Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bab ini kita akan mempelajari tiga unsur yakni asam dwifungsi, lemak dan detergen.
Sebagian besar kita hanya mengetahui apa itu asam dan basa. Tetapi tidak mengetahui berapa
banyak macam asam dan basa yang terdapat dalam kimia organik. Padahal semakin kesini
semakin banyak asam yang harus kita ketahui dari segi kandungan dan kegunaan dari tiap-tiap
asam yang ada. Maka dari itu kita perlu mengetahui apa sih yang dimaksudkan dengan asam
dwifungsi. Maka dari itu di bab ini kami akan menjelaskan apa itu asam dwifungsi.
Pengertian Lemak, Struktur, Sifat, Contoh, Identifikasi, Kimia - Lemak tersusun dari asam-
asam lemak dan suatu polihidroksi (gliserol). Asam lemak adalah asam karboksilat rantai
panjang yang dapat mengandung ikatan rangkap (tidak jenuh) dan jenuh. Lemak yang
mengandung ikatan rangkap dinamakan minyak. Lemak dan minyak berfungsi sebagai
cadangan energi metabolit. Konsumsi lemak tak jenuh, seperti minyak kelapa sawit dapat
mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan suatu
basa alkali membentuk sabun. Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar
larut dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan
benzen. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Detergen dan sabun digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus
atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang berminyak, atau terkena pengotor organik
lainnya. Sabun membersihkan dengan bertindak sebagai emulsi. Pada dasarnya, sabun
memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat
dihilangkan selama pencucian. Detergen kemudian dikembangkan untuk mengatasi
kekurangan lemak hewan dan sayuran.
1.2 Tujuan
 Mengetahui apa pengertian asam dwifungsi
 Mengetahui tata penamaan asam dwifungsi
 Mengetahui apa pengertian lemak
 Mengetahui bagaimana struktur, sifat dan identifikasi lemak
 Mengetahui apa pengertian detergen
 Mengetahui bagaimana proses pembuatan detergen
BAB II
ISI
2.1 Asam Dwifungsi
Asam dwifungsi atau dikarboksilat merupakan senyawa yang memiliki 2 gugus atom
karboksil yang terikat pada rantai atom.
Rumus umum : CnH2n(COOH)2

Rumus struktur :

2.3.1 Tata Nama IUPAC :


Dimulai dengan asam + rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus
karboksilat (COOH)2 + akhiran dioat.
Apabila gugus karboksil dijadikan sebagai subtituen maka penamaannya
dimulai dengan asam + rantai karbon + dikarboksilat.
2.3.2 Tata Nama Trivial
Berkaitan dengan nama sumber masing-masing asam/ciri khas yang dimiliki
Rumus Struktur Nama Trivial

(COOH)2 Asam oksalat

HOOC-CH2-COOH Asam malonat

HOOC-CH2-CH2-COOH Asam suksinat

HOOC-(CH2)3—COOH Asam glutarat

HOOC-(CH2)4—COOH Asam adipat

HOOC-(CH2)5—COOH Asam pimelat

HOOC-(CH2)6—COOH Asam suberat

HOOC-(CH2)7—COOH Asam azelat

HOOC-(CH2)8—COOH Asam sebakat


2.3.3 Cara Pembuatan

1. Oksidasi senyawa diol

2. Hidrolisis senyawa dinitril.

3. Mereaksikan senyawa dihalogen dengan KCN, dan hasil reaksi dihidrolisis

4. Reaksi pembuatan asam oksalat

2.2 Reaksi-reaksi pada asam dikarboksilat

1. Reaksi Asam Dikarboksilat dengan Alkohol


2. Reaksi Ester Asam Dikarboksilat dengan NH3

3. Reaksi Oksidasi Asam Oksalat

4. Pengaruh Panas pada Reaksi Asam Dikarboksilat

2.3 Lemak
Lemak digolongkan ke dalam kelompok lipid, yaitu golongan senyawa bioorganik yang
tidak larut dalam pelarut polar, misalnya air, namun dapat larut oleh pelarut non polar, seperti
alkohol, eter, dan kloroform. Lemak merupakan triester dari gliserol dan asam-asam
karboksilat rantai panjang (yang disebut trigliserida).
2.3.1 Struktur Kimia Lemak
Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C),Hidrogenn(H),
Oksigen(O) dan kadang-kadang Fosforus(P) serta Nitrogen(N). Molekul lemak terdiri
dari empat bagian,yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.Asam
lemak terdiri dari rantai Hidrokarbon(CH) dan gugus Karboksil(-COOH).Molekul
gliserol memiliki tiga gugus Hidroksil(-OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi
dengan gugus karboksil asam lemak.
Lemak adalah suatu ester alam yang berasal dari hewan dan tanaman. Lemak
yang berasal dari tanaman (lemak nabati) disebut minyak, walaupun ada juga sebagian
minyak dari hewan, misalnya minyak ikan. Lemak dan minyak digolongkan ke dalam
kelompok lipid. Kandungan kimia lemak dan minyak sama, tetapi wujud fisiknya
berbeda, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan Antara Lemak dan Minyak Berdasarkan Wujud Fisiknya

Lemak Minyak
Padat pada suhu kamar Cair pada suhu kamar
Mengandung asam lemak jenuh Mengandung asam lemak tak jenuh
Banyak terdapat dalam hewan Banyak terdapat dalam tanaman

Lemak dan minyak tersusun dari gliserol dan asam-asam lemak. Gliserol adalah suatu alkohol
yang memiliki tiga gugus fungsi hidroksil (propantriol).

Asam lemak adalah asam karboksilat yang memiliki rantai panjang (jumlah atom karbon
berkisar antara 12–22). Contoh beberapa asam lemak diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Contoh Asam Lemak Jenuh

Titik Leleh
Nama Struktur Rumus
(°C)

Asam laurat 44 C11H23–COOH

Asam miristat 58 C13H27–COOH

Asam palmitat 63 C15H31–COOH

Asam stearat 72 C17H35–COOH


Tabel 3. Contoh Asam Lemak Tak Jenuh

Titik Leleh
Nama Struktur Rumus
(°C)

Asam
32 C15H29–COOH
palmitoleat

Asam
16 C17H33–COOH
oleat

Asam
–5 C17H31–COOH
linolenat

Asam
–11 C17H29–COOH
linoleat

Lemak dan minyak merupakan suatu ester karena dibentuk melalui reaksi esterifikasi antara
alkohol (gliserol) dan asam karboksilat (asam lemak). Misalnya, lemak gliseril tristearat (lemak
hewani) merupakan ester dari molekul gliserol dan tiga molekul asam stearat. Persamaan
reaksinya:

Secara umum struktur molekul lemak dan minyak sebagai berikut.

Umumnya lemak hewani tersusun dari asam-asam lemak jenuh sehingga titik lelehnya tinggi.
Adapun minyak umumnya tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang memiliki titik leleh
rendah sehingga minyak cenderung berwujud cair pada suhu kamar.
Titik leleh yang rendah dari minyak disebabkan adanya ikatan rangkap. Ikatan rangkap
ini merupakan sumber elektron yang dapat mengadakan tolak-menolak dengan ikatan rangkap
yang lain sehingga melemahkan gaya antarmolekul asam-asam lemak. Ketidak jenuhan lemak
dan minyak dapat ditentukan dengan cara adisi kuantitatif iodin terhadap ikatan rangkapnya.
Metode ini dikenal dengan istilah penentuan bilangan iodin (BI). Makin besar bilangan iodin,
makin banyak ikatan rangkap dalam minyak atau lemak. Sifat-sifat lemak mirip dengan ester.
Di samping itu, karena yang membedakan lemak dan minyak adalah jenis asam-asam lemak
yang terikat pada gliserol maka sifat-sifat lemak dan minyak juga ditentukan oleh asam-asam
lemak tersebut. Jika lemak dihidrolisis akan terurai menjadi asam-asam lemak dan gliserol.
Misalnya, hidrolisis lemak gliseril tristearat, persamaannya:

Jika lemak diolah dengan larutan natrium hidroksida pekat akan dihasilkan gliserol dan
garam dari asam lemak atau sabun. Proses ini dinamakan safonifikasi atau penyabunan.
Trigliserida + NaOH → Gliserol + Sabun
Sabun yang terbentuk dapat digumpalkan dengan garam dapur dan dimurnikan dengan cara
dicuci dengan air. Gliserol sebagai hasil samping juga dapat dimurnikan dengan cara distilasi.
Oleh karena minyak banyak mengandung ikatan rangkap maka minyak dapat dijenuhkan
dengan cara reaksi adisi pada ikatan rangkapnya. Hal ini dilakukan pada pembuatan mentega
di industri. Mentega asli mengandung gliseril tributirat. Mentega buatan atau margarin dibuat
melalui pengolahan minyak cair menjadi lemak melalui reaksi adisi gas H2 dengan bantuan
katalis logam nikel pada suhu dan tekanan tinggi. Persamaan kimianya:
Ikatan rangkap pada minyak dapat dioksidasi. Reaksi oksidasi yang terkendali pada
minyak merupakan proses yang terjadi pada pengerasan cat. Oksidasi yang tidak terkendali
menimbulkan bau tengik pada minyak, dan sangat merugikan. Asam karboksilat yang
menyusun lemak umumnya tidak bercabang. Hal yang lebih menarik adalah bahwa semua
asam-asam karboksilat yang menyusun lemak dan minyak umumnya memiliki jumlah atom
karbon genap (14, 16, 18, dan 20).
2.3.2 Tata Nama Lemak atau Minyak
Oleh karena lemak hanya dibedakan oleh gugus asam karboksilat yang terikat
pada lemak maka tatanama lemak juga didasarkan pada turunan asam karboksilat
tersebut. Contoh:
Gabungan gliserol dan asam tristearat diberi nama tristearin. Gabungan gliserol
dan asam tripalmitat diberi nama tripalmitin. Selain tata nama tersebut, penamaan
lemak dapat juga didasarkan pada penamaan ester. Contoh: Gabungan gliserol dan
asam stearat dinamakan gliseril tristearat. Gabungan gliserol dan asam palmitat
dinamakan gliseril tripalmitat. Secara umum lemak dan minyak diberi nama
trigliserida.
2.3.3 Identifikasi Lemak atau Minyak
Untuk menentukan kadar suatu lemak dan ketidakjenuhan asam lemak di dalam
lemak dapat dilakukan melalui identifikasi sebagai berikut :
a. Bilangan Asam (BA)
b. Bilangan Ester (BE)
c. Bilangan Penyabunan (BP)
d. Bilangan Iodin (BI)
2.3.4 Pembagian Lemak
1. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan
tiga asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau
plastisin(lemak sederhana yang padat pada suhu kamar),dan minyak (lemak sederhana
yang cair pada suhu kamar).
2. Lemak Campuran
Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan
lemak. Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan
protein),Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang
merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan kolin).
3. Lemak Asli (Derivat Lemak)
Deriwat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis
lipid.misalnya kolesterol dan asam lemak.Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak
dibedakan menjadi 2,yaitu:

 Asam lemak Jenuh,bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada
umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak
hewani,misalnya mentega.
 Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan
umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak
nabati, misalnya minyak goreng.
2.3.5 Sumber Lemak
Berdasarkan asalnya,sumber lemak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

 Lemak yang berasal daari tumbuhan (disebut lemak Nabati). Beberapa bahan yang
mengandung lemak nabati adalah kelapa,kemiri,zaitun,kacang
tanah,mentega,kedelai,dll.
 Lemak yang berasal dari hewan (disebut lemak hewani). Beberapa bahan yang
mengandung lemak hewani adalah daging,keju,susu,ikan segar,telur,dll.
2.3.6 Fungsi Lemak
Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya berbeda-beda
tetapi umumnya berkisar antara 0,5-1gram lemak per 1kg berat badan per hari. Orang
yang tinggal di daerah bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan
lemak lebih banyak. Di dalam tubuh kita,lemak mempunyai beberapa fungsi penting,
diantaranya adalah :

 Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah


 Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
 Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital(antara lain jantung dan lambung),yaitu sebagai
bantalan lemak
 Sebagai penghasil energi tertingggi
 Penahan rasa lapar,karena adanya lemak akan memperlambat pencernaan.Bila
pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula timbulnya rasa lapar.
 Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
 sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin(khususnya untuk sterol)
 Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan hormon
seks(khususnya untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial.
2.3.7 Proses Pencernaan Lemak Dalam Tubuh
Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut
tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah lemak.
Pencernaan lemak terjadi di dalam usus,karena usus mengandung lipase. Lemak keluar
daari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang hormon kolesistokinin.
Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga
mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum (usus dua belaas jari). Empedu
mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam mengemulsikan
lemak. Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran besar menjadai
butiran lemak yang berukuran lebih kecil.ukuran lemak yang lebih kecil (trigliserida)
yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang dihasilkan dari
penkreas. Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran
asam lemak dan monoligserida (gliserida tunggal). Pengeluaran cairan penkreas
dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah elektrolit
(senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas, serta pankreoenzim yang berperan
untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas. Absorpsi hasil
pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus halus.Pada waktu asam lemak
dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus,keduanya di
ubah kembali menjadi lemak (trigliserida dengan bentuk partikel-partikel kecil
(jaringan lemak. Saat dibutuhkan, timbunan lemak tersenit akan diangkut menuju hati).
2.4 Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu pembersihan
dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Zat kimia yang terkandung di dalam deterjen terdiri atas :
surfraktan yang berfungsi sebagai zat pembasah yang akan menyusun ke dalam ikatan antara
kotoran dan serat kain, builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air, filler (pengisi) adalah
bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci tetapi
menambah kuantitas, dan additives adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat
produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, dan pewarna. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
a) Struktur molekul detergen
Molekul detergen mempunyai kesamaan, yaitu berupa molekul berbentuk
panjang dengan dua ujung yang berbeda sifat. Ujung yang satu bersifta suka air (gugus
hidrofil) dan gugus yang lain bersifat menolak air (gugus hidrofob). Ujung hidrofil
tertarik kelingkungan berair, dan sebaliknya, gugus hidrofob lebih cenderung untuk
menjauh dari air dan tertarik ke minyak (lemak). Struktur yang demikian menjadikan
sabun dan detergen dapat menjebatani air dan minyak. Sifat ini yang memungkinkan
sabun atau detergen dapat melarutkan minyak dalam air atau air kedalam minyak.
b) Mekanisme kerja detergen
Detergen mula-mula bekerja sebagai pembasah, lalu sebagai pengelmusi.
Karena air mempunyai gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis) yang
besar. Maka air tidak segera membasahi bahan cucian. Air cenderung membentuk
tetesan/butiran air di atas permukaan bahan cucian dari pada membasahinya. Detergen
berfungsi menurunkan gaya kohesi air, sehingga air lebih mudah meresap kebahan
cucian. Bagaimanakah sabun bertindak membersihkan kotoran berminyak? Sabun yang
dilarutkan di dalam air akan terurai kepada ion-ionya. Hal ini menyebabkan tegangan
permukaan air akan turun. Oleh karena itu, permukaan yang hendak di bersihkan dapat
di basahi dengan air. Buih air bersabun akan membantu mengapungkan kotoran dalam
air.
Fungsi kedua dari sabun atau detergen adalah sebagai pengemulsi. Dengan
ujung hidrofobnya molekul sabun atau detergen dapat menarik partikel minyak atau
lemak dari cucian kemudian menyebarkan/mengelmusikanya kedalam air, sehingga
kotoran dapat di buang dengan pembilasam. Selain itu aksi sabun juga dibantu oleh
busa yang berfungsi mencegah pengendapan kembali (redeposisi) kotoran ke cucian.
c) Kelebihan detergen
o Tidak mengendap pada air sadah maupun dapat bekerja dalam air yang cukup asam
o Dapat di buat dengan sifat sifat khusus
d) Kekurangan detergen
o Limbahnya menimbulkan buih di badan badan air sehingga menyebabkan
pencemaran
o Mengandung STTP (sodium tripolyphosphate), suatu senyawa fosfat sebagai bahan
aditif untuk mengatasi kesadahan dan mencegah kotoran melekat kembali.
e) Pembuatan detergen
Pembuatan sabun berasal dari minyak kelapa/lemak hewan, dan natrium
hidroksida. Reaksi pembuatanya sering disebut reaksi penyabunan(saponikasi). Reaksi
pembuatan sabun “Lemak/minyak + natrium/kalium hidroksida > sabun + gliserol”.
Gliserol di pisahkan dengan cara memanaskan hasil reaksi yang di tambah
dengan larutan natrium klorida/garam. Kemudian di murnikan untuk menghilangkan
kelebihan natrium/kalium hidroksida lalu barulah di tambahkan bahan pewarna, parfum
dan zat aditif lainya. Sabun natriun biasanya lebih keras dari sabun kalium. Pembuatan
detergen berasal dari ABS atau LAS dan natrium hidroksida. LAS dan ABS merupakan
produk berbahan minyak bumi. Bahan penyusun detergen lainya adalah STTP, CMC,
pewarna, parfum, dan air. STTP (sodium tripolyphosphate) merupakan bahan
penunjang yang berfungsi untuk mengikat ion kalsium dan magnesium dari air sadah,
sehingga tidak menganggu kerja detergen. CMC (carboxymethyl-cellulosa) merupakan
bahan pembuih sedangkan air berfungsi sebagai bahan pengikat. Berbagai detergen
juga ada yang mengunakan enzim sebagai bahan aktif.
f) Sifat-sifat detergen :
o Dapat melarutkan lemak
o Tak dipengaruhi kesadahan air
g) Kegunaan detergen
Deterjen digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus
atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang berminyak, atau terkena pengotor
organik lainnya. Pada dasarnya, sabun dan deterjen memungkinkan minyak dan air
untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat dihilangkan selama pencucian.
2.4.1 Penyabunan Lemak dan Minyak : Sabun
Lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali, ikatan ester putus dan dihasilkan
gliserol dan garam dari asam lemaknya. Reaksi berikut adalah penyabunan pada
tripalmitin.
Garam (umumnya natrium) dari asam lemak berantai panjang dinamakan sabun.
2.4.2 Sabun dan Cara Kerjanya
Perubahan lemak hewan (misalnya lenak kambing, “tallow”) menjadi sabun
menurut cara kuno adalah dengan cara memanaskannya dengan abu kayu (bersifat basa).
Pembuatan sabun telah dilakukan 2.300 tahun yang lalu, oleh bangsa Romawi kuno. Pada
abad 16 dan 17 sabun jarang ditemukan di Eropa, dan hanya digunakan dalam bidang
pengobatan. Sekarang, produksi tahunan sabun di dunia (tidak termasuk deterjen sintetik)
berjumlah lebih dari 6 juta ton.
Sabun dapat dibuat melalui proses “batch” atau “kontinu”. Pada proses “batch”,
lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH) berlebihan dalam sebuah ketel.
Jikapenyabunan selesai, garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air yang
mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh
kembali melalui penyulingan. Endapan sabun gubal, yang bercampur dengan garam, alkali
dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali.
Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus
yang lama kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat
dijual tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa
bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok.
Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun
bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair, atau sabun apung (dengan
melarutkan udara di dalamnya).
Pada proses kontinu, yaitu yang biasa dilakukan sekarang, lemak atau minyak
hidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun
seng. Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar,
asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan
dengancara penyulingan. Asam – asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk
membuat sabun.
Bagaimana sabun bekerja? Pengotor umumnya melekat pada pakaian atau badan
dalam bentuklapisan minyak yang tipis. Jika lapisan minyak ini dapat dibuang, partikel-
partikel pengotor dikatakan telah tercuci. Molekul–molekul sabun terdiri dari rantai seperti
hidrokarbon yang panjang dengan satu gugus ionik yang sangat polar pada salah satu
ujungnya (Gambar 11.4). Rantai karbon ini bersifat lipofilik (tertarik atau larut dalam
minyak dan lemak) dan ujungnya yang polar bersifat hidrofilik (tertarik atau larut dalam
air). Dapat dikatakan bahwa molekul demikian adalah schizophrenik, atau mempunyai dua
“kepribadian”.
Jika sabun diguncang dengan air, ia membentuk dispersi koloid-bukan larutan yang
sesungguhnya. Larutan sabun ini mengandung agregat dari molekul-molekul sabun yang
dinamakan misel (micelle). Rantai karbon yang nonpolar atau lipofilik terdapat di bagian
tengah misel. Ujung yang polar atau hidrofilik membentuk “permukan” misel yang
berhubungan dengan air (Gambar 11.5). Pada sabun biasa, bagian luar dari misel
bermuatan negatiif dan ion natrium yang positif berada di dekat misel.
Pada waktu bertindak dalam melepaskan kotoran, molekul-molekul sabun
mengelililngi dan mengemulsikan butiran minyak atau lemak. “Ekor” molekul sabun yang
lipofilik larut dalam minyak. Ujung rantai yang hidrofilik memanjang menuju ke air.
Dengan cara ini, butiran minyak dimantapkan dalam larutan air, karena muatan permukaan
yang negatif tidak akan bersentuhan langsung dengan molekul pengotor. Peristiwa ini
digambarkan pada Gambar 11.6
Sifat lain dari larutan sabun yang menonjol adalah rendahnya tegangan permukaan
yang memberikan kekuatan “pembasah” pada sabun jika dibandingkan dengan air biasa.
Gabungan kekuatan pengelmusi dan sifat permukaanlah yang memungkinkan sabun dapat
melarutkan lemak, minyak, oil dari permukaan yang kotor. Sabun mengemulsikannya dan
mencucinya. Asas dalam cara pencucian ini juga berlaku pada detergen sintetik.

Gambar 11.4
Gambar 11.5

Gambar 11.6
2.4.3 Detergen Sintetik (Syndets)
Beberapa tahun yang lalu, produksi dunia tahunan untuk detergen sintetik (sering
disebut “syndets”) telah melebihi sabun dan gejala ini terus berlangsung. Keperluan akan
detergen meningkat karena adanya dua kelemahan pada sabun. Pertama, sabun merupakan
garam dari asam lemah, larutannya agak basa karena adanya hidrolisis sebagian.
Masalah-masalah ini dipecahkan dengan beberapa cara. Misalnya, air dapat di
“lunak”kan di perusahaan air minum atau di rumah-rumah, dengan cara mengurangi ion-
ion kalsium atau magnesium. Pada air lunak, ion-ion tersebut diganti dengan ion-ion
natrium, Air lunak berbahaya untuk diminum, terutama bagi orang-orang yang berumur
yang harus menurangi kadar natrium dalam makannya. Cara lain untuk mengurangi
masalah sabun ialah menciptakan detergen yang lebih efektif. Detergen sintetik ini harus
mempunyai beberapa sifat, termasuk rantai lipofilik yang panjang dan ujung yang ionik
dan polar. Juga, ujung yang polar tidak membentuk garam yang mengendap dengan ion-
ion dalam air sadah, serta tidak mempengaruhi keasaman air. Gugus karboksilat pada
sabun harus diganti. Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium
dari alkil hidrogen sulfat.
BAB III
PENUTUP
Jadi kesimpulan yang didapat :
 Asam dwifungsi atau dikarboksilat merupakan senyawa yang memiliki 2 gugus atom
karboksil yang terikat pada rantai atom.
 Tata Nama IUPAC :
Dimulai dengan asam + rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus karboksilat
(COOH)2 + akhiran dioat.
Apabila gugus karboksil dijadikan sebagai subtituen maka penamaannya dimulai
dengan asam + rantai karbon + dikarboksilat.
 Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air.Namun
lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan benzen. Lemak
secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut
adiposa.
 Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C),Hidrogenn(H),Oksigen(O) dan
kadang-kadang Fosforus(P) serta Nitrogen(N).Molekul lemak terdiri dari empat
bagian,yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.Asam lemak terdiri
dari rantai Hidrokarbon(CH) dan gugus Karboksil(-COOH).Molekul gliserol memiliki
tiga gugus Hidroksil(-OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi dengan gugus karboksil
asam lemak. penamaan lemak dapat juga didasarkan pada penamaan ester. Contoh:
Gabungan gliserol dan asam stearat dinamakan gliseril tristearat. Gabungan gliserol dan
asam palmitat dinamakan gliseril tripalmitat. Secara umum lemak dan minyak diberi
nama trigliserida.
 Detergen adalah campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air
 Pembuatan sabun berasal dari minyak kelapa/lemak hewan, dan natrium hidroksida.
Reaksi pembuatanya sering disebut reaksi penyabunan(saponikasi). Reaksi pembuatan
sabun “Lemak/minyak + natrium/kalium hidroksida > sabun + gliserol”. Gliserol di
pisahkan dengan cara memanaskan hasil reaksi yang di tambah dengan larutan natrium
klorida/garam. Kemudian di murnikan untuk menghilangkan kelebihan natrium/kalium
hidroksida lalu barulah di tambahkan bahan pewarna, parfum dan zat aditif lainya.
Sabun natriun biasanya lebih keras dari sabun kalium. Pembuatan detergen berasal dari
ABS atau LAS dan natrium hidroksida. LAS dan ABS merupakan produk berbahan
minyak bumi. Bahan penyusun detergen lainya adalah STTP, CMC, pewarna, parfum,
dan air. STTP (sodium tripolyphosphate) merupakan bahan penunjang yang berfungsi
untuk mengikat ion kalsium dan magnesium dari air sadah, sehingga tidak menganggu
kerja detergen. CMC (carboxymethyl-cellulosa) merupakan bahan pembuih sedangkan
air berfungsi sebagai bahan pengikat. Berbagai detergen juga ada yang mengunakan
enzim sebagai bahan aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden Ralp J. Dan Joan S. 1999. KIMIA ORGANIK. Jakarta : Erlangga

Harold Hart. 2003. KIMIA ORGANIK “Suatu Kuliah Singkat”. Jakarta : Erlangga

http://www.nafiun.com/2013/10/pengertian-lemak-struktur-sifat-contoh.html

https://rintoaditya.blogspot.com/2015/12/makalah-kimia-organik-lipid-ii.html

https://urip.wordpress.com/2011]/04/19/prinsip-kerja-detergen/

https://id.wikipedia.org/wiki/Detergen

Vous aimerez peut-être aussi