Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM/Kelas : 5211161027 / A
Sifat wujud adalah sifat Allah yang artinya ada . Allah SWT pasti adanya , tidak ada Tuhan selain Dia.
Sebagaimana Allah berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“. (QS. Thaha : 14)
2. Qidam (Terdahulu)
Artinya Allah itu ada sejak semua makhluk belum ada . Allah adalah sumber adanya makhluk, Ia yang
menciptakan sehingga Pencipta itu pasti lebih awal atau lebih dahulu sebelum adanya sesuatu yang
diciptakan . Sebagaimana dalam firman-Nya :
3. Baqa ’ (Kekal)
Artinya Allah itu Kekal yang tiada akhir dan ujungnya . Allah mustahil punah, Dia akan tetap ada
selamanya . Sebagaimana Allah Ta ’ala berfirman :
Artinya: “Tiap -tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya -lah segala penentuan , dan hanya
kepada-Nya -lah kamu dikembalikan “. (QS. Al-Qasas : 88)
Artinya Allah tidak serupa dengan makhluk ciptaan-Nya . Itulah keistimewaan dan keagungan Sang
Pencipta. Sebagaimana telah Allah jelaskan dalam firman -Nya :
Artinya adalah Allah itu berdiri sendiri, melakukan dan menciptakan apapun tanpa bantuan makhluk-
Nya . Allah berdiri sendiri, Allah menciptakan langit dan bumi, surga dan neraka , manusia , hewan ,
gunung -gunung dan lain sebagainya dengan kekuasaan-Nya sendiri. Dalam al-Qur ’an Allah
berfirman :
Artinya: “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah
Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya“. (QS. Al-Isra : 111)
Allah bersifat Esa , hanya satu , tidak ada Tuhan kecuali Allah. Sebagaimana telah ditegaskan dalam
firman -Nya :
7. Qudrat (Berkuasa )
Sifat qudrat adalah sifat Allah yang artinya Allah itu Berkuasa atas segala sesuatu. Kekuasaan Allah
tentu sangat berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki makhluk-Nya . Kekuasaan Allah tidak akan
terbatas .
8. Iradat (Berkehendak )
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah itu Berkehendak atas segala sesuatu. Jika Allah SWT sudah
berkehendak pada makhluk-Nya , maka tidak ada yang bisa menolak atau memungkirinya. Tidak ada
yang mustahil bagi Allah. Allah bisa melakukan apapun pada ciptaan-Nya . Allah berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya : “Jadilah !” maka terjadilah ia“. (QS . Yasiin: 82)
9. ‘ Ilmu (Mengetahui )
Allah Mengetahui atas segala sesuatu, meskipun tidak terlihat atau disembunyikan oleh makhluknya ,
Allah tetap Mengetahui . Tidak ada sesuatu pun yang bisa luput dari pengelihatan -Nya . Sebagaimana
Allah berfirman :
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya , dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya “. (QS . Qaf: 16)
Allah tidak akan pernah mati, karena Allah bersifat Hayat yakni Allah hidup selamanya , tidak akan
pernah musnah ataupun mati. Dalam al-Qur ’an Allah berfirman :
Artinya Allah Melihat terhadap sesuatu yang terjadi meskipun segala sesuatu itu dilakukan secara
sembunyi -sembunyi , tetap Allah dapat Melihatnya .
Allah bersifat kalam artinya Allah itu Berbicara , Berkata -kata atau Berfirman . Mustahil kalau Allah
itu bisu . Al-Qur’an merupakan kalamullah, firman Allah yang menjadi acuan dan pedoman hidup
bagi manusia yang diturunkan kepada Nabiyullah Muhamad SAW .
14. Qadiran
Dalilnya sama dengan Qudrat (berkuasa ). Allah terbukti Maha Berkuasa atas segala ciptaan-Nya .
15. Muridan
Artinya Allah itu Maha Berkehendak . Allah terbukti Maha Berkehendak atas ciptaan-Nya . Dalilnya
sama dengan sifat Iradat .
16. ‘ Aliman
Allah Maha Mengetahui . Mustahil Allah itu bodoh . Dalilnya sama dengan sifat ‘ Ilmun .
17. Hayyan
Artinya Allah Maha Hidup , mustahil jika Allah itu mati atau punah. Dalilnya sama dengan sifat
Hayat .
19. Bashiran
Allah Maha Melihat atas apa yang terjadi dengan ciptaan-Nya . Dalilnya sama dengan sifat Bashar .
20. Mutakalliman
Allah Maha Berkata -kata atau Berfirman . Dalilnya sama dengan sifat Kalam.
Sifat Mustahil Bagi Allah
1. ‘Adam
Adam artinya tidak ada . Alam semesta ini ada yang menciptakan yitu Allah SWT. Tidak mungkin
alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin diciptakan oleh manusia atau mahluk yang
lain. Yang menciptakan adalah Allah. Maka mustahil Allah SWT tidak ada (‘ Adam) .
2. Huduts
Huduts artinya baru atau ada pemulaannya. Setiap yang baru atau ada permulaannya akan selalu
didahului dengan tidak ada. Sesuatu yang tidak ada kemudian ada, pasti ada yang membuat atau
menciptakan. Maka mustahil Allah SWT bersifat Huduts.
"Dialah yang awal dan akhir, yang dhahir dan yang bathin. Dan Dia maha Mengetahui segala
sesuatu”. ( QS. Al-Hadid / 57 : 3)
3. Fana’
Fana’ artinya rusak. Mustahil Allah SWT yang mengendalikan seluruh alam semesta yang amat rumit
ini bersifat fana’ (rusak).
”Semua yang ada dibumi akan binasa. Dan tetap kekal Dzat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan”. (QS Ar-Rahman/55 : 26-27)
Artinya menyerupai yang baru atau makhluk. Manusia saja jika membuat barang tentu tidak bias sama
persis dengan dirinya. Tidak mungkin Allah yang Maha Sempurna menciptakan mahlukNya sama
dengan Dia sendiri.
5. Ihtiyajuhu lighairihi.
Artinya membutuhkan sesuatu kepada selain dariNya. Allah SWT adalah Maha Kaya. Mustahil Allah
membutuhkan yang lain. Allahlah yang menciptakan semua makhluk dan memberi nikmat kepada
semua makhluknya tetapi Dia tidak pernah mengharapkan imbalan.
Ta’addud artinya berbilang atau lebih dari satu. Mustahil Allah lebih dari satu, sebab jika Allah ada
dua atau lebih, pasti akan terjadi perbedaan pendapat. Misalnya dalam pengaturan peredaran planet-
planet dan bintang-bintang.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak
binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan” . (QS al-
Anbiyaa/21 : 22).
Manusia mempunyai kekuatan pikiran dan fisik yang dengannya dapat memanfaatkan alam untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Manusia adalah ciptaan Allah. Jika manusia memiliki kekuatan apalagi
Allah SWT, maka mustahil Allah bersifat lemah.
“Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah, baik yang di langit maupun yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS Fathir/35 : 44)
Allah SWT melakukan sesuatu tanpa ada yang mempengaruhi secara terpaksa atau ada yang
memaksa. Tidak mungkin Allah Dzat yang maha berkehendak melakukan suatu perbuatan atas dasar
perintah pihak lain. Maka mustahil Allah SWT bersifat Karahah (terpaksa), diperintah atau diancam
agar mau menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.
Allah menghidupkan dan mematikan mahlukNya. Mahluk Allah seperti manusia, binatang, tumbuh-
tumbuhan yang hidup karena kehendak Allah, dan mustahil Allah sebagai penciptanya bersifat mautun
atau mati sebab Allah Maha Hidup.
”Allah tidak ada tuhan selain Dia yang maha hidup, kekal, dan terus menerus mengurus
( mahlukNya ) tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS al-Baqarah/2 : 255).
Allah mendengar setiap doa orang yang beriman walaupun hanya berupa bisikan di dalam hati sebab
Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui. Oleh sebab itu mustahil kalau Allah bersifat
Shamamun (tuli).
Manusia, binatang diciptakan oleh Allah dengan diberi indra mata untuk melihat. Apalagi Allah yang
Maha Melihat maka mustahil juka Allah bersifat ‘umyun ( buta ).
….
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembuyikan oleh hati. Sesungguhya
Allah Dialah yang maha Mendengar Lagi Maha Melihat”. (QS Al-Mu’min/ 19-20)
Allah SWT menurunkan wahyu kepada para nabi, dari wahyu itu kemudian terhimpun kalamullah
yang tertulis dalam kitabullah. Adanya al-Qur’an yang berisi firman Allah membuktikan bahwa
mustahil Allah bersifat bukmun (bisu).
“Para rasul itu kami lebihkan sebagian atas sebagaian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah
bercakap-cakap (langsung dengannya) dan Allah meninggikan sebagian dari mereka beberapa
derajat”. (QS Al Baqarah/2 : 253).
14. ‘Aajizan
15. Mukrahan
16. Jaahilan
17. Mayyitan
18. Ashammu
19. A’ma
A’ma artinya Maha Buta. Mustahil Allah bersifat Maha Buta.
20. Abkamu
Siddiq artinya benar . Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul adalah benar , Seorang Nabi
dan Rasul mustahil seorang pembohong . Karena setiap perkataan dan perbuatan mereka senantiasa
dijaga oleh Allah SWT. Nabi dan Rasul bersifat benar baik dalam ucapan maupun tingakah laku
perbuatannya. Seperti dalam QS Maryam ayat 41 yang berbunyi :
Surah tersebut merupakan bukti kebenaran dalam peristiwa ketika Nabi Ibrahim as berkata kepada
ayahandanya merupakan perkataan yang benar . Apa yang disembah oleh ayah beliau (Nabi Ibrahim)
merupakan sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tentunya mudarat, jauhilah .
2 . Al- Amanah
Al-amanah berarti dapat dipercaya . Nabi dan Rasul merupakan umat yang utusan Allah SWT yang
diberikan amanah untuk menerima dan menyampaikan wahyu Allah. Hal tersebut terdapat dalam
surah Q. S. asy -Syu ’ara ayat 106-107 berikut ini:
Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka , “Mengapa kamu tidak bertakwa ?
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu . ” (Q. S. asy -Syu ’ara ayat
106- 107)
Surah tersebut merupakan salah satu bukti ketika terdapat peristiwa pada saat kaum Nabi Nuh as
mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as . Dan Allat SWT, mengaskan bahwa Nabi Nuh as ,
merupakan orang yang terpercaya (amanah).
3 . At - Tabligh
At -Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya . Rasul selalu menyampaikan wahtu
kepada umat-NYA, tidak satupun ayat yang disembunyikan oelh Rasul kepada umat-NYA. Disebuah
riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau
terdapat dalam al-Qur’an, beliau pun menegaskan bahwa:
Artinya: “Wahai rasul ! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu . Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya . Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia . Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang kafir. ” (Q. S. al-Maidah ayat 67)
4 . Al- Fatanah
Alfatanah berarti Cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nabi dan rasul terlihat pada peristiwa ketika
terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah , setiap kelompok memaksakan
kehendaknya masing -masing untuk meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu Hitam ) diatas Ka’bah, dan
Rasulullah SAW , menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung
dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya , dan mereka semua mengangkat kain
tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW .
Al-kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan Rasul dalam berkata berbohong atau pun
berdusta. Seluruh perkataan nabi dan Rasul selalu benar dan tidak pernah berbohong atau berdusta.
Sperti dalam Surah Q. S an-Najm ayat 2-4, berikut ini:
Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru , dan tidaklah yang diucapkan itu
(al-Qur ’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya
). ” (Q. S an-Najm ayat 2-4)
2 . Al- Khianah
Al-Khianah berati tidak dapat dipercaya atau berkhianat . Nabi dan Rasul mustahil memiliki sifat
khianat , setiap perkataannya selalu dapat dipercaya . Seperti dalam surah Q. S al-An’am ayat 106
berikut ini.
Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia ,
dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. ” (Q. S al-An’am ayat 106)
3 . Al- kitman
Al-kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat al-
tabligh . Dalam surah Q. S. al-An’am ayat 50 dijelaskan sebagai berikut :
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah
ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa
aku malaikat . Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama
orang yang buta dengan orang yang melihat ? Apakah kamu tidak memikirkan (nya). ” (Q. S. al-
An’am ayat 50)
4 . Al- Baladah
Al-Baladah berarti Bodoh . Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat baladah. Para nabi dan Rasul
merupakan merupakan manusia pintar yang dipilih oleh Allah SWT untuk mendapatkan dan
menyampikan wahyu untuk umat manusia. Hal tersebut dibuktikan dalam surah Q. S al- A’raf ayat
199 sebagai berikut :
Di samping rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga memiliki
sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz- nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda.
Artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu
makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” ( Q.S. al Mu’minūn / 23: 33 )