Vous êtes sur la page 1sur 18

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN CA ENDOMETRIUM

Disusun oleh :
Kelompok V
Anggota :
1. Siti Khamdiyah ( 1611020130 )
2. Riyo Fajar Iman ( 1611020131 )
3. Galuh Retno Wardani ( 1611020132 )
4. Alief Yafith Algian ( 1611020133 )
5. Kintan Melyana E. ( 1611020134 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim
yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan
berkembangnya janin. Kanker endometrium kadang-kadang disebut
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker
seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi
pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara
periode menstruasi atau setelah menopause.
B. Anatomi dan Fisiologi

Fisiologi nya :
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarkan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina.
C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker
endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan
sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker
endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25
Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding
dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai
riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span
merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia
saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span
(MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko
terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian
menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah
melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa
faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker
endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat
rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia
endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel
atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar
23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml
merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes
melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-
17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-
64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi
secara bermakna daripada populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara
yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika
Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia,
Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan
menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya
perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan
kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro
yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi
pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu
makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang,
angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-
negara Asia lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat
kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

D. Manifestasi Klinis
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah
perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan
perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan
keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan
utama. Gejalanya bisa berupa :
1. Perdarahan rahim yang abnormal
2. Siklus menstruasi yang abnormal
3. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
4. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun)
6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
7. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
8. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
9. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
E. Komplikasi
1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya
perdarahan.
2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat
menekan usus.
3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah
merah dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah
berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel
tumor optimal.
4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan ruptur
F. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam
endometrium yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim
terletak di daerah panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah
pir. 90% dari semua kanker rahim yang terbentuk di endometrium.
Profesional medis tidak tahu persis apa yang menyebabkan kanker
endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak, yang
merupakan hormon wanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi
estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut
progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua
hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi
akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko
kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen
dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga
memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak
hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan
olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini
harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko
adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya anak, menderita
diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi makanan
dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak.
Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide
yang baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail
lagi. Gejala lain dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan,
kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama
hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah
melewati menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70
tahun.
G. Pathways

Usia, Obesitas

Peningkatan kadar estrogen

Operasi Kanker endometrium Kemoterapi

Iritasi gastrointestinal
Nyeri
Pengangkatan rahim
Kris
Ansietas

Disfungsi peran Disfungsi seksual Mual

Gangguan citra tubuh


H. Penatalaksanaan

Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan


pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan
contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum
adenokarsinoma endometrium.
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi
bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel
kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan
terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan sel-sel
kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah
bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar
getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim),
maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.
2. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-
sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel
kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi
penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup 5 tahun pada pasien
kanker endometrium menurun 20-30% dibanding dengan pasien dengan operasi
dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk
memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel
kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi
penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak
memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.
3. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai
sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
Tujuan Kemoterapi
a) Membunuh sel-sel kanker.
b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Wanita menopause secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih
beresiko jika dibandingkan sebelum usia 49 tahun.
Suku /bangsa :
Agama :
Pendidikan : Pendidikan dan status social ekonomi diatas rata-
rata meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium akibat
konsumsi terapi pengganti estrogen dan rendahnya paritas.
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No Telp : No Telp :
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah
perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan
perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause.
Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama.
3) Status Kesehatan
a) Riwayat Menstruasi
i. Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan
dengan meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun
tidak selalu konsisten.
ii. Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus
haid dan lebih panjang (banyak atau bercak)
iii. Jumlah : lebih banyak
iv. Lamanya : dapat memanjang
v. Sifat Darah : encer atau bergumpal
vi. Teratur / tidak : mengalami perubahan
vii. Dismenorhea : dapat terjadi
viii. Fluor albus : berlebihan, berbau, purulen, bercampur
darah
ix. HPHT :
b) Riwayat Penyakit yang lalu :
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh ibu
khususnya penyakit ginekologi,diabetes dan hipertensi.
c) Riwayat penyakit keluarga :
Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium
berisiko pada wanita yang memiliki riwayat genetik.
d) Riwayat Sosial Budaya
i. Status Emosional : Menggali kondisi emosional ibu yang
berkaitan dengan penyakitnya.
ii. Tradisi : Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap
penyakitnya (merokok atau perokok pasif), sirkumsisi.
e) Riwayat Penyakit Sekarang :
Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan perubahan pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri,
adanya keputihan, keluhan lain yang disebabkan oleh penekanan
tumor pada vesika urinaria, uretra, ureter, rectum, pembuluh darah
dan limfe.
4) Pola Fungsi kesehatan Gordon
a) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker endometrium dapat diakibatkan oleh higiene yang
kurang baik pada daerah kewanitaan. Kebiasaan menggunakan
bahan pembersih vagina yang mengandung zat – zat kimia juga
dapat mempengaruhi terjadinya kanker endometrium.
b) Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri
akibat progresivitas dari kanker endometrium gangguan pola
tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh
pasien.
c) Pola Nutrisi.
Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan
oleh peran nutrisi, terutama tingginya kandungan lemak hewani
dalam diet. Konsumsi sereal, kacang-kacangan, sayuran dan
buah terutama yang tinggi lutein, menurunkan risiko kanker
yang memproteksi melalui pitoestrogen.
d) Pola Eliminasi.
Pola eliminasi yang dialami oleh ibu. Apakah ibu mengalami
obstipasi, retensi urine, poliuri yang dapat disebabkan metastase
sel kanker.
e) Pola kognitif – perseptual.
Pada klien dengan kanker endometrium biasanya tidak terjadi
gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.
f) Pola persepsi dan konsep diri.
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit kanker endometrium, akibat dari persepsi
yang salah dari masyarakat. Meskipun penyakit ini tidak
disebabkan dari berganti – ganti pasangan.
g) Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi
pola aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan
diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu
orang lain dan alat, 4= tergantung total).
Pasien dengan kanker endometrium wajar jika mengalami
perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang berkurang
akibat dari terapi yang dijalaninya, selain itu pasien juga akan
merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah
dan tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari
progresivitas kanker endometrium sehingga harus beristirahat
total.
h) Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi
pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola
seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang
selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual
(dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta
keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
Kaji Riwayat penggunana kontrasepsi Menggali jenis dan lama
kontasepsi yang digunakan (pemakaian KB suntik 3 bulan lebih
dari 6 tahun, KB IUD).
i) Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya.
Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat
menerima kondisinya setelah sakit.
j) Pola peran – hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau
lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat
mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Pasien dengan
kanker endometrium harus mendapatkan dukungan dari suami
serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi
kondisi kesehatan pasien. Biasanya koping keluarga akan
melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita
penyakit kanker endometrium.
k) Pola keyakinan dan nilai.
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan
nilai yang diyakini.

b. DATA OBYEKTIF
1) PEMERIKSAAN UMUM
a) KU :
b) Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita
pancamenopause dengan obesitas.
c) Denyut nadi :
d) Pernapasan :
e) Suhu :
f) Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena
kanker endometrium. Kelebihan 13-22 kg BB ideal akan
meningkatkan risiko sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di
atas 23 kg akan meningkatkan risiko sampai 10x lipat.
2) PEMERIKSAAN FISIK
a) Muka : Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
b) Dada : Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya
penyebaran).
c) Abdomen : Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
d) Genetalia
Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan,
berbau amis atau busuk, dapat bercampur darah, purulent),
perdarahan. Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller,
tumor eksofitik.
e) Ekstremitas
Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama pasien dapat mencakup sebagai
berikut :
a. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan akibat
kanker endometrium
b. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal akibat
kemoterapi
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan sekunder akibat kemoterapi.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
.
1. Nyeri kronis Setelah diberikan asuhan NIC Label >> Pain
berhubungan keperawatan selama 2 x management
dengan 24 jam diharapkan nyeri
- Lakukan pengkajian
nekrosis berkurang atau terkontrol, yang komprehensif
jaringan akibat dengan kriteria hasil: terhadap nyeri, meliputi
kanker NOC Label >> lokasi, karasteristik,
endometrium Discomfort level onset/durasi, frekuensi,
- Klien tidak mengeluh kualitas, intensitas nyeri,
nyeri serta faktor-faktor yang
- Klien tidak merintih dapat memicu nyeri.
kesakitan - Observasi tanda-tanda
- Klien tidak gelisah non verbal atau isyarat dari
- Wajah klien tampak ketidaknyamanan.
relaks - Gunakan strategi
NOC Label >> Pain level komunikasi terapeutik
- Klien tidak dalam mengkaji
melaporkan adanya nyeri pengalaman nyeri dan
- Klien tidak merintih menyampaikan
ataupun menangis penerimaan terhadap
- Klien tidak respon klien terhadap
menunjukkan ekspresi nyeri.
wajah terhadap nyeri - Kaji tanda-tanda vital
- RR dalam batas klien.
normal (16-20 kali/menit)
- Kaji pengetahuan dan
- Nadi dalam batas pengalaman klien terhadap
normal (60-100 nyeri klien.
kali/menit) - Diskusikan bersama
NOC Label >> Pain klien mengenai faktor-
control faktor yang dapat
- Klien dapat mengenali memperburuk nyeri klien.
onset nyeri - Evaluasi bersama klien
- Klien dapat dan tim medis mengenai
mendeskripsikan faktor- riwayat keefektifan
faktor penyebab nyeri intervensi nyeri yang
- Klien dapat pernah diberikan pada
mengontrol nyerinya klien.
dengan menggunakan
- Kontrol faktor
teknik manajemen nyeri lingkungan yang dapat
non farmakologis menyebabkan
- Klien menggunakan ketidaknyamanan, seperti
analgesik sesuai suhu ruangan,
rekomendasi. pencahayaan, kebisingan).
- Klien melaporkan
- Ajarkan prinsip-prinsip
nyeri terkontrol. manajemen nyeri non
farmakologi, (mis: teknik
terapi musik, distraksi,
guided imagery, masase
dll).
- Kolaborasi dalam
pemberian analgetik sesuai
indikasi.
2. Nausea Setelah diberikan asuhan NIC Label >> nausea
berhubungan keperawatn selama …x24 management
dengan iritasi jam diharapkan nausea
- Berikan pasien untuk
gastrointestinal pasien teratasi, dengan memonitor pengalaman
akibat criteria hasil: nauseanya
kemoterapi -
NOC Label >> Nausea Ajarkan pasien strategi
and Vomiting Control untuk mengatur rasa
- Klien menyadari onset mualnya
dari nausea secara teratur- Lakukan pengkajian
- Klien dapat lengkap rasa mual
menghindari faktor termasuk frekuensi, durasi,
penyebab nausea dengan tingkat mual, dan faktor
baik yang menyebabkan pasien
- Klien melakukan mual.
tindakan pencegahan
- Kurangi faktor personal
nausea dengan teratur yang menyebabkan atau
- Klien dapat meningkatkan mual
melaporkan mual, (cemas, takut, kelelahan,
muntah, dan dapat dapat dan kurang informasi)
mengontrol muntahnya
- Berikan istirahat dan
dengan baik tidur yang adekuat untuk
NOC Label >> hidrasi mengurangi mual
- Status hidrasi: hidrasi
- Berikan terapi
kulit membran mukosa farmakologi pada mual
baik, tidak ada rasa haus
yang abnormal, urin yang tidak dapat
output normal ditoleransi
- Anjurkan klien
mengurangi jumlah
makanan yang bisa
menimbulkan mual.
NIC Label >> Fluid
Management
- Pencatatan intake
output secara akurat
- Monitor status nutrisi
- Monitor status hidrasi
(Kelembaban membran
mukosa, vital sign adekuat)
- Batasi minum 1 jam
sebelum, 1 jam sesudah
dan selama makan
DAFTAR PUSTAKA

Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC

Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC

Corwin, Elizabeth. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta. EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Diagnosa Keperawatan NIC-NOC. Jakarta. EGC

Vous aimerez peut-être aussi