Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
6. PERUMUSAN TUJUAN
Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum, hendaknya bertanggung jawab
untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal,
baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh para pelaksana.
Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.
Manajemen selalu harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan, dan bila
perlu mengubah dan memperbaikinya sesuai perkembangan lingkungan.
8. KEKUATAN MBO
Kebaikan-kebaikan program MBO
Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer
menetapakan tujuan dan sasaran.
Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
Membuat individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada
pencapaian tujuan tertentu
9. KELEMAHAN MBO
1. Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan
usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik
MBO, serta meningkatkan banyaknya kertas kerja.
2. Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO
sukses :
Gaya dan dukungan manajemen.
Penyesuaian dan perubagan MBO.
Keterampilan- Keterampilan antar pribadi.
Deskripsi jabatan.
Penetapan dan pengorganisasian tujuan.
Pengawasan metoda pencapaian tujuan Konflik anatara kreativitas dan
MBO.
B. PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
1. FUNGSI
5. PERUMUSAN TUJUAN
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat
dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan
untuk memuaskan semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu dan
organisasi. Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa
ketentuan sebagao berikut ;
Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum, hendaknya bertanggung
jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal,
baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh para pelaksana.
C. PEMBUATAN KEPUTUSAN
1. PENGERTIAN
Gaya Pengarahan
Gaya ini mendorong efisiensi dan logis, dimana keputusa dibuat secara cepat dan
fokus pada sasaran jangka pendek.
Gaya analitis
Gaya pengambilan keputusan ini cenderung hati-hati, daan memiliki kemampuan
untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang unik.
Gaya Konseptual
Individu-individu dengan gaya ini cenderung memiliki pandangan yang amat luas
sehingga akan melihat banyak alternatif.
Gaya perilaku.
Individu-individu gaya perilaku ini cenderung sangat baik dalam bekerja
Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini dapat
dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas,
praktis dan dapat diterima.
Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi
yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model
inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
1.PENGORGANISASIAN
Hubungan formal,para anggota berhubungan secara kedinasan yang sudah diatur oleh
tata tertib organisasi.
Hubungan non formal,terjadinya tidak diatur dalam tata tertib organisasi,hal ini lebih
bersifat kekeluargaan dan tidak bergambar dalam struktur organisasi.
2. STRUKTUR ORGANISASI
1. PENGERTIAN KOORDINASI
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan
yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Secara Khusus pengertian koordinasi adalah keahlian untuk saling bekerjasama yang
dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk meraih tujuan. Tujuan dari kerajsama dalam
koordinasi juga memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk meraih keefektifitasan dalam
keberjalanan manajemen organisasi secara optimal
Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
kelompok di mana mereka bekerja.
3. KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa koordinasi setiap
karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan merugikan
organisasi itu sendiri.
Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap
satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
Setiap bagian atau orang yang melakukan koordinasi harus memiliki perasaan untuk
bekerja sama atau disebut Sense of Cooperation.
Perusahaan atau lembaga yang besar dalam rangka untuk mencapai kemajuan dalam
organisasi, maka dari masing-masing bagian akan melaksanakan persaingan atau
lomba. Syarat ini disebut rivallity.
Dari masing-masing bagian dan anggota organisasi harus saling menghargai antara
satu dan yang lain sebagai tim.
1) Hirarki manajerial.
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor
kepadanya. Juga dikenal sebagai rentang kendali adalah konsep yang sangat penting
pengorganisasian fungsi manajemen. Istilah-istilah lain rentang manajemen: 1. span of
control 2. Span of authority 3. Span of attention atau span of supervision
Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer harus mempertimbangkan hubungan
manajer dengan bawahan dalam dua kelompok dua atau lebih, juga memeperhatikan
hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan.
Kesamaan fungsi-fungsi
Kedekatan geografis
Ada dua alasan utama mengapa penetuan rentang yang tepat adalah penting. Pertama, rentang
manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif
dari bawahan mereka. Kedua, ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi
dan struktur organisasi.
Meskipun para penulis manajemen bermaksud menemukan jumlah yang pasti, jumlah
rentang manajemen yang ideal, tetapi tidak ada jumlah yang mutlak dapat ditentukan, karena
hal ini bergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi.
1. WEWENANG
Menurut Henry Fayol wewenang adalah hak untuk memerintah (dalam organisasi formal)
Dan kekuatan (power) membuat manajer dipatuhi dan ditaati.
2. SUMBER SUMBER WEWENANG
Formal Authority Theory
Acceptance Authority Theory
Authority of the Situation
Position Authority
Yuridis Authority
4. DELEGASI
Delegasi dapat diartikan sebagai limpaha wewenang yang diberikan kepada staf atau
karyawan Oleh Pemimpin
1. PENGERTIAN
Penyusunan personalia adalah salah satu fungsi manajemen untuk menetapkan tenaga
kerjanya dalam struktur organisasi.
2. PROSES
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai serangkaian
kegiatan yang di laksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan
personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan waktu
yang tepat.
1. PENGERTIAN
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Menurut Handoko, “Motivasi adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan”.
2. TUJUAN MOTIVASI
Mendoronggairahdansemangatkerja
Meningkatkanproduktivitaskerja
Menciptakansuasanadanhubungankerjayang baik
Meningkatkankedisiplinan
Mempertinggirasa tanggungjawab
Aspek aspek motivasi : Aspek aktif atau dinamis adalah motivasi tampak sebagai usaha yang
positif dalam menggerakan dan mengarahkan manusia agar berhasil mencapai tujuan yang
diinginkan.
Aspek pasif atau statis adalah motivasi akan tampak sebagai kebutuhan untuk dapat
mengarahkan dan menggerakan potensi manusia kearah tujuan yang diinginnkan
Motivasi positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat.
Motivasi negatif
Manajer memotivasi bawahan nya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang
pekerjaanya kurang baik
Motivasi Langsung adalah motivasi (materiil dan non materiil) yang diberikan secara
langsung ke pada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang
jasa.
Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Keinginan untuk berkuasa
Faktor Eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam menambahkan motivasi kerja seseorang.
Faktor-faktor ekstern itu adalah:
Kondisi lingkungan kerja
Kompensasi yang memadai
Supervise yang baik
Adanya jaminan pekerjaan
Status dan tanggung jawab
Peraturan yang fleksibel
Teori motivasi klasik dikemukakan oleh Frederick Winslow menurut teori ini motivasi
manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan biologis saja. Kebutuhan biologis
adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan
seseorang.
Teori Harapan Victor E. vroom, pencentus teori harapan yang beranggapan bahwa motivasi
merupakan produk kombinasi antara besar nya keinginan seseorang untuk mendapatkan
hadiah atau reward tertentu(valensi) besarnya kemungkinan untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diperlukan(harapan), dan keyakinannya bahwa prestasi tersebut akan menghasilkan
hadiah yang ia inginkan (instrumentalitas).
Teori penetapan tujuan (goal setting theory) Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam
penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni
1. Tujuan- tujuan mengarahkan perhatian
2. Tujuan-tujuan mengatur upaya
3. Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
4. Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
I. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. PENGERTIAN
Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain”. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non-verbal.
3. PROSES KOMUNIKASI
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada
komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
1. Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi
serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
2. Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan
ke dalam symbol atau isyarat.
3. Pesan (Massage) adalah pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau
dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
4. Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk
kata-kata yang diucapkan.
5. Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak
disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
6. Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan
menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran
penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif
komunikasi yang terjadi.
7. Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan.
4. HAMBATAN KOMUNIKASI
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah :
- Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah
yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan
aspirasinya atau pendapatnya.
- Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
- Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit
pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara
pandang antara satu dengan yang lainnya.
- Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
- Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara
hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Poor choice of communication channels Adalah gangguan yang disebabkan pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
- No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang
ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
J. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1. PENGERTIAN
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok
yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-
mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya,
agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
2. PANDANGAN KEPEMIMPINAN
- Tipe paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional
ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang
tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpinseperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau
panutan masyarakat. Biasanya tokohtokohadat, para ulama dan guru. Pemimpin ini
sangat mengembangkan sikap kebersamaan
- Tipe kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yangkharisnatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
- Tipe Laissez faire Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang
yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaransasaran
apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
- Faktor internal kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil,
tidak percata diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin
- Faktor eksternal Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan.
organisasional adalah tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini, ke
kondisi masa yang akan datang yang diinginkan guna meningatkan efesiensinya
Perubahan organisasi akan mengarah kepada opsi mundur, apabila sistem perencanaan yang
ada didalamnya baik satu ataupun banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi
Perubahan organisasi akan mengarah pada opsi maju apabila ada kesinambungan yang
harmonis antara system dan pelaksananya
Faktor internal
Faktor eksternal
- Politik
- Hukum
- Kebudayaan
- Teknologi
- Sumberdaya alam
- Demografi
- Sosiologi
1. PENGERTIAN
Manajemen : secara umum pengertian manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan
organisasi baik itu di lakukan dengan cara berkerja secara bersama orang-orang yang
memiliki sumber daya masing-masing yang kompeten. sedangkan Menurut KBBI
Manajemen adalah Penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai suatu tujuan
sasaran.
Konflik : Konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul secara
sosiologis, konflik di artikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik di latarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang di bawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan tersebut menyangkut ciri fisik, adat istiadat, keyakinan, kepandaian serta
pendapat dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, dapat dikatakan konflik merupakan situasi yang wajar dalam seetiap masyarakat dan
tidak ada setiap masyarakatpun yang tidak mengalami konflik. Konflik hanya dapat hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat tersebut.
Manajemen Konflik adalah suatu proses aksi dan reaksi yang diambil oleh para pelaku
konflik atau pihak keriga secara rasional dan seimbang, dalam rangka pengendalian situasi
dan kondisi perselisihan yang terjasi antara beberapa pihak. Manjemen konflik merupakan
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari
para pelaku konflik dan pihak ketiga dan bagaimana mereka mempengaruhi berbagai
kepentingan dan interpretasi.
M. PENGAWASAN (CONTROLLING)
1. FUNGSI
- Mencegah penyimpangan-penyimpangan.
- Memperbaiki kesalahan atau kelemahan, dan menindak penyalahgunaan serta
penyelewengan.
- Mendinamisasi organisasi serta segenap kegiatan manajemen.
- Mempertebal rasa tanggung jawab.
- Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari standar
2. METODE PENGAWASAN
- Komparatif: Komparatif yaitu sistem pengawasan yang dilakukan dengan cara
membandingkan hasil dengan rencana.
- Inspektif: Inspektif artinya sistem pemeriksaan setempa berguna untuk mengetahui
secara langsung keadaan sebenarnya mengenai pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Verifikatif: Verifikatif artinya sistem pangawasan secara pemeriksaan, biasanya
menyangkut bidang keuangan dan material.
- Investigatif: Investigatif artinya pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan
penyelidikan.
.
3. MENURUT PARA AHLI
Para ahli manajemen juga mengemukakan beberapa definisi pengawasan. Pengertian
pengawasan antara satu ahli dengan lain mungkin berbeda namun memiliki makna yang
kurang lebih sama hanya berbeda cara pandang. Berikut pengertian pengawasan
menurut para ahli :
- Winardi
Definisi pengawasan adalah seluruh kegiatan yang dijalankan oleh pihak manajer untuk
memastikan bahwa hasil sesungguhnya sesuai dengan hasil dari perencanaan.
- Basu Swasta
Pengertian pengawasan adalah fungsi penjaminan bahwa segala aktivitas akan
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
- Sondang P. Siagian
Pengawasan ialah proses mengamati suatu pelaksanaan dari keseluruhan aktivitas
organisasi untuk menjamin supaya seluruh tugas yang sedang dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
- Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir
Arti pengawasan yaitu segala bentuk upaya dan perbuatan yang ditujukan untuk
mengetahui sejauh mana keberjalanan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
aturan dan tujuan yang akan diraih.
- Henry Fayol
Fayol menyatakan bahwa pengawasaan terdiri proses pengujian untuk mengetahui
apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai perencanaan dan sesuai perintah dan aturan
yang ada.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan penyimbangan untuk segera
diperbaiki dan mencegah terjadinya kealahan yang sama di kemudian hari.
4. TUJUAN PENGAWASAN
- Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
- Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.
- Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.
- Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan (apabila perusahaan nirlaba)
- Membangun kepercayaan konsumen/publik