Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan mengevaluasi mempunyai prosedur tersendiri meskipun perlu untuk
ditekankan, bahwa pekerjaan mengevaluasi itu lebih tepat untuk dipandang sebagai
suatu proses yang kontinu. Suatu kontinous proses yang tidak terputus-putus, tetapi ada
gunanya juga mengetahui prosedur apa sajakah yang merupakan titik-titik penghubung
dari proses yang bersifat kontinu tadi.
Pengetahuan tentang prosedur ini ditambah dengan pengetahuan tentang fungsi
dalam keseluruhan proses evaluasi akan memungkinkan kita memperoleh gambaran
yang cukup jelas tentang sistematik pekerjaan evaluasi pada umumnya. Dan kalau
bayangan tentang sitematik rangka pekerjaan evaluasi ini sudah ada pada kita, akan
lebih memudahkan bagi kita untuk membangunkan suatu sistem evaluasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu ataupun untuk
menilai, apalagi perlu merevisi sistem evaluasi yang telah berlaku dalam suatu
lingkungan pendidikan tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal yang akan
menjadi bahan pembahasan dari makalah ini, yaitu:

1. Apa saja Prinsip-Prinsip dalam evaluasi?


2. apa saja langkah pokok dalam evaluasi pembelajaran?

C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penulisan dari
makalah ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui apa itu prinsip-prinsip dalam eveluasi pembelajaran.


2. Untuk memberikan pengetahuan yang lebih mengenai prinsip-prinsip evaluasi itu
sendiri.
3. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah pokok dalam evaluasi pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP – PRINSIP EVALUASI

1. Prinsip Keterpaduan

Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran disamping


tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran (ingat segitiga tyler).
Tujuan intruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga
kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus
sudah ditetapkan pada waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan
secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak
disajikan.

2. Prinsip keterlibatan siswa

Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif)
yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak. Untuk dapat mengetahui
sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalaninya secara
aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, eveluasi bagi siswa merupakan
kebutuhan, bukan sesuatu yang ingin dihindari.
Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa
akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar – mengajar. Siswa akan
merasa kecewaapabila usahanya tidak dievaluasi.1

3. Prinsip koherensi

Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi


pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak
diukur.tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi

1
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal.18

2
pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar
– mengajar.
Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisis butir yang tidak berkaitan
dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.

4. Prinsip pedagogis

Disamping sebagai alat penilai hasil/ pencapaian belajar, evaluasi juga perlu
diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis.
Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam
kegiatan belajarnya.
Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai
penghargaanbagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak kurang
berhasil.

5. Prinsip Akuntabilitas

Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak


– pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban
( accountability). Pihak – pihak termaksud antara lain orang tua, calon majikan,
masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga pendidikan itu sendiri. Pihak –
pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan
pemanfaatannya.

Persoalan yang kita hadapi disini ialah sampai dimanakah gambaran yang harus
kita proleh tentang kemajuan anak? Kita semua mengetahui bahwa keadaan anak
merupakan sesuatu yang sangat kompleks.
Untuk tetap tinggal dalam bidang pendidikan saja misalnya kalau kita hendak
mengetahui keadaan anak secara agak lengkap, berarti kita harus mengetahui segenap
segmen kepribadiannya yang meliputi temperamen, waktu penyesuaian diri
(adjusment)nya, pola minatnya, dan bakat – bakat yang ada pada diri anak tadi.

3
B. LANGKAH POKOK DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan
utama yaitu:
 Persiapan
 Pelaksanaan
 Pengolahan hasil
Ketiga langkah tersebut dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang lebih
operasional meliputi:

1. Perencanaan dan perumusan kriterium


2. Pengumpulan data
3. Persifikasi data
4. Pengolahan data
5. Penafsiran data

Perincian Langkah-Langkah Pokok


Pada taraf ini baiklah kita tinjau kembali langkah-langkah pokok yang kita sebutkan
tadi untuk mengetahui lebih lanjut, apakah pungsi setiap langkah pokok tadi dalam
keseluruhan proses evaluasi, langkah-langkah kecil mana saja yang dapat dilakukan
dalam setiap langkah pokok tadi dan sumber-sumber apa saja yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam melakukan setiap langkah pokok tadi.
Marilah kita tinjau langkah-langkah pokok tadi satu demi satu.

a) Langkah Perencanaan dan Perumusan Kriterium


Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada
masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin.
Dalam langkah perencanaan dan perumusan kriterium hal-hal yang dilakukan
mencakup:

4
 perumusan tujuan evaluasi

 penetapan aspek-aspek yang akan diukur

 menetapkan metode dan bentuk tes

 merencanakan waktu evaluasi

 melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas dan reabilitasnya sebelum
digunakan.

Dalam langkah perencanaan ini perlu kita lakukan segenap langkah pendahuluan
yang dapat kita temukan, misalnya: penyusunan jadwal untuk waktu-waktu pengumpulan
data, mempersiapkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, menentukan
jenis-jenis data yang harus dikumpulkan, menentukan jenis-jenis pengolahan data yang
akan dikerjakan dan lain-lain.2
Sukses yang akan dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh
memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini.
Yang dapat kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah soal-soal yang berhubungan
dengan pertanyaan untuk evaluasi yang akan dipergunakan kemudian. Yang paling
penting kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah berapa kalikah dalam satu tahun
kita harus mengadakan evaluasi untuk mengambil keputusan mengenai soal tersebut
pertimbangan yang harus kita utamakan ialah kelengkapan gambaran tentang
pertumbuhan para siswa dalam kecakapan yang kita ajarkan. Artinya jumlah yang akan
kita tetapkan mengenai evaluasi yang akan kita adakan dalam jangka waktu satu tahun
itu kita hubungkan dengan tujuan memperoleh gambaran yang lengkap mengenai
kemajuan yang akan dicapai oleh para siswa selama jangka waktu setahun itu pula.
Kalau pertumbuhan yang akan dicapai oleh para siswa kita tadi dapat kita bayangkan
sebagai suatu pertumbuhan yang terdiri dari empat fase misalnya, maka ada baiknya

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara 1995),
hal.22

5
untuk mengadakan empat kali evaluasi selama jangka waktu satu tahun tadi. Ini
merupakan soal praktis yang banyak sedikitnya biasanya selalu diketahui oleh setiap
pengajar. Dengan merenungkan sedikit sifat materi yang kita ajarkan biasanya kita akan
dapat membangunkan gambaran semacam itu.

b) Langkah Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan
obyek dengan menggunakan alat yang telah diuji cobakan. Untuk mengumpulkan data
dapat menggunakan metode tes tulis, tes lisan, dan tes tindakan yang akan dibicarakan
tersendiri.
Langkah-langkah pengumpulan data:
  Menentukan data apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi
yang kita hadapi dengan baik, penentuan data yang harus dikumpulkan untuk keperluan
tugas evaluasi ini berhubungan erat dengan rumusan tentang tugas kita dalam suatu
usaha pendidikan. Rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu
usaha pendidikan menghasilkan suatu ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus
kita capai dengan materi yang kita ajarkan. Adapun rumusan tentang tujuan yang harus
kita capai untuk menentukan aspek-aspek manakah dari seluruh pertumbuhan seorang
anak, maupun sekelompok siswa terutama harus kita perhatikan dan manakah serta
sampai ke tarap manakah pertumbuhan aspek-aspek ini kita arahkan.
  Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh setiap jenis
data yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang akan kita tempuh untuk
memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh teori atau pandangan yang kita atur
secara standar atau tidak.
  Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan data. Biasanya
pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan merupakan suatu pegangan
yang sangat berguna dalam pengumpulan data.

6
c) Langkah Persifikasi Data
Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan data yang
“baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu
atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang
hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apabila turut
kita olah juga.
Pada langkah ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah data yang kita
terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang dievaluasi jadi bukan data yang kita
peroleh sebagai hasil observasi kita sendiri tehadap orang sedang dievaluasi tadi.
Pernyataan ini tentu saja tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan sendiri
dapat dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin “kebaikannya”. Tentu saja
kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil dari pemeriksaan
langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita sebut data yang berasal dari sumber
pertama mengandung pula keasalahan-kesalahan. Banyaknya faktor yang dapat
menyebabkan masuknya data yang mengandung kesalahan-kesalahan ini, tetapi oleh
karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk
memperoleh data lengsung dari otak yang bersangkutan tadi, karena dalam evalasi yang
baik, kita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya
yang tersedia bagi kita. Oleh karena kita telah mempergunakan cara-cara pencatatan
yang baik biasanya dengan telah dilakukannya berbagai langkah pencegahan semacam
ini kita pun dapat merasa cukup pasti “akan kebaikan” atau “kebersihan” data yang
langsung kita peroleh dari sumber pertama tadi.
Tetapi tidaklah demikian halnya dengan data yang kita peroleh dari sumber kedua
atau sumber ketiga, yaitu data yang kita peroleh tentang seseorang atau sekelompok
orang melalui orang lain yang langsung mengenai orang yang kita evaluai tadi. Dalam
hal semacam ini banyaklah hal yang tidak kita ketahui tentang kebaikan atau kebenaran
data yang diberikan kepada kita.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa panjang-pendeknya suatu langkah
penelitian terhadap sekumpulan data ditentukan oleh berbagai faktor. Ada kalanya
proses penelitian itu berlangsung sebentar saja.

7
d) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna, sehingga
dengan data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran yang lebih lengkap
tentang keadaan peserta didik.
Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya
tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita. Makna yang sebenar-benarnya
baru akan kita peroleh keterangan-keterangan yang datang dari berbagai pihak kita
adakan pengolahan dalam pengolahan dalam arti kata kita gabungkan, kita satu-satukan
yang akan kita anyam seolah-olah kita kombinasikan barulah akan kita peroleh gambaran
data tersebut yang akan kita ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini, jelaslah fungsi
pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada taraf
pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang selengkap-
lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasikan, langkah pengolahan data ini
merupakan keharusan.

e) Langkah Penafsiran Data


Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yang telah
diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun penafsiran
understatement.
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah disajikan mengenai langkah data
tadi akan segera tampak bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah
pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang
dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu
pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir”
makna data yang kita hadapi. Sering terasa pada kita bahwa sesuatu telah terumuskan
dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita tidak berhasil juga menemukan kata-kata yang
dapat untuk isi pikiran tadi. Dalam situasi-situasi tertentu sering kita dapat lari ke suatu
bahasa asing yang telah berhasil menciptakan lambang atau kata, terutama itu untuk isi
pikiran semacam itu tetapi dalam situasi yang lain lagi berbahasa maupun kita hendak
melarikan diri tetapi tidak dapat kita temukan kata-kata yang tepat. Dalam situasi yang

8
terakhir ini kita mendapatkan diri kita dalam suatu keadaan oleh pikiran yang tertekan.
Kalau hal yang tak terkatakan tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita pun akan
berusaha sekeras-kerasnya untuk menemukankata yang tepat dan lahirlah sebagai hasil
usaha semacam itu “kata-kata baru” istillah-istillah baru.
Introduksi di atas disajikan di sini untuk sekedar meminta perhatian pembaca
terhadap kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam rumusan tafsiran yang dapat
diberikan terhadap sekumpulan data yang telah diolah.

f) Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik


Hasil pengukuran memiki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan
peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu,
memperjelas tujuan intruksional, menentukan kebutuhan pesertra didik, dan menentukan
keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Perhatikan uraian berikut
ini.3

 Memperjelas tujuan intruksional


Penyebutan tujuan intruksional yang rinci tidak selalu membawa hasil yang positif.
Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang positif. Ada kalanya rincian ini
membawa dampak yang kurang baik antara lain dapat menjemukan peserta didik,
terlebih-lebih mereka yang kurang atau lambat, bisa menimbulkan ketegangan. Kedua,
peserta didik menganggap untuk menghadapi ujian hanya tujuan intruksional inilah yang
harus dipersiapkan, bukan semua pelajaran yang diperoleh selama ini. Ketiga, rincian
intruksional dapat mematikankemungkinan untuk mengembangkan tujuan tersebut
dalam proses pembelajaran. Padahal, dalam pembelajaran tujuan intruksional harus
dikaitkan dengan berbagai metode yang memungkinkan tujuan tersebut mendalami
materi dan meningkatkan kualitas proses berpikir, penanaman nilai dan keterampilannya.
Inilah sebabnya dalam satuan pelajaran tidak perlu ditusemua tujuan intruksional yang
ini dikembangkan tetapidipilih yang pokok dan yang penting saja.

3
M. Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hal.12

9
 Penilaian awal yang menentukan kebutuhan peserta didik
Penilaian awal ini bentuknya dapat dengan mempelajari catatan kemajuan dari
sekolah asal, sebelum peserta didik mengikuti program yang dikembangkan dan atau
melalui tes awal (pre-test) yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta tentang materi yang akan diberikan.
Tes awal dapat digunakan sebagai pelengkap atas catatan kemajuan yang
diterima oleh sekolah, atau satu-satunya sumber yang dapat digunakan untuk merancang
program yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Hasil tes awal berfungsi untuk:
1. Menentukan kesiapan peserta.
2. Menentukan bagian-bagian mana dari program yang telah dikuasai.
3. Menentukan efektifitas program setelah dilaksanakan terakhir, yaitu perbedaan skor
awal dan akhir.
4. Mendapatkan informasi yanngg dapat digunakan untuk menata program sesuai dengan
peserta.

 Memonitor kemajuan peserta didik


Monitoring kemajuan peserta didik selama proses pembelajaran bertujuan untuk
mengarahkan peserta didik pada jalur yang membawa hasil-hasil belajar yang maksimal.
monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

g) Laporan hasil penelitian


Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan,
akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang persekolahan diperlukan suatu laporan
kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah.
Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan oleh
anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwasannya prinsip-prinsip dalam
melakukan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Keterpaduan
2. Prinsip keterlibatan siswa
3. Prinsip koherensi
4. Prinsip pedagogis
5. Prinsip Akuntabilitas

Adapun langkah-langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah


sebagai berikut:
1. Langkah perencanaan dan perumusan kriterium
2. Langkah pengumpulan data.
3. Langkah persifikasi data atau penelitian data
4. Langkah pengolaan data.
5. Langkah penafsiran data.
Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan
utama yaitu:
 Persiapan
 Pelaksanaan
 Pengolahan hasil

11
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010).

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara


1995).

Toha, M. Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


1996).

12

Vous aimerez peut-être aussi