Vous êtes sur la page 1sur 2

Nama : Daffa Afdiansyah

NPM : 230210170022

Kelas : Kelautan

Praktikum Oseanografi Fisika (Shift 1)

Analisis Arus Laut Andaman pada tahun 2007

Telah dilaksanakan praktikum Oseanografi Fisika pada hari Jum'at tanggal 2 November
2018 yang membahas tentang arus suatu perairan. Gambar diatas merupakan visualisasi data
arus di Laut Andaman pada tahun 2007. Data arus yang telah divisualisasikan tersebut diunduh
dari website resmi ERDAP yang kemudian datanya diolah dalam aplikasi software Ocean Data
View. Letak atronomis data yang divisualisakan yaitu pada 5oLU sampai 20oLU dan 85oBT
sampai 100oBT yang merupakan wilayah perairan Andaman.

Laut Andaman merupakan perairan semi tertutup yang berada di Samudera Hindia
bagian utara dengan sirkulasi arus yang dipengaruhi oleh sirkulasi air dari Samudera Hindia
dan Selat Malaka. Secara geografis, Laut Andaman terletak di busur aktif di belakanh zona
subduksi Sunda sehingga bentuknya konvergen diantara pergerakan Lempeng Asia Tenggara
dan subduksi Lempeng Indo-Australia (Curray, 2005).

Sirkulasi arus permukaan di Laut Andaman sangat berkarakteristik dengan adanya


monsoon current, distribusi massa air dari Selat Malaka, dan massa air dari Samudera Hindia
(Hacker, 1998). Sebaran suhu di kawasan Laut Andaman berkisar antara 24oC sampai 32oC
dengan salinitas antara 1,018-1,024 psu, nilai ini mengindikasikan ciri khas kawasan tropis
(Suwannathatsa, 2012).

Dari visualisasi diatas dapat diketahui bahwa terjadi arus eddies di Laut Andaman. Hal
tersebut dapat terlihat jelas dengan arah panah yang berputar di permukaan air. Pernyataan ini
didukung dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh Buranapratheprat et al. (2010),
tentang eddies di Laut Andaman untuk menentukan upwelling dengan menggunakan data
satelit altimetri dan hasil pengukuran parameter geografi di 12 stasiun dalam jangka waktu 6-
15 November 2007. Berdasarkan hasil ini mengindikasikan adanya pusaran air atau eddies
yang terjadi di Laut Andaman karena adanya anomali arus geostropik.
Eddies terbentuk karena adanya turbulen pada aliran badan air (arus) biasanya ketika
arus mengalami hambatan seperti pulau ataupun kontur dasar laut yang berbeda. Disaming itu
eddies dipengaruhi oleh suhu, densitas, tekanan, dan kecepatan angin yang bertiup di atmosfir.
Eddies tidak mempunyai batasan waktu alirannya, akan tetapi energi eddies akan hilang oleh
adanya gaya friksi yang bekerja berlawanan dengan arah aliran arus (Hearn, 2008)

Dari beberapa referensi dijelaskan bahwa terdapai berbagai indikasi adanya eddies.
Suhu permukaan laut merupakan indikasi adanya eddies dapat diketahui jika suhu lebih rendah
dan menandakan terjadinya kenaikan massa air laut akibat kekosongan kolom air atau biasa
disebut upwelling. Sedangkan pusaran eddies biasanya mengindikasikan adanya lokasi
upwelling atau downwelling di lokasi terbentuknya eddies. Jika terjadi perbedaan level air
khususnya dipusat eddies maka di prediksi terjadinya upwelling jika ketinggian air di pusaran
eddie lebih rendah dan begitu juga sebaliknya maka downwelling.

Daftar Pustaka

Irwansyah. 2015. Variasi Pola Eddies di Laut Andaman dengan menggunakan Hamsom
Model. Fakultas Kelaytan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Buranapratheprat, A. P. Laingmanee, N. 2010. Upwelling induced by meso-scale cyclonic


eddies in the Andaman Sea. Marine Science. 34(1): 68-73

Curray, J.R. 2005. Tectonics and history of the Andaman Sea Region. Journal of Asians Eart
Sciences. Vol 25:187-232

Hearn, J. Clifford. 2006. The Dynamic of Coastal Models. Cambridge University Press. New
York. USA

Suwannathatsa, S., P, Wongwises. 2012. Seasonal Current in the Bay of Bengal and Andaman
Sea revealed by reprocessed observations. International Conference on Environment
Science and Engineering. Vol. 3 IACSIT Press, Singapore

Vous aimerez peut-être aussi