tau O : klien beberapa kali
Klien mengatakan sedikit
adanya perubahan melihat tangannya yang
nyeri pada bekas operasi
dioperasi
A : intervensi tercapai
sebagian
P : lanjutkan intervensi
perawatan luka setiap
hari
13 Januari 2010
13 Januari 2010
Pukul 10.05
Pukul 10.05
Mengajarkan teknik
distraksi; nafas dalam untuk S : klien mengatakan nyeri
mengurangi nyeri berkurang
O : wajah klien tenang
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
Ajrkan teknik nafas
dalam
Resiko infeksi berhubungan 13 Januari 2010 13 Januari 2010
dengan prosedur invasive
Pukul 10.10 Pukul 10.10
ditandai dengan
Do : Menjelaskan pada klien S:-
a. Klien terpasang infuse tentang tanda-tanda infeksi. O : klien terpasang infus,
RL terdapat luka bekas
b. Terdapat luka insisi jahitan di inguinal
bedah lateralis sinistra
Ds : - A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan
daerah luka
Daftar Pustaka

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit
Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

Carpenito, L. J.2001.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa


Keperawatan, dan Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi

www.google.com

Vous aimerez peut-être aussi