Vous êtes sur la page 1sur 13

1.

Pengertian Teori Keagenan


1
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal
serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika
kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai
perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan
prinsipal.

Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders)


sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak
oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka
dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada
pemegang saham.

2. Biaya Keagenan

Bagaimanapun juga, pada umumnya tidak mungkin pemberi kuasa atau agen, tanpa
biaya sama sekali, menjamin bahwa agen akan membuat keputusan yang optimal dari sudut
pandang pemberi kuasa. Pada kebanyakan hubungan keagenan, pemberi kuasa dan agen akan
menyepakati suatu pengawasan yang positif dan biaya perikatan (baik yang berkaitan dengan
uang maupun tidak), selain itu akan terdapat suatu penyimpangan antara keputusan yang
dibuat oleh agen dengan keputusan yang seharusnya paling menguntungkan pemberi kuasa.
Kerugian yang dialami oleh pemberi kuasa yang disebabkan penyimpangan ini, juga
merupakan biaya hubungan keagenan atau disebut juga kerugian residu (residual loss). Jensen
dan Meckling mendefinisikan biaya kegenan sebagai jumlah dari:

a. Pengeluaran/beban pengawasan oleh pemberi kuasa,


b. Pengeluaran/beban perikatan oleh agen,
c. Kerugian residu.

2.1 Agency Cost of Outside Equity


(Diambil dari artikel Jensen & Meckling)

Jika sebuah perusahaan yang dimiliki secara penuh dikelola oleh pemiliknya, dia akan
membuat keputusan operasi yang memaksimalkan kegunaannya. Keputusan-keputusan itu
akan mempengaruhi bukan saja manfaat yang berasal dari pengembalian uang tetapi juga hal
lain yang berhubungan dengan berbagai aspek non-uang dari aktivitas usahanya seperti janji
temu langsung di kantor, tingkah laku para staff, level disiplin para pegawai, jenis dan jumlah

2
kontribusi amal, hubungan pribadi dengan pegawai, penggunaan komputer yang lebih besar
antara manfaat dari kegiatan yang berhubungan dengan uang dan non-uang akan dicapai
ketika utilitas marjinal yang berasal dari penambahan pengeluaran dalam sejumlah dolar
(diukur bersih pada tiap efek produksi) adalah sebanding dengan setiap hal non-uang dan
sebanding pula terhadap utilitas marjinal yang berasal dari penambahan sejumlah dolar pada
kemapuan membeli setelah pajak (kekayaan).

Jika manajer-pemilik menjual modal yang merupakan berasal dari kepunyaannya


sendiri, biaya agen akan digabungkan dengan selisih antara bunganya dan para pemegang
saham lainnya, sehingga dia hanya akan menemukan pengaruh dari biaya yang keluar
terhadap manfaat non-uang yang dia keluarkan saat memperluas utilitasnya sendiri.

Pemilik akan mengantisipasi seluruh efek kekayaannya dari kemungkinan biaya yang
muncul jauh sebelumnya sebagai modal pasar yang mengantisipasi efek ini. Para pemegang
saham minoritas akan menyadari bahwa bunga yang didapatkan manajer-pemilik akan
berbeda dari apa yang mereka punya. Karenanya harga yang akan mereka bayarkan untuk
saham-saham akan menggambarkan biaya pengawasan dan efek dari selisih bunga antara
kedua pihak, yaitu manajer-pemilik dan mereka sendiri. Walaupun demikian,
mengesampingkan kemungkinan meminjam dengan kekayaannya, sang pemilik akan
menemukan bahwa lebih menguntungkan jika biaya ini dapat diantisipasi dan ditahan selama
peningkatan kesejahteraan dari pengalaman mengkonversi klaim firma terhadap kemampuan
membeli suatu firma sudah cukup besar untuk mengimbangi mereka.

Sebagaimana bagian kepemilikan manajer-pemilik jatuh, bagian kejatuhannya


mengklaim dampak kejatuhan dan ini cenderung akan membuat manajer-pemilik untuk
menyesuaikan jumlah yang lebih besar dari sumber daya perusahaan dalam bentuk tambahan
penghasilan. Ini juga membuat hal ini menjadi pantas bagi pemegang saham minoritas untuk
memberikan lebih banyak sumber daya yang lebih besar dalam rangka melakukan monitoring
perilaku. Dengan demikian, biaya kekayaan terhadap pemilik kas dalam pasar saham
meningkat bersamaan dengan kejatuhan bagian kepemilikan.

Memang, sangat mungkin bahwa konflik yang paling penting dapat meningkat dari
kenyataan di mana kepemilikan manajer-pemilik jatuh, penghasilannya untuk memberikan
usaha signifikan untuk mengkreasikan aktivitas seperti mencari kejatuhan kepemilikan yang
menguntungkan. Manajer-pemilik mungkin pada kenyataannya menghindari resiko karena

3
membutuhkan terlalu banyak kesalahan atau usaha dalam bagiaannya untuk mengatur atau
mempelajari tekonologi baru. Penghindaran biaya personal ini mewakili sebuah sumber daya
dalam pekerjaan dan hal ini dapat menghasilkan nilai perusahaan.

1) Peranan Aktivitas Pengawasan dan Perikatan pada Pengurangan Biaya


Keagenan
Pada prakteknya, biasanya mungkin dengan menghabiskan sumber daya untuk
mengubah kesempatan yang dimiliki owner-manager untuk mendapatkan manfaat
lainnya. Metode ini termasuk auditing, sistem pengendalian formal, pembatasan
anggaran, pembentukan sistem kompensasi insentif yang berfungsi untuk
mengidentifikasi minat dari manajer dengan lebih dekat terhadap para pemegang
saham dari luar dan sebagainya.

Menurut kontrak (ii) pemegang saham luar akan bersedia mengawasi hak-hak
penuh atas kontrak mereka karena mereka dibayar untuk itu. Akan tetapi, jika pasar
modal kompetitif total keuntungan (biaya monitoring bersih) akan dikapitalisasikan ke
dalam harga yang diklaim. Dengan demikian, bukanlah hal yang mengejutkan jika
owner-manager mendapatkan banyak keuntungan dari kesempatan menulis dan
menjual kontrak pengawasan.

Pengeluaran ini disebut sebagai “biaya perikatan (bonding cost)” dan


pengeluaran tersebut akan berbentuk seperti jaminan kontrak untuk memiliki akun
finansial yang diaudit oleh akuntan publik, ikatan eksplisit yang bertentangan dengan
penyimpangan pada pihak manajer, dan pembatasan kontraktual pada kekuasaan
manajer dalam pembuatan keputusan (yang membebankan pada perusahaan karena
membatasi kemampuannya untuk mengambil keuntungan penuh dari beberapa
peluang yang menguntungkan sekaligus membatasi kemampuan manajer untuk
merugikan pemegang saham sementara membuat dirinya lebih makmur).

Sepanjang kontrak antara manajer dan pihak luar tidak ambigu mengenai hak-
hak masing-masing pihak, solusi akhir akan berada di titik dimana jalur ekspansi baru
hanya bersinggungan dengan kurva indeferen tertinggi.

2) Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Perbedaan dari Maksimalisasi Ideal


Besarnya agency cost yang akan bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Ini
tergantung pada selera manajer, kemudahan yang mereka dapat dalam melaksanakan
4
preferensi mereka sendiri sebagai lawan nilai maksimalisasi dalam pengambilan
keputusan, dan biaya atas aktivitas monitoring dan bonding. Agency cost juga akan
tergantung pada biaya untuk mengukur kinerja manajer (agen) dan mengevaluasinya,
biaya perencanaan dan menerapkan indeks untuk kompensasi manajer yang
berkorelasi dengan kesejahteraan pemilik (pelaku utama), dan biaya untuk menyusun
dan menegakkan aturan perilaku tertentu atau kebijakan.

Biaya saat manajer tidak mempunyai ketertarikan pada perusahaan, hal


tersebut juga akan tergantung pada pasar untuk manajer. Persaingan dari manajer
potensial lainnya akan membatasi biaya untuk memperoleh layanan manajerial
(termasuk sejauh mana seorang manajer dapat menyimpang dari solusi ideal yang
akan dicapai jika semua biaya pengawasan dan biaya terikat lain adalah nol). Ukuran
perbedaan (biaya keagenan) akan langsung berhubungan dengan biaya penggantian
manajer. Jika tanggung jawabnya membutuhkan sangat sedikit pengetahuan khusus
untuk perusahaan, dan jika mudah untuk mengevaluasi kinerja, dan jika biaya
pencarian pengganti adalah kecil, maka perbedaan dari ideal akan relatif kecil dan
sebaliknya.

Lebih lanjut, karena mereka ditanggung sepenuhnya oleh pengambil


keputusan (dalam hal ini pemilik asal) yang bertanggung jawab untuk menciptakan
hubungan karena dia memiliki insentif untuk melihat bahwa mereka diminimalisir
(karena dia menangkap manfaat dari adanya pengurangan tersebut). Selain itu, biaya
keagenan ini hanya akan terjadi jika manfaat yang dirasakan oleh pemilik-manajer
atas kreasi yang dihasilkan cukup besar daripada mereka. Dalam contoh saat ini
manfaat tersebut muncul dari ketersediaan investasi yang menguntungkan yang
membutuhkan investasi modal lebih dari kekayaan pribadi pemilik asal.

Sebagai kesimpulan, menyatakan bahwa biaya keagenan yang tidak nol (yaitu,
bahwa ada biaya yang berkaitan dengan pemisahan kepemilikan dan pengendalian
dalam perusahaan) dan dapat disimpulkan bahwa hubungan keagenan tidak optimal,
sia-sia atau tidak efisien adalah setara jika dibandingkan dengan saat dimana bijih besi
merupakan komoditas yang langka di dunia (oleh karena itu harganya mahal) dengan
sebuah dunia di mana hal tersebut tersedia secara bebas tanpa biaya sumber daya, dan
menyimpulkan bahwa dunia pertama yang disebutkan tadi adalah "tidak optimal"-

5
contoh sempurna dari kesalahan yang dikritik oleh Coase (1964) dan Demsetz (1969)
yang digambarkan sebagai bentuk analisis "Nirvana".

Monopoli, persaingan dan perilaku manajerial. Pemilik perusahaan dengan


kekuatan monopoli memiliki insentif yang sama untuk membatasi divergensi manajer
dari maksimalisasi nilai (misalnya, kemampuan untuk meningkatkan kekayaan
mereka) seperti yang dilakukan pemilik perusahaan yang kompetitif. Selanjutnya,
persaingan di pasar untuk manajer, secara umum pemilik tidak perlu berbagi sewa
dengan manajer. Pemilik perusahaan monopoli hanya perlu membayar harga
penawaran untuk manajer.

Karena pemilik monopoli memiliki insentif kekayaan yang sama untuk


meminimalkan biaya manajerial seperti pemilik perusahaan yang kompetitif,
keduanya akan melakukan monitoring yang menyetarakan biaya marjinal pemantauan
terhadap peningkatan kekayaan marginal dari pengurangan konsumsi atas penghasilan
tambahan oleh manager. Dengan demikian, keberadaan monopoli tidak akan
meningkatkan biaya keagenan.

Selain adanya persaingan dalam produk dan faktor pasar tidak akan
menghilangkan biaya keagenan karena masalah kontrol manajerial seperti yang sering
ditegaskan (cf. Friedman, 1970). Jika semua pesaing saya dikenakan biaya keagenan
yang setara atau lebih besar dari saya, saya tidak akan tereliminasi dari pasar oleh
persaingan mereka.

Keberadaan dan ukuran biaya keagenan bergantung pada sifat biaya


monitoring, selera manajer terhadap manfaat non-uang dan pasokan manajer potensial
yang mampu membiayai seluruh usaha dari kekayaan pribadi mereka. Jika tidak ada
biaya monitoring, biaya keagenan akan menjadi nol atau jika pemilik perusahaan
memiliki 100 % kepemilikan maka pemilik akan menjalankan semua perusahaan
dalam industry (baik kompetitif maupun tidak) sehingga baiay agensi dalam industri
tersebut akan menjadi nol.

2.2 Biaya Agensi dari Utang


(Diambil dari artikel Jensen & Meckling)

Secara umum jika biaya agensi yang disebabkan oleh keberadaan pemilik luar adalah
untuk membayar absentee owner (yaitu, pemegang saham) dengan menjual kepada manajer
6
yang dapat menghindari biaya ini. Hal ini dapat dicapai secara prinsip dengan menjadikan
manajer menjadi pemegang saham tunggal dengan membeli kembali semua klaim ekuitas
dari luar dengan dana yang diperoleh melalui penerbitan utang secara terbatas dan
penggunaan kekayaan pribadinya sendiri. Perusahaan dengan pemilik tunggal ini tidak akan
menderita biaya agensi yang berkaitan dengan ekuitas dari luar. Oleh karena itu harus ada
beberapa alasan kuat mengapa kita banyak menemukan perusahaan dengan kepemilikan
tersebar yang dibiayai oleh tuntutan ekuitas, begitu lazim digunakan sebagai bentuk
organisasi.

Seorang pengusaha yang cerdik ingin memperluas usahanya, telah terbuka baginya
kesempatan untuk merancang seluruh hierarki terhadap klaim tetap pada aset dan pendapatan,
yaitu dengan premi yang dibayarkan untuk tingkat risiko yang berbeda. Mengapa kita tidak
mengamati perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki secara individual dengan sebagian
kecil dari modal yang diberikan oleh pengusaha sebagai imbalan atas 100 persen dari ekuitas
dan sisanya hanya meminjam? Hal ini terjadi karena ada beberapa alasan: (1) efek insentif
berhubungan dengan perusahaan dengan utang yang sangat besar, (2) menimbulkan biaya
pemantauan terhadap efek insentif ini, dan (3) timbulnya biaya kebangkrutan. Lebih lanjut,
semua biaya ini hanyalah bagian tertentu dari biaya agensi yang berkaitan dengan adanya
klaim utang pada perusahaan.

Ketika utang dalam struktur modal meningkat melampaui titik tertentu, biaya agensi
marginal dari utang mulai mendominasi biaya keagenan (agency cost) marginal dari luar
ekuitas dan hasilnya adalah fenomena yang diamati umum dari penggunaan secara simultan
dari hutang dan luar ekuitas. Sebelum mempertimbangkan masalah ini, bagaimanapun, kami
menganggap komponen utama ketiga atas biaya keagenan dari utang yang membantu
menjelaskan mengapa utang tidak sepenuhnya mendominasi struktur modal yaitu adanya
kepailitan dan biaya reorganisasi.Secara ringkasnya biaya agensi yang berkaitan dengan
liabilitas (utang) terdiri dari:

a. kerugian kekayaan kesempatan (opportunity wealth) yang disebabkan oleh


dampak dari utang pada keputusan investasi perusahaan,
b. pemantauan dan ikatan pengeluaran oleh pemegang obligasi dan pemilik-manager
(Yaitu, perusahaan),
c. kebangkrutan dan biaya reorganisasi.
1) Mengapa Biaya dari Utang keagenanTimbul?

7
Banyak perdebatan tentang pemilik-manager menanggung seluruh efek
kekayaan biaya utang keagenan dan dia mendapat keuntungan dengan cara
menguranginya. Dengan demikian, biaya agensi yang berkaitan dengan utang yang
dibahas di atas akan cenderung (dengan tidak adanya faktor lainnya yang
meringankan), untuk mengurangi kegunaan dari hutang perusahaan. Apa saja faktor-
faktor yang mendorong kegunaan hutang tersebut?

Salah satu faktor adalah subsidi pajak atas pembayaran bunga (tidak termasuk
saham preferen dimana dividen tidak dikurangkan dari pajak.) Modigliani dan Miller
(1963) awalnya menunjukkan bahwa penggunaan utang secara terus menerus yang
bebas risiko akan meningkatkan nilai total perusahaan (biaya keagenan diabaikan)
dengan jumlah yang sama. Fama dan Miller (1972, ch. 4) menunjukkan bahwa untuk
kasus dari utang yang berisiko nilai perusahaan akan meningkat melalui nilai pasar
dari subsidi pajak (tidak tertentu) atas pembayaran bunga. Sekali lagi, keuntungan ini
akan sepenuhnya menambah ekuitas dan akan memberikan insentif dalam
memanfaatkan utang sampai ke titik di mana manfaat kekayaan marginal dari subsidi
pajak sama dengan efek kekayaan marginal dari biaya agensi.

Namun, bahkan tanpa adanya manfaat pajak tersebut, utang akan tetap
digunakan jika kemampuan untuk memanfaatkan peluang investasi yang berpotensi
menguntungkan dibatasi oleh sumber daya yang didapat dari pemilik. Jika pemilik
proyek tidak bisa menambah modal ia akan menderita kerugian kesempatan
(opportunity loss) ditunjukkan oleh penambahan nilai yang ditawarkan kepadanya
oleh tambahan peluang investasi. Jadi meskipun ia akan menanggung biaya agensi
dari penjualan utang, dia akan merasa diinginkan untuk dikenakan kepada mereka
agar mendapatkan tambahan modal selama kenaikan kekayaan marginal dari investasi
baru proyek tersebut lebih besar dari biaya agensi marginal utang, dan biaya agensi ini
pada gilirannya lebih kecil dari yang disebabkan oleh penjualan ekuitas tambahan
.Selanjutnya, solusi ini optimal dari sudut pandang sosial. Namun, dengan tidak
adanya subsidi pajak atas utang, proyek-proyek ini harus unik untuk perusahaan ini
atau mereka akan diambil oleh pengusaha kompetitif lainnya (mungkin baru orang)
yang memiliki kekayaan pribadi yang diperlukan untuk sepenuhnya membiayai
proyek dan akhirnya mampu menghindari adanya hutang atau ekuitas dari luar.

8
Namun, dengan tidak adanya subsidi pajak atas utang, proyek-proyek ini harus
bisa memberi ciri khas yang unik pada perusahaan ini atau proyek tersebut akan
diambil alih oleh pengusaha kompetitif lainnya (mungkin yang baru) yang lebih
memiliki kekayaan pribadi yang diperlukan untuk membiayai proyek dan oleh karena
itu dapat menghindari keberadaan utang atau ekuitas dari luar.

3. Masalah Teori Keagenan


3.1 Agen Berntindak Untuk Kepentingan Dirinya Sendiri
Pada teori keagenan, setiap individu, baik prinsipal ataupun manajemen diasumsikan
selalu bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Mereka, terutama manajemen
menggunakan wewenang yang dimiliki sesuai dengan apa yang menguntungkan mereka.
Kepentingan prinsipal bisa terpinggirkan.
Posisi, fungsi, kondisi dan situasi, tujuan, latar belakang dan keinginan manajemen
yang berbeda dengan apa yang diinginkan oleh prinsipal akan memunculkan konflik
kepentingan (conflict of interest) diantara keduanya. Maka muncul masalah keagenan
(agency problem). Prinsipal bisa dirugikan atas apa yang dilakukan oleh manajemen. Alih
alih bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi, manajemen dengan wewenang yang
dimilikinya bisa melakukan hal hal yang merugikan seperti:
a. Mengangkat bawahan dengan nepotisme
b. Tidak memberhentikan bawahan yang tidak memiliki kemampuan yang memadai
c. Memalsukan laporan.
d. Boros dalam pengeluaran yang tidak berdampak banyak terhadap kemajuan
perusahaan. Bahkan agen bisa menambah fasilitas dan gaji mereka sendiri.

3.2 Asimeteri Informasi


Asimetri informasi bisa memicu masalah keagenan. Kondisi pemegang saham yang
tidak mengetahui informasi sedatail manajemen bisa dimanfaatkan oleh manajemen yang
lebih mengetahui informasi apa saja mengenai perusahaan untuk memperoleh keuntungan
pribadi.
Ada potensi agen menyembunyikan informasi. Bahkan agen bisa saja mempengaruhi
angka angka laporan yang disajikan yang bisa menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan
pemegang saham.
Agen bisa saja memberikan informasi yang tidak benar kepada prinsipal. Seolah olah
perusahaan sedang berkinerja baik walaupun kenyataannya tidak demikian. Ketidaktahuan
prinsipal memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba
(memanipulasi laporan keuangan) untuk kepentingan dirinya sendiri.

4. Mengatasi Masalah Keagenan


9
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih tepatnya
meminimalkan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen:

a. Good Corporate Governance (GCG)


Secara umum, Good corporate governance (GCG) adalah sebuah peraturan
yang berhubungan dengan hubungan antara manajemen, pemegang saham, kreditur,
karyawan, pemerintah dan pihak pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang lain
yang berkaitan dengan hak dan kewajibannya masing masing. Prinsip dari GCG
adalah akuntabilitas, transparan, responsibilitas dan keadilan. Masalah utama dalam
teori agensi adalah adanya asimetri informasi. GCG bisa mengurangi asimetri
informasi, dan membatasi tindakan manipulasi laporan keuangan oleh manajemen.
b. Menyamakan Kepentingan Manajemen
Untuk mensejajarkan kepentingan agen, prinsipal bisa memberikan bagian
saham yang dimiliki kepada manajemen. Pemberian bagian saham ini bisa membuat
manajemen akan memberikan kinerja terbaiknya tanpa harus melakukan hal hal yang
bisa merugikan pemegang saham karena manajemen sendiri adalah pemegang saham
juga.
c. Utang sebagai Sumber Pendanaan Perusahaan
Utang bisa menjadi salah satu cara meminimalkan masalah keagenan pada
manajemen. Dengan utang, maka ada pihak lain yang ikut mengawasi kinerja dari
manajemen perusahaan, yaitu kreditur.
d. Reward and Punishment (Penghargaan dan Hukuman)
Pemberian reward dan punishmed (penghargaan dan hukuman) kepada
manajemen bisa menurunkan masalah agensi. Pemberian reward dan punishment
ditentukan berdasarkan kinerja dari manajemen.
e. Intervensi Langsung oleh Pemegang Saham
Internvensi langsung oleh pemegang saham dapat membuat agen mengalami
tekanan dan cenderung untuk main aman, tidak mau mengambil risiko dengan tidak
mementingkan keuntungan pribadinya.
f. Meningkatkan Kepemilikan Saham oleh Institusi Lain
Peningkatan kepemilikan saham oleh pihak lain akan membuat biaya agensi
menjadi lebih ringan dan manajemen akan semakin banyak yang mengawasi. Ketika
ada tambahan pemegang saham dari pihak lain, otomatis pihak lain juga akan
mengawasi aktivitas manajemen. Semakin banyak pihak yang mengawasi, maka
semakin kecil peluang manajemen untuk melakukan penyimpangan.

10
KESIMPULAN

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal
serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.
Masalah dari teori keagenan yang dapat terjadi adalah karena: agen berntindak untuk
kepentingan dirinya sendiri dan asimeteri informasi. Untuk mengatasi masalah keagenan
dapat dilakukan dengan cara: pengawasan good corporate governance (GCG), menyamakan
kepentingan manajemen, pemberian reward dan punishment (penghargaan dan hukuman),
utang sebagai sumber pendanaan perusahaan, intervensi langsung oleh pemegang saham, dan
meningkatkan kepemilikan saham oleh institusi

Jika sebuah perusahaan yang dimiliki secara penuh dikelola oleh pemiliknya, dia akan
membuat keputusan operasi yang memaksimalkan kegunaannya. Keputusan-keputusan itu
akan mempengaruhi bukan saja manfaat yang berasal dari pengembalian uang tetapi juga hal
lain yang berhubungan dengan berbagai aspek non-uang dari aktivitas usahanya.

Keberadaan dan ukuran biaya keagenan bergantung pada sifat biaya monitoring,
selera manajer terhadap manfaat non-uang dan pasokan manajer potensial yang mampu
membiayai seluruh usaha dari kekayaan pribadi mereka. Jika tidak ada biaya monitoring,
biaya keagenan akan menjadi nol atau jika pemilik perusahaan memiliki 100 % kepemilikan

11
maka pemilik akan menjalankan semua perusahaan dalam industry (baik kompetitif maupun
tidak) sehingga baiay agensi dalam industri tersebut akan menjadi nol.

Secara umum biaya agensi yang disebabkan oleh keberadaan pemilik luar dimana
pemilik akan membayar absentee owner (yaitu, pemegang saham) untuk menjual kepada
manajer pemilik yang dapat menghindari biaya ini. Hal ini dapat dicapai secara prinsip
dengan manajer menjadi pemegang saham tunggal dengan membeli kembali semua klaim
ekuitas dari luar dengan dana yang diperoleh melalui penerbitan utang secara terbatas dan
penggunaan kekayaan pribadinya sendiri. Secara ringkasnya biaya agensi yang berkaitan
dengan liabilitas (utang) terdiri dari:

1. kerugian kekayaan kesempatan (opportunity wealth) yang disebabkan oleh dampak


dari utang pada keputusan investasi perusahaan,
2. pemantauan dan ikatan pengeluaran oleh pemegang obligasi dan pemilik-manager
(Yaitu, perusahaan),
3. kebangkrutan dan biaya reorganisasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jensen & Meckling.1976.The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour, Agency Cost, and
Ownership Structure. Journal of Financial and Economics. 3:305-360.

http://nichonotes.blogspot.com/2017/12/teori-keagenan-agency-theory.html (diakses pada


tanggal 20 November 2018)

https://www.hestanto.web.id/teori-keagenan-agency-theory/ (diakses pada tanggal 20


November 2018)

13

Vous aimerez peut-être aussi