Vous êtes sur la page 1sur 17

JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

ISSN: 23-55-9241

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu


(Integrated Water Resources Management, IWRM)

SUGENG SUTIKNO
Staf Pengajar pada Jurusan Teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Subang

ABSTRAK
Air adalah salah satu sumberdaya yang mendukung keberlangsungan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya, yang merupakan elemen utama kehidupan yang berkelanjutan. Berbagai
persoalan tentang sumber daya air yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitasnya harus
menyadarkan semua pihak bahwa persoalan air perlu dilakukan dengan tindakan yang tepat
sehingga menghasilkan solusi yang optimal. Berbagai pihak sepakat menyusun agenda
pengelolaan sumberdaya air terpadu atau IWRM, dengan definisi sesuai dengan sudut pandang
masing-masing. Dari pemahaman dan perumusan definisi diatas, dapat ditarik kesamaan bahwa
prinsip utama IWRM adalah pembangunan dan pengelolaan sumber daya air harus berdasarkan
pendekatan partisipatif melibatkan berbagai pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di
semua tingkat. Semua pihak menyadari bahwa masalah pengelolaan sumberdaya air adalah
masalah yang kompleks. Mengingat banyaknya permasalahan dalam pengelolaan sumber daya
air terpadu maka dalam pengelolaannya diperlukan kerangka konseptual. Pengelolaan sumber
daya air juga harus dipandang sebagai sesuatu yang integrated, comprehensive and
interdependency. Air diperlukan oleh semua pihak, maka semuanya terlibat dalam pengelolaan
sumber daya air terpadu baik secara langsung maupun tidak langsung. Parameter kinerja
digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pengelolaan sumber daya air terpadu. Parameter
kinerja IWRM meliputi keterpaduan ruang, keterpaduan tujuan, keterpaduan kelembagaan dan
keterpaduan waktu.
Kata Kunci : IWRM

1. PENDAHULUAN
Berbagai persoalan tentang sumber daya air
Air adalah salah satu sumberdaya yang yang berkaitan dengan kuantitas dan
mendukung keberlangsungan hidup manusia kualitasnya harus menyadarkan semua pihak
dan mahluk hidup lainnya, yang merupakan bahwa persoalan air perlu dilakukan dengan
elemen utama kehidupan yang berkelanjutan. tindakan yang tepat sehingga menghasilkan
Banyak orang berpikir bahwa air adalah solusi yang optimal. Dengan kata lain
sumberdaya yang tidak terbatas, walaupun diperlukan Pengelolaan Sumber Daya Air
sebenarnya hanya satu persen dari semua air Terpadu (Integrated Water Resources
yang tersedia di bumi ini berupa air segar Management).
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pengelolaan sumberdaya air terpadu
Dengan siklus hidrologisnya, air dianggap merupakan penanganan integral yang
sebagai sumberdaya yang dapat mengarahkan kita dari pengelolan air sub-
terbaharukan. Namun dengan semakin sektor ke sektor silang. Secara lebih spesifik
berkembangnya jumlah penduduk, pengelolaan sumberdaya air terpadu
meningkatnya perkembangan ekonomi, didefinisikan sebagai suatu proses yang
semakin intensifnya penggunaan air dan mempromosikan koordinasi pengembangan
dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya
terkait dalam rangka tujuan mengoptimalkan
pencemaran air selama beberapa dekade resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial
terakhir ini serta perubahan iklim global, dalam sikap yang cocok/tepat tanpa
telah terjadi ketidakseimbangan antara mengganggu kestabilan dari ekosistem-
ketersediaan dan kebutuhan air. ekosistem penting (GWP 2001).
Ketidakseimbangan ini telah memicu Pengelolaan Sumberdaya Air didefinisikan
terjadinya krisis air di hampir pelosok dunia. sebagai aplikasi dari cara struktural dan non

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 9


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

struktural untuk mengendalikan sistem dikenal slogan, One River-One Plan-One


sumberdaya air alam dan buatan manusia Management. (Budi Santoso Wignyosukarto
untuk kepentingan/manfaat manusia dan 2006). Namun hingga saat ini penebangan
tujuan-tujuan lingkungan. (Grigg 1996, hutan terus berlanjut hingga mengakibatkan
dalam dalam Kodoatie Robert J & Sjarief bencana banjir serta sedimentasi waduk dan
Roestam 2005) muara sungai, pengambilan air tanah yang
Dalam hal ini definisi sumberdaya air lebih sulit diperbaharui terus berlangsung
meliputi: tanpa memperhatikan kemungkinan
a. Sistem sumber daya air adalah sebuah penurunan muka tanah dan intrusi air asin,
kombinasi dari fasilitas pengendalian penggalian pasir tidak terkendali, sehingga
air dan elemen lingkungan yang mengakibatkan terjadinya degradasi dasar
bekerja bersama untuk mencapai sungai yang membahayakan beberapa
tujuan pengelolaan air infrastruktur lainnya, pembuangan sampah
b. Sistem sumber daya air adalah dan limbah pabrik ke sungai masih terjadi
sekelompok elemen hidrologi dalam sehingga menyebabkan banjir dan
lingkungan alam yang terdiri dari pencemaran air sungai. Hal ini menunjukan
atmosfer, daerah aliran sungai, sungai- koordinasi antar sektor yang perlu
sungai, lahan basah, daerah banjir diterpadukan belum dapat berjalan dengan
(food plains), akuifer dan sistem aliran baik.
air tanah, danau, estuari, laut dan
lautan. 2. DEFINISI KINERJA INTEGRATED
c. Sistem sumberdaya air buatan manusia WATER RESOURCES
adalah sekelompok fasilitas yang MANAGEMENT
dibangun yang dipakai sebagai
pengendalian air dan kualitas. Berbagai pihak sepakat menyusun agenda
d. Sistem tata pengaturan, merupakan pengelolaan sumberdaya air terpadu atau
susunan tata letak sumber air, termasuk IWRM, dengan definisi sesuai dengan sudut
bangunan pemanfaatan yang sesuai pandang masing-masing. Salah satu definsi
ketentuan teknik pembinaan di suatu IWRM dikemukakan oleh Hal E. Cardwell
wilayah. dkk yang mendefinisikan kerja IWRM
adalah:
Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
(Integrated WaterResources Management, 
IWRM) merupakan suatu proses koordinasi “Melakukan Koordinasi, agar
dalam pengembangan dan pengelolaan tercapainya tujuan langsung melalui
sumberdaya air dan lahan serta sumberdaya proses pengendalian pembangunan yang
menggunakan air sungai, danau dan 
lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk laut, lahan basah dan asset air lainya”.
mendapatkan manfaat ekonomi dan
kesejahteraan sosial yang seimbang tanpa
Selain Hal E. Cardwell.dkk tersebut diatas,
meninggalkan keberlanjutan ekosistem.
terdapat definisi lain yang lebih luas dimulai
(Budi Santoso Wignyosukarto 2006). Sesuai
dengan yang digunakan oleh the Global
definisi tersebut, pengelolaan sumberdaya air Partnership bahwa;
terpadu memfokuskan pada pengelolaan
terpadu antara kepentingan bagian hulu dan 
kepentingan bagian hilir sungai, pengelolaan “Integrated Water Resources
terpadu antara kuantitas dan kualitas air, Management (IWRM) didefinisikan
antara air tanah dan air permukaan, serta sebagai sebuah proses pendekatan yang
antara sumberdaya lahan dan sumberdaya air mempromosikan dan mengkoordinasikan
IWRM ini diharapkan menjadi cara pembangunan dan pengelolaan air, lahan
mengatasi masalah kelangkaan air, banjir, dan yang berkaitan dengan sumberdaya
pencemaran air hingga distribusi air yang dalam memaksimumkanhasil ekonomi
berkeadilan. Perjalanan konsep IWRM ini dan kesejahteraan sosial
sudah sangat panjang, di Indonesia juga dalam nilai keseimbangan tanpa

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 10


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

kompromi dengan kelestarian ekosistem IWRM sebagaimana dirumuskan oleh The


yang penting”. (Global Partnership Inter-American Development Bank (IADB)
2000). dengan mengelaborasikan sebagai berikut:

Definisi lain yang perlu diperhatikan adalah 


rumusan Tim Air dari US Agency for “IWRM yaitu cara pengelolaan
International Development (USAID) yang sumberdaya air dengan maksud dan
menyatakan bahwa : tujuan untuk melakukan tindakan atau
proyek dengan mengalokasikan air untuk
mengurangi konflik antara pesaing
 “IWRM mengajak bersama pemerintah, pengelola sumberdaya air terutama
masyarakat dan stakeholders lainya untuk dalam hal penggunaanya, baik mengenai
memilih diantara alternative pemanfaatan mutu maupun jumlah. Kadang kala juga
air bersih dan sumberdaya pesisir. Dengan
cara partisipatif sejak perencanaan sampai sebagai acuan secara komprehensif
pelaksanaannya, didalam pengelolaan sumberdaya air, hal
dimana para stakeholders ini merupakan proses diagnosa dalam
mengidentifikasikan kebutuhan akan air penyelesaian permasalahan penggunaan
yang beragam tanpa mengganggu dan air agar saling hubungan dan
merusak sumberdaya air dan ekosistem bekerjasama atas persoalan yang telah
disekitarnya”. (U.S. Agency for mereka ketahui bersama”. (Inter-
International Development 2003). American Development Bank 1998).

Definisi lain juga terdapat pada rumusan


Bank Dunia yang menyatakan bahwa: Definisi IWRM yang dirumuskan oleh The
Inter-American Development Bank

merupakan proses yang bertujuan
“Perspektif IWRM menjamin dimensi-dimensi
sosial, ekonomi dan lingkungan serta teknikal mengurangi konflik tentang air baik secara
termasuk kedalam pola kualitatif maupun kuantitatif. Dalam definisi
pengelolaan dan pembangunan tersebut menunjukan secara eksplisit terdapat
sumberdaya air”. (World Bank 2003).
keragaman tujuan didalam penggunaan air
sehingga diperlukan manajemen. Dengan
The United Nations Development definisi tersebut diperoleh banyaknya
Programme (UNDP) telah mendefinisikan pengertian yaitu pengurangan konflik,
IWRM sebagai berikut: terdapatnya berbagai tujuan, terdapatnya
berbagai lembaga yang terlibat, dan
 diperlukannya analisis keterpaduan tata
“IWRM didasarkan pada persepsi tentang ruang yang dimungkinkan terjadinya konflik
air sebagai bagian yang tidak dimasa depan. Dengan demikian dengan
terpisahkan dengan ekosistem, IWRM ini IADB telah melihat perlunya
sumberdaya alam, sosial dan ekonomi perubahan paradigma, dari pembangunan ke
yang baik”, (United Nations manajemen, dari sektoral ke pendekataan
Development Programme 1990).
keterpaduan “from development to
management and from a sectoral to an
Berbeda dengan definisi sebelumnya yang integrated approach” (Inter-American
tampak lebih pragmatis, definisi yang Development Bank, 1998).
dirumuskan dalam UNDP ini sangat meluas Dari pemahaman dan perumusan definisi
dan dikesankan IWRM hanya sebagai diatas, dapat dianalisis sebagai berikut :
persepsi yang belum bersifat operasional.
Namun pernyataan tersebut benar juga
karena air merupakan bagian yang tidak 1. Tumbuhnya kesadaran baru (paradigma
terpisahkan dari ekosistem. baru) tentang air sebagai darah
kehidupan planet bumi
Sementara itu terdapat definisi tentang 2. Perlunya pendekatan budaya dalam
pengelolaan air.
3. Perlunya kerjasama internasional,

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 11


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

nasional, lokal dan masyarakat. pengelolaan sumberdaya air adalah masalah


yang kompleks, maka diperlukan
Prinsip utama IWRM, sesuai dengan prinsip konseptualisasi IWRM agar langsung
Dublin 1991 adalah pembangunan dan operasional bagi Indonesia. Untuk
pengelolaan Sumber Daya Air harus mengembangkan kerangka konsepsionalisasi
berdasarkan pendekatan partisipatif IWRM, maka dapat mengikuti pendapat Hal
melibatkan berbagai pengguna, perencana E. Cardwell dkk, yang menyatakan bahwa
dan pembuat kebijakan di semua tingkat. konsep dasar hidrologis menggambarkan
kebutuhan diintegrasikannya dalam suatu
Konsep IWRM atau pengelolaan sumber tata-ruang (spatial integration), lebih jelas,
daya air terpadu kemudian diadopsi secara geografis dapat dikembangkan konsep
pemerintah Indonesia dalam UU No. 7 Tahun DAS (watershed) dan daerah tangkapan air
2004 tentang Sumber Daya Air. Disebutkan (water catchments areas). Banyak kebutuhan
dalam pasal 3 UU SDA bahwa tempat sumberdaya air yang memerlukan
”Sumber daya air dikelola secara pengelolaan secara terpadu sehingga dapat
menyeluruh, terpadu dan berwawasan mencapai tujuan – tujuan yang lebih luas.
lingkungan hidup dengan tujuan Sebagaimana hal itu terjadi di banyak negara
mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air termasuk AS dan juga di Indonesia dengan
yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya paradigma “one river one manager”
kemakmuran rakyat”. Lebih lanjut dalam sehingga dibutuhkan
pasal 85 ayat 1 UU SDA menyebutkan, satu lembaga yang terpadu yang
”Pengelolaan sumber daya air mencakup menghimpun banyak institusi sebelumnya.
kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah Global Water Partnership (GWP, 2001)
yang memerlukan keterpaduan tindak untuk menawarkan suatu konsep keterpaduan yang
menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat menarik untuk Pengelolaan Sumber Daya Air
air dan sumber air.” kemudian pasal 85 ayat Terpadu. Elemen penting dalam Manajemen
2 menyebukan, ”Pengelolaan sumber daya Sumber Daya Air Terpadu dapat
air dilakukan dikelompokan dalam 3 elemen utama yaitu:
melalui koordinasi dengan mengintegrasikan a. The enabling environment adalah
kepentingan berbagai sektor, wilayah, dan kerangka umum dari kebijakan nasional,
para pemilik kepentingan dalam bidang legislasi, regulasi dan informasi untuk
sumber daya air.” pengelolaan SDA oleh stakeholders.
Fungsinya merangkai dan membuat
3. KERANGKA KONSEPTUAL IWRM peraturan serta kebijakan. Sehingga
dapat disebut sebagai rules of the games.
Wilayah sumber daya air dapat berupa b. Peran-peran institusi (institutional roles)
bagian dari pengembangan wilayah baik merupakan fungsi dari merupakan fungsi
perkotaan dan pedesaan serta dapat juga dari berbagai tingkatan administrasi dan
merupakan bagian regional administratif stakeholders. Perannya mendefinisikan
(pusat, propinsi, kabupaten/kota). Sumber para pelaku.
daya air mempunyai batasan teknis c. Alat-alatmanajemen(management
(hidrologi), DAS, dan daerah aliran air tanah instruments) merupakan instrumen
yang pada kondisi wilayah tertentu bisa operasional untuk regulasi yang efektif,
sama atau berbeda dengan DAS. Batasan monitoring dan penegakkan hukum yang
hidrologi ini juga bisa sama atau berbeda memungkinkan pengambil keputusan
dengan batas administrasi. Sistem sumber untuk membuat pilihan yang informatif
daya air dapat dilihat sebagai bagian dari diantara aksi-aksi alternatif. Pilihan-
infrastruktur khususnya infrastruktur pilihan ini harus berdasarkan kebijakan
keairan. Pengelolaan sumber daya air juga yang telah disetujui, sumberdaya yang
harus dipandang sebagai sesuatu yang tersedia, dampak lingkungan dan
integrated, comprehensive and konsekuensi sosial dan budaya.
interdependency.
Semua pihak menyadari bahwa masalah

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 12


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

4. PIHAK YANG BERKEPENTINGAN d. Pengelola rekreasi, pantai waduk dan


(STAKEHOLDERS) lain-lain.
4. Masyarakat
Air diperlukan oleh semua pihak, maka a. Perkotaan
semuanya terlibat dalam pengelolaan sumber b. Pedesaan
daya air terpadu (IWRM) baik secara c. Lembaga Sawadaya Masyarakat
langsung maupun tidak langsung. Pihak 5. Perguruan Tinggi
pihak yang berkepentingan dikelompokan
sebagai berikut :
1. DPR/DPRD 5. PARAMETER KINERJA IWRM
2. Pemerintah :
a. Badan perencanaan pembangunan Parameter kinerja pengelolaan sumber daya
Nasional (BAPPENAS) air secara terpadu ini dikembangkan sebagai
b. Kementrian Dalam Negeri dan respon terhadap pola pengelolaan
Otonomi Daerah sumberdaya air yang diterapkan selama ini
c. Kementrian Pertanian yang cenderung terpisah-pisah sehingga
d. Kementrian Kehutanan menimbulkan berbagai persoalan seperti
e. Kementrian Lingkungan Hidup banjir, intrusi air laut karena pengambilan air
f. Kementrian Kesehatan tanah yang berlebihan, pencemaran, dan
g. Kementrian Perhubungan sebagainya. Parameter kinerja digunakan
h. Kementrian Pariwisata sebagai alat ukur keberhasilan pengelolaan
i. Kementrian Energi dan Sumberdaya sumber daya air terpadu. Parameter kinerja
Mineral ini mencakup empat komponen besar, yaitu
j. Kementrian Pekerjaan Umum keterpaduan keterpaduan ruang, keterpaduan
k. Gubernur tujuan, keterpaduan kelembagaan
l. Bappeda Tingkat I danketerpaduan waktu.
m. Dinas PU Pengairan Propinsi
n. Dinas Pertanian Propinsi Keterpaduan ruang (Spatial Integration):
o. Dinas Kehutanan Propinsi koordinasi manajemen dilakukan untuk
p. Dinas Pertambangan Propinsi mencapai tujuan-tujuan umum didalam suatu
q. Badan Lingkungan Hidup Propinsi wilayah geografi tertentu, dan berada
r. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) diantara strata vertical dari lithosphere
s. Bupati/Walikota sampai atmosphere. Bentangan pada sumbu
t. Dinas PU Pengairan Kabupaten/Kota ini adalah wilayah geografik dari lokal,
u. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota daerah, regional/wilayah, antar daerah/antar
v. Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota wilayah, nasional dan internasional. Sebagai
w. Dinas Pertambangan contoh apabila terjadi perselisihan masalah
Kabupaten/Kota sumberdaya air antar negara atau antar
x. Badan Lingkungan Hidup daerah maka dibentuk perjanjian kerjasama
Kabupaten/Kota antar negara atau antar daerah tersebut.
y. Camat dan Kepala Desa/lurah
z. Perum Jasa Tirta Keterpaduan tujuan (Objective Integration)
aa. PDAM koordinasi pengelolaan untuk mencapai
bb. Konsultan (BUMN) dan Kontraktor tujuan-tujuan optimum dari berbagai macam
(BUMN) tujuan, misalnya air untuk pertanian,
cc. PT. PLN/PLTA kehutanan, konservasi lahan,
penanggulangan banjir, navigasi pelayaran,
rekreasi, pembangkit tenaga listrik, air bersih
3. Instansi Swasta dan perbaikan sumberdaya lingkungan.
a. Industri / Dunia Usaha
b. Konsultan Keterpaduan Kelembagaan (Institutional
c. Kontraktor Integration). Koordinasi lintas mandat, visi
dan misi, kebijakan, program, Proyek dan
JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 13
JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

pengukuran manajemen yang dilakukan oleh dinamis dapat dikelola, dan bagaimana cara
pemerintah, LSM dalam kaitan penyatuan mengendalikan perencanaan terpadu yang
ukuran tentang capaian kegiatan berjangka panjang? Apakah kegiatan yang
dibandingkan dengan tujuan-tujuan umum berbeda-beda derajat keterpaduannya tepat
dan tujuan utama. Sumber pengukuran dapat untuk ditempatkan dalam sumbu ini?
dilihat dari dimensi-dimensi sosial budaya, Keterpaduan waktu ini merupakan sebuah
ekonomi, hukum, politik dan lingkungan alat untuk pertimbangan kesesuaian dengan
ataupun teknikal. Institusi–institusi yang kontek dan derajat keterpaduan pengelolaan
berada pada berbagai tingkatan sejak tingkat pada IWRM.
internasional, nasional, regional, daerah
hingga kelompok tani pemakai air 6. KESIMPULAN
diperdesaan atau Kelompok Pemerhati
Masalah Banjir. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
(Integrated Water Resources Management,
Keterpaduan Waktu (Temporal Integration) IWRM) merupakan suatu proses koordinasi
melakukan kegiatan koordinasi pada skala dalam pengembangan dan pengelolaan
waktu yang berbeda, dari sumberdaya air dan lahan serta sumberdaya
operasional harian dengan lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk
mempertimbangkan dampak untuk puluhan mendapatkan manfaat ekonomi dan
tahun mendatang agar tujuan–tujuan utama kesejahteraan sosial yang seimbang tanpa
tercapai. Pada hal ini untuk pelaksanaan meninggalkan keberlanjutan ekosistem.
pengelolaan sumberdaya air terpadu Pengelolaan sumber daya air terpadu
mempunyai dimensi yang sangat luas bersifat memerlukan kerangka konseptual, karena
inter dan antar generasi. Apakah seharusnya mengingat bahwa masalah pengelolaan
pengembangan analisis ruang dapat sumberdaya air adalah masalah yang
menjamin tercapainya tujuan-tujuan umum kompleks.
IWRM? Apakah tujuan-tujuan diperlukan Air diperlukan oleh semua pihak, maka
untuk dijadikan tolok ukur keberhasilan semuanya terlibat dalam pengelolaan sumber
pengambilan keputusan manajemen? Apakah daya air terpadu baik secara langsung
kelembagaan, kebijakan, program atau maupun tidak langsung.
kepentingan dimasukan kedalam Parameter kinerja IWRM meliputi
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan keterpaduan ruang, keterpaduan tujuan,
peningkatan efisiensi dan efektifitas? Apakah keterpaduan kelembagaan dan keterpaduan
dampak kumulatif jangka panjang dalam waktu.
lingkungan yang

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 14


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

DAFTAR PUSTAKA Water Resources Management - IWRM)


dalam Pebaharuan Kebijakan Menuju
1. Rahman & Varis. 2005. Integrated Water Pengelolaan Sumberdaya Air yang
resources Management:evolution, Berkelanjutan di Indonesia, Makalah
prospectsandfuture disampaikan dalam Seminar Nasional
challenges.Sustainability:Science, tentang "Menuju Pengelolaan
Practice & Policy, Sumberdaya Air yang Berkelanjutan"
http//ejournal.nbii.org. kerjasama Pusat Studi Irigasi,
2. Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief, Sumberdaya Air, lahan dan
2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Pembangunan (PSI-SDALP) Universitas
Terpadu. Penerbit Andi Yogyakarta. Andalas; Badan Perencanaan
3. Mencapai Sungai Citarum Yang Lebih Pembangunan Nasional (BAPPENAS);
Baik Melalui Upaya Pengelolaan dan Food and Agriculture Organization
Sumber Daya Air Terpadu. Citarum Fact (FAO) Jakarta Office.
Sheet 2010. http://www.citarum.org 7. http://jsdaindonesia.org/2010/06/krisis-
4. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. air-global-definisi-dan-kerangka-
http://www.citarum.org konseptual-wrm/
5. Budi Santosa Wignyosukarto, 2006.
Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
dalam UpayaPencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium 2015. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Teknik Sipil
UGM.
6. Helmi, 2003. Aspek Pengelolaan
Terpadu Sumberdaya Air (Integrated

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 15


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

Studi Kelayakan dan Desain Engineering Detail


Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Ponggang Desa Ponggang
Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang Jawa Barat Kapasitas
2,8 Megawatt
1
Novandri Tri Setioputro
1
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Subang
Kampus II, Jalan Arief Rachman Hakim No. 08 Subang, 41211
e-mail : andri_u_subang@yahoo.co.id

Abstrak

Sungai Cilamaya yang berada di Desa Ponggang memiliki potensi untuk dibuat Pembangkit
Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan kapasitas 2,8 Megawatt yang ramah lingkungan.
Produksi listrik yang dihasilkan PLTM Ponggang digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik
PLN melalui jaringan interkoneksi. Kehadiran PLTM Ponggang diharapkan mengoptimalkan
potensi sumber daya desa berupa potensi tenaga air yang dapat mendorong kesejahteraan,
pembangunan, dan kemakmuran masyarakat Desa Ponggang melalui pengelolaan bersama
antara masyarakat setempat dengan investor. Dari hasil pengeloaan tersebut untuk masyarakat
setempat digunakan kesehjahteraannya dalam bentuk kegiatan pemberian beasiswa, pelayanan
kesehatan, pembangunan infrastruktur atau sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat
Desa Ponggang. Selain itu, pembangunan PLTM Ponggang diharapkan dapat membantu
pemerintah dalam menanggulangi kekurangan energi listrik dan kerusakan lingkungan.

Desain rinci PLTM Ponggang ini diawali dengan studi teknis topografi, geoteknik, hidrologi
dan investasi, analisis dan perhitungan. Dari hasil perhitungan hidrologi, dapat diketahui
3
bahwa debit desain yang optimal, yaitu sebesar 1.8 m /s. Dengan tinggi jatuh efektif 191,14 m,
maka PLTM ini dapat membangkitkan daya sebesar 2,90 MegaWatt.
Ditinjau dari peletakan topografi, Skema PLTM ini sudah baik dan memenuhi kriteria
peletakan bangunan utama PLTM. Dari segi geoteknik, tanah dan batuan dasar cukup kuat
untuk menahan bangunan utama PLTM. Aspek hidrologi, debit yang diandalkan cukup untuk
memutar turbin dan menghasilkan daya 2.90 MW. Aksesbilitas menuju lokasi cukup terjangkau
dengan terlebih dahulu dilakukan pembangunan perkerasan jalan. Dan ditinjau dari aspek
kelistrikan, dapat diyakini bahwa daya dan energi listrik yang dihasilkan sangat dibutuhkan
oleh PLN.
Dari desain engineering detail kebutuhan finansial PLTM Ponggang memerlukan biaya total
konstruksi sebesar Rp. 52.340.000.000,00 (Lima Puluh Dua Milyar Tiga Ratus Empat Puluh
Juta Rupiah) dengan waktu pengembalian pinjaman biaya investasi (BEP) selama 9 tahun
dengan suku bunga 14% pertahun. Ditimjau aspek anaslisis financial memenuhi parameter
indeks NPV positif, tingkat pengembalian diatas suku bunga bank, BCR diatas 1 dan biaya
kontruksi persatuan daya lebih murah. Maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan PLTM
ini LAYAK.

Kata kunci : Debit, beda tinggi, topografi, hidrologi, desain rinci, daya pembangkit,
PLTM, BEP, dan kelayakan.

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 16


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

1. Pendahuluan nantinya, selnjutnya bagaimana keingian


masyarakatnya dalam musyawarah desa,
Subang merupakan kabupaten yang sedang sebagai contoh beasiswa pendidikan,
berkembang yang memiliki berbagai potensi pelayanan kesehatan, peningkatan
yang perlu digali dan dikembangkan untuk infrastruktur, dan lain-lain.
kemajuan pembangunan masyarakatnya. Salah Dalam pembangunan PLTM, banyak faktor
satu potensi yang dapat dimanfaatkan adalah yang harus diperhatikan agar pembangunan
air sungai khususnya di Subang Selatan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.
diwilayah ini merupakan tempat hulu sungai Faktor-faktor tersebut diantaranya
atau sumber mata air dan memiliki medan didasarkan pada studi kelayakan dan Desain
aliran sungai yang terjal, seperti Sungai Engineering Detail terhadap sumber potensi
Cipunagara, Cilamaya, Ciasem dan lain-lain. tenaga setempat.
Sungai-sungai ini secara alami akan mengalir
dari daerah tinggi ke daerah rendah. 2. Kajian Studi Teknis Potensi
Berdasarkan kondisi sungai yang mengalir
pada medan yang terjal, maka secara teori 2.1. Daya Potensi Tenaga Air Mini Hidro
sungai ini memiliki potensi energi yang disebut Daya potensi tenaga air, P (Watt) dihitung
potensi energi air. Sayangnya, meski air begitu berdasarkan persamaan :
melimpah pemanfaatan air sebagai energi
listrik belum dimaksimalkan. (1)
Potensi energi air ini dapat dimanfaatkan
sebagai Pembangkit Listrik Tanaga Mini Hidro Dimana besaran percepatan gravitasi bumi (g =
2
(PLTM). Pengoperasian instalasi ini relatif 9,81 m/s ) dan massa jenis air ( = 1000
mudah dan murah dibandingkan dengan sistem 3
kg/m ) merupakan konstansta. Besaran
pembangkit listrik menggunakan bahan bakar 3
(PLTU, PLTD, PLTN dan PLTG). Selain itu, Debit, Q (m /s) tergantung banyak air
PLTM merupakan instalasi yang ramah mengalir disungai tersebut/faktor hidrologi.
lingkungan karena tidak menghasilkan polusi Besaran beda tinggi, h (m) penempatan titik
dan limbah yang di kenal sebagai white bendung ke turbin tergantung peta
resources atau “ energi putih”. topografi/faktor topografi. Selain itu, faktor
yang mempengaruhi kondisi teknis potensi
Energi listrik memiliki peranan yang besar sumber air ini adalah faktor geologi teknik
dalam usaha pertumbuhan ekonomi bangsa dan untuk penempatan bangunan komponen
negara. Salah satu ukuran kemajuan PLTM. Kapasitas potensi tenaga air mini
masyarakat yaitu dapat dihitung berdasarkan hidri berada pada 0,5 MW – 5 MW.
tingkat konsumsi energi yang digunakannya
untuk melakukan kegiatan–kegiatan yang 2.1. Kajian Topografi
bersifat produktif, sehingga segala aktifitas PLTMH Ponggang terletak di sungai
yang dilakukan akan memiliki nilai tambah Cilamaya, termasuk dalam wilayah
yang optimal. administrasi desa Ponggang, Kecamatan
Selain itu, pemanfaatan Pembangkit listrik ini Serangpanjang, Kabupaten Subang, Provinsi
untuk meningkatkan kesejahteraan Jawa Barat.
masyarakatnya berupa bagi hasil (golden Secara topografi, kondisi daerah kajian dapat
sharing) antara masyarakat dengan pihak dideskripsikan sebagai berikut :
pengelola pembangkit listrik ini karena 1) Lokasi kajian berada pada suatu daerah
masyarakat setempatlah yang secara kaki perbukitan, dengan kemiringan
kodrat/turun menurun yang merawat potensi ini dasar sungai yang relative curam,
tetap terjaga (anugrah potensi). Sehingga sehingga aliran air terlihat beriam-riam.
masyarakat setempat merasa memiliki 2) Di lokasi ini ditemukan adanya
pembangkit ini dan mampu meningkatkan Sembilan terjunan yaitu terjunan leuwi
kesehjateraannya. Pemanfaatan bagi hasil ini Garu, Curug Ponggang, Leuwi Karacak,

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 17


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

Leuwi Tampian, Leuwi Kancah, Leuwi mempunyai nilai layak bila sungai dapat
Peti, Leuwi Penduey, Leuwi Gentong dan mengalir sepanjang tahun untuk memutarkan
Curug Bentang. Terjunan yang memiliki turbin air.
ketinggian cukup tinggi adalah terjunan
Curug Ponggang dan Curug Bentang. 2.2.1. Daerah Tangkapan Hujan
3) Hulu sungai ini berada di Gunung (catchment area)
Burangrang dan bermuara di Laut Jawa. Sungai yang akan dijadikan calon PLTM ini
4) Penempatan bangunan komponen PLTM merupakan sungai yang mengalir sepanjang
(bendung, saluran pembawa, bak tahun dan mengalir sampai Laut Jawa.
penenang, pipa pesat, rumah turbin dan Berdasarkan hasil pengukuran luas daerah
jaringan transmisi) diperoleh beda tinggi tangkapan hujan sungai yang akan
dimanfaatkan menjadi PLTM diperoleh
194,00 m. 2
luasnya adalah 33,09 km yang terdiri kawasan
2 2
hutan 13,94 km , pemukiman 1,22 km ,
2
perkebunan 10,58 km dan persawahan
2
7,35 km . Panjang aliran sungainya dari titik
calon lokasi PLTM ke hulu sungai adalah
13,74 km dengan jumlah anak sungai
sebanyak 32 buah.

Gambar 1. Topografi lokasi PLTM Gambar 2. DAS Sungai Cilamaya


Ponggang

2.2. Studi Hidrologi


Debit air sungai Cilamaya yang digunakan 2.2.2. Curah Hujan
untuk menggerakkan turbin dipengaruhi Berdasarkan hasil pencacatan data curah
dengan daerah aliran sungai (DAS/catchment hujan di DAS calon sungai PLTM :
area) dan curah hujan disekitar DAS tersebut.
Sungai yang dijadikan lokasi calon PLTM

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 18


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

2. 2.4 Juli 2009 (pertengahan


Curah Hujan DAS Cilamaya
musim kemarau)
(1997 – 2006)
mm/tahun

5000 4555 4683 4390 4814 3. 1.6 September 2008 (akhir


4000 3885
musim kemarau)
3644 4. 0.6 September 2009 (akhir
3238
3000
musim kemarau)
2706
2601
2000 2124
1000
Hasil pengukuran tersebut, dalam bentuk
kurva durasi aliran ditampilkan sebagai
0 berikut :
1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008
Tahun
KURVA DURASI ALIRAN SUNGAI CILAMAYA
8

(m^3/s)
Gambar 3. Curah Hujan Sekitar DAS Cilamaya 6

7.4
7

Debit
rentang 1997 – 2006 5
Data curah hujan tahunan dalam kurun waktu
tahun 1997 s/d 2006, rata-rata sebesar 3760 4
mm tiap tahunnya. Data curah hujan bulanan 3
2 2.4
rata-rata tahun 2000 - 2012, intensitas hujan 1 1.6

terkecil/terkering terjadi pada bulan Agustus 0 0.6


sebagai puncak musim kemarau dengan nilai 0% 20% 40% 60% 80% 100%
55 mm. Berdasarkan hal tersebut, sungai calon Persentase Tahun
PLTM mempunyai keterjaminan bahwa secara
alami sungai ini tidak akan surut sampai habis Gambar 4. Curva Durasi Aliran Pengukuran
airnya atau ketersedian suplai air di sungai ini Langsung
terjaga sepanjang tahun karena setiap bulan
hujan tetap terjadi walaupun intesitasnya kecil.
Selain dengan menggunakan debit
pengukuran langsung, kurva durasi aliran
2.2.3. Kurva Durasi Aliran (Curve
dapat diperoleh dengan cara pendekatan
Duration Flow)
anaisis hidrologi iklim. Hasil kurva durasi
Debit sungai sesaat dilakukan pada awal aliran sungai Cilamaya menggunakan
Bulan mei 2012 dengan kondisi pada akhir analisis hidrologi menggunakan DR.
musim penghujan, dihitung berdasarkan : Mononobe sebagai berikut :
Q = C x Vm x A (2)
= 2 KURVA DURASI AlLIRAN SUNGAI
0,6 x 0,59 m/s x 12,58 m
= 3 120 CILAMAYA
4,45 m /s 100 97.6

Dengan cara yang sama, pengukuran debit


dilakukan pada waktu untuk untuk 80
mempengaruhi perubahan debit terhadap
t

60
musim (musim kemarau – musim penghujan).
Hasil pengukuran ini ditampilkan dalam tabel 40 40.1
28.6
berukut : 20
0 13.42 9.934
3.83 0.943
Tabel 1. Debit S. Cilamaya
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
NoDebit Keterangan
3 Persentase Tahun
(m /s) Gambar 5. Curva Durasi Aliran Analisis
1. 7.4 Meret 2009 (akhir musim Metoda DR. Mononobe
hujan)

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 19


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

Berdasarkan hasil kurva durasi aliran Sungai


Cilamaya, Debit tertinggi (debit banjir) pada
337,68 m3/s (siklus 100 tahun) dan debit
terendah (debit kemarau) adalah 0,6 m3/s.
Sedangan rencana pengambilan debit atas
pada 1,8 m3/s pada persentase tahun 40% dan
debit bawah 0,6 m3/s pada presentase 100 %.

2.3. Studi Geologi Teknik


Daerah medan pegunungan pada ketinggian
200 – 500 m dpl. Hulu S. Cilamaya di Gunung
Burangrang dan Tangkubang Perahu. Batuan
satuan batuan gunung api tua yang terdiri dari :
Lava bersusunkan andesit piroksin, breksi dan
aglomerat dengan komponen andesit dan basal,
bersisipan tuf dan tuf lapili, tuf batu apung.
Pada lembah-lembah dari sepanjang sungai
didapati endapan sungai dan endapan Talus,
yang terdiri dari boulders, Boulder andesit. Dan
batuan lempung sekitar rumah turbin

Gambar 7. Skema PLTM Ponggang

3.1. Bendung dan Bangunan Pengambilan


Air (Intake)
Lokasi bendung dan bangunan pengambilan
air berada dasar sungai berpenampang U
dengan sisi bahu sungai kiri berada pada
O
tebing batuan tegak 90 dan bahu sungai
kanan berada pada tebing lapisan tanah
O
Gambar 6. Kondisi Geologi Sungai Cilamaya batuan dengan kemiringan 70 . Desain
bendung dan bangunan pengambilan air
menggunakan kontruksi pasangan batu kali
3. Skema PLTM dengan dimensi berikut :
Berdasarkan hasil kajian studi potensi, skema - Tipe Bendung : Bendung graviti
PLTM dapat digambarkan sebagai berikut : - Lebar Bendung : 29,00 m
- Tinggi Bendung : 3,50 m
-
Pintu Bilas : 1,20 m
-
Lebar Pilar : 0,80 m
-
Tinggi Piar : 3,50 m
-
Faktor Guling : 2,1 (diatas 1,5)
-
Faktor Geser : 2,7 (diatas 1,5)

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 20


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

3.3. Bak Penenang dan Pengendap


Bak penenang dan pengendap dirancang
untuk mengendapkan dan menyaring
partikel-partikel yang terbawa air disaluran
pembawa seperti sampah dan sedimen
lumpur serta untuk menenangkan aliran
masuk kedalam pipa pesat. Bak penenang
dan pengendap ditempatkan pintu penguras
lumpur, saringan dan saluran pelimpas.
Gambar 8. Lebar Bendunng Kontruksi bak penenang dan pengendap
menggunakan pasangan batu kali. Dimensi
rancangan bak penenang dan pengendap
sebagai berikut :
- Debit : 1,8 m3/s
- Kecepatan aliran : 0,10 m/s
- Lebar : 5,80 m
- Tinggi : 3,50 m
- Panjang : 11,80 m
- Radius lubang
masuk pipa : 0,11 m

Gambar 9. Mercu dan Pilar Bendung

3.2. Saluran Pembawa


Saluran pembawa dirancang untuk mengalirkan
air dari bangunan pengambilan air ke bak
penenang dengan dilevel elevasi yang sama.
Kontruksi saluran pembawa menggunakan
pasangan batu kali. Dimesnsi rancangan
saluran pembawa adalah sebagai berikut :
- Tipe saluran : saluran
3 Gambar 11. Bak Penenang dan Pengendap
- Debit : 1,80 m /s
- Lebar saluran : 2,00 m
- Tinggi saluran : 1,50 m 3.4. Pipa Pesat
- Slope saluran : 1/800 Pipa pesat dirancang untuk mengalirkan air
- Kecepatan : 0,73 m/s dari bak penenang ke turbin dengan tipe
- Panjang saluran : 896,0 m saluran tertutup agar tidak kehilangan energi.
Kontruksi pipa pesat menggunakan baja
ST37 sistem sambungan las yang harus
mampu menahan tekanan hidrostatik dan
palu air. Rancangan pipa pesat adalah
sebagai berikut :
- Tipe pipa pesat :terbuka diatas tanah
- Diameter : 1,00 m
- Tebal : 10 mm
- Panjang : 1128 m
- Beda tinggi kotor : 194,00 m
- Rugi-rugi aliran : 2,86 m
- Beda tinggi efektif : 191,16 m
Gambar 10. Penampang saluran - Faktor keamanan :2,61
(diatas 1,00)

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 21


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

Untuk menghindari kerusakan akibat muai


panjang ditempat pipa fleksibel muai
panjang/ekspansi sebannyak 8 buah dengan
tiap unit pipa ekspansi sejauh 5 cm. Muai yang
terjadi akibat pengaruh temperature lingkungan
sebesar 38 cm.

3.5. Rumah Turbin


Rancangan rumah turbin didasarkan utilitas
yang akan ditempatkan di rumah turbin.
Utilitas yang akan ditempatkan adalah
komponen turbin, generator, kontrol, ruang
operator, kantor, dan ruang tambahan lainnya.
Ukuran rumah turbin adalag 18 m x 15 m.

Gambar 13. Pemilihan turbin berdasarkan


debit dan beda tinggi

Gambar 12. Denah tumah turbin

3.6. Turbin Air


Pemilihan turbin air yang digunakan tergantung
pada kondisi beda elevasi dan debit. Tipe turbin
air yang lajim digunakan adalah Turbin Kaplan
(beda tinggi : 3 – 50 m), Turbin Crossflow Ganbar 14. Effesiensi turbin berdasarkan
(beda tinggi : 5 – 200 m), Turbin Francis (beda perubahan debit.
tinggi : 9 – 450 m), Turbin Pelton (beda tinggi : Hasil pendekatan grafik pemilihan turbin
diatas 30 m). Pemilihan turbin didapat dengan beda tinggi efektif 191,14 m dan
3 3
berdasarkan pendekatan dari : debit 1,80 m /s – 0,60 m /s diperoleh turbin
3
Pelton dengan 3 nosel (tiap nosel 0,6 m /s)
dan effesiensi 91%.

3.7. Generator
Generator digunakan untuk merubah energy
makanik (pututan) menjadi energi listrik.
Generator yang dipilih adalah generator
transformer, 3 phasa, 4.0 MVA, 20/6.3KV,
dilengkapi dengan aksesorisnya.

3.8. Simtem Kontrol


Kontrol digunakan untuk menghasilkan
listrik sesuai standard yang ditentukan

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 22


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

dengan fekwensi 50 Hz dan 20 kV (tegangan Tabel 2. Rincian Pembiayaan


menengah) serta mengatur produksi listrik
sesuai dengan perubahan debit yang terjadi.
Tipe kontrol yang dipilih :
• Remote Diagnostic & Maintenance
• Data Transfer
• Video Surveillance
• Remote Operation of the Plant
• Prompt Support to Customer
• Less Downtime of the Plant

3.9. Jaringan Listrik


Jaringan listrik digunakan untuk
menginterkoneksikan dengan jaringan listrik
PLN. Rancangan jaringan listrik adalah sebagai
berikut :
-
Tegangan :20 kVolt
-
Phasa : 3 phasa
-
Panjang :5,76 km
-
Kabel 2 Kebutuhan biaya yang diperlukan
: 35 mm
-
Tiang : 11 m jumlah 40 buah. (pembulatan) adalah Rp. 52.340.000.000,00
(Lima Puluh Dua Milyar Tiga Ratus Empat
3.10. Akses Jalan Puluh Juta Rupiah).
Akses jalan untuk menghubungkan ke rumah
turbin menggunaan jenis perkerasan telford 5. Analisis Finansial
dengan pertimbangan agar biaya diperlukan Penentuan debit rencana minimum
tidak terlalu besar. Adapaun desain akses jalan berdasarkan debit terendah dari hasil analisis
hidrologi, menghasilkan rekomendasi sebesar 0,6
ini dapat dilihat pada gambar berikut : 3
m /s (debit rendah) dan debit
3
atas sebesar 1,8 m /s, maka dapat dihitung
kapasitas energi yang selama 1 tahun adalah
:

Tabel 3. Analisi Energi Terbangkitkan

Gambar 15. Desain akses jalan

4. Pembiayaan PLTM
Berdasarkan desain rinci, kebutuhan
pembiayaan pembangunan PLTM Ponggang
adalah sebagai berikut :

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 23


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

Dengan asumsi harga jual listrik dari PT. PLN menggunakan diameter 1 m, tebal 10
adalah Rp. 656,-/kWH dan depresiasi barang mm dan panjang 1100 m. Turbin
selama 20 tahun maka pembangunan PLTM mengunakan Turbin Plenton 3 Nosel
Ponggang layak dengan indeks finansial atas
dengan efisiensi 91%. Sistem kontrol
dasar harga jual ini adalah seperti di bawah ini.
menggunakan sistem kontrol pengatur
a. Net Present Value (NPV) = Rp
313.614.223,24 (Positif atau >0) aliran dan generator bertipe synchronous
b. Tingkat Pengembalian (FIRR) adalah dan 3 phase. PLTM ini dapat
12,78% (> MARR, 12%) membangkitkan daya sebesar 2.90
c. Periode pengembalian (Payback Period) MegaWatt.
adalah 9 tahun (< 20 tahun) Berdasarkan desain PLTM maka
d. Perbandingan keuntungan dengan biaya kebutuhan biaya kontruksi PLTM
(Benefit Cost Ratio/BCR) adalah 1,01 (> 1) sebesar Rp. 52.340.000.000,00. Waktu
e. Biaya konstruksi per satuan daya adalah pengembalian invesatasi dibutuhkan
Rp. 18.685.840,72/kW atau 16.687,12 waktu 9 tahun dengan suku bunga
USD/kW (< 2.500 USD/kW) yang dihitung pinjaman 14 %.
biaya total kontruksi Rp.
52.340.000.000,00 dibagi 2,907 kW. Keberadaan PLTMH ini diharapkan
f. Hasil pendapatan PLTM Ponggang setelah mampu membantu dalam peningkatan
pengembalian pinjaman lunas ( 9 tahun) IPM melalui pengelolaan sosial bisnis,
adalah Rp. 7.085.100.000,-/tahun dimana masyarakat desa mendapat bagi
hasil yang dipergunakan untuk kegiatan
6. Kesimpulan pemberdayaan melalui beasiswa sekolah,
PLTM ini apabila dibangun diharapkan bantuan kesehatan, peningkatan
mampu membantu menangani kekurangan insfratruktur, perkonimian dan lain-lain.
energi listrik, mengurangi kerusakan Analisis studi kelayakan berdasarkan
lingkungan dan meningkatkan aspek teknis, investasi, dan sosial
kesehjahteraan masyarakat (peningkatan masyarakat, maka PLTM ini LAYAK.
IPM).
Dari hasil perhitungan hidrologi, dapat 7. DAFTAR PUSTAKA
diketahui bahwa debit desain yang optimal, [1]. Anonim, Manual Pembanguna
3 3 PLTMH, IBEKA & JICA, 2005.
yaitu sebesar 1,8 m /det sampai 0,6 m /det [2]. M. M. Dandekar.K N Sharman,
dengan curah hujan terjadi sepanjang tahun Water Power Engineering, Vikas
2 Publishing House PVT LTD, 1979.
di area DAS-nya seluas 33,09 km . Ditinjau
dari peletakan topografi, skema PLTMH ini [3]. Ueli Meier: Local Experience With
sudah baik dan memenuhi kriteria Micro-Hydro Technology,
peletakan bangunan utama PLTM dengan University of Saint-Gall, 1981.
tinggi jatuh efektif 191,16 m. Dari segi [4]. Anonim, Guide on How to Develop
geoteknik, tanah dan batuan dasar cukup a Smal Hydropower Plant, ESHA,
kuat untuk menahan bangunan utama 2004.
PLTM. [5]. Robet W. Fox, Introduction to Fluid
Mechanics, John Wiley & Sons, Inc,
Desain PLTM menggunakan bendung tipe 1994.
pelimpah dengan lebar 29 m dan tinggi [6]. Holtz, R. D., dan Kovacs, W. D., An
mercu 3,5 m, saluran tipe terbuka panjang Introduction Geotechnical
896 m, lebar 2 m, kedalaman 1,5 m dan Engineering, Prentice-Hall, Inc.,
slope 1/800 m. Bek penenang dan Engelewood Cliffs, New York.
pengendap berukuran panjang 11.80 m,
lebar 5,80 m dan dalam 3,50 m. Pipa pesat

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 24


JURNAL MESA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG
ISSN: 23-55-9241

[7]. Ray K. Linsley, Joseph B. Franzini,


Teknik Sumber Daya Air, Erlangga,
1994.
[8]. Wulfram I. Ervianto, Manajemen
Proyek Kontruksi, Andi Yogyakarta,
2005.
[9]. Ir. Soedibyo, Teknik Bendung,Sentra
Sarana Abadi, 2003.

Nomenklatur
-2
g konstanta gravitasi (ms )
P daya (watt) Q
-1
debit (liter.s )
h beda tinggi (m)
-3
 massa jenis (kg.m ) 

JendelaInformasi IlmuTeknik Halaman 25

Vous aimerez peut-être aussi