Vous êtes sur la page 1sur 4

A Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar yang sangat penting bagi semua

manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit

dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Cara untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat yaitu dengan adanya upaya - upaya yang dilakukan

untuk mewujudkannya. Menurut Undang – Undang Dasar No. 36 pasal 1 ayat

11 mengenai upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan dan atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam

bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan

pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan atau masyarakat.

Tujuan upaya kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara

Indonesia, yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

dengan perilaku yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh

wilayah Republik Indonesia, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata (Depkes RI, 2010).

Pencapaian tujuan upaya kesehatan diantaranya dengan pembangunan

kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu masalah

kesehatan global, mencapai 80% anak-anak di negara maju maupun berkembang

(Sriyono, 2009). Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita oleh masyarakat di Indonesia (Depkes RI, 1999). Karies merupakan proses

patologik berupa kerusakan pada jaringan keras gigi dimulai dari email, dentin, dan

sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat

diragikan. Karakteristiknya ialah terjadi demineralisasi jaringan keras gigi yang

kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik. Karies dapat mengenai gigi sulung

dan gigi tetap, namun proses kerusakan gigi sulung lebih cepat menyebar dan lebih

parah dibanding gigi tetap. Faktor penyebab adanya perbedaan ini ialah karena

struktur email gigi susu kurang padat dan lebih tipis dibanding gigi tetap.

Karies yang sering dijumpai pada anak-anak ialah karies rampan. Ciri-

ciri khas karies rampan yaitu terjadinya sangat cepat bila dibandingkan karies gigi

umumnya, penyebarannya mengenai beberapa gigi sekaligus pada gigi yang

biasanya tahan terhadap karies, kavitas karies berwarna putih sampai kekuningan,

jaringan karies lunak, serta sering menimbulkan rasa nyeri atau dapat terjadi

pembengkakan.

Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan

tindakan preventif dan kuratif. Upaya preventif atau pencegahan penyakit gigi dan

mulut mendapat prioritas utama. Upaya pencegahan ini merupakan tindakan yang

paling murah, paling kecil resikonya, tidak banyak membuka pengetahuan,

ketrampilan dan sarana yang canggih, serta tidak banyak menghabiskan dana

dibandingkan dengan tindakan kuratif maupun rehabilitatif. Penyelenggaraan

upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif masih dirasakan kurang

(Notoadmodjo, 2010). Pembangunan kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan

peran serta masyarakat sebagai salah satu strategi penyelenggaraan pembangunan


kesehatan, meliputi perorangan misalnya kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh

agama, politisi, figur masyarakat, kelompok masyarakat misalnya, posyandu,

organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat, dan

pemerintah yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup

sehat. Faktor-faktor yang berperan dalam pencegahan karies pada anak salah

satunya adalah pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut Perawatan gigi

yang baik dan benar sejak dini dapat menjadi dasar terbentuknya perilaku positif

anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Kewajiban guru perlu

mengajarkan serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di usia

ini guru harus mampu mengikuti perkembangan intelektual dan motorik anak

sehingga diharapkan anak mudah untuk memahami dan belajar.

Sikap dan perhatian guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi

memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak. Hal ini

disebabkan karena guru merupakan orang yang paling dekat dengan anak di

sekolah. Peran guru sangat diperlukan untuk membimbing, memberi pengertian,

mengawasi, mengingatkan dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara

kebersihan gigi dan mulutnya sehari-hari. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses

pendidikan (Maharani, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, diperlukan adanya

optimalisasi pelatihan guru tk terhadap pencegahan karier rampan pada siswa siswi

TK di desa kalikesur kec kedungbanteng kab banyumas.


Depkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Sriyono dan Niken, W., 2009, Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan,

Mediaka Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Undang – Undang Dasar No. 36 pasal 1 ayat 11 tahun 2009

Vous aimerez peut-être aussi