Vous êtes sur la page 1sur 8

Respon perilaku, kognitif dan afektif

1. System perilaku
Respon yang terjadi yaitu gelisah, ketegangan fisik, reaksi terkejut, bicara cepat,
kurang koordinasi, cenderung mengalami cendera, menarik diri dari hubungan
interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, ,menghindari, hiperventilasi,
sangat wapada.
2. Sistem kognitif
Respon yang terjadi yaitu perhatian terganggu, konsentrasi buruk, perokupasi,
pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir, lapangan persepsi
menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada,
kehilangan objektifitas, takut kehilangan kendali.
3. Sistem afektif
Respon yang terjadi yaitu mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,
ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah,
malu.

PENGUKURAN TINGKAT KECEMASAN


Skala HARS menurut hamiton anxiety rating scale (HARS)
Penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetaran, mudah terganggu dan lesu.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan
takut pada binatang.
4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
pulas dan mimpi buruk.
5. Gangguan kecerdasan :penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
6. Gejala somaik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gerakan gigi, suara tidak stabil
dan keditan otot.
7. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, suara tidak stabil
dan kedutan otot.
8. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,
perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada , denyut nadi mengeras dan
detak jantung hilang sekejap.
10. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
nafas panjang dan merasa nafas pendek.
11. Gejala gastrointesntinal : sulit menelan, obtipasi, berat badan menurun, mual
muntah,nyeri lambung sebelum dan sesudahmakan, perasaaan panas di perut.
12. Gejala uroginetal : sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea,
ereksi lemah atau sakit kepala.
13. Gejala begetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
berdiri, pusing atau sakit kepala.
14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerut dahi atau
kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan nafas pendek dan cepat.

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai kategori :


0 = tidak ada gejala sama sekali.
1 = satu dari gejala ada.
2 = sedang/separuh dari gejala yang ada.
3 = berat/ lebih dari setenga gejala yang ada.
4 = sangat berat semua gejala yang ada.

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan nilai skor dan item 1-
14 dengan hasil :
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan
2. Skor 7-4 = kecemasan ringan
3. Skor 15-27 = kecemasan sedang
4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat

Keterangan :

0 : tak ada atau tidak pernah

1 : sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu / kadang –kadang

2 : sering

3 : sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat

Skor penilaian kecemasan berdasarkan DASS :

Normal : 029

Kecemasan ringan : 30-59


Kecemasan sedang : 60-89

Kecemasan berat : 90-119

Sangat berat : >120

Nursalam (2011)

Proses terjadinya kecemasan

a. Faktor predisposisi kecemasan


Stuart dan laraia (1998) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat
dipahami melalui beberapa teori yaitu :
1) Teori psikonalitik
Menurut freud, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls-
impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
berfungsi menegahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi
kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Teori tingkah laku (pribadi)
Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil frustasi,
dimana segala sesuatu yang menghalangi terhadap kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan kecemasan. Faktor
presipitasi yang actual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal,
tetapi faktor-faktor tersebut berkerja menghambat usaha seseorang untuk
memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai
suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan.
3) Teori keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui
dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu
dalam keluarga.
4) Teori biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Penghambat asam
aminobulirik gamma neroregulator (GABA)) juga mungkin memeainkan peran
utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan,
sebagaimana halnya dengan endorphin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa
kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi
terhadap kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untukn mangatasi stressor.
b. Faktor presipitasi kecemasan
Menurut stuart dan laraia (1998), faktor pencetus mungkin berasal dari sumber
internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu
ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap system diri.
1) Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung,
system imun, regulasi temperature, perubahan biologis yang normal seperti
kehamilan dan panuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau
bakteri, zat polutan, luka trauma.
Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang
mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan.
2) Ancaman terhadap system tubuh
Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi
sosial seseorang.
Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal di
rumah, ditempat kerja dan di masyarakat. Sumber eksternal dapat berupa
kehilangan pasangan, dilema etik yang timbul dari aspek religious seseorang,
tekanan dari kelompok sosial atau budaya. Ancaman terhadap system diri
terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan sehinggah akan menghasilkan
suatu kecemasan.
Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat tumbuh kembang sesuai,selaras,seimbang, dan sehat baik fisik, mental,sosial,
maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang
diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang.

Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), pendidkan kesehatan ditekankan


pada sikap dan perilaku hidup sehat. Hal ini sesuai dengan definisinya, bahwa KBK
merupakan pernyataan tentang apa yang harus dicapai oleh siswa yang mencakup
aspek kognitif, psikomotor, dan efektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak. Untuk itu, kompetensi yang dituntut pada pendidikan kesehatan
diharapkan dapat terefleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan
sehari-hari.

Tujuan pendidikan kesehatan

 Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,


termasuk cara hidup sehat dan teratur.
 Peserta didik memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup
sehat.
 Peserta didik dapat memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemiliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
 Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan.
 Peserta didik dapat memeiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
 Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi
badan dan berat badan yang seimbang.
 Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan
dalam kehidupan sehari-hari.
 Peserta didik dapat memiliki daya tangkap terhadap pengaruh buruk di luar.
 Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat
tercapai secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
 Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik.
 Diupayahkan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta
didik.
 Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
 Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih
teknologi.
 Meperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.
 Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu politik pengetahuan
dan teknologi.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler


dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan
pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program
pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan
melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap positif terhadap prinsip
hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan . materi pendidikan kesehatan di
sekolah dasar yang masuk dalam sains pada KBK adalah kebersihan dan kesehatan pribadi,
makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran
jasmani.

Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya


pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik di sekolah, madrasah, dan
rumah. Melalui peningkatan kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta didik
dapat meningkatkan derajat kesehatanya menjadi lebih baik. Dalam usaha peningkatan
kesehatan, masalah kebiasaan hidup bersih serta menyenangi kebersihan dan keserasian
harus ditanamkan sejak dini,yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar, bahkan sejak di taman
kanak-kanak (pra-sekolah). Upaya pertama dan paling utama agar seseorang dapat tetap
dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan
agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan adannya aturan
bersuci, makan, minum, serta adanya peraturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang
sakit. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenar nya bukan hal yang
mudah namun bukan pula hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan
pendidikan kesehatan antara lain pendekatan individual dan kelompok. Pendekatan
kelompok terbagi lagi menjadi pendekatan kelompok kelas, bebas, dan lingkungan keluarga.
Sedangkan, metode yang dapat digunakan oleh guru atau pembina dalam [pelaksaan
pendidikan kesehatan adalah belajar kelompo, erja kelompok ( penugasan), diskusi, beljar
perorangan, pemberian tugas, pemeriksaan langsung, karya wisata, bermain peran,
ceramah, demostrasi,Tanya jwab, simulasi,drmatisasi, dan bimbingan (konseling).

Pendidikan kesehatan

1. Tujuan :

Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik :

a) Memiliki penegetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur.
b) Memiliki nilai sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c) Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perwatan kesehatan.
d) Memiliki kemampuan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan;
e) Memiliki kemampuan dan kecakapan (life skills) untuk berprilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
f) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambah tingginya badan dan berat badan
secara hormonis(proporsional
g) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit
dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus informasi
dan gaya hidup yang tidak sehat)
i) Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan yang
optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui :

a) Kegiatan kurikuler
b) Kegiatan ekstrakurikuler

Vous aimerez peut-être aussi