Vous êtes sur la page 1sur 3

Arab Saudi Pangkas Produksi Di Juli, Harga Minyak Rebound

First State Futures

Harga minyak jatuh ke level terendah dalam setahun pada hari Jumat, di jalur penurunan
satu bulan terbesar mereka sejak akhir 2014, bahkan ketika produsen minyak
mempertimbangkan untuk memotong produksi untuk mencoba membendung peningkatan
surplus global. Volatilitas telah melonjak ke tertinggi sejak akhir 2016, karena investor telah
terburu-buru untuk membeli perlindungan terhadap penurunan harga curam lebih lanjut.
Harganya turun akibat adanya rencana kenaikan produksi dari negara pengekspor minyak
(OPEC) dan sekutunya. Harga fuel jatuh di Eropa, relatif stabil di Asia, dan naik di Amerika
Utara. Dari emiten indeks S&P 500, 67,5 persen nya berhsail mengalahkan perkiraan analis,
meskipun banyak analis yang memangkas ekspketasinya tahun ini.
Meskipun stok bensin telah menurun lebih dari 6,zero juta barel selama dua minggu terakhir,
persediaan di seluruh dunia masih melayang-layang di dekat rekor tertinggi sebagai kilang
churn out produk dengan pesat karena harga minyak mentah historis rendah. Anggota
OPEC Libya dan Nigeria meningkatkan output, memberikan tantangan usaha kelompok
untuk menyelesaikan kesepakatan guna membatasi produksi dan menstabilkan harga.

Kekhawatiran pasar akan berlimpahnya produksi minyak dan tidak diimbangi potensi
pembelian yang sama besarnya ke depan, memangkas harga minyak mentah, yang
kemudian menyeret saham-saham sektor energi, dan menjatuhkan indeks di Wall Road.
Bears tetap memegang kendali di bawah USD1300 dan harga emas dapat semakin
melemah seiring dengan peningkatan kurs Dolar.
Arab Saudi berencana memotong 500 ribu barel per hari (bph) pasokan minyak mulai
Desember 2018. Alasan headwinds menghadapi ekonomi yang lebih luas dari sengketa
perdagangan dan pasar-pasar berkembang yang bergejolak. Sementara itu, tambah Yusri,
masih ada 77 industri lainnya dan termasuk PT PLN yang sudah lama berteriak minta
perhatian pemerintah terhadap harga gasoline dan pasokannya.
Perdagangan awal minggu ini terpantau datar, investor akan memantau perkembangan
kemajuan dari politik AS di tengah isu yang berkembangan mengenai Presiden Donald
Trump. Perdagangan global minyak mentah dan produk olahan pada 2014 tumbuh dibawah
rata-rata zero,9%, atau 490.000 barel per hari. Jika OPEC tidak memangkas produksi, harga
bisa bergerak jauh lebih rendah, berpotensi terdepresiasi terhadap $ 50 per barel,
berpendapat Lukman Otunuga, Analis Riset di FXTM.
Sedangkan harga minyak mentah WTI kontrak forward 2024 turun menjadi di bawah $ 60.
EIA juga memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS dalam pekan yang berakhir 16
November adalah eleven,7 juta barel per hari, tetap sama seperti minggu sebelumnya.
SOLID GOLD BERJANGKA JAKARTA - Saham-saham di Wall Street jatuh pada Selasa
(Rabu pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang harga minyak yang lebih tinggi dan
meningkatnya ketegangan terkait krisis utang Yunani.
Di antara logam mulia lainnya, perak berjangka berada di jalur untuk memasukkan kenaikan
mingguan 5,8 persen, lompatan terbesar sejak Mei. Padahal, Organisasi Negara Pengekspor
Minyak (OPEC) sedang membahas pemotongan pasokan. Ini merupakan stage terendah
dalam tiga pekan terakhir setelah anjlok 2,5% di awal sesi. Arab Saudi, pengekspor minyak
terbesar di dunia akan memasok pembeli India dengan tambahan 4 juta barel minyak pada

November.
RIFAN FINANCINDO
Harga minyak dunia yang tertekan berdampak pada saham sektor energi, di sisi lain saham
ritel dan produsen chip mengalami kenaikan. Indeks saham teknologi Nasdaq merosot 35,14
poin (1,2 persen) ke 2.890,15, serta indeks S&P 500 juga susut 12,14 poin (0,89 persen) ke
1.350,fifty two. Harga minyak melemah terbatas usai the Vitality Data Administration (EIA)
merilis data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 4,6 juta barel hingga akhir
pekan lalu.
Sementara itu, ekspansi persediaan domestik mengurangi kekhawatiran pasar tentang
pasokan world yang lebih ketat. Sementara itu, harga minyak mentah AS erat kaitannya
dengan pasokan minyak AS. Kekhawatiran bahwa perselisihan perdagangan antara Amerika
Serikat dan Cina akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan juga menurunkan
permintaan minyak pada perdagangan beberapa waktu terakhir.
Jajak pendapat analis yang dilakukan Reuters memprediksi stok minyak AS bakal melonjak
sebesar 2,7 juta barel pekan lalu. OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, telah memangkas
produksinya sejak Januari 2017 untuk menekan pasokan minyak international. Data DoE
juga menunjukkan kenaikan dalam produksi minyak mentah AS, sebanyak 17.000 barrel per
hari menjadi 9,22 juta barrel per hari, kenaikan minggu keempat berturut-turut, dan
peningkatan dalam persediaan di pusat minyak Cushing di Oklahoma, titik pengiriman
untuk WTI.

Vous aimerez peut-être aussi