Vous êtes sur la page 1sur 12

Soal:

1. Jelaskan prinsip-prinsip perencanaan pelat 2 arah!


2. Contoh soal perencanaan pelat 2 arah:
a. Metode Koefisien Momen (PBI 1971)
b. Metode Perencanaan Langsung

Pengertian Pelat

Pelat atau slab adalah elemen bidang tipis (dimana ketebalan bidang pelat relatif sangat kecil
apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya) yang menahan beban-beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan. Pelat beton bertulang sangat kaku dan
arah horizontalnya sehingga pada bangunan gedung, pelat berfungsi sebagai diafragma/unsur
pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. Beban yang
bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban
hidup), beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur oleh karena itu pelat juga
direncanakan terhadap beban lentur (seperti pada kasus balok).

Syarat-syarat Tumpuan

Untuk merencanakan pelat yang perlu dipertimbankan bukan hanya pembeban, tetapi juga ukuran
dan syarat-syarat tumpuan pada tepi. Ada tiga jenis perletakan pada pelat, yaitu:

1. Tertumpu bebas,
2. Terjepit penuh/terjepit sempurna,
3. Terjepit sebagian/terjepit elastis.
Gambar 1. Jenis perletakan pada pelat

Klasifikasi pelat
1. Pelat satu arah.
Asumsi pelat satu arah:
- Plat yang ditumpu pada dua sisi yang berseberangan
- Plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan panjang/lebar > 2

Gambar 2. Kondisi tumpuan pelat satu arah


Gambar 3. Perbandingan panjang/lebar untuk pelat satu arah

Gambar 4. Contoh penggunaan pelat 1 arah

2. Pelat dua arah


Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang
berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu
oleh 4 sisi yang saling sejajar. Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah
dengan bentang (lx) dan bentang (ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang
saling tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan bagi. Tetapi pada pelat di
daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah saja, sehingga untuk daerah tumpuan
ini tetap dipasang tulangan pokok dan bagi. Bentang (ly) selalu dipilih > atau = (lx), tetapi
momennya Mly selalu < atau = Mlx, sehingga tulangan arah (lx) (momen yang besar)
dipasang di dekat tepi luar. Momen jepit tak terduga (Mtix) diasumsikan setengah momen
lapangan di panel yang berbatasan, maka:
- Pada arah X = Mtix = 0,5 Mlx (momen lapangan arah x)
- Pada arah Y = Mtiy = 0,5 Mly (momen lapangan arah y)

Tebal minimum yang disyaratkan dari SNI 03-2847-2002 untuk pelat dua arah adalah:
a. Untuk kondisi 1:

b. Untuk kondisi 2:

Asumsi yang digunakan pada pelat dua arah:


- Plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan panjang/lebar ≤ 2

Gambar 5. Perbandingan panjang/lebar untuk pelat dua arah


Gambar 6. Contoh penggunaan pelat dua arah

Gambar 7. Bagan Alir Perhitungan Pelat


Metode Analisis Pelat Dua Arah
Beberapa metode dapat digunakan untuk menganalisis pelat jenis ini, diantaranya:
1. Metode Koefisien Momen
Dalam PBI-71 diberikan tabel koefisien momen lentur yang memungkinkan
penentuan nilai momen-momen dari masing-masing arah. Setiap panel pelat dianalisis
tersendiri, berdasarkan kondisi tumpuan bagian tepinya. Tepi-tepi ini dapat dianggap
terletak:
- Bebas
Tepi-tepi pelat yang menumpu atau tertanam didalam tembok bata, harus dianggap
sebagai tepi yang terletak bebas
- Terjepit penuh
Terjadi bila penampang pelat diatas tumpuan tersebut tidak dapat berputar akibat
pembebanan pada pelat. Misalnya:
a. Apabila bagian tepi pelat menjadi satu kesatuan monolit dengan balok pemikul yang
relatif sangat kaku.
b.Apabila penampang pelat diatas tumpuan itu merupakan bidang simetri terhadap
pembebanan dan terhadap dimensi pelat.
- Terjepit elastis
Terjadi bila bagian pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan balok yang
relatif tidak kaku dan sesuai dengan kekakuannya memungkinkan pelat tersebut untuk
berputar pada tumpuannya.

Gambar 8. Sembilan jenis kondisi tumpuan pelat pada tabel PBI 1971
Tabel 1. Momen pelat persegi akibat beban merata kondisi tumpuan beban dan menerus
atau terjepit elastis
Tabel 2. Momen pelat persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan terjepit
penuh
2. Metode Perencanaan Langsung
Metode Perencanaan Langsung boleh dipakai asalkan memenuhi syarat:
1) Minimal terdapat tiga bentang yg menerus dlm setiap arah
2) Panel pelat hrs berbentuk persegi dgn rasio bentang yg panjang thd benang yg pendek
tdk lebih dari 2; (Ly/Lx≤2)
3) Panjang bentang yg berurutan, diukur sb ke sb tumpuan dlm tiap arah tdk boleh berbeda
“lebih” dari 1/3 dari bentang yg terpanjang
4) Posisi klm boleh menyimpang maksimal 10% panjang batang (dalam arah
penyimpangan) dari garis- garis yg menghubungkan sumbu-sumbu kolom yg
berdekatan
5) Hanya memikul beban gravitasi dengan rasio qL/qD≤2
6) Untuk suatu panel pelat dengan balok diantara tumpuan pada semua sisinya, kekakuan
relatif dari balok dalam dua arah yang tegak lurus

Momen Statis Total Terfaktor


- Jumlah absolut dari momen terfaktor positif dan negative rata-rata dalam masing
masing arah tidak boleh kurang dari:
Wu x L2 x L2n
Mo = 8

- Bila bentang transversal dari panel pada sahal satu sisi dari sumbu tumpuan tidak
seragam, L2 pada persamaan diatas, harus diambil sebagai rata-rata dari bentang
transversal yang berseblahan
- bentang bersih LN harus diukur dari muka ke muka kolom, konsol pendek atau dinding,
nilai LN pada persamaan diatas tidak boleh kurang dari 0,65L

Penampang Persegi Ekivalen


- Tumpuan yang berbentuk lingkaran atau polygon beraturan harus diperlakukan sebagai
tumpuan bujur sangkar dengan luas yang sama.
Gambar 9. Penampang tumpuan berbentuk lingkaran atau polygon beraturan

Inersia Tampang Dengan Flens


- SNI mengijinkan untuk memperhitungkan pelat pada setiap sisi badan balok untuk
bekerja sebagai bagian dari balok, tergantung mana yang lebih besar, tetapi tidak boleh
melebihi 4T

Gambar 10. Inersia Tampang Dengan Flens

3. Metode Portal Ekivalen


Jika hanya beban gravitasi yang bekerja pada pelat, maka analisis dapat dilakukan
menggunakan:
- Metoda Perencanaan Langsung (jika syaray-syarat lain juga dipenuhi),
- Metoda Portal Ekivalen
Jika terdapat beban lateral atau horisontal, analisis harus dilakukan dengan Metoda Portal
Ekivalen. Hasil analisis terhadap beban gravitasi (vertikal) dan beban lateral dapat
dikombinasikan untuk mendapatkan nilai akhir.

Perbedaan dengan Metoda Perencanaan Langsung hanya dalam perhitungan untuk


menentukan momen-momen dalam arah longitudinal (arah portal yang ditinjau). Distribusi
momen-momen ini ke arah tranversal dilakukan dengan cara dan koefisien-koefisien yang
sama seperti yang digunakan pada Metoda Perencanaan Langsung.

Analisis dilakukan pada portal kaku ekivalen, yang diperoleh dengan seolah-olah
memotong bangunan pada arah vertikal tepat di tengah-tengah antara dua baris kolom yang
berdampingan, baik pada arah memanjang (arah x) maupun melintang (arah y) bangunan.

4. Metode Garis Leleh

Gambar 11. Portal Ekivalen


Sebuah portal kaku Ekivalen terdiri atas:
1. Kolom-kolom di atas dan di bawah pelat
2. Sistim pelat (dengan atau tanpa balok)
Apabila Metoda Portal Ekivalen digunakan untuk analisis beban gravitasi dari sitem pelat dua
arah yang memenuhi batasan-batasan Metoda Perencanaan Langsung, maka momen-momen
terfaktor yang diperoleh dapat dikurangi secara proporsional sedemikian sehingga jumlah
absolut momen positif dan negatif rata-rata yang digunakan di dalam perencanaan tidak
melampaui nilai 1/8. wu. l2 .(ln)2

Vous aimerez peut-être aussi