Vous êtes sur la page 1sur 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

D
DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA Ny. S
DI KELURAHAN TLOGOSARI KULON KECAMATAN PEDURUNGAN
SEMARANG

Disusun oleh :

1. Juli Bestari (G0A007049)


2. Juli Karisma P (G0A007050)
3. Juwarningsih (G0A007051)
4. Khodiroh (G0A007052)
5. Khoziin kasanggi (G0A007053)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2010
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala karunia, ridho, dan hidayah Allah SWT,
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas seminar kelompok keperawatan
keluarga yang berjudul ”asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. D
dengan penyakit diabetes melitus pada Ny. S di keluran Tlogosari Kulon
kecamatan Pedurungan Semarang.
Dengan segala keterbatasan, laporan ini dapat Kami selesaikan atas bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.
2. Ibu Ns. Siti Aisyah, S. Kep, selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Bapak dr. Teguh selaku pembimbing klinik di Puskesmas Tlogasari Kulon
Semarang
4. Bagi semua pihak di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, yang sangat mendukung dan selalu memberi
semangat.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharap saran dan kritik dari pembaca
guna penyempurnaan makalah ini.

Semarang, Januari 2010

Hormat Kami
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002 hal : 1220).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative.
(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, ditandai dengan hiperglikemia puasa. (Silvia A. price, 2005 hal
1260).
Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi kekurangan insulin atau resisten
terhadap insulin yang menyebabkan terganggunya metabolisme dari
glukosa,protein dan lemak yang ditandai dengan hiperglikemia, poliuria,
polidipsia, polipagia dan kelemahan disertai dengan konsentrasi gula darah
puasa lebih dari sama dengan 140 mg/dl atau konsentrasi gula darah lebih dari
sama dengan 200 mg/dl setelah 2 jam pemberian glukosa (WHO 1985).
Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (American Diabetes Association)
adalah sebagai berikut :
1. Diabetes Melitus tipe I/DM tergantung insulin/insulin dependent
diabetes mellitus (IDDM)
Tipe juvenile onset dan tipe dependen insulin, biasa terjadi pada usia <
40 tahun (tapi tidak selalu), keadaan klinik saat di diagnosis adalah berat,
kadar insulin tidak ada, berat badan biasanya kurus dan pengobatannya
adalah insulin, diet dan olah raga.
a. Autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta.
b. Idiopatik, tanpa bukti adanya autoimun dan tidak diketahui
sumbernya.
2. Diabetes Melitus tipe II/DM tidak tergantung insulin/non-insulin-
dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Tipe onset maturitas dan tipe nondependen insulin, biasa terjadi pada usia
> 40 tahun (tapi tidak selalu), keadaan klinik saat di diagnosis adalah
ringan, kadar insulin cukup/tinggi, berat badan biasanya gemuk/normal
dan pengobatannya adalah diet, olah raga, tablet dan insulin.
3. Diabetes Gestasional (GDM)
Diabetes yang timbul selama kehamilan, karena terjadi peningkatan
sekresi berbagai hormone yang mempunyai efek metabolic terhadap
toleransi glukosa. GDM terjadi apabila dua atau lebih dari nilai yang
ditemukan atau dilampaui sesudah pemberian glukosa oral : puasa , 105
mg/dl; 1 jam, 190 mg/dl; 2 jam, 165 mg/dl; 3 jam, 145 mg/dl.
4. DM tipe lain
a. Kelainan genetic dalam sel beta
b. Kelainan genetic pada kerja insulin
c. penyakit pada eksokrin pancreas yang menyebabkan pancreatitis
kronik
d. penyakit endrokrin seperti sindrom cushing dan akromegali
e. obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta
f. infeksi
(Silvia A. price, 2005 hal 1262)

B. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucocyte antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen (internal).
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
(Brunner dan Suddarth, 2002 hal : 1224).

C. Patofisiologi dan fisiologi


Fisiologi Pankreas
Pankreas adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di
belakang usus duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut
kepulauan Langerhans. Kepulauan Langerhans ini menghasilkan hormon
insulin dan glukagon yang digunakan untuk mengatur jumlah gula dalam
darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen
untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika
tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati
akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai
energi tambahan. Pankreas juga mengandung sel yang menghasilkan getah
pankreas. Getah pankreas adalah getah pencernaan yang mempunyai peran
penting dalam mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama, yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air,
bikarbonat, dan enzim yang dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim
amilase, serta enzim lipase. Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari
melalui dua saluran di sepanjang pankreas. Pada usus duabelas jari, bikarbonat
menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam makanan dan
membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung
bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase
berperan dalam melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai
oleh enzim ptyalin dalam air ludah. Sementara itu, lipase mempunyai peran
yang tak kalah penting dalam proses pemecahan lemak.

Patofisiologi DM
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM
Ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi
glukosa yang tidak terukur oleh hati, glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hierglikemia postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi
glikosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan kedalam urine,
ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
(deuresis osmotik). Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan
maka akan terjadi peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan dan mengalami peningkatan
selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori.
(FKUI, 1995)
D. Pathways

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi Kekurangan


volume cairan

Mual ↓ pH Hemokonsentrasi
muntah

Asidosis Trombosis
Resti Ggn
Nutrisi
 Koma
Kurang dari Aterosklerosis
kebutuhan  Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
diabetik
Miokard Infark Stroke Gangren

Ggn. Penglihatan Gagal


Ggn Integritas Kulit Ginjal

Resiko Injury
E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin. Defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa dalam
plasma puasa yang normal atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat.
Jika hiperglikemia berat maka akan timbul glikosuria yang mengakibatkan
diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul
rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urine maka akan
mengalami keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang, rasa
lapar yang semakin besar (polifagia) sehingga mengeluh mengantuk dan cepat
lelah.
(Silvia A. price, 2005 hal 1263)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah
sewaktu
- Plasma vena < 100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah
puasa <110 110-120 >126
- Plasma vena <90 90-110 >110
- Darah kapiler

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali


pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan/olah raga
3. Pemantauan
4. Terapi (obat)
5. Pendidikan kesehatan (penkes)

H. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur
atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrisi yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut
kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna,
pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien)
dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka
rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal.
Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu
nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan
BB, nadi tidak teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami
injury
Intervensi :
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. D
2. Alamat dan telpon : Tlogosari Kulon, (024) 6713465
3. Pekerjaan kepala keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : sarjana
5. komposisi keluarga
Imunisasi
c
u a
Nm
J Hub dg m B m
No Angt Pddkn Pekerjaan DPT Polio Hepatitis
K KK u C p
Klg a
r G
k
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tn. S L Ayah 82 SD PNS - - - - - - - - - - - - -

(Alm)
2 Ny. S P Ibu 77 SD Ibu RT - - - - - - - - - - - - -
3 Tn. D L Anak ke 55 sarjana PNS - - - - - - - - - - - - -

2 (KK)
4 Ny. S P Istri 53 SMP Ibu RT - - - - - - - - - - - - -
5 An. A L Anak 15 SMP Pelajar - - - - - - - - - - - - -
Genogram

Ny.
S
77 th

Tn. D Ny.
55 th S
53 th
An. A
15 th

Keterangan :

= laki-laki sudah meninggal


= laki-laki

= perempuan = klien

= garis perkawinan
= tinggal serumah
= garis keturunan

NB : dari hasil anamnesa suami klien meninggal tidak karena sakit,


suami klien meninggal pada 5 tahun yang lalu.
6. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. S termasuk tipe keluarga besar (Ekstended family) karena di
dalam satu rumah terdapat KK (ayah), istri, anak dan diterdapat ibu KK.
7. Suku Bangsa
Bahasa yang digunakan keluarga Ny. S adalah bahasa Jawa, karena
keluarga Ny. S berasal dari Jawa.

8. Agama
Keluarga Ny. S semua beragama Islam, semua keluraga selalu
menjalankan perintah agama diantaranya, puasa pada bulan Ramadhan,
sholat 5 waktu dan dalam melakukan ibadah sholat biasanya dijalankan
dengan berjama’ah.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. S adalah seorang pensiunan lanjutan dari suaminya Tn S (Alm),
sedangkan KK bekerja PNS sebagai pegawai PA(patologi anatomi) di
RSUP dr. Karyadi Semarang dan yang memenuhi kebutuhan sehari-hari
adalah Tn. D. Untuk pengobatan Ny. S, klien menggunakan uang hasil dari
pensiunannya dan dilihat dari penghasilan yang didapat, harta benda yang
dimiliki dalam keluarga , keluarga tersebut mempunyai status sosial
ekonomi menengah.
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas Rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan
berkumpul bersama keluarga sambil nonton TV dan mendengarkan radio
dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan sebagai hiburan. Aktivitas
Rekreasi di luar rumah jarang dilakukan, dan apabila klien merasa kangen
dengan cucunya klien pergi kerumah anaknya yang nomor satu.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. D mempunyai satu orang anak, anak laki-laki berumur 15
tahun dan masih sekolah. Tahap perkembangan keluarga Tn. D adalah
tahap V yaitu keluarga dengan anak remaja. Dengan tugas perkembangan
yaitu : Tn. D menberikan kebebasan yang seimbang dengan bertanggung
jawab dan meningkatkan otonomi pada An. A, mempererat hubungan yang
intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara An. A
dengan anggota keluarga yang lain dan perubahan sistem peran dan
peraturan tumbuh kembang keluarga.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Pada tahap keluarga Tn. D sampai saat ini belum terpenuhi adalah dalam
mempertahankan komunikasi yang terbuka antara An. A dengan anggota
keluarga yang lain, karena An. A lebih suka diam apabila mendapat
masalah.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga belum dipastikan riwayat penyakit menular, tetapi
dicurigai ada penyakit menurun di keluarga Tn. D
Kesehatan masing-masing keluarga adalah :
a. Ny. S :
menderita kencing manis (DM), dengan pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS klien tinggi yaitu 188 mg/dl yaitu sudah 20 tahun
yang lalu, klien belum pernah dirawat di RS karena setelah klien
mengetahui menderita DM klien selalu berusaha untuk menjaga pola
makan dan gaya hidup dengan sebaik-baiknya. Setiap bulan klien
selalu kontrol gula darah di RSUP dr. Karyadi. Dan untuk bulan
iniklien sudah kontrol gula darah dengan hasil GD puasa 96,0 mg/dl.
b. Tn. D :
Tn. D juga ada kemungkinan menderta penyakit DM juga, apabila
tidak menjaga pola makan secara teratur dan gaya hidup yang baik,
karena 2 bulan yang lalu Tn. D juga ikut periksa dengan hasil 120
mg/dl.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Ny. S menyatakan tidak ada keluarga terdahulu yang menderita
seperti yang diderrita oleh Ny. S.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Denah rumah

Tempat masak T
Kamar
mandi

Kamar tidur
Meja makan

U S
Kamar
Ruang tengah
tidur
B
Ruang tamu
Kamr tidur

Halaman depan

Jalan

2. katakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien disekitar rumah ramah-ramah, klien tinggal diwilayah
perkampungan, warga juga memiliki kebiasaan dan tradisi pengajian,
arisan, dilakukan dirumah warga secara bergantian.
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Tn.D menikah, maka Tn. D tinggal serumah dengan Ny. S, Tepatnya
di Tlogosari Kulon dan sampai sekarang belum pernah pindah. Dalam
melakukan kontrol gula darah klien melakukannya di RSUP dr. Karyadi,
dan mobilitas untuk kesana klien bersamaan dengan anaknya yang bekerja
di RS Karyadi dan terkadang klien naik angkot sendiri. Dan itu klien
masih bisa melakukannya sendiri.

4. Perkumpulan keluarga dan intreraksi dengan masyarakat


Semua anggota keluarga yang tinggal dirumah Ny. S kumpul dirumah
biasanya pada sore dan malam hari, setelah urusannya selesai, dengan
Tn.D bekerja, keluarga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar.
5. Sistem pendukung keluarga
Semus anggota keluarga dalam kondisi sehat, hanya saja Tn. D dan Ny. S
harus selalu menjaga kesehatannya. Antar anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain, keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan
meliputi sarana MCK, sumber air bersih, motor sebagai sarana trasportasi,
sedangkan dukungan sosial, psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi
dengan baik.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan
masyarakat adalah bahasa jawa. Komunikasi antar keluarga lebih sering
pada sore dan malam hari Karena semua anggota keluarga yang bekerja
sudah pulang.
2. Struktur kekuatan keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku
yang baik, sopan santun, tatakrama, cara menjaga hubungan baik dengan
orang lain, kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. D, tetapi
terkadang waktu ada permasalahan keluarga, Ny. S juga ikut memberi
solusi dan berperan sebagai yang paling dituakan.
3. Struktur peran (formal dan informal)
a. Tn. D
 Peran formal : kepala keluarga, sebagai ayah dan sebagai PNS.
 Peran informal: ketua RT setempat.
b. Ny. S
 Peran formal : sebagai ibu rumah tangga, ibubagi anak-anaknya,
sebagai nenek bagi cucu-cucunya dan sebagai buyut.
 Peran informal : aktif dalam perkumpulan di lingkungan tempat
tinggal.
c. Ny. S (istri)
 Peran formal : ibu rumah tangga dan istri.
 Peran informal : -
d. An. A
 Peran formal : anak dan pelajar
 Peran informal : -
4. Nilai dan norma kelurga
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga mereka
selalu menjaga kebersihan, memperhatikan kecukupan gizi/pola makan
dan gaya hidup dalam keluarga.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S saling menyayangi, menghormati, memberikan perhatian
dan kasih sayang antar anggota keluarga yang lain. Ny. S menyatakan
sedih sekali jika ada salah satu anggota keluarganya yang mempunyai
masalah dan jika ada yang sakit.
2. Fungsi sosial
Tn. D dan Ny. S aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Salah satunya
adalah pengajian dan arisan. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan.
Keluraga dan klien mengerti masalah kesehatan yang sedang dialami
oleh Ny. S.
b. Mengambil keputusan yang tepat apabila ada keluarga yang sakit.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga mencarikan
obat terlebih dahulu, baik obat tradisional dan maupun mengunakan
obat kimia dari apotek.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga merawatnya
dirumah terlebih dahulu dengan perawatan secara tradisional dan
dengan menerapkan pengalaman dalam merawat orang sakit.
d. Memodifikasi lingkungan.
Di rumah Tn. D terdapat lansia yaitu Ny. S sehingga keluarga
memodifikasi lingkungan supaya tidak membuat Ny. S cedera, salah
satunya yaitu berusaha meminimalkan lantai yang licin.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Setelah anggota keluarga yang sakit tidak tertangani dengan baik
maka keluarga membawanya ke puskesmas terdekat terlebih dahulu
dan membawanya ke RS.
4. Fungsi repoduksi
klien mempunyai 2 anak dan semuanya sudah nikah. Anak pertama klien
sudah berkeluarga dan sudah berumah tangga sendiri. Sedangkan anak
yang kedua satu rumah dengan klien, klien sudah punya cucu 4 orang dan
klien sekarang sudah berperan sebagai buyut karena cucu klien sudah pada
punya anak.
5. fungsi ekonomi
dalam keluarga yang berperan dalam memenuhi kebuthan sehari-hari
adalah Tn. D. Meskipun juga dibantu oleh klien yang berasal dari dana
pensiunan suaminya.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stres jangka pendek dan panjang
Keluarga menyatakan bahwa saat ini Ny. S sebelumnya menderita DM dan
keluarga sudah mengetahuinya 20 tahun yang lalu yaitu dengan
memeriksakan gula darah yang dideritanya di laboratorum puskesmas.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Keluarga Ny. S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit
biasanya dibelikan obat di apotik terlebih dahulu, jika tidak ada perubahan
kondisi dari anggota keluarga maka membawanya ke Puskesmas terdekat
dan seterusnya juga bisa ke RS yang diingnkannya, dan yang lain untuk
bersabar pula serta menyerahkan semua kepada Allah SWT.
3. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya Ny. S melakukan
musyawarah untuk mengambil suatu keputusan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi yang tidak baik maka klien dan anggota keluarga yang
lain selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu sehingga tidak ada yang
disfungsional sehingga klien selalu berusaha dan bertawakkal.

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ny. S (klien) Tn. D Ny. S An. A
TD 130/90 120/80 130/90 110/70
mmHg mmHg mmHg mmHg
Nadi 90 x/mnt 84 x/mnt 90 x/mnt 96 x/mnt
RR 22 x/mnt 24 x/mnt 22 x/mnt 20 x/mnt
TB 153 cm 165 cm 155 cm 157 cm
BB 60 kg 65 kg 60 kg 49 kg
Kepala Bentuk meso Bentuk meso Bentuk meso Bentuk meso
chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak chepal, tidak
ada luka ada luka ada luka ada luka
Rambut Warna hitam Warna hitam, Warna Rambut
ada ubannya, ada ubannya rambut hitam hitam,
cukup bersih sedikit, ada ubannya pendek, lurus,
lurus pendek, sedikit, rambut bersih
lurus, bersih cukup bersih
lurus
Mata terdapat Tidak ada Tidak ada Tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan
penglihatan, penglihatan, penglihatan, penglihatan,
memakai alat sclera tidak konjungtiva konjungtiva
bantu ikterik, tidak anemis, tidak anemis,
penglihatan konjungtiva sclera tidak sklera tidak
(kaca mata) tidak anemis, ikterik ikterik
terdapat memakai alat
daging bantu
tumbuh penglihatan
dimata
bagian kiri,
sclera tidak
ikterik,
konjungtiva
anemis
Hidung Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada sekret, ada sekret, ada sekret, ada sekret,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
polip polip polip polip
Mulut Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak
berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak
ada ada stomatitis ada stomatitis ada stomatitis
stomatitis
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar tiroid
tiroid tiroid tiroid

Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan


dada dada dada dada
simetris, simetris,tidak simetris,tidak simetris,tidak
tidak ada ada nyeri ada nyeri ada nyeri
nyeri tekan, tekan, tidak tekan, tidak tekan, tidak
tidak ada ada wheezing ada wheezing ada wheezing
wheezing

Abdomen Tidak Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


nyeri tekan nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
massa massa massa massa
Ekstremitas Atas: masih Atas: masih Atas: masih Atas: masih
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
dengan baik, dengan baik, dengan baik, dengan baik,
rentang gerak rentang gerak rentang gerak rentang gerak
masih baik masih baik masih baik masih baik
Bawah: Bawah: Bawah: Bawah:
rentang gerak rentang gerak rentang gerak rentang gerak
kaki masih kaki masih kaki masih kaki masih
baik dan baik dan baik dan baik dan
dapat dapat dapat dapat
berfungsi berfungsi berfungsi berfungsi
dengan baik, dengan baik dengan baik dengan baik
terdapat
pitting edema

H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap Ny. S gula darahnya bisa stabil, dan berharap petugas
kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan yang
baik
ANALISA DATA
no Hari, tanggal, Data Diagnosa Keperawatan
waktu
1 Kamis, 14 DS: Resiko tinggi gangguan
januari 2010  Klien mengatakan kalau nutrisi: kurang dari
Jam 11.00 makan seperti biasa hanya kebutuhan tubuh pada
saja klien mengurangi minum Ny. S dikeluarga Tn. D
gula. berhubungan dengan
 Klien mengatakan apabila lagi peningkatan kerja
ingin minum gula hanya dalam sel.
menggunakannya sedikit
sekali.
DO:
 Ditemukan dalam
pemeriksaan laboratorium GD
puasa yaitu 96,0 mg/dl dan
GD PP 2 jam adalah 139,0
mg/dl
 TD 130/ 90 mm/hg
 BB 60 kg
 TB 153 cm

2 Senin, 18 DS : Resiko kekurangan


January, 2010  Klien mengatakan sering ke volume cairan pada Ny.
13.00 WIB kamar madi untuk BAK S di keluarga Tn. D
 Klien BAB dan BAK lancer berhubungan dengan
tidak ada gangguan diuresis osmotik.
DO:
 Terdapat pitting edema
 intake cairan kira-kira 2700
ml
 output cairan klien kira-kira
2800 ml
 TD 130/ 90 mm/hg
 BB 60 kg
3 Kamis, 22 DS : Resiko terjadi injury
januari 2010  Klien mengatakan pandangan pada Ny. S dikeluarga
11.00 WIB matanya sudah berkurang dan Tn. D berhubungan
kadang-kadang kabur apabila dengan penurunan
melihat sesuatu. fungsi penglihatan
 Klien menyatakan kalau jalan
jauh kadang ingin jatuh, tapi
klien selalu rutin ikut senam
lansia jantung sehat setiap
hari selasa, kamis dan
minggu, pukul 05.30 WIB
DO:
 Klien memakai alat bantu
penglihatan (kaca mata)
 Mata klien terdapat daging
tumbuh dimata sebelah kiri.

SKORING DAN PRIORITAS MASALAH


1. Problem : Resiko tinggi gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada
Ny. S dikeluarga Tn. D berhubungan dengan peningkatan kerja dalam sel.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: Masalah sudah terjadi,
Aktual 3/3 x 1 = 1 Ny. S mempunyai BB 60
kg, TB 153 cm
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Pengetahuan keluarga
masalah dapat tentang DM sudah bagus
diubah: mudah karena klien sudah bisa
mengendalikan minum
dan makan yang
mengandung gula, tapi
ada tenaga perawat yang
akan memberi
informasi,status ekonomi
keluarga cukup, ada
fasilitas kesehatan yang
terjangkau oleh keluarga.
3 Potensi 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi,
masalah untuk tetapi belum berat ,
dicegah: cukup keluarga sudah mencoba
untuk mengoptimalkan
tentang pengendalian
makan dan minum yang
banyak mengandung
gula dengan memasak
sendiri makanan , klien
pada prinsipnya punya
nafsu makan yang baik,
didukung motivasi
keluarga yang baik
4 Menonjolnya Keluarga mengatakan
masalah : 2/2 x 1 = 1 bahwa masalah pada Ny.
Masalah berat S harus segera ditangani
harus segera karena takut berdampak
ditangani pada masalah lainnya.
total 4 2/3

2. Problem : Resiko kekurangan volume cairan pada Ny. S di keluarga Tn. D


berhubungan dengan diuresis osmotik.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: Masalah sudah terjadi, Ny. S
Aktual 3/3 x 1 = 1 mempunyai BB 60 kg, TB 153 cm dan
Ny. S sering BAK
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Pengetahuan keluarga tentang tanda
masalah dapat gejala DM sudah bagus karena klien
diubah: mudah sudah bisa mengetahui salah satunya
yaitu sering BAK sehingga klien lebih
sering minum air putih untuk
mengganti cairan yang hilang tersebut,
tenaga perawat yang akan memberi
informasi,status ekonomi keluarga
cukup, ada fasilitas kesehatan yang
terjangkau oleh keluarga.
3 Potensi masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi, tetapi belum
untuk dicegah: cukup berat , keluarga sudah mencoba untuk
mengoptimalkan tentang pengganti
cairan yang hilang yaitu dengan
menganjurkan klien minum air putih.
Klien pada prinsipnya punya nafsu
makan yang baik, didukung motivasi
keluarga yang baik.
4 Menonjolnya Keluarga mengatakan bahwa masalah
masalah: 2/2 x 1 = 1 pada Ny. S harus segera ditangani
Masalah berat harus karena takut berdampak pada masalah
segera ditangani lainnya.
total 4 2/3

3. Problem : Resiko terjadi injury pada Ny. S dikeluarga Tn. D berhubungan


dengan penurunan fungsi penglihatan
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: Masalah sudah terjadi, pada Ny. S terdapat
Aktual 3/3 x 1 = 1 daging tumbuh dimatanya. Klien sudah
memakai alat bantu penglihatan.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Pengetahuan keluarga tentang gangguan
masalah dapat penglihatan yang ada pada mata klien yaitu
diubah: mudah keluarga berusaha untuk dioperasi tapi
menunggu gula darah klien distabilkan
terlebih dahulu.
3 Potensi masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi, tetapi belum berat ,
untuk dicegah: keluarga sudah mencoba untuk
cukup mengoptimalkan tentang pengendalian
berkembangnya kerusakan pada mata klien
yaitu dengan jalan dioperasi.
4 Menonjolnya Keluarga mengatakan bahwa masalah pada
masalah: 2/2 x 1 = 1 Ny. S harus segera ditangani karena takut
Masalah berat berdampak pada masalah lainnya.
harus segera
ditangani
total 4 2/3

DIAGNOSA KLEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Resiko tinggi gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. S
dikeluarga Tn. D berhubungan dengan peningkatan kerja dalam sel.
2. Resiko kekurangan volume cairan pada Ny. S di keluarga Tn. D berhubungan
dengan diuresis osmotik.
3. Resiko terjadi injury pada Ny. S dikeluarga Tn. D berhubungan dengan
penurunan fungsi penglihatan.

RENCANA KEPERAWATAN KRLUARGA


Tujuan Rencana keperawatan
N Diagnosa Tujuan khusus
umum Intervensi
o keperawatan (TUK) Kriteria standar
(TUM)
1 Resiko Setelah Setelah
tinggi dilakukan pertemuan 6 x 45
gangguan tindakan menit, keluarga
nutrisi: keperawatan dan pasien
dalam waktu mampu :
kurang dari
2 minggu 1. Mengenal
kebutuhan
pemenuhan masalah diet
tubuh pada nutrisi di pada penderita
Ny. S keluarga Tn. DM dengan :
dikeluarga M terutama
Tn. D An. Z
berhubunga adekuat dan a. Menjelaskan Respon DM 1.1 Diskusikan dengan
n dengan terkontrol pengertian Verbal merupakan keluarga tentang
peningkatan DM sekelompok pengertian DM.
kelainan 1.2 Anjurkan keluarga
kerja dalam
untuk
sel. heterogen yang
mengungkapkan
ditandai oleh
kembali
kenaikan kadar pengertian DM.
glukosa dalam 1.3 Beri reinforcement
darah atau positif atas
hiperglikemia. jawaban yang
diberikan
keluarga
1.2.2 Diskusikan
dengan keluarga
b. Menyebutkan Respon penyebab DM.
penyebab Verbal Faktor penyebab 1.2.3 Anjurkan
terjadinya DM DM : keluarga untuk
 Faktor genetik menyebutkan
 Faktor kembali penyebab
immunologi DM.
 Faktor 1.2.4 Jelaskan kembali
lingkungan penyebab DM
dengan bahasa
yang lebih
sederhana jika
keluarga belum
mencapai standar
yang ditentukan.
1.2.5 Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan
keluarga.
c. Menyebutkan 1.3.1 Diskusikan dengan
tanda dan keluarga tentang
gejala DM Respon tanda & gejala
Verbal Tanda dan DM.
gejala DM : 1.3.2 Motivasi keluarga
1. Poliuria untuk mengulang
2.Polidipsia kembali tanda dan
3.polifagia gejala DM.
1.3.3 Bersama-sama
keluarga
identifikasi tanda
& gejala DM
yang dialami
anggota keluarga.
1.3.4 Yakinkan keluarga
tentang tanda-
tanda DM
dengan
membandingkann
ya sesuai standar
normal.
1.3.5 Beri reinforcement
positif atas
kemampuan
keluarga.
2.1.1 Beri penjelasan
2. Keluarga kepada keluarga
mampu tentang akibat
mengambil Respon lanjut dari DM
keputusan verbal Akibat lanjut 2.1.2 Beri kesempatan
untuk dari DM keluarga bertanya.
mengatasi DM 1. bisa terjadi 2.1.3 Motivasi keluarga
pada anggota ulkus mengungkapkan
keluarga : ganggren kembali akibat
a. Menjelask jika terdapat jika DM kurang
an akibat luka tidak ditangani
terjadi bila 2. gangguan segera.
DM tidak metabolik 2.1.4 Beri
diatasi akut reinforcement
dengan 3. gangguan positif atas
segera penglihatan jawaban keluarga.
4. komplikasi 2.2.1 Gali pendapat
vaskuler keluarga
jangka bagaimana cara
b. Mengambi panjang mengatasi DM
l keputusan pada anggota
mencegah Respon keluarga yang
DM menjadi verbal sudah dilakukan.
bertambah Keluarga 2.2.2 Kaji
berat mengungkapkan pencapaian hasil
keinginan untuk dari cara yang
merawat sudah diterapkan.
anggota 2.2.3 Bimbing dan
keluarga dengan motivasi keluarga
DM untuk
memutuskan
mengatasi DM
pada anggota
keluarga dengan
tepat.
2.2.4 Beri
reinforcement
positif atas
keputusan yang
telah diambil oleh
keluarga
3.1.1 Gali pengalaman
keluarga dalam
mengatasi DM.
3. 3.1.2 Diskusikan dengan
Keluarga keluarga tentang
mampu Respon cara perawatan
merawat verbal anggota keluarga
anggota dengan DM.
keluarga yang Cara perawatan 3.1.3 Kenali kepada
mengalami DM anggota keluarga bahan
dengan : keluarga dengan makanan penukar
a. Menjelas DM yang mampu
kan cara 1. Memberika dijangkau
perawatan n makanan keluarga.
anggota dengan 3.1.4 Ajarkan keluarga
keluarga susuanan cara menyusun
dengan DM diet menu yang
seimbang. memenuhi
2. Mencukupi kecukupan nutrisi
kebutuhan sesuai dengan diet
diet DM.
penderita 3.1.5 Modifikasi jumlah
DM, gula yang
misalnya terkandung pada
memberikan makanan.
makanan 3.1.6 Anjurkan keluarga
dan untuk
minuman menyebutkan
yang rendah kembali apa yang
gula. telah
disampaikan.
3.1.7 Jelaskan kembali
kepada keluarga
jika keluarga
belum mampu
mengungkapkan
sesuai dengan
standar.
3.1.8 Beri pujian atas
jawaban yang
diberikan
keluarga.
3.2.1 Dem
onstrasikan cara
perawatan
anggota keluarga
dengan DM yaitu
b. Mendemo menyusun menu
nstrasikan Redemon- Cara perawatan seimbang dengan
cara strasi anggota jumlah kalori
perawatan (respon keluarga dengan yang sesuai.
anggota psikomot DM: 3.2.2 Bersama-sama
keluarga or) penyusunan keluarga buat
dengan DM. Pada menu seimbang. daftar menu
kunjunga anggota keluarga.
n tidak 3.2.3 Memonitor TTV
terencana klien
3.2.4 Motivasi keluarga
untuk
mendemonstrasik
an kembahi apa
yang telah
diajarkan.
3.2.5 Ulangi
redemonstrasi jika
keluarga masih
memerlukanya
3.2.6 Beri
reinforcement
positif
2.1 Evaluasi
kemampuan
keluarga
memodifikasi
lingkungan guna
4. Keluarga Respon Keluarga mengatasi DM
mampu verbal melakukan cara pada anggota
memodifikasi perawatan DM keluarga.
lingkungan 2.2 Beri reinforcement
untuk positif atas
mencegah / perilaku yang
menangani positif yang telah
DM dilakukan
a. Menyebut keluarga.
kan cara 4.2.2 Menjelaskan klien
supaya anak dan keluarga
mau makan. tentang cara
pencegahan DM
4.2.2 Mengevaluasi
b. Melakuka Pada Cara pada klien dan
n modifikasi kunjunga pencegahan DM keluarga tentang
lingkungan n tidak 1. Diet apa yang telah
sehinga aman terencana 2. Olah raga diajarkan
bagi anggota 3. Obat 5.1.1 Diskusikan jenis-
keluarga yang 4. Penkes jenis pelayanan
mengalami 5. pemantauan kesehatan yang
DM. dapat digunakan
keluarga dalam
5. Keluarga Respon Keluarga mengatasi DM
mampu verbal menyusun menu pada anggota
memanfaatkan sesuai penderita keluarga.
fasilitas DM. 5.1.2 Bantu keluarga
kesehatan memilih
untuk fasilitas
mengatasi kesehatan yang
DM. akan digunakan.
a. 5.1.3 Beri pujian atas
Menyebutkan pilihan
fasilitas keluarga.
kesehatan
yang
tersedia. 5.2.1 Klarifikasi
pengetahuan
keluarga
tentang manfaat
fasilitas
kesehatan.
5.2.2 Diskusikan dengan
keluarga
b. Pada Fasilitas manfaat dan
Menyebutkan kunjunga kesehatan yang fasilitas
manfaat n tidak dapat digunakan kesehatan.
fasilitas terencana keluarga untuk 5.2.3 Tanyakan kembali
kesehatan. mengatasi DM pada keluarga
pada anggota manfaat fasilitas
keluarga kesehatan.
1. Puskesmas 5.2.4 Beri pujian atas
2. Rumah Sakit jawaban yang
3.Dokter praktik diberikan
keluarga.
5.3.1 Motivasi
Manfaat fasilitas keluarga untuk
kesehatan: memanfaatkan
1. fasilitas kes.
Memberi 5.3.2 Evaluasi
informasi/ penggunaan
tentang cara fasilitas
perawatan kesehatan oleh
DM. keluarga.
2. 5.3.3 Beri
Memberi reinforcement
pengobatan positif jika
terhadap DM keluarga telah
yang dialami memanfaatkan
anggota fasilitas
keluarga. kesehatan

Kunjungan
keluarga ke
fasilitas
kesehatan untuk
membawa
anggota
keluarga periksa
atau berobat
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Implementasi dan Evaluasi Asuhan TT/tgl/waktu


Keperawatan Keperawatan Keluarga
Keluarga
1 Resiko tinggi Implementasi 18-1-10
gangguan nutrisi: Dengan menggunakan lembar balik, leaflet Jam 11.00
kurang dari dan bahan asli
kebutuhan tubuh TUK 1:
pada Ny. S - Mendiskusikan bersama keluarga tentang
dikeluarga Tn. D pengertian, penyebab, tanda DM
berhubungan dengan - Memberikan penyuluhan pada keluarga
peningkatan kerja tentang pengertian, penyebab, tanda DM
dalam sel. - Memberi kesempatan pada keluarga untuk
membandingkan hasil pemeriksaan
dengan standar
- Beri pujian atas perilaku yang benar
TUK 2:
- Menjelaskan pada keluarga tentang akibat
lanjut dari DM
- Memberikan motivasi/dukungan keluarga
memilih alternatif
- Beri pujian atas pilihan yang tepat
- Beri dukungan atau motivasi kepada
keluarga untuk membuat keputusan
pemilihan alternatif
TUK 3:
- Menjelaskan pada keluarga tentang cara
perawatan DM
- Mendiskusikan cara diet DM
- Mendemonstrasikan cara diet untuk DM

Evaluasi
S:
- Keluarga dapat menyebutkan kembali
pengertian DM yaitu gula darah tinggi,
lebih dar batas normal
-Menyebutkan 2 dari 3 penyebab DM yaitu
faktor genetik, faktor immunologi
- Keluarga mengatakan tanda yang ada
pada Ny. S yaitu poliuria yaitu sering
BAK.
- Keluarga mengatakan mau mencoba untuk
melakukan perawatan yang sesuai dengan
kesepakatan
- Keluarga dapat menjelaskan kembali cara
perawatan DM
- Keluarga dapat menyebutkan pengaturan
makan dan minum pada diet DM
- Keluarga dapat menjelaskan kembali
tentang masalah DM dan diet DM
O:
- keluarga memperhatikan mahasiswa saat
diskusi berlangsung
- terdapat kontak mata
- sesekali menganggukkan kepala saat
diberi penguatan atau penjelasan
- keluarga tersenyum saat diberi pujian
- tampak aktif terlibat dlm diskusi diet DM
A:
- perlu disepakti lagi mengatur penjelasan
lagi tentang diet DM
- keluarga telah mampu mengenali
masalah DM
P:
- peragakan ulang dlm pengaturan diet DM

S: 19-1-10
- Klien dan keluarga mengatakan sudah Jam 11.00
menerapkan diet DM
O:
- Klien dan keluarga lebih
bersemangat
- bicara terbuka dengan perawat,
tampak berharap perawat bisa mmbantu
mengatasi masalahnya.
A:
Perlu diskusi tentang mengalokasikan uang
belanja spy terpenuhi unsur gizinya dlm
makanan sehari-hari dalam menerapkan
diet DM
P:
- Diskusikan bersama klg dalam mengatur
uang belanja shg dpt terpenuhi kebtuhan
gizi DM
- Minta klien dan keluarga untuk optimis
dengan kondisi yg ada & mencoba hal yg
dianjurkan.
Implementasi 22-1-10
TUK 3: Jam 11.00
Menjelaskan kembali pada klg tentang cara
perawatan anggota klg dg DM:
- menjelaskan kembali kebutuhan gizi utk
penderita DM
- mencontohkan jumlah kebutuhan makan
sehari utk penderita DM
TUK 4:
Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan
supaya klientidak terjadi injuri :
- Lantai jangan sampai ada yang
licin
- Kamar mandi lantainya tidak licin
dan diusahakan dekat dengan kamar tidur
klien
- Hindarkan barang-barang tajam
dan membahayakan klien
- Sediakan alat bantu jalan jika
diperlukan klien
Evaluasi
S:
- klg berjanji akan melanjutkan cara-
cara yg sdh diajarkan

O:
- tampak klien dan keluarga
memperlihatkan kondisi rumah yang ada
- klien dan keluarga memilih
modifikasi lingkungan yg dianjurkan
perawat
A:
Klg sudah melakukan hal yg diajarkan, dan
sudah memilih modifikasi lingkungan guna
menghindari injuri pada klien
P:
-Motivasi klg utk menerapkan hal-hal yg
sdh disepakati bersama prwt.
- Pada kunjungan tdk terencana memantau
komposisi menu & jmlh makan utk klien
DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.


Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih
bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.

Ikram, Ainal. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada
Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.

Luecknote, Annette Geisler. 1997. Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek


Maryunani, Jakarta:EGC.

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta


:EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi