1. Metodelogi Pengumpulan Data Komponen Lingkungan
a. Metode Abiotik(geofisika kimia) - Komponen iklim (suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angina, curah hujan), kualitas udara, kebisingan, kebauan dan getaran Pengambilan data iklim dilakukan pada stasiun klimatologi yang ada daearah penelitian periode pencatatan selama 10 tahun terakhir. - Komponen ruang, lahan dan tanah Kajian data sekunder : dikaji keberadaan rencanaa tata ruang yang ada. Observasi lapangan : dikaji secara khusus kemungkinan pemindahan pemukiman penduduk di sepanjang jalur(bila ada) serta alternative tata ruang antara kepentingan pemukiman penduduk dengan kepentingan proyek. - Komponen hidrologi dan kualitas air Hidrologi/ air permukaan (karakteristik fisik sungai, rata-rata debit, kadar sedimentasi, kondisi fisik resapan) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/ pemanfaatan air. b. Metode Biotik - Flora : pengambilan/ pengumpulan data vegetasi diperoleh dengan menggunkan teknik polt quadrat sampling. Ukuran kuadrat 10 x 10 m untuk strata pohon. - Fauna : pengumpulan data jenis satwa liar (mamalia, aves dan reptilian) dilakukan dengan pengamatan langsung (bantuan teropong binokuler) dan tidak langsung (jejak, kotoran, bagian tubuh yang ditinggalkan) dan atau dengan menggunakan data sekunder - Biota air : (plankton, benthos, ikan) pengamatan biota sungai dilakukan di 25 lokasi perairan di sekitar rencana tapak proyek sesuai dengan lokasi pengambilan sampel kualitas air permukaan. c. Metode Sosial Budaya, Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat - Dilakukan kuesioner, wawancara, observasi, delphi, diskusi kelompok terfokus, ethnography, triangulasi.
2. Metoda Analisis Dampak Lingkungan
a. Metode AD HOC : - Sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan dampak - Diberi kebabasan tiap anggota tim untuk menggunakan keahliannya - Komponen lingkungan yang digunakan tidak detail - Relative mudah - Tetapi kurang keterpaduan dari disiplin ilmu yang terlibat b. Metode Overlays (Penampalan) : MacHarg - Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan dibangun dan daerah sekitarnya, dimana tiap peta menggambarkan komponen lingkungan yang lengkap(aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya) untuk melakukan evaluasi, pemilihan alternative dan mengidentifikasi dampak tertentu. Namun tidak dapat menyajikan dampak kuantitatif. c. Metode Checklists - Metode sederhana - Berbentuk daftar komponen lingkingan yang digunakan untuk menentukan komponen mana yang akan terkena dampak. Berdasarkan perkembangannya metode ini terbagi menjadi : Checklists sederhana Checklists dengan uraian Checklists berskala Checklists berskala dengan pembobotan d. Metode Matrices : (Leopold, Fisher and Davies, Moore) - Berupa bentuk checklist dua dimensi yang menggunakan satu jalur(kolom) daftar komponen lingkungan dan lajurnya (baris) daftar aktifitas proyek atau sebaliknya. - Dapat ditetapkan interaksi antar aktivitas proyek dengan komponen lingkungan atau dapat diketahui sebab-sebab yang terjadi dalam dampak. e. Metode Networks (skema aliran/flowchart/bagan alir) : Metode Sorenson - Berupa susunan daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen- komponen lingkungan yang terkena dampak. - Dari kedua daftar tersebut disusun lagi hingga dapat menunjukan aliran dampak yang dimulai dari suatu aktivitas proyek. - Dapat menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak langsung serta hubungan antara komponen lingkungan - Dapat mengevaluasi dampak secara keseluruhan dan dapat dicari aktivitas pokok mana yang harus dikendalikan - Pengembangan dari metode matriks sehingga kelemahan matriks dapat dihilangkan. f. Metode modifiksai dan kombinasi : (Adiwibowo: matriks dan bagan alir) - Bentuk modifikasi dan kombinasi dar kelima metode tersebut untuk mengurangi kelemahan tim maupun metode AMDAL, disesuaikan dengan proyek yang akan dikerjakan hasil penilaian tim dan pertimbangan-pertimbangan lain.
3. Metoda dan Teknik Identifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi Dampak
Dalam melakukan studi AMDAL diperlukan 3 tahapan yang sanagat penting, yaitu identifikasi, prakiraan dan evalusi dampak. Ketiga metode tersebut merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung. - Identifikasi dampak merupakan langkah awal Menentukan komponen lingkungan apa saja yang terkena dampak, Menentukan komponen kegiatan apa saja dari suatu kegiatan/proyek yang menimbulkan dampak. - Prakiraan dampak Menentukan besarnya dampak yang akan terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam prakiraan dampak ini, bila besarnya melebihi atau di bawah baku mutu yang telah ditentukan dianggap dampak penting. - Evaluasi dampak Melakukan analisis secara terpadu keseluruhan komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar(dampak penting). Hasil evaluasi dampak dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek, Pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat) Dasar untuk menetapkan dampak-dampak negative yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak postif yang perlu dikembangkan /ditingkatkan. - Interpretesi dampak Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan tingkat besaran dampak itu terjadi dan seberapa besar derajat pentingnya dampak terhadap komponene lingkungan yang terkena dampak. Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama apa saja yang terkena dampak dan dapat diputuskan macam dan jenis mitigasi untuk teknologi/ilmu yang mampu mencegah dan menanggulangi dampak negative yang muncul.