Vous êtes sur la page 1sur 21

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA MANAJERIAL


PADA PT PLN (PERSERO)WILAYAH RIAU AREA PEKANBARU

PROPOSAL

OLEH

ANDRA SOMODUNG
NPM. 155310840

DOSEN PEBIMBING
Dr. ZULHELMY,SE. M,Si. Ak.,CA

KELAS (H)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
B. Perumusan masalah......................................................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
D. Sistematika penulisan ...................................................................................................... 4
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS ........................................................................................... 5
E. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS ......................................................................... 5
1. Pengertian Pengendalian Intern ................................................................................... 5
2. Tujuan Pengendalian Intern ........................................................................................ 5
3. Unsur Sistem Pengendalian intern ............................................................................... 6
4. Elemen-Elemen Pengendalian Intern ........................................................................... 6
6. Pengertian Good Corporate Governance ....................................................................... 7
7. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ................................................................ 8
8. Dampak Tidak Dilaksanakan Good Corporate Governance .......................................... 8
9. Kinerja Manajerial ...................................................................................................... 9
10. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial ............................... 10
11. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Manajerial .. 10
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................................................... 11
G. Model Penelitian .......................................................................................................... 11
H. Hipotesis ....................................................................................................................... 12
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................................................................... 13
I. METODELOGI PENELITIAN .............................................................................................. 13
A. Lokasi/Objek Peneliatian ................................................................................................... 13
B. Operasional Variabel Penelitian ........................................................................................ 13
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................................... 14
D. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................................... 14
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................ 14
F. Teknik Analisis Data........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18
Lampiran Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penerapan good corporate governance dalam pengelolaan perusahaan sangat penting
karena secara langsung akan memberikan arahan yang jelas bagi perusahaan untuk
memungkinkan pengambilan keputusan secara bertanggungjawab dan memungkinkan
pengelolaan perusahaan secara lebih amanah, sehingga dapat meingkatkan nilai perusahaan
dan kepercayaan di mitra usaha.
Sesuai dengan peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-
01/MBU/2011, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pilar perkonomian
berkewajiban melaksanakan good corporate governance secara optimal dalam pengelolaan
kinerjanya. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi: transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran.
Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) sangat diperlukan
untuk menciptakan suatu sikap kepercayaan dikalangan masyarakat sebagai syarat mutlak
bagi dunia usaha untuk dapat berkembang lebih baik lagi dan sehat kedepannya. Corporate
governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan reaaksi antara berbagai
partisipan yang berperan dalam penentuan arah kinerja dari perusahaan itu sendiri
(Andriyanto, 2013).
Selain dengan menerapkan good corporate governance, pengendalian intern juga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Pengendalian intern yang efektif dapat
memberikan keyakinan tersedianya pelaporan keuangan yang handal sesuai dengan hokum
dan peraturan yang berlaku, dari pelaporan keuangan yang handa tersebut manajer dapat
memperkirakan dan mengambil keputusan tindakan apa yang harus dilakukan guna
meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Suatu organisasi perlu
meningkatkan pengendalian intern agar pengendalian intern dalam organisasi tersebut dapat
terlaksana secara efektif dan efisien dalam mencapai tingkat kinerja manajer. Semakin tinggi
pelaksanaan pengendalian intern yang baik maka akan meningkatkan kinerja manajerial.
Dalam ketentuan Pasal 26 Ayat (1) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Good Corporate Governance menyatakan
bahwa “Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian intern yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset perusahaan”. Dengan demikian, peraturan perundang-

1
undang mewajibkan agar manajemen membuat serta menjalankan suatu kerangka
pengendalian intern yang baik.
Manajer merupakan ujung tombak pelaksana kegiatan perusahaan dalam rangka
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan sebuah perusahaan salah satunya
dapat diukur melalui kinerja manajerialnya. Kinerja manajerial diartikan sebagai salah satu
faktor penting dalam perusahaan, Karena dengan meningkatnya kinerja manajerial
diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja manajerial yang diperoleh
manajer juga merupakan salah satu faktor yang dipakai untuk meningkatkan keefektifan
perusahaan. Kinerja manajerial menunjukan kemampuan manajemen dalam menjalankan
fungsi manajemen yang merupakan aktivitas bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan
pengambilan keputusan. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu
menghasilkan suatu kinerja mnajerial yang optimal.
Kemampuan manajerial yang dibutuhkan dalam mengelola perusahaan dan mampu
membuat keputusan-keputusan yang memberi nilai tambah bagi perusahaannya. Kinerja
manajerial merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial, seperti
perencanaan, investegasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan
perwakilan (Mahoney, 1963 dalam Andriyanto 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto (2013) dengan judul “Pengaruh
Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Jember”, menjelaskan
bahwa: 1) Pengendalian intern menunjukan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja
manajerial. 2) Good Corporate Governance menunjukan pengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial. Artinya, Semakin baik pelaksanaan pengendalian intern dan pelaksanaan
Good Corporate Governance maka semakin baik pula kinerja manajerial.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Andriyanto (2013), yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian yaitu:
PT.PLN (Persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan karena masih
menunjukan ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Wiratno, Pratiwi, Nurkhimah (2011), menunjukkan bahwa pengendalian intern tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja. Prasetyono dan Kompyurini (2007), menyimpulkan
bahwa pengendalian intern dn good corporate governance secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja, sedangkan secara persial berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto (2013),
menunjukan bahwa: 1) pengendalian intern menunjukan pengaruh positif signifikan terhadap
2
kinerja manajerial. 2) Good corporate governance menunjukan pengaruh positif signifikan
terhadap kinerja manajerial. Rustiana (2004), menunjukkan bahwa adanya pengaruh good
corporate governance terhadap kinerja manajer.
PT.PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dibidang pengadaan listrik. Energi listrik merupakan sumber daya
yang sangat dibutuhkan keberadaannya terutama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik kembali melakukan penelitian lebih lanjut
dengan judul “Pengaruh Pengendalian intern dan penerapan Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Manajerial Pada PT PLN (Persero) Wilayah Riau
Area Pekanbaru”.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja manajerial PT.PLN
(Persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru?
2. Bagaimana pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja
manajerial PT.PLN (Persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru?
3. Bagaimana pengaruh pengendalian intern dan penerapan good corporate governance
terhadap kinerja manajerial PT.PLN (persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja manajerial
PT.PLN (Persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru.
2. Untuk mnegetahui pengaruh penerapan good corporate governance terhadap
kinerja manajerial PT.PLN (Persero) Wilayah Riau Area Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern dan penerapan good corporate
governance terhadap kinerja manajerial PT.PLN (Persero) Wilayah Riau Area
Pekanbaru.
2. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan

3
Diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, khususnya
mengenai pengendalian intern dan penerapan good corporate governance dan untuk
mengetahui kinerja manajerial.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan
mengenai pengearuh pengendalian intern dan good corporate governance terhadap
kinerja manajerial.
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Bab ini memuat tinjuan pustaka, yang menguraikan landasan teori dan
hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang lokasi penelitian, variabel penelitian dan
definisi, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data.

4
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

E. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS


1. Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Ikatan Akuntansi Publik Indonesia (IAPI, 2011:319.2) pengendalian intern
adalah:
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentag pencapaian 3 golongan tujuan
berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Arens, Alvin A. (2008:370):
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
sasaranya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu
tindakan atau proses yang dirancang oleh manajemen organisasi dan entitas lain untuk
melindungi dan mencapai tujuan perusahaan.
2. Tujuan Pengendalian Intern
Sedangkan menurut Reeve, Warren (2009:390), tujuan darii pengendalian intern
adalah :
1. Perlingdungan terhadap aset perusahaan dari pencurian, kecurangan,
penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan. Salah satu pelanggaran yang sangat
serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan karyawan
adalah tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan priadi.
Penipuan meliputi pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat perjalanan dinas
dengan sengaja, sehingga penggelapan uang milyaran rupiah skema penipuan
yang rumit.
2. Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan
sukses. Perlindungan aset serta informasi yang akurat sering kali berjalan
beriringan. Alasannya adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan yang
harus melakukan penyusaian pencatatan akuntansi agar dapat menyembunyikan
kecurangan yang dilakukannya.

5
3. Kepatuhan kepada hukum dan peraturan yang beraku. Perusahaan harus patuh
pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan keuangan yang berlaku. Contoh
standar serta hukum tersebut mencakup peraturan mengenai lingkungan hidup,
kausul perjanjian, peraturan keselamatan kerja, dan prinsip akuntansi berterima
umum.
3. Unsur Sistem Pengendalian intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:164) adalah sebagai
berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tgas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabanya.
4. Elemen-Elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organiztions of the Treatway Commission (COSO)
memperkenalkan adanya 5 komponen pengendalian intern yang meliputi:
1. Lingkungan pengendaian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di orgnisasi tersebut. Salah
satu factor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi
manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama
dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau
yang konsevatif), struktur organisasi (terpusat atau terdesebtralisasi) serta praktik
kepersonalian. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar
keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Setiap organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko
pasti muncul dalam setiap aktivitas baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis
maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan
dievaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan apa yang harus
diakukan untuk meminimalkan resiko yang muncul.
3. Prosedur pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kinerja sehingga
menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi
6
terjadinya kesalahan dan ketidakberesan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Personil yang kompeten, mutasi tugas, dan cuti wajib.
2. Pelimpahan tanggung jawab.
3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan asset, dan operasional.
4. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penilaian kinerja pengendalian internal sepanjang
waktu. Pemantauan dilaksanakan baik pada tahap desain maupun pengoperasian
pengendalian untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi
sebagamana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah pengendalian intern
tersebut memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.
5. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang ingkungan pengendalian,
penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan monitoring diperlukan oleh
manajemen operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan
peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari
pihak eksternal.
6. Pengertian Good Corporate Governance
Menurut forum for corporate governance in Indonesia (FCGI), Corporate Governance
merupakan:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
Menurut Surya dan Ivan (2004:24), Corporate Governance merupakan isu yang tidak
pernah usang untuk terus dikaji pelaku bisnis, akademis, pembuat kebijakan, dan lain
sebagainya. Pemahaman tentang praktik corporate governance terus berkembang dari waktu
ke waktu.
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan corporate governance sebagai:

7
Sekumpulan hubungan anatara pihak manajemen perusahaan, pemegang saham, dan
pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance juga
mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Pengertian Good Corporate Governance menurut Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011, adalah:
Prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan
berlandaskan peraturan perundangan-undangan dan etika berusaha.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa good corporate governance adalah suatu
sistem yang baik untuk mengelola perusahaan serta mengawasi proses pengendalian usaha
sekaligus bentuk perhatian kepada stakeholder, karyawan dan masyarakat sekitarnya.
7. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Dalam PER-01/MBU/2011 tentang penerapan Tata Kelola perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada BUMN pasal 3 prinsip-prinsip GCG, meliputi:
1. Transparasi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif;
3. Pertanggung jawaban (responsibility), yaitu kesesuian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat;
4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
5. Kewajaran (faierness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak
Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan.
8. Dampak Tidak Dilaksanakan Good Corporate Governance
Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi tuntutan dalam dunia usaha pada
saat ini. Jika suatu perusahaan tidak melaksanakan Good Corporate Governance maka
beberapa kemungkinan dampak yang timbul antara lain (Andriyanto,2013):
1. Dampak Yuridis

8
a) Ketidakpercayaan pemegang saham yaitu dengan adanya indikasi melemahnya
harga saham.
b) Ketidakpercayaan karyawan yaitu dengan adanya indikasi tidak dipatuhinya
kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh pimpinan.
c) Ketidakpercayaan publik yaitu dengan indikasi publik tidak mau menggunakan
produk perusahaan yang nantinya berdampak pada kebangkrutan perusahaan.
d) Ketidakpercayaan kreditur yaitu dengan indikasi timbulnya kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
2. Dampak hukum
a) Ancaman sanksi pidana atas tuduhan manipulasi maupun penggelapan pajak atau
penyebaran berita bohong terhadapa perusahaan yang tidak melakukan
pembukuan yang benar.
b) Ancaman gugatan perdata dari pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat aktivitas
perusahaan terkait.
9. Kinerja Manajerial
Menurut Tjiptono dan Diana (dalam Andriyanto,2013) menyatakan kinerja manajerial
yaitu:
Kemampuan manajer dalam menggunakan pengetahuan, perilaku, dan bakat dalam
melaksanakan tugasnya sehingga tercapai sasaran dan tugas dari manajer tersebut.
Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, kinerja manajerial ini diukur dengan menggunakan indikator (Mahoney
et.al,1963 dalam Andriyanto,2013):
1. Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan
datang.
2. Investegasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan
dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga
mempermudahkan dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaa
yang telah dilakukan.
3. Pengkoordinasian, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi
dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan
menyesuaikan program yang akan dijalankan.

9
4. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah
dibuat, dan ditunjukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kinerja sehingga dari
hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5. Supervisi (pengawasan), yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan
dilaporkan.
6. Staffing (pemilihan staff), yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam
suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan
pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian,
penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
8. Representasi (perwakilan), yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan
kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi
dengan kantor-kantor lain.
10. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial
Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi
perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal dan menjamin dipatuhinya
hukum dan peraturan yang berlaku. Suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang
bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektifitas,
efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan
penyajian laporan keuangan.
Pengendalian intern ditetapkan setelah mempertimbangkan pengaruh lingkungan secara
menyeluruh yang dilakukan bersama-sama dengan penilaian yang memadai terhadap resiko
yang relevan serta mekanisme pemantaun yang efektif. Pengendalian intern yang efektif
dapat memberikan keyakinan tersedianya pelaporan keuangan yang handal sesuai dengan
hukum dan peraturan yang berlaku.
11. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Manajerial
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance adalah suatu penerapan prinsip-
prinsip yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pngendalian usaha sekaligus
sebagai bentuk perhatian kepada stakeholder, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.
Masing-masing prinsip good corporate governance perlu diterapkan dengan baik agar good
corporate governance dalam perusahaan tersebut dapat dijalankan dengan baik. Dengan
adanya transparancy yang ditunjang dengan payung hukum yang jelas maka akan menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelanggaran perusahaan sehingga
kepercayaan publik terhadap perusahaan semakin baik. Dengan adanya fairness maka semua
10
hak dan kepentingan stakeholder akan terpenuhi tanpa ada perbedaan sehingga tidak ada
benturan-benturan kepentingan yang terjadi dan target perusahaan dapat tercapai dengan
baik. Dengan adanya accountability publik sebagai pihak yang memerlukan informasi akan
dapat mengetahui tingkat pencapaian misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya
responsibility diharapkan akan menyadarkan manajer dalam melaksanakan kegiatannya agar
menjadi lebih profesional dan penuh etika, terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan dan
dapat meningkatkan kinerjanya.
Dengan diterapkannya prinsip-prinsip good corporate governance (transparency,
fairness, independency, accountability, responsibility) yang baik maka manajer dapat
menentukan arah dan pengendalian kinerja perusahaan.
Andriyanto (2013) membuktikan bahwa good corporate governance berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial.

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sari, Maylia Pramono dan Raharja (2012) dengan judul
“Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada
Badan Layanan Umum (Blu) di Indonesia”, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara peran auditor internal terhadap Good Corporate Governance (GCG) pada
Badan Layanan Umum (BLU).
Penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto (2013) dengan judul “ Pengaruh
Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Manajerial (Studi Enpiris pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Jember” menjelaskan
bahwa pengendalian intern dan good corporate governance menunjukkan pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja manajerial. Artinya, semakin baik pelaksanaan pengendalian
intern dan pelaksaan Good Corporate Governance maka semakin baik pula kinerja
manajerial.
G. Model Penelitian
Model kerangka pemikiran menggambarkan hubungan variabel pengendalian intern
dan good corporate governance terhadap kinerja manajerial. Gambar kerangka pemikiran
adalah sebagai berikut :

Pengendalian Intern H1
(X1)
H3 Kinerja Manajerial
(Y)
H2
Good Corporate
Governance (X2)
11
H. Hipotesis
H1 : Pengendalian Intern berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial
H2 : Penerapan Good Corporate Governance berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Manajerial
H3 : Pengendalian Intern dan Good Corporate Governance berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja manajerial.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

I. METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi/Objek Peneliatian
Penelitian mengenai pneltian intern dan penerapan Good Corporate Governance terhadap
kinerja manajerial ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) wilayah Riau area Pekanbaru.
B. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yang meliputi pengendalian intern (X1),
penerapan Good Corporate Governance (X2), dan variabel terikat yakni kinerja perusahaan
(Y).
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengendalian intern (X1), dan penerapan
Good Corporate Governance (V2) akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengendalian Intern (X1)
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen,
dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas
dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (IAPI :
2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator unsur pengendalian intern menurut
COSO (dalam Andriyanto,2013), meliputi lingkungan pengendalian, penilian resiko, aktifitas
pengendalian, pemantauan, serta informasi dan komunikasi. Pengukuran variabel ini dengan
menggunakan 5 poin skala Likert dimana poin 1 menunjukan sangat tidak setuju, poin 2
menunjukan tidak setuju, poin 3 menunjukan ragu-ragu, poin 4 menunjukan setuju, poin 5
menunjukan sangat setuju.
b. Penerapan Good Corporate Governance (X2)
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara umum bertujuan untuk
menciptakan value added bagi semua pihak yang berkepentingan. Penelitian ini
menggunakan indikator dari Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
PER-01/MBU/2011, yaitu: transparancy (tansparansi), accountability (akuntabilitas),
responsibility (pertanggungjawaban), independency (kemandirian), fairness (kewajaran).
Instrumen variabel ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Sari, Maylia Pramono dan
Raharja (2012). Pengukuran variabel ini dengan menggunakan 5 poin skala Likert dimana

13
poin 1 menunjukan sangat tidak setuju, poin 2 menunjukan tidak setuju, poin 3 menunjukan
ragu-ragu, poin 4 menunjukan setuju, poin 5 menunjukan sangat setuju.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja manajerial (Y) yakni merupakan hasil suatu
usaha dan kontribusi anggota yang dihubungkan dengan fungsi manajemen. Instrumen
variabel ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto, (2013) dengan
indikator: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff,
perwakilan,dan negosiasi. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan 5 poin skala Likert
dimana poin 1 menunjukan sangat tidak setuju, poin 2 menunjukan tidak setuju, poin 3
menunjukan ragu-ragu, poin 4 menunjukan setuju, poin 5 menunjukan sangat setuju.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115). Untuk mengetahui kinerja
manajerial populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat jenjang manajerial pada PT PLN
(Persero) wilayah Riau area Pekanbaru.
Menurut Sugiyono (2013:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
probability sampling dengan teknik cluster sampling (area sampling). Dalam penelitian ini
sampel yang diambil adalah pegawai jenjang manajerial PT.PLN (Persero) wilayah Riau area
Pekanbaru dan juga Rayon yang ada di Pekanbaru dan Rumbai.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (Self-Report Data).
Data subyek (Self-Report Data) adalah penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karateristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian
(responden) dimana data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuisiner (Indriantoro & Supomo, 1999).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (primary data).
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2013:1993). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan membagikan
kuisioner kepada responden yang berisi pertanyaan tentang pengendalian intern, good
corporate governance, dan kinerja manajerial.
E. Teknik Pengumpulan Data

14
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian ini dengan cara membagikan kuesioner
untuk memperoleh data primer. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibuat secara
terstruktur, didalamnya meliputi beberapa item pertanyaan yang disertai alternatif jawaban.
Responden tinggal memilih salah satu jawaban sesuai persepsi/penilaian responden.
Satuan pengukuran yang digunakan adalah scoring, yaitu pemberian nilai skor pada setiap
alternatif jawaban yang disediakan dalam tiap pertanyaan, terdiri atas 5 (lima) pilihan dengan
menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2013:132), skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang
fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian, indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrumental yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Untuk keperluan analisis, maka jawaban itu dapat dberi skor, misalnya:
1. Sangat setuju diberi skor 5
2. Setuju diberi skor 4
3. Ragu-ragu diberi skor 3
4. Tidak setuju diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju diberi skor 1
F. Teknik Analisis Data
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh dari pengendalian intern dan good
corporate governance yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini dengan
variabel dependennya yaitu kinerja manajerial.
1. Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam kuesioner
harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh dengan uji validitas
dan reliabilitas. Uji reliabilitas dan validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan
alat ukur dalam mengukur objek yang diteliti.
a. Uji Validitas
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu
instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang
seharusnya di ukur. Dalam penelitian ini menguji validitas diukur dengan cara
menggunakan analisis metode koefisien korelasi. Jika korelasi masing-masing

15
indikator variabel signifikan, maka dikatakan valid. Dalam hal ini signifikan
dalam 0,01 level (2-tailed), 0,05 leve (2-tailed), (Ghozali, 2013).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Pengujian ini dilakukan dengan Cronbach
Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha>),90 (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti dikertahui bahwa uji
t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik.
Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik hisogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,2013).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari Variance
Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.
Apakah nilai tolerance kurang dari 0.10 atau VIF lebih dari 10, maka terjadi
multikolonieritas (Ghozali,2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
16
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu
dengan melihat Grafik Scatter Plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali,2013).
1. Uji Hipotesis
Uji hipotesi menggunakan alat regresi berganda. Pemilihan regresi berganda untuk
mengetahui besarnya pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y=a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = kinerja manajerial
a = konstanta regresi
b1b2 = koefisien regresi
X1 = pengendalian intern
X2 = penerapan Good Corporate Governance
E = error
a. Uji Parsial (uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
Pengujian ini dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria sebagai berikut:
1. Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Uji simultan (uji F)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat
(Ghozali,2013).
Kriteria pengujian uji F dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria sebagai
berkut:
1. Apabila fhitung > ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila fhitung < ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Kontrak Hutang


dalam praktil laba dalam E-juornal, vol 1 no 2, september 2013,68-88.
Pasal 26 Ayat (1) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
PER-01/MBU/2011.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011.
Sari, Maylia Pramono dan Raharja (2012) dengan judul “Peran Audit Internal Dalam
Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layanan
Umum (Blu) Di Indonesia. 2012 ,27-42.
Rustiana (2004), Wiratno, Pratiwi, Nurkhimah (2011),
Ikatan Akuntansi Publik Indonesia (IAPI, 2011:319.2)
Menurut Arens, Alvin A. (2008:370):

18

Vous aimerez peut-être aussi