Vous êtes sur la page 1sur 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantisa memberkati dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga kami bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Medikal Bedah III”
tentang Askep gangguan muskoleskeletal : dislokasi.

Makalah ini di susun mengingat tugas dan tanggung jawab seorang mahasiswa. Selain itu
makalah ini di susun sebagai bahan diskusi khususnya bagi mahasiswa mengenai hal
tersebut. Ucapan Terimakasih kepada Dosen bidang studi dan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurang baik dari segi isi maupun
penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dislokasi ................................................................................................... 4
B. Pengkajian ............................................................................................................. 6
C. Analisa data ........................................................................................................... 7
D. Diagnosa keperawatan .......................................................................................... 9
E. Intervensi dan implementasi ................................................................................. 9
F. Evaluasi ............................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
SARAN ........................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya. Seorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain : sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Skelet atau kerangka adalh rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi
sebagai alat unkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot – otot
kerangka. Oleh karena itu, fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah
semestinya tulang harus dijaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dislokasi ?
2. Bagaimana pengkajian dari dislokasi ?
3. Bagaimana analisa data dari dislokasi ?
4. Apa saja diagnosa dari dislokasi ?
5. Bagaimana intervensi dan implementasi dari dislokasi ?
6. Bagaimana evaluasi dari dislokasi tersebut ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami apa itu dislokasi
2. Untuk mengetahui pengkajian dari dislokasi
3. Untuk memahami analisa data dari dislokasi
4. Untuk mengetahui diagnosa dari dislokasi
5. Untuk memahami intervensi dan implementasi dari dislokasi
6. Untuk mengetahui evaluasi dari dislokasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain
macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,secara


anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi
dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera.(Arif Mansyur, dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar
Ilmu Bedah, hal 1138) Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot, kontraksi cedera
dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

B. Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut

1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan

2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau
osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang

3. Dislokasi traumatic.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat,
kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan).

4
Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan
disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi

a. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi

b. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut
dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi
pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang
patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

C. Etiologi
Dislokasi disebabkan oleh :

1. Cedera olah raga


Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta
olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley.
Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan
dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga


Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi

3. Terjatuh
a. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
b. Tidak diketahui
c. Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
d. akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
e. Trauma akibat kecelakaan.
f. Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin tentang tulang
g. Terjadi infeksi disekitar sendi.

5
D. Manifestasi Klinis
Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya dan segan
menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu
berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.

1) Nyeri
2) perubahan kontur sendi
3) perubahan panjang ekstremitas
4) kehilangan mobilitas normal
5) perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6) deformitas
7) kekakuan

E. Penatalaksanaan
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika
dislokasi berat.
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap
dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang
berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

F. Komplikasi
Dini

1. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan
mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
2. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak

Fraktur disloksi Komplikasi lanjut.

Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama
pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi
1. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
2. kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
3. Kelemahan otot

6
Kasus Dislokasi

Seorang bapak berusia 47 tahun datang dari IGD dengan keluhan utama nyeri pada bahu
kanan dan sebagian lengan atas, nyeri pada bahu kanan dan sebagian lengan atas dirasa
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs motor dengan posisi jatuh tengkurap dan
lengan kanan menopang badan. Nyeri dirasakan terus – menerus. Nyeri disertai
pembengkakan ( + ), nyeri tekan ( + ), gerakan terbatas ( + ). Nyeri bertambah saat
ekstermitas digerakkan. Saat dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas keadaan sadar ( + ),
amnesia ( - ), helm ( + ), pusing ( - ), mual ( - ), muntah ( - ), luka pada bibir bagian atas ( + ),
makan ( + ), minum ( + ), riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas ( + ), keadaan umum :
sakit sedang, GCS : E4V5M6, vital sign : tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 68x/menit,
suhu : 36.3°C, pernapasan : 22x/menit. Jejas : vulnus ekskoriasi diatas bibir ( + ). Ekstermitas
: motorik sde -5/5-, akral hangat ++/++, edema +-/--. Ekstremitas superior bagian proksimal :
look : luka : ( - ), Eritema : ( + ), edema : ( + ), krepitasi : ( + ), False movement : ( + ).
Deformitas / asimetri : ( + ), feel, tendernes : ( + ) , edema : ( + ), krepitasi : ( + ), false
movement : ( + ). Evaluasi status neurovascular : pulsasi : ( + ) dbn, Pain : ( + ), pallor : ( -),
paralyze : ( - ), parestesia : ( - ), functiolaesa : ( + ). Move : gerakan aktif : limitation ( + ) dan
pain ( + ) pada abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi, ekstremitas atas.
Clear ( + ) dan pain ( - ) pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear ( + ) dan pain
( - ) pada fleksi ekstensi abduksi, ekstensi jari – jari tangan. Limitation ( + )dan pain ( + )
pada abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi, ekstermitas atas. Clear ( + )
dan pain ( - ) pada supinasi pronasi sendi pergelangan tangan. Clear ( + ) dan pain ( - ) pada
fleksi ekstensi abduksi ekstensi jari – jari tangan. Infus ringer laktat dan D5 2:1 20 – 30 tpm,
injeksi cefotaxim IV 3x1g, injeksi ketorolac 3x30 mg, injeksi kalnex 3x500 mg.

7
A. Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


IDENTITAS
Nama : Tn. A Ruang Rawat : IGD
Umur : 47 Tahun No Rekam Medik : FDK123456
Pendidikan : S1 Tgl/jam masuk : 26 September 2018 / 12.00
Suku : Koto WIB
Agama : Islam Tgl/jam pengkajian : 26 September 2018 /12.15
Status Perkawinan : Menikah WIB
Diagnosa Medis : Dislokasi
Informan : Pasien

Keluhan utama : Pasien merasakan nyeri pada bahu kanan dan sebagian lengan atas. Nyeri
dirasakan terus menerus.

Alasan masuk : Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs motor dengan posisi jatuh
tengkurap dan lengan kanan menopang badan.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu : riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas.

Pengelompokkan Data :

Data Subjektif :

a) Pasien mengatakan nyeri pada bahu kanan dan sebagian lengan atas setelah
mengalami kecelakaan
b) Pasien mengatakan nyeri terus - menerus
c) Pasien mengatakan nyeri pembengkakan
d) Pasien mengatakan nyeri tekan
e) Pasien mengatakan gerakannya terbatas
f) Pasien mengatakan nyeri bertambah saat ekstremitas kanan digerakkan
g) Pasien mengatakan sakit sedang

Data Objektif :

a) Tekanan darah : 110/70 mmHg


b) Nadi : 68x/menit

8
c) Suhu : 36.3 °C
d) Pernafasan : 22x/menit
e) Ekstermitas : motorik -5/5-
f) Edema
g) Eritema
h) False movement
i) Deformitas
j) Krepitasi
k) Functiolaesa
l) Tenderness
m) Gerakan aktif : limitation
n) Pain : abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstermitas atas
o) GCS : E4V5M6
p) Infus ringer laktat dan D5 2 : 1 20 – 30 tpm
q) Injeksi cefotaxim IV 3x1g
r) Injeksi ketorolac 3x30 mg
s) Injeksi kalnex 3x500 mg

B. Analisa Data
Pengelompokkan Data Etiologi Masalah Diagnosa
keperawatan
Ds : Agen Nyeri Akut Nyeri akut
a) Pasien mengatakan nyeri pencedera berhubungan dengan
pada bahu kanan dan fisik agen pencedera fisik
sebagian lengan atas
setelah mengalami
kecelakaan
b) Pasien mengatakan nyeri
terus – menerus
c) Pasien mengatakan nyeri
tekan

9
Do :
a) Tenderness
b) Pain : abduksi, adduksi,
fleksi, ekstensi,
endorotasi, eksorotasi
ekstermitas atas

Ds : Kerusakan Gangguan Gangguan imobilitas


a) Pasien mengatakan integritas imobilitas fisik fisik berhubungan
gerakannya terbatas struktur tulang dengan kerusakan
b) Pasien mengatakan nyeri integritas struktur
bertambah saat tulang
ekstremitas kanan
digerakkan
Do:
a) gerakan aktif : limitation
b) False movement
c) Deformitas
d) Krepitasi

Ds : Efek prosedur Resiko infeksi Resiko infeksi


a) Pasien mengatakan luka invasif berhubungan dengan
pada bibir bagian atas efek prosedur invasif
Do :
a) Tampak luka pada bibir
pasien

10
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan imobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

D. Intervensi dan Implementasi

No Diagnosa NOC NIC Aktivitas


Keperawatan
1. Nyeri akut 1. Kontrol 1. Pemberian 1. Untuk
b/d agen nyeri analgesik mengurang
pencedera 2. Kepuasan 2. Manajemen i skala
fisik klien : nyeri nyeri
Manajemen 3. Terapi 2. Untuk
nyeri relaksasi meningkat
3. Kontrol 4. Manajemen kan
gejala pengobatan kepuasan
4. Keparahan 5. Pemberian klien
cedera fisik obat dengan
5. Pengetahuan manajemen
: Manajemen nyeri
diri 3. Untuk
6. Nyeri : efek mengurang
yang i gejala
mengganggu 4. Untuk
mengurang
i keparahan
cedera fisik
5. Untuk
memberi
informasi
terkait
manajemen

11
nyeri
6. Untuk
mengurang
i efek yang
menggangg
u dari nyeri
2. Gangguan 1. Koordinasi 1. Terapi latihan 5. Untuk
imobilitas pergerakan : pergerakan mengkoordinas
fisik b/d 2. Pergerakan sendi i pergerakan
kerusakan sendi 2. Peningkatan 6. Untuk melatih
integritas 3. Pergerakan latihan pergerakan
struktur sendi : bahu 3. Perawatan sendi
tulang 4. Pengetahuan imobilisasi 7. Untuk melatih
: aktivitas 4. Terapi pergerakan
yang aktivitas sendi : bahu
disarankan 8. Untuk
5. Partisipasi memberi
latihan informasi
6. Toleransi tentang
terhadap aktivitas yang
aktivitas disarankan
9. Untuk
meningkatkan
latihan
10. Untuk
meningkatkan
toleransi
terhadap
aktivitas
3. Resiko 1. Keparahan 1. Kontrol 1. Untuk
infeksi infeksi infeksi mengurangi
berhubungan 2. Status nutrisi 2. Perlindungan tingkat
dengan efek : asupan infeksi keparahan

12
prosedur nutrisi 3. Terapi nutrisi infeksi
invasif 3. Kesehatan 4. Manajemen 2. Untuk
mulut nutrisi meningkatkan
4. Keparahan 5. Monitor status nutrisi
cedera fisik nutrisi 3. Untuk
5. Kontrol 6. Pemulihan meningkatkan
resiko : kesehatan kesehatan
proses mulut mulut
infeksi 4. Untuk
6. Deteksi mengurangi
resiko keparahan
cedera fisik
5. Untuk
mengurangi
resiko infeksi
6. Untuk
mendeteksi
resiko yang
terjadi

E. Evaluasi

No Diagnosa Perkembangan Evaluasi


1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik S : - klien mengatakan
tingkat nyeri berkurang
- Klien mampu
melakukan
manajemen nyeri :
teknik relaksasi
O : - Jika bergerak nyeri
pasien berkurang
- TTV normal
A : Masalah teratasi

13
I : Intervensi dihentikan
2. Gangguan imobilitas fisik kerusakan integritas S : klien mengatakan saat
struktur tulang bergerak ekstremitas masih
terasa sakit
O : gerakan pasien terlihat
masih terbatas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
untuk membantu dalam
gangguan imobilitas fisik
3. Resiko infeksi b/d efek prosedur infasiv S : pasien mengatakan
pembengkakan pada bibir
sudah berkurang
O : bibir pasien sudah
tampak sembuh
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dislokasi sendi atau disebut juga luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang
membentuk persendian terhadap tulang lainnya. Cedera pada sendi dapat mengenai bagian
permukaan tulang yang membuat persendian dari tulang rawannya, ligamen atau kapsul sendi
rusak. Darah dapat mengumpul di dalam simpai sendi yang disebut hemartrosis.

Apabila hanya tulang rawan saja yang cidera, misalnya pada sendi lutut yang
memiliki meniskus dapat timbul gejala klinis tertentu, yakni secara tiba – tiba sendi terkunci
(loocking ) atau timbul suara klik atau clunk, tergantung jenis lesinya. Dislokasi harus
ditangani segera karena penundaan tindakan dapat menimbulkan nekrosis avascular tulang
persendian serta kekakuan sendi.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa penugasan makalah tentang askep sistem muskuloskeletal: dislokasi
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar untuk kedepan lebih baik lagi. Kami ucapkan terimakasih kepada ibuk sebagai
dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yang telah memberi kami kesempatan
untuk menjelaskan mengenaiaskep sistem muskuloskeletal : dislokasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI ) Edisi I

Gloria, Howard, Joanne, Cheryl. Nursing Interventions Classification ( NIC ) Edisi VI

Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridean, Elizabeth Swanson. Nursing outcomes


classification ( NOC ) Edisi V

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC :
Jakarta

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan, EGC : Jakarta.

16

Vous aimerez peut-être aussi