Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D
DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA Ny. S
DI KELURAHAN TLOGOSARI KULON KECAMATAN PEDURUNGAN
SEMARANG
Disusun oleh :
Syukur Alhamdulillah atas segala karunia, ridho, dan hidayah Allah SWT,
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas seminar kelompok keperawatan
keluarga yang berjudul ”asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. D
dengan penyakit diabetes melitus pada Ny. S di keluran Tlogosari Kulon
kecamatan Pedurungan Semarang.
Dengan segala keterbatasan, laporan ini dapat Kami selesaikan atas bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.
2. Ibu Ns. Siti Aisyah, S. Kep, selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Bapak dr. Teguh selaku pembimbing klinik di Puskesmas Tlogasari Kulon
Semarang
4. Bagi semua pihak di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, yang sangat mendukung dan selalu memberi
semangat.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharap saran dan kritik dari pembaca
guna penyempurnaan makalah ini.
Hormat Kami
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002 hal : 1220).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative.
(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, ditandai dengan hiperglikemia puasa. (Silvia A. price, 2005 hal
1260).
Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi kekurangan insulin atau resisten
terhadap insulin yang menyebabkan terganggunya metabolisme dari
glukosa,protein dan lemak yang ditandai dengan hiperglikemia, poliuria,
polidipsia, polipagia dan kelemahan disertai dengan konsentrasi gula darah
puasa lebih dari sama dengan 140 mg/dl atau konsentrasi gula darah lebih dari
sama dengan 200 mg/dl setelah 2 jam pemberian glukosa (WHO 1985).
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (American Diabetes Association)
adalah sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus tipe I/DM tergantung insulin/insulin dependent
diabetes mellitus (IDDM)
Tipe juvenile onset dan tipe dependen insulin, biasa terjadi pada usia <
40 tahun (tapi tidak selalu), keadaan klinik saat di diagnosis adalah berat,
kadar insulin tidak ada, berat badan biasanya kurus dan pengobatannya
adalah insulin, diet dan olah raga.
a. Autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta.
b. Idiopatik, tanpa bukti adanya autoimun dan tidak diketahui
sumbernya.
2. Diabetes Melitus tipe II/DM tidak tergantung insulin/non-insulin-
dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Tipe onset maturitas dan tipe nondependen insulin, biasa terjadi pada usia
> 40 tahun (tapi tidak selalu), keadaan klinik saat di diagnosis adalah
ringan, kadar insulin cukup/tinggi, berat badan biasanya gemuk/normal
dan pengobatannya adalah diet, olah raga, tablet dan insulin.
3. Diabetes Gestasional (GDM)
Diabetes yang timbul selama kehamilan, karena terjadi peningkatan
sekresi berbagai hormone yang mempunyai efek metabolic terhadap
toleransi glukosa. GDM terjadi apabila dua atau lebih dari nilai yang
ditemukan atau dilampaui sesudah pemberian glukosa oral : puasa , 105
mg/dl; 1 jam, 190 mg/dl; 2 jam, 165 mg/dl; 3 jam, 145 mg/dl.
4. DM tipe lain
a. Kelainan genetic dalam sel beta
b. Kelainan genetic pada kerja insulin
c. penyakit pada eksokrin pancreas yang menyebabkan pancreatitis
kronik
d. penyakit endrokrin seperti sindrom cushing dan akromegali
e. obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta
f. infeksi
(Silvia A. price, 2005 hal 1262)
B. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucocyte antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen (internal).
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
(Brunner dan Suddarth, 2002 hal : 1224).
Patofisiologi DM
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM
Ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi
glukosa yang tidak terukur oleh hati, glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hierglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi
glikosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan kedalam urine,
ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
(deuresis osmotik). Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan
maka akan terjadi peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan dan mengalami peningkatan
selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori.
(FKUI, 1995)
D. Pathways
Defisiensi Insulin
glukoneogenesis hiperglikemia
Mual ↓ pH Hemokonsentrasi
muntah
Asidosis Trombosis
Resti Ggn
Nutrisi
Koma
Kurang dari Aterosklerosis
kebutuhan Kematian
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren
Resiko Injury
E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin. Defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa dalam
plasma puasa yang normal atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat.
Jika hiperglikemia berat maka akan timbul glikosuria yang mengakibatkan
diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine maka akan
mengalami keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang, rasa
lapar yang semakin besar (polifagia) sehingga mengeluh mengantuk dan cepat
lelah.
(Silvia A. price, 2005 hal 1263)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah
sewaktu
- Plasma vena < 100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah
puasa <110 110-120 >126
- Plasma vena <90 90-110 >110
- Darah kapiler
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan/olah raga
3. Pemantauan
4. Terapi (obat)
5. Pendidikan kesehatan (penkes)
H. Pengkajian
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrisi yang tepat
Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut
kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna,
pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien)
dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.
Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka
rangsang, cemas, sakit kepala.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal.
Intervensi :
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu
nafas
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan
BB, nadi tidak teratur
Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
Kaji tanda vital
Kaji adanya nyeri
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami
injury
Intervensi :
Hindarkan lantai yang licin.
Gunakan bed yang rendah.
Orientasikan klien dengan ruangan.
Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. D
2. Alamat dan telpon : Tlogosari Kulon, (024) 6713465
3. Pekerjaan kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : sarjana
5. komposisi keluarga
Imunisasi
c
u a
Nm
J Hub dg m B m
No Angt Pddkn Pekerjaan DPT Polio Hepatitis
K KK u C p
Klg a
r G
k
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tn. S L Ayah 82 SD PNS - - - - - - - - - - - - -
(Alm)
2 Ny. S P Ibu 77 SD Ibu RT - - - - - - - - - - - - -
3 Tn. D L Anak ke 55 sarjana PNS - - - - - - - - - - - - -
2 (KK)
4 Ny. S P Istri 53 SMP Ibu RT - - - - - - - - - - - - -
5 An. A L Anak 15 SMP Pelajar - - - - - - - - - - - - -
Genogram
Ny.
S
77 th
Tn. D Ny.
55 th S
53 th
An. A
15 th
Keterangan :
= perempuan = klien
= garis perkawinan
= tinggal serumah
= garis keturunan
8. Agama
Keluarga Ny. S semua beragama Islam, semua keluraga selalu
menjalankan perintah agama diantaranya, puasa pada bulan Ramadhan,
sholat 5 waktu dan dalam melakukan ibadah sholat biasanya dijalankan
dengan berjama’ah.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. S adalah seorang pensiunan lanjutan dari suaminya Tn S (Alm),
sedangkan KK bekerja PNS sebagai pegawai PA(patologi anatomi) di
RSUP dr. Karyadi Semarang dan yang memenuhi kebutuhan sehari-hari
adalah Tn. D. Untuk pengobatan Ny. S, klien menggunakan uang hasil dari
pensiunannya dan dilihat dari penghasilan yang didapat, harta benda yang
dimiliki dalam keluarga , keluarga tersebut mempunyai status sosial
ekonomi menengah.
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas Rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan
berkumpul bersama keluarga sambil nonton TV dan mendengarkan radio
dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan sebagai hiburan. Aktivitas
Rekreasi di luar rumah jarang dilakukan, dan apabila klien merasa kangen
dengan cucunya klien pergi kerumah anaknya yang nomor satu.
Tempat masak T
Kamar
mandi
Kamar tidur
Meja makan
U S
Kamar
Ruang tengah
tidur
B
Ruang tamu
Kamr tidur
Halaman depan
Jalan
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan
masyarakat adalah bahasa jawa. Komunikasi antar keluarga lebih sering
pada sore dan malam hari Karena semua anggota keluarga yang bekerja
sudah pulang.
2. Struktur kekuatan keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku
yang baik, sopan santun, tatakrama, cara menjaga hubungan baik dengan
orang lain, kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. D, tetapi
terkadang waktu ada permasalahan keluarga, Ny. S juga ikut memberi
solusi dan berperan sebagai yang paling dituakan.
3. Struktur peran (formal dan informal)
a. Tn. D
Peran formal : kepala keluarga, sebagai ayah dan sebagai PNS.
Peran informal: ketua RT setempat.
b. Ny. S
Peran formal : sebagai ibu rumah tangga, ibubagi anak-anaknya,
sebagai nenek bagi cucu-cucunya dan sebagai buyut.
Peran informal : aktif dalam perkumpulan di lingkungan tempat
tinggal.
c. Ny. S (istri)
Peran formal : ibu rumah tangga dan istri.
Peran informal : -
d. An. A
Peran formal : anak dan pelajar
Peran informal : -
4. Nilai dan norma kelurga
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga mereka
selalu menjaga kebersihan, memperhatikan kecukupan gizi/pola makan
dan gaya hidup dalam keluarga.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S saling menyayangi, menghormati, memberikan perhatian
dan kasih sayang antar anggota keluarga yang lain. Ny. S menyatakan
sedih sekali jika ada salah satu anggota keluarganya yang mempunyai
masalah dan jika ada yang sakit.
2. Fungsi sosial
Tn. D dan Ny. S aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Salah satunya
adalah pengajian dan arisan. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan.
Keluraga dan klien mengerti masalah kesehatan yang sedang dialami
oleh Ny. S.
b. Mengambil keputusan yang tepat apabila ada keluarga yang sakit.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga mencarikan
obat terlebih dahulu, baik obat tradisional dan maupun mengunakan
obat kimia dari apotek.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga merawatnya
dirumah terlebih dahulu dengan perawatan secara tradisional dan
dengan menerapkan pengalaman dalam merawat orang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan.
Di rumah Tn. D terdapat lansia yaitu Ny. S sehingga keluarga
memodifikasi lingkungan supaya tidak membuat Ny. S cedera, salah
satunya yaitu berusaha meminimalkan lantai yang licin.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Setelah anggota keluarga yang sakit tidak tertangani dengan baik
maka keluarga membawanya ke puskesmas terdekat terlebih dahulu
dan membawanya ke RS.
4. Fungsi repoduksi
klien mempunyai 2 anak dan semuanya sudah nikah. Anak pertama klien
sudah berkeluarga dan sudah berumah tangga sendiri. Sedangkan anak
yang kedua satu rumah dengan klien, klien sudah punya cucu 4 orang dan
klien sekarang sudah berperan sebagai buyut karena cucu klien sudah pada
punya anak.
5. fungsi ekonomi
dalam keluarga yang berperan dalam memenuhi kebuthan sehari-hari
adalah Tn. D. Meskipun juga dibantu oleh klien yang berasal dari dana
pensiunan suaminya.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ny. S (klien) Tn. D Ny. S An. A
TD 130/90 120/80 130/90 110/70
mmHg mmHg mmHg mmHg
Nadi 90 x/mnt 84 x/mnt 90 x/mnt 96 x/mnt
RR 22 x/mnt 24 x/mnt 22 x/mnt 20 x/mnt
TB 153 cm 165 cm 155 cm 157 cm
BB 60 kg 65 kg 60 kg 49 kg
Kepala Bentuk meso Bentuk meso Bentuk meso Bentuk meso
chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak
ada luka ada luka ada luka ada luka
Rambut Warna hitam Warna hitam, Warna Rambut
ada ubannya, ada ubannya rambut hitam hitam,
cukup bersih sedikit, ada ubannya pendek, lurus,
lurus pendek, sedikit, rambut bersih
lurus, bersih cukup bersih
lurus
Mata terdapat Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan
penglihatan, penglihatan, penglihatan, penglihatan,
memakai alat sclera tidak konjungtiva konjungtiva
bantu ikterik, tidak anemis, tidak anemis,
penglihatan konjungtiva sclera tidak sklera tidak
(kaca mata) tidak anemis, ikterik ikterik
terdapat memakai alat
daging bantu
tumbuh penglihatan
dimata
bagian kiri,
sclera tidak
ikterik,
konjungtiva
anemis
Hidung Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
polip polip polip polip
Mulut Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak
berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak
ada ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
stomatitis
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tiroid
tiroid tiroid tiroid
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap Ny. S gula darahnya bisa stabil, dan berharap petugas
kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan yang
baik
ANALISA DATA
no Hari, tanggal, Data Diagnosa Keperawatan
waktu
1 Kamis, 14 DS: Resiko tinggi gangguan
januari 2010 Klien mengatakan kalau nutrisi: kurang dari
Jam 11.00 makan seperti biasa hanya kebutuhan tubuh pada
saja klien mengurangi minum Ny. S dikeluarga Tn. D
gula. berhubungan dengan
Klien mengatakan apabila lagi peningkatan kerja
ingin minum gula hanya dalam sel.
menggunakannya sedikit
sekali.
DO:
Ditemukan dalam
pemeriksaan laboratorium GD
puasa yaitu 96,0 mg/dl dan
GD PP 2 jam adalah 139,0
mg/dl
TD 130/ 90 mm/hg
BB 60 kg
TB 153 cm
Kunjungan
keluarga ke
fasilitas
kesehatan untuk
membawa
anggota
keluarga periksa
atau berobat
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Evaluasi
S:
- Keluarga dapat menyebutkan kembali
pengertian DM yaitu gula darah tinggi,
lebih dar batas normal
-Menyebutkan 2 dari 3 penyebab DM yaitu
faktor genetik, faktor immunologi
- Keluarga mengatakan tanda yang ada
pada Ny. S yaitu poliuria yaitu sering
BAK.
- Keluarga mengatakan mau mencoba untuk
melakukan perawatan yang sesuai dengan
kesepakatan
- Keluarga dapat menjelaskan kembali cara
perawatan DM
- Keluarga dapat menyebutkan pengaturan
makan dan minum pada diet DM
- Keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang masalah DM dan diet DM
O:
- keluarga memperhatikan mahasiswa saat
diskusi berlangsung
- terdapat kontak mata
- sesekali menganggukkan kepala saat
diberi penguatan atau penjelasan
- keluarga tersenyum saat diberi pujian
- tampak aktif terlibat dlm diskusi diet DM
A:
- perlu disepakti lagi mengatur penjelasan
lagi tentang diet DM
- keluarga telah mampu mengenali
masalah DM
P:
- peragakan ulang dlm pengaturan diet DM
S: 19-1-10
- Klien dan keluarga mengatakan sudah Jam 11.00
menerapkan diet DM
O:
- Klien dan keluarga lebih
bersemangat
- bicara terbuka dengan perawat,
tampak berharap perawat bisa mmbantu
mengatasi masalahnya.
A:
Perlu diskusi tentang mengalokasikan uang
belanja spy terpenuhi unsur gizinya dlm
makanan sehari-hari dalam menerapkan
diet DM
P:
- Diskusikan bersama klg dalam mengatur
uang belanja shg dpt terpenuhi kebtuhan
gizi DM
- Minta klien dan keluarga untuk optimis
dengan kondisi yg ada & mencoba hal yg
dianjurkan.
Implementasi 22-1-10
TUK 3: Jam 11.00
Menjelaskan kembali pada klg tentang cara
perawatan anggota klg dg DM:
- menjelaskan kembali kebutuhan gizi utk
penderita DM
- mencontohkan jumlah kebutuhan makan
sehari utk penderita DM
TUK 4:
Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan
supaya klientidak terjadi injuri :
- Lantai jangan sampai ada yang
licin
- Kamar mandi lantainya tidak licin
dan diusahakan dekat dengan kamar tidur
klien
- Hindarkan barang-barang tajam
dan membahayakan klien
- Sediakan alat bantu jalan jika
diperlukan klien
Evaluasi
S:
- klg berjanji akan melanjutkan cara-
cara yg sdh diajarkan
O:
- tampak klien dan keluarga
memperlihatkan kondisi rumah yang ada
- klien dan keluarga memilih
modifikasi lingkungan yg dianjurkan
perawat
A:
Klg sudah melakukan hal yg diajarkan, dan
sudah memilih modifikasi lingkungan guna
menghindari injuri pada klien
P:
-Motivasi klg utk menerapkan hal-hal yg
sdh disepakati bersama prwt.
- Pada kunjungan tdk terencana memantau
komposisi menu & jmlh makan utk klien
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.
Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada
Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.