Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
nikmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. Y Dengan Emfisema
Di Ruang Perawatan Sekar Rs. Bhakti Wiyata Kediri.
”. Tidak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran yang bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah KMB
Begitu pula dengan pembuatan makalah ini. Semoga makalah yang penulis buat bisa
menambah pengetahuan dan dapat dinilai dengan baik serta dihargai oleh pembaca. Penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, penulis selaku penyusun makalah ini mohon kritik dan sarannya dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membawa manfaat dan
berguna bagi semua pembaca.Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB 1...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
BAB 2...........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
WOC EMFISEMA........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Emfisema adalah suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan
melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal,
yang disertai kerusakan dinding alveolus atau perubahan anatomis parenkim
paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi
dinding alveolar (The American Thorack society 1962)1.
Emfisema merupakan pengembangan paru yang ditandaidengan pelebaran
ruang udara didalam paru-parudisertai destruksi jaringan (Somantri, 2009).
Ada 3 Tipe dari Emfisema :
1. Emfisema Centriolobular (centriacinar), menyebabkan kerusakan
bronkiolus pada region paru atas. Tipe ini sering terjadi akibat kebiasaan
merokok yang lama
2.2 ETIOLOGI
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis kronik dan
emfisema paru, yaitu rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu, terdapat
pulahubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
2.2.1 Rokok
2.2.2 Infeksi
Menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejala-gejalanya pun
lebih berat. Infeksi saluran pernafasan bagian atas pada
seorang penderita bronkitis kronik hampir selalu menyebabkan
kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi bronkitis kronik disangka paling
sering diawali dengan infeksi virus, yang kemudian menyebabkan
infeksi sekunder oleh bakteri.Bakteri yang diisolasi paling banyak
adalah Haemophilus influenza dan Streptococcus pneumonia.
2.2.3 Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab penyakit di atas, tetapi bila ditambah merokok, risiko akan
lebih tinggi.Zat-zat kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis
adalah zat-zat pereduksi seperti O2, zat-zat pengoksidasi seperti N2O,
hidrokarbon,aldehid, Ozon.
1. Keturunan
Belum diketahui jelas apakah faktor keturunan berperan atau
tidak,k e c u a l i p a d a penderita dengan defisiensi alfa-1-anti
tripsin yangmerupakan suatu protein. Kerja enzim ini
menetralkan enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada
peradangan dan merusak jaringan,termasuk jaringan paru, karena
itu kerudakan jaringan lebih jauh dapatdicegah. Defisiensi alfa-1-
anti tripsin adalah suatu kelainan yangditurunkan secara autosom
resesif. Yang sering menderita emfisema paru adalah penderita
dengan gen S atau Z.Emfisema paru akan lebih cepat timbul bila
penderita tersebut merokok
2. Status sosial
Kematian pada penderita bronkitis kronik ternyata lebih
banyak pada golongan sosial ekonomi rendah. Mungkin
disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
Penurunan
Upaya menangkap O2 keinginan untuk
Gangguan batuk
pertukaran gas
• Pemberian bronkodilator
Bronkodilator diresepkan untuk mendilatasi jalan nafas karena preparat
ini melawan edema mukosa maupun spasme muskular dan membantu
mengurangi obstruksi jalan nafas serta memperbaiki pertukaran gas.
Medikasi ini mencakup antagonis β-adrenergik (metoproterenol,
isoproterenol) dan metilxantin (teofilin, aminofilin), yang menghasilkan
dilatasi bronkial.
Bronkodilator mungkin diresepkan per oral, subkutan, intravena, per
rektal atau inhalasi.
Metilxantin dapat juga menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti
mual dan muntah.
a. golongan teofilin
Biasanya diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg BB per oral dengan
memperhatikan kadar teofilin dalam darah. Konsentrasi dalam
darah yang baik antara 10-15 mg/L.
b. golongan agonis B2
Biasanya diberikan secara aerosol/nebuliser. Efek samping utama
adalah tremor,tetapi menghilang dengan pemberian agak lama.
Terapi Aerosol : Aerosolisasi (proses membagi partikel menjadi
serbuk yang sangat halus) dari bronkodilator salin dan mukolitik
sering kali digunakan untuk membantu dalam bronkodilatasi.
Aerosol yang dinebulizer menghilangkan edema mukosa dan
mengencerkan sekresi bronkial. Hal ini mempermudah proses
pembersihan bronkhiolus, membantu mengendalikan proses
inflamasi dan memperbaiki fungsi ventilasi.
• Pemberian kortikosteroid
Pada beberapa pasien, pemberian kortikosteroid akan berhasil
mengurangi obstruksi saluran nafas. Hinshaw dan Murry
menganjurkan untuk mencoba pemberian kortikosteroid selama 3-4
minggu. Kalau tidak ada respon baru dihentikan.
· Pengobatan Infeksi.
Pasien dengan emfisema rentan dengan infeksi paru dan harus diobati
pada saat awal timbulnya tanda-tanda infeksi seperti sputum purulen,
batuk meningkat dan demam. Organisme yang paling sering adalah S.
pneumonia, H. influenzae, dan Branhamella catarrhalis. Terapi
antimikroba dengan tetrasiklin, ampisilin, amoksisilin atau
trimetoprim-sulfametoxazol (Bactrim) mungkin diresepkan.
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala :
Keletihan, kelelahan, malaise
Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
bernapas
Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi
Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan
Tanda :
Keletihan, gelisah, insomnia
Kelemahan umum/kehilangan massa otot
Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :
Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia
berat, disritmia,
distensi vena leher
Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung
Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP
dada)
Warna kulit/membran mukosa: normal atau abu-abu/sianosis
Pucat dapat menunjukkan anemia
Makanan/Cairan
Gejala :
Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema)
Ketidakmampuan untuk makan karena distres pernapasan
Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat badan
menunjukkan edema (bronkitis)
Tanda :
Turgor kulit buruk, edema dependen
Berkeringat, penuruna berat badan, penurunan massa otot/lemak subkutan
(emfisema) Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali
(bronkitis) Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas sehari-hari
Tanda : Kebersihan, buruk, bau badan
Pernafasan
Gejala :
Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala
menonjol pada emfisema) khususnya pada kerja, cuaca atau episode
berulangnya sulit nafas (asma), rasa dada tertekan,
Ketidakmampuan untuk bernafas (asma)
“Lapar udara” kronis
Bentuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat
bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2
tahun. Produksi sputum (hijau, putih dan kuning) dapat banyak sekali
(bronkitis kronis)
Episode batuk hilang timbul biasanya tidak produktif pada tahap dini
meskipun dapat terjadi produktif (emfisema)
Riwayat pneumonia berulang: pada polusi kimia/iritan pernafasan dalam
jangka panjang (mis., rokok sigaret) atau debu/asap (mis., abses, debu
atau batu bara, serbuk gergaji)
Faktor keluarga dan keturunan, mis., defisiensi alfa-anti tripsin
(emfisema)
Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus
Tanda :
Pernafasan: biasanya cepat, dapat lambat, penggunaan otot bantu
pernapasan
Dada: hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, gerakan diafragma
minimal
Bunyi nafas: mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema);
menyebar, lembut atau krekels, ronki, mengi sepanjang area paru.
Perkusi: hiperesonan pada area paru
Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku.
Keamanan
Gejala :
Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat/faktor lingkungan
Adanya/berulangnya infeksi
Kemerahan/berkeringat (asma)
Seksualitas
Gejala : Penurunan libido
Interaksi sosial
Gejala : Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung,
ketidakmampuan membaik/penyakit lama
Tanda :
Ketidakmampuan untuk/membuat mempertahankan suara pernafasan
Keterbatasan mobilitas fisik, kelainan dengan anggota keluarga lalu.
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan, kesulitan
menghentikan merokok, penggunaan alkohol secara teratur, kegagalan
untuk membaik.
Diagnosa Keperawatan
1. bersihan jalan napas b/d merokok
2. ketidak efektifan pola napas b/d ventilasi-alveoli
3. gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi-ventilasi
INTERVESI
PRODI S1 KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KMB
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn Y
Umur : 45 th
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : WIRASWASTA
Asuransi : BPJS
Suku Bangsa : JAWA
Alamat : Bandar lor gang 2B no 8 mojoroto, kota Kediri
Tanggal Masuk : 22-10-2018
Tanggal Pengkajian : 22-10-2018
No.Register : 224589
Diagnosa Medis : Bersihan jalan nafas
Genogram :
= Pasien
5. Riwayat Sosiokultural
Kebiasaan hidup yang tidak sehat, hidup dilingkungan kumuh dan suka merokok
Px mengeluh sulit bernafas dengan nafas pendek dan cepat yang membuatnya tidak
mampu beraktifitas. Pasien mengeluh mual sehingga pasien tidak nafsu makan.
7. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
1. Pola Persepsi dan Manajemen
Kesehatan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Tidak memelihara kesehatan Lebih memelihara kesehatan
Tempat tinggal tidak layak Tempat tinggal layak
3. Pola Eliminasi
BAB Sebelum Sakit Saat Sakit
Konsistensi Lunak Keras
Frekuensi BAB 2x sehari BAB 1x sehari
Warna Coklat Coklat
Bau Khas feses Khas feses
2. Kepala
1) Rambut : Hitam, pendek, dan tidak mudah dicabut
2) Mata : Mata cekung
3) Telinga : Normal
4) Hidung : Tidak ada perdarahan
5) Mulut : Mukosa kering
3. Dada
- Bentuk dada barrel chest,
4. Abdomen
- Inspeksi : Perut datar, simetris
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limfa
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : suara tambahan whezzing
5. Ekstermitas : tidak ada genggaman tangan yang kuat
___________________________
_____
2.2 ANALISA DATA
Inflamasi
2. Gangguan pertukaran
gas
Elastisitas paru menurun
Destruksi jaringan paru
Sesak
RR>20x/menit
CO2 meningkathiperkapnia
O2 menurunhipoksia
Nyeri dispnea
- Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
- Keluarkan
secret dengan cara batuk atau suction
- Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor
respirasi dan status O2