Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Infeksi rumah sakit (IRS) atau infeksi nosokomial merupakan masalah terutama di
rumah sakit yang merawat pasien dengan beragam jenis penyakit. Pengendalian IRS
merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Pencegahan kejadian IRS harus diupayakan sedapat mungkin, antara lain dengan
menerapkan tindakan asepsis dan membiasakan perilaku hand hygiene dan pemakaian alat
pelindung diri (APD) yang tepat pada petugas kesehatan. Kegagalan melakukan kebersihan
tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama IRS dan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di rumah sakit telah diakui sebagai kontributor yang penting
terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet, 2002).
Surveilans sebagai salah satu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
harus dilaksanakan untuk memantau angka kejadian IRS tersebut serta memantau kepatuhan
petugas terhadap kebersihan tangan (hand hygiene, HH) dan pemakaian APD sehingga
dapat menurunkan angka IRS yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan.
Selain itu data dasar infeksi rumah sakit didapatkan pula dari hasil surveilans.
B. TUJUAN SURVEI
1. Memperoleh data dasar IRS dan kepatuhan petugas RS Hikmah Sejahtera Belopa
dalam melakukan HH dan menggunakan APD sesuai dengan pedoman PPI
2. Menilai standar mutu RS Hikmah Sejahtera Belopa dalam hal pelaksanaan program
PPI
3. Menilai keberhasilan program PPI di RS Hikmah Sejahtera Belopa
Dari tabel 1 sampai 3 terlihat bahwa angka kejadian phlebitis di RS Hikmah Sejahtera
Belopa fluktuatif dengan angka yang masih relatif tinggi yakni 26,07; 28,04 dan 11,59‰.
Untuk CAUTI, IDO, dan VAP tidak ditemukan kejadian infeksi.
Grafik:
70
60
PERSENTILE
50
39.47
40
29.44
27.31 28.04
26.07
30 AGS
16.97 18.87
20 13.3 11.59 SEP
10 0 0 0 0 0 0 0 0 OKT
0
RUANGAN
Analisa:
Angka kejadian phlebitis akibat pemasangan infus pada triwulan kedua (Agustus –
Oktober 2018) sebesar 22,5‰ (Agustus 26,07‰, September 28,04‰, dan Oktober
11,59‰). Ini berarti bahwa ada 22 pasien yang mengalami phlebitis dalam 1000 hari
pemasangan infus. Sedangkan untuk CAUTI, IDO dan VAP untuk triwulan pertama tidak
terdapat angka kejadian infeksi. Angka phlebitis ini lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya (14,10‰) dan masih jauh dari target nasional yaitu < 5‰
Kemungkinan penyebab tingginya phlebitis adalah :
1. Penggunaan dressing (balutan) pada kateter IV belum memadai. Masih menggunakan
adhesive tape (plester) dengan kualitas yang kurang, mudah lepas, dan tidak tembus
pandang sehingga sulit melakukan monitoring atau evaluasi pada kateter IV secara
baik.
2. Prosedur pemasangan kateter IV masih tidak sesuai SPO yang berlaku.
3. Kepatuhan HH dan APD petugas saat melakukan tindakan pemasangan kateter IV
masih rendah.
4. Kurangnya monitoring dan evaluasi balutan di ruang perawatan.
5. Lama penggunaan IV line masih belum terkontrol (≥ 3 hari). Hal ini disebabkan
ketidakpatuhan petugas dalam menuliskan tanggal pemasangan kateter IV pada
balutan kateter IV.
Rencana Tindak Lanjut:
Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam hal surveilans maka komitmen
bersama dalam pelacakan dan penegakan IRS perlu ditingkatkan.
Beberapa rencana tindak lanjut yang direkomendasi untuk menurunkan angka kejadian
phlebitis sebagai berikut :
1. Menggunakan balutan kateter IV yang lebih baik dan transparan sehingga
memudahkan monitoring dan evaluasi balutan sebelum terjadi phlebitis.
2. Menerapkan prinsip aseptik dengan cara mencuci tangan baik dengan air dan sabun
atau dengan handrub sebelum melalukan tindakan pemasangan kateter IV.
3. Melakukan sosialisasi dan pelatihan secara berkala kepada petugas tentang SPO
pemasangan kateter IV.
4. Meningkatkan peran petugas (perawat jaga malam/perawat penanggung jawab/kepala
perawat) dalam monitoring dan evaluasi balutan kateter IV setiap hari.
5. Memperhatikan lama penggunaan kateter IV sesuai dengan SOP yang sudah
ditetapkan (3 hari).
Tabel 4. Ketepatan 6 langkah cuci tangan pada petugas RS Hikmah Sejahtera Belopa
(Agustus-Oktober 2018)
6 langkah cuci tangan
Profesi Agustus September Oktober
(dalam %) (dalam %) (dalam %)
Dokter spesialis 67,83 75,52 96,50
Dokter umum 63,25 66,67 92,31
IGD 48,72 70,09 92,31
ICU 64,10 65,38 83,33
Clove 52,99 58,12 100
Bougenville 65,64 67,18 89,23
Poliklinik 61,54 40,38 100
KB 59,83 63,25 89,74
Perinatologi 64,10 70,51 91,03
Kamar operasi 96,15 96,15 100
Penunjang 58,93 62,23 78,28
Total 63,92 66,86 92,07
Tabel 5. Kepatuhan cuci tangan (5 momen) pada petugas RS Hikmah Sejahtera Belopa
(Agustus-Oktober 2018)
Bulan
Profesi Momen Agustus September Oktober Total
(dalam %) (dalam %) (dalam %)
Dokter 1 45 50 85 60
2 100 100 100 100
3 100 100 100 100
4 35 50 75 53,33
5 60 70 100 76,67
60
40
Agustus
20
0 September
Oktober
Profesi/Unit
60
40 Agustus
20 September
Oktober
0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Medis Paramedis
Profesi
60
40
Agustus
20
0 September
Oktober
Unit
Analisa:
Kepatuhan dalam HH di RS Hikmah Sejahtera Belopa mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya (medis dan paramedis) baik dalam ketepatan langkah
cuci tangan sesuai WHO (6 langkah) dan dalam momen cuci tangan meskipun untuk
momen 1, 4, dan 5 masih < 90% (momen 1: sebelum kontak dengan pasien, momen 4:
sesudah kontak dengan pasien, dan momen 5: setelah kontak dengan lingkungan sekitar
luar pasien).
Kemungkinan penyebab rendahnya kepatuhan cuci tangan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan petugas dalam hal penerapan 6 langkah cuci tangan sesuai
WHO dan pemahaman akan pentingnya melakukan 5 momen kebersihan tangan.
2. Kurangnya kesadaran petugas akan pentingnya HH dalam mencegah terjadinya
infeksi rumah sakit.
3. Kurangnya fasilitas terkait kebersihan tangan (wastafel, handrub, sabun dan air
mengalir, serta hand towel) di unit pelayanan.
E. KESIMPULAN
Angka kejadian phlebitis di RS Hikmah Sejahtera Belopa Agustus – Oktober 2018
masing-masing sebesar 26,07; 28,04 dan 11,59‰. Angka ini masih jauh dari standar
nasional IRS (< 5,0‰). Sedangkan angka kepatuhan HH petugas di RS Hikmah Sejahtera
Belopa juga masih rendah meskipun sudah mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya.
F. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
beberapa kebijakan yang menyangkut PPI RS Hikmah Sejahtera Belopa, tentunya untuk
kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu, melalui
penanganan pasien yang tepat, dan pemutusan rantai penularan penyakit dan pencegahan
penyakit menular.