Vous êtes sur la page 1sur 32

A.

PROSES PERENCANAAN MANAJEMEN

1. MISI DAN TUJUAN ORGANISASI


 Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi, Misi
Organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi
dalam hal produk dan pasar.
 Tujuan Organisasi merupakan pernyataan tentang keadaaan atau situasi yang tidak
terdapat sekarang tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan
– kegiatan organisasi.

2. TIPE TIPE TUJUAN


 Tujuan Kemasyarakatan (social goals)
 Tujuan Keluaran (output goals.)
 Tujuan Sistem (system goals)
 Tujuan Product (product goals)
 Tujuan Turunan (derived goals)

3. FUNGSI TUJUAN ORGANISASI


 Tujuan Kemasyarakatan (social goals)
 Tujuan Keluaran (output goals.)
 Tujuan Sistem (system goals)
 Tujuan Product (product goals)
 Tujuan Turunan (derived goals)

4. PROSES PENETAPAN TUJUAN


 Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai
manfaat.
 Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan.
 Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
 Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi
dengan baik
5. BIDANG BIDANG TUJUAN
 Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai
manfaat.
 Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan.
 Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
 Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi
dengan baik.

6. PERUMUSAN TUJUAN
 Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
 Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum, hendaknya bertanggung jawab
untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
 Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal,
baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
 Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
 Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh para pelaksana.
 Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.
 Manajemen selalu harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan, dan bila
perlu mengubah dan memperbaikinya sesuai perkembangan lingkungan.

7. MANAGEMENT BY OBJECTIVES (MBO)


 Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
 Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum, hendaknya bertanggung jawab
untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
 Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal,
baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
 Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
 Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh para pelaksana.
 Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.
 Manajemen selalu harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan, dan bila
perlu mengubah dan memperbaikinya sesuai perkembangan lingkungan.

8. KEKUATAN MBO
 Kebaikan-kebaikan program MBO
 Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
 Membantu dalam proses perencanaan dengan membuat para manajer
menetapakan tujuan dan sasaran.
 Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
 Membuat individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
 Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada
pencapaian tujuan tertentu

9. KELEMAHAN MBO
1. Kelemahan-Kelemahan yang melekat (inherent) mencakup konsumsi waktu dan
usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik
MBO, serta meningkatkan banyaknya kertas kerja.
2. Menyangkut masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO
sukses :
 Gaya dan dukungan manajemen.
 Penyesuaian dan perubagan MBO.
 Keterampilan- Keterampilan antar pribadi.
 Deskripsi jabatan.
 Penetapan dan pengorganisasian tujuan.
 Pengawasan metoda pencapaian tujuan Konflik anatara kreativitas dan
MBO.
B. PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI

1. FUNGSI

Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi


penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara
lain sbb:[2]
 Pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil akhir diwaktu yang akan
datang. Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang
harus atau tidak dilakukan.
 Sumber legitimasi, melalui pembenaran kegiatan – kegiatannya. Akan
meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya
dan dukungan dari lingkungan sekitarnya.
 Standar pelaksanaan, memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan
kegiatan (prestasi organisasi).
 Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.
 Dasar rasional pengorganisasian, karena antara tujuan dan struktur organisasi
saling berinteraksi dalam kegiatan – kegiatan untuk mencapai tujuan.

2. TIPE TIPE TUJUAN


Dalam pencapaian tujuan terdapat beberapa tipe yang membantu proses penetapan
tujuan organisasi Kelima tipe tujuan dapat diperinci sbb:[3]
 Tujuan Kemasyarakatan (social goals), masyarakat pada umumnya dan berkenan
dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia.
 Tujuan Keluaran (output goals), publik dalam hubungannya dengan organisasi dan
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi
konsumen.
 Tujuan Sistem (system goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak
tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: Laba.
 Tujuan Product (product goals) atau tujuan karakteristik produk, karakteristik
barang-barang atau jasa yang diproduksi.
 Tujuan Turunan (derived goals), yang digunakan organisasi untuk meletakkan
kekuasaannya dalam pencapaian tujuan-tujuan.

3. PROSES PENETAPAN TUJUAN


Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi
penetapan tujuan organisasi adalah ;
 Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai
manfaat, paling sedikit sama dengan harganya.
 Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan.
 Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
 Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi
dengan baik.
 Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan,
sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya
untuk membantu sukses organisasi.
 Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan
dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.

4. BIDANG BIDANG TUJUAN


Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan
harus menetapkan tujuan ;
 Posisi Pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar yang akan
“direbut”. Bagian pasar yang paling baik dapat ditentukan melalui analisa 1)
langganan dan produk atau jasa, 2) segmen pasar (kelompok yang membeli produk
atau jasa) dan 3) saluran distribusi.
 Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan
keuangan) dengan keluaran organisasi. Tujuan produktifitas dapat ditetapkan dalam
beberapa bidang, mencakup metode-metode kerja, kemajuan mesin dan peralatan, dan
peningkatan efisiensi karyawan.
 Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan
mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku.
 Profitabilitas. Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain,
menyangkut 1) penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi, 2)
kekuatan keuangan untuk mengganti mesin dan peralatan, dan 3) pengupahan yang
dibutuhkan untuk menarik personalia.
 Inovasi. Ada kebutuhan terus-menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.
Walaupun sesuatu yang baru selalu mengandung resiko, tetapi juga mempunyai
kemungkinan hasil yang tinggi.
 Prestasi dan Sikap Karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar
pekerjaan normal dan rutin di setiap organisasi.
 Prestasi dan Pengembangan Manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi
tergantung pada kekuatan manajemen yang inovatif. Organisasi perlu mentapkan
tujuan sehubungan dengan kualitas pelaksanaan manajemen dan untuk menjamin
pengembangan para manajer di semua tingkatan.
 Tanggung Jawab Sosial dan Publik. Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk
menangani boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan-kegiatan pemerintah,
kelompok-kelompok berkepentingan, dsb.

5. PERUMUSAN TUJUAN
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat
dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan
untuk memuaskan semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu dan
organisasi. Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa
ketentuan sebagao berikut ;
 Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.
 Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum, hendaknya bertanggung
jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
 Tujuan harus realistik, diselaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal,
baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
 Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
 Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah
dipahami dan diingat oleh para pelaksana.
C. PEMBUATAN KEPUTUSAN

1. PENGERTIAN

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer.


Secara umum, pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses
melalui bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masaah
tertentu.
Pengambilan keputusan merupakan hal penting bagi individu maupun organisasi.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah. Kemudahan atau kesulitan dalam
mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternative yang tersedia. Semakin
banyak alternative yang tersedia, semakin sulit juga dalam mengambil keputusan

2. TIPE TIPE KEPUTUSAN

 Keputusan Terprogram (Programmed Decision)


 Keputusan terprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan,
dan
 prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
 Keputusan Tidak Terpogram (Non-Programmed Decision)
 Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan
masalahmasalah
 khusus, khas atau tidak biasa dan tidak terstruktur serta menimbulkan

3. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN

 Pemahaman dan Perumusan Masalah


 Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
 Pengembangan Alternatif-Alternatif
 Evaluasi Alternatif-Alternatif
 Pemilihan Alternatif yang Terbaik
 Implementasi Keputusan
 Evaluasi Hasil-Hasil Keputusan
4. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Gaya Pengarahan
Gaya ini mendorong efisiensi dan logis, dimana keputusa dibuat secara cepat dan
fokus pada sasaran jangka pendek.
 Gaya analitis
Gaya pengambilan keputusan ini cenderung hati-hati, daan memiliki kemampuan
untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang unik.

 Gaya Konseptual
Individu-individu dengan gaya ini cenderung memiliki pandangan yang amat luas
sehingga akan melihat banyak alternatif.
 Gaya perilaku.
Individu-individu gaya perilaku ini cenderung sangat baik dalam bekerja

5. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Teori Rasional Komprehensif


Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri
pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan memiliki
cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu meramalkan
secara tepat akibatakibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan
asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling
berkaitan.

 Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah
yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini dapat
dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas,
praktis dan dapat diterima.
 Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi
yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model
inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

D. PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

1.PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang


sesuai dengan tujuan organisasi,sumber daya yang dimilikinya,dan lingkungan yang
melingkupinya. Aspek utama proses penyusunan organisasi adalah patementalisasi dan
pembagian kerja.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akanmembuat suatu organisasi dapat


mencapai tujuan:
 Pembagian kerja
 Departementalisasi
 Bagan organisasi formal
 Rantai perintah dan kesatuan perintah
 Tingkat-tingkat hirarki manajemen
 Saluran komunikasi
 Penggunaan komite
 Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal.

Faktor-faktor struktur organisasi:


 Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
 Teknologi yang digunakan
 Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
 Ukuran organisasi

Tujuan ingin dicapai oleh pengorganisasian dalam manajemen adalah:


 Mempermudah pelaksanaan tugas
 Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian
 Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah kesatu tujuan yang telah ditentukan
 Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.

Pada umumnya ada 2 macam hubungan di dalam organisasi,yaitu:

 Hubungan formal,para anggota berhubungan secara kedinasan yang sudah diatur oleh
tata tertib organisasi.
 Hubungan non formal,terjadinya tidak diatur dalam tata tertib organisasi,hal ini lebih
bersifat kekeluargaan dan tidak bergambar dalam struktur organisasi.

2. STRUKTUR ORGANISASI

Peranan struktur organisasi adalah suatu diagram yang menunjukkan fungsi-


fungsi,departemen-departemen,atau posisi-posisi dalam organisasi serta cara bagaimana
mereka saling berhubungan.
Tujuan organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri
.
Henry G.Hodges,mengemukakan empat bentuk bagan organisasi
 Bentuk pyramid
 Bentuk vertical
 Bentuk horizontal
 Bentuk lingkaran

Unsur-unsur pokok organisasi menurut Drs.Malayu S.P.Hasibuan yaitu:


Manusia.
 Struktur
 Sasaran
 Pekerjaan
 Lingkungan

Ada beberapa prinsip organisasi yaitu:


Perumusan tujuan dengan jelas
1. Pembagian kerja
2. Delegasi kekuasaan
3. Rentang kekuasaan
4. Tingkat-tingkat pengawasan
5. Koordinasi
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab (unity of command and responsibility)

E. KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

1. PENGERTIAN KOORDINASI

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan
yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Secara Khusus pengertian koordinasi adalah keahlian untuk saling bekerjasama yang
dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk meraih tujuan. Tujuan dari kerajsama dalam
koordinasi juga memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk meraih keefektifitasan dalam
keberjalanan manajemen organisasi secara optimal

2. CIRI CIRI KOORDINASI

 Bahwa tanggung jawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan.

 Adanya proses (continues process).

 Pengaturan secara teratur usaha kelompok.

 Konsep kesatuan tindakan.

 Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
kelompok di mana mereka bekerja.
3. KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI

Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa koordinasi setiap
karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan merugikan
organisasi itu sendiri.
 Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)

 Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap
satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.

 Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece)

 Dimana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu


sebelum satuan yang lain dapat bekerja.

 Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)

4. TIPE TIPE KOORDINASI

 Koordinasi vertikal (Vertical Coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,


pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit- unit, kesatuan-
kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.

 Koordinasi horizontal (Horizontal Coordinatiori) adalah mengkoordinasikan tindakan-


tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.

5. SIFAT SIFAT KOORDINASI


Menurut Hasibuan (2007:87) terdapat 3 (tiga) sifat koordinasi, yaitu:
A. Koordinasi adalah dinamis bukan statis.

B. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer)


dalam rangka mencapai sasaran.

C .Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.


6. SYARAT SYARAT KOORDINASI

Setiap bagian atau orang yang melakukan koordinasi harus memiliki perasaan untuk
bekerja sama atau disebut Sense of Cooperation.

 Perusahaan atau lembaga yang besar dalam rangka untuk mencapai kemajuan dalam
organisasi, maka dari masing-masing bagian akan melaksanakan persaingan atau
lomba. Syarat ini disebut rivallity.

 Dari masing-masing bagian dan anggota organisasi harus saling menghargai antara
satu dan yang lain sebagai tim.

7. MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR

1) Hirarki manajerial.

2) Aturan dan prosedur.

3) Rencana dan penetapan tujuan

1. PENGERTIAN RENTANG MANAJEMEN

Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor
kepadanya. Juga dikenal sebagai rentang kendali adalah konsep yang sangat penting
pengorganisasian fungsi manajemen. Istilah-istilah lain rentang manajemen: 1. span of
control 2. Span of authority 3. Span of attention atau span of supervision
Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer harus mempertimbangkan hubungan
manajer dengan bawahan dalam dua kelompok dua atau lebih, juga memeperhatikan
hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan.

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJER DALAM MNENTUKAN


RENTANG

 Kesamaan fungsi diawasi

 Kedekatan geografis fungsi diawasi


 Kompleksitas fungsi diawasi

 Arah dan kontrol yang diperlukan oleh bawahan

 Koordinasi yang diperlukan pengawas

 Perencanaan yang diperlukan pengawas

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG MANAJEMEN

 Kesamaan fungsi-fungsi

 Kedekatan geografis

 Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan

 Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan

 Perencanaan yang dibutuhkan manajer.

 Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.

4. JUMLAH RENTANG YANG IDEAL

Ada dua alasan utama mengapa penetuan rentang yang tepat adalah penting. Pertama, rentang
manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif
dari bawahan mereka. Kedua, ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi
dan struktur organisasi.
Meskipun para penulis manajemen bermaksud menemukan jumlah yang pasti, jumlah
rentang manajemen yang ideal, tetapi tidak ada jumlah yang mutlak dapat ditentukan, karena
hal ini bergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi.

F. WEWENANG,DELEGASI,SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI

1. WEWENANG
Menurut Henry Fayol wewenang adalah hak untuk memerintah (dalam organisasi formal)
Dan kekuatan (power) membuat manajer dipatuhi dan ditaati.
2. SUMBER SUMBER WEWENANG
 Formal Authority Theory
 Acceptance Authority Theory
 Authority of the Situation
 Position Authority
 Yuridis Authority

3. BATASAN BATASAN WEWENANG


Seorang pemimpin berdasarkan wewenang yang dipegangnya berhak memerintah
bawahannya, tetapi seorang manajer bertindak sewenang-wenang,batasan dari wewenang,
yaitu seperti
 Kemampuan Jasmani
 Partnership agreement
 Pembatasan Hukum

4. DELEGASI
Delegasi dapat diartikan sebagai limpaha wewenang yang diberikan kepada staf atau
karyawan Oleh Pemimpin

5.SIFAT DAN ASAS PENDELEGASIAN

Asas Pendelegasian yaitu:


• Asas Kepercayaan
• Asas delegasi atau hasil yang diharaplan
• Asas tingkat wewenang
• Asas Penentuan fungsi atau asked kejelasan
• Asas Efisiensi

6. SENTRALISAI DAN DESENTRALISASI


Sentralisai adalah sebagian besar wewenang /kekuasaan masih tetapi dipegang ke seluruh
struktur organisasi.
Desentralisasi adalah sebagian kecil wewenang /kekuasaan dipegang Oleh manager puncak,
atau sebagian besar wewenang Manajar puncak didelegasikan nya kepada seluruh organisasi .

7. CIRI CIRI DESENTRALISASI


• Banyak Pengambilan keputusan
• Jika semakin banyak pekerjaan/tugas dapat dikerjaka Manajar madya /sentralisasi.
• Jika semakin sedikit Pendelegasian atas keputusan yang Diambilkan Oleh manajer
madya

G. PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI

1. PENGERTIAN
Penyusunan personalia adalah salah satu fungsi manajemen untuk menetapkan tenaga
kerjanya dalam struktur organisasi.

2. PROSES
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai serangkaian
kegiatan yang di laksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan
personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan waktu
yang tepat.

3. LANGKAH LANGKAH PROSES PENYUSUNAN PERSONALIA


 Perencanaan sumber daya manusia
 Penarikan
 Seleksi
 Pengenalan dan orientasi
 Latihan dan pengembangan
 Penilaian Pelaksanaan kerja
 Pemberian balas jasa dan penghargaan
 Perancangan dan pengembangan karir
4. METODE PERENCANAAN SDA
 Penentuan kebutuhan jabatan yang harus diisi.
 Pemahaman pasar tenaga kerja yang ada, dimana ada calon karyawan yang pontensial.

5. FAKTOR PENARIKAN DAN SELEKSI PERSONALIA


 Penarikan Personalia
Penarikan (recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan
potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
 Seleksi Personalia
Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan
potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.

6. TUJUAN ANALISIS PEKERJAAN


 Job Description
 Job Clasification
 Job Evaluation
 Job Desing Restructuring
 Performance Appraisal
 Worker Training
 Worker Mobility
 Efficiency
 Safety
 Legal

7. PROSES RECRUITMENT,SELEKSI,DAN ORIENTASI KARYAWAN


 Recruitment adalah suatu proses menemukan dan menarik tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh Perusahaan untuk menjadi karyawan.
 Seleksi adalah suatu proses meneliti dan memilih dari sekelompok pelamar yang didapat
dari berbagai sumber untuk mendapatkan pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang
ditawarkan.
 Orientasi merupakan kegiatan yang berupa tindak lanjut setelah proses recruitment
yangdilakukan oleh perusahaan / organisasi kepada karyawan baru yang telah lolos proses
seleksi dalam bentuk pengarahan yang mencakup sikap, standart nilai, dan pola perilaku
yang baru yang diharapkan oleh perusahaan / organisasi itu sendiri.
H. MOTIVASI DALAM ORGANISASI

1. PENGERTIAN

Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan yang mendorong, merangsang atau
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Menurut Handoko, “Motivasi adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan”.

2. TUJUAN MOTIVASI

 Mendoronggairahdansemangatkerja
 Meningkatkanproduktivitaskerja
 Menciptakansuasanadanhubungankerjayang baik
 Meningkatkankedisiplinan
 Mempertinggirasa tanggungjawab

3. ASPEK DAN POLA MOTIVASI

Aspek aspek motivasi : Aspek aktif atau dinamis adalah motivasi tampak sebagai usaha yang
positif dalam menggerakan dan mengarahkan manusia agar berhasil mencapai tujuan yang
diinginkan.

Aspek pasif atau statis adalah motivasi akan tampak sebagai kebutuhan untuk dapat
mengarahkan dan menggerakan potensi manusia kearah tujuan yang diinginnkan

POLA POLA MOTIVASI

 Achievement motivation adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan


suatu tantangan,untuk kemajuan dan pertumbuhan
 Affiliation motivation adalah dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan
orang lain
 Competence motivation adalah dorongan untuk berprestasi baik
 Power motivation dorongan untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya
kecendrungan untuk mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang
terjadi

4. JENIS JENIS MOTIVASI

 Motivasi positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat.
 Motivasi negatif
Manajer memotivasi bawahan nya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang
pekerjaanya kurang baik

6. METODE METODE MOTIVASI

Motivasi Langsung (Direct Motivation)

Motivasi Langsung adalah motivasi (materiil dan non materiil) yang diberikan secara
langsung ke pada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang
jasa.

Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)


Motivasi Tidak Langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan
betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
 Keinginan untuk dapat hidup
 Keinginan untuk dapat memiliki
 Keinginan untuk memperoleh penghargaan
 Keinginan untuk memperoleh pengakuan
 Keinginan untuk berkuasa

Faktor Eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam menambahkan motivasi kerja seseorang.
Faktor-faktor ekstern itu adalah:
 Kondisi lingkungan kerja
 Kompensasi yang memadai
 Supervise yang baik
 Adanya jaminan pekerjaan
 Status dan tanggung jawab
 Peraturan yang fleksibel

8. TEORI TEORI MOTIVASI

Teori motivasi klasik dikemukakan oleh Frederick Winslow menurut teori ini motivasi
manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan biologis saja. Kebutuhan biologis
adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan
seseorang.

Teori Harapan Victor E. vroom, pencentus teori harapan yang beranggapan bahwa motivasi
merupakan produk kombinasi antara besar nya keinginan seseorang untuk mendapatkan
hadiah atau reward tertentu(valensi) besarnya kemungkinan untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang diperlukan(harapan), dan keyakinannya bahwa prestasi tersebut akan menghasilkan
hadiah yang ia inginkan (instrumentalitas).

Teori penetapan tujuan (goal setting theory) Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam
penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni
1. Tujuan- tujuan mengarahkan perhatian
2. Tujuan-tujuan mengatur upaya
3. Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
4. Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
I. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1. PENGERTIAN
Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain”. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non-verbal.

2. MENURUT PARA AHLI


Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-
simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari
pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner, Komunikasi adalah proses transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-
kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi
dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

3. PROSES KOMUNIKASI
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada
komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
1. Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi
serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
2. Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan
ke dalam symbol atau isyarat.
3. Pesan (Massage) adalah pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau
dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
4. Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk
kata-kata yang diucapkan.
5. Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak
disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
6. Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan
menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran
penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif
komunikasi yang terjadi.
7. Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan.

4. HAMBATAN KOMUNIKASI
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah :
- Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah
yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan
aspirasinya atau pendapatnya.
- Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
- Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit
pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap
orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara
pandang antara satu dengan yang lainnya.
- Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
- Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara
hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Poor choice of communication channels Adalah gangguan yang disebabkan pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
- No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang
ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.

5. MODEL INTERAKTIF MANAJEMEN


- Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan
tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu
kepercayaan dan pengertian.
- Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan
tidak membosankan
- Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan
kepada berbagai pihak yang bersangkutan
- Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam
ekspresi perilaku.
- Other-orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.

J. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

1. PENGERTIAN
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok
yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-
mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya,
agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

2. PANDANGAN KEPEMIMPINAN

- Berorientasi pada layanan


- Membawa energi yang positif
- Latihan mengembangkan diri sendiri

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala


dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
- Kemauan dan keinginan sepihak
- Kebanggaan dan penolakan
- Ambisi pribadi

3. HAL MENDASAR YANG PERLU UNTUK KEPEMIMPINAN


- Organisasi
- Visi
- Misi
- Nilai-nilai
- Kebijakan
- Tujuan – tujuan organisasi
- Metodologi

4. TIPE TIPE KEPEMIMPINAN


- Tipe otokraktik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpinan yang otokraktik adalah seorang yang
sangat egois. Seorang pemimpin yang orotiter akan menunjukkan sikap yang
menonjolkan kelakuannya

- Tipe paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional
ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang
tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpinseperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau
panutan masyarakat. Biasanya tokohtokohadat, para ulama dan guru. Pemimpin ini
sangat mengembangkan sikap kebersamaan

- Tipe kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yangkharisnatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
- Tipe Laissez faire Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang
yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaransasaran
apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

- Tipe demokratis Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku


koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi

5. HAMBATAN DALAM KEPEMIMPINAN

- Faktor internal kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil,
tidak percata diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin

- Faktor eksternal Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan.

K. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

1.DEFINISI PERUBAHAN ORGANISASIONAL

organisasional adalah tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini, ke
kondisi masa yang akan datang yang diinginkan guna meningatkan efesiensinya

Perubahan organisasi akan mengarah kepada opsi mundur, apabila sistem perencanaan yang
ada didalamnya baik satu ataupun banyak komponen yang menyusun mengalami disfungsi

Perubahan organisasi akan mengarah pada opsi maju apabila ada kesinambungan yang
harmonis antara system dan pelaksananya

2.FAKTOR FAKTOR PERUBAHAN ORGANISASI

Faktor internal

- Perubahan kebijakan lingkungan


- Perubahan tujuan
- Perluasan wilayah operasi tujuan
- Volume kegiatan bertambah banyak
- Sikap dan perilaku dari para anggota organisasi

Faktor eksternal
- Politik
- Hukum
- Kebudayaan
- Teknologi
- Sumberdaya alam
- Demografi
- Sosiologi

3.CARA CARA PENANGANAN PERUBAHAN

- Proses perubahan reaktif


Manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan
modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul.
- Program perubahan yang direncanakan
disebut sebagai proses proaktif. Manajemen melakukan berbagai investasi waktu dan
sumberdaya lainnya yang berarti untuk menguibah cara-cara operasi organisasi.

4.PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatansistematik, terpadu dan terencana untuk


meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya
kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan
sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
L. MANAJEMEN KONFLIK

1. PENGERTIAN

Manajemen : secara umum pengertian manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan
organisasi baik itu di lakukan dengan cara berkerja secara bersama orang-orang yang
memiliki sumber daya masing-masing yang kompeten. sedangkan Menurut KBBI
Manajemen adalah Penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai suatu tujuan
sasaran.

Konflik : Konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul secara
sosiologis, konflik di artikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik di latarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang di bawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan tersebut menyangkut ciri fisik, adat istiadat, keyakinan, kepandaian serta
pendapat dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, dapat dikatakan konflik merupakan situasi yang wajar dalam seetiap masyarakat dan
tidak ada setiap masyarakatpun yang tidak mengalami konflik. Konflik hanya dapat hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat tersebut.

2. PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen Konflik adalah suatu proses aksi dan reaksi yang diambil oleh para pelaku
konflik atau pihak keriga secara rasional dan seimbang, dalam rangka pengendalian situasi
dan kondisi perselisihan yang terjasi antara beberapa pihak. Manjemen konflik merupakan
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari
para pelaku konflik dan pihak ketiga dan bagaimana mereka mempengaruhi berbagai
kepentingan dan interpretasi.

2. PANDANGAN MENGENAI KONFLIK


- Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik di lihat sebagai sesuatu yang negative,
merugikan dan harus di hindari. Untuk memperkuat makna negatif ini, konflik di
sinonimkan dengan istilah destruction, violence, dan irrationality.
- Pandangan hubungan manusia
Dalam pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar saja
terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak
dapat di hindari, karenanya keberadaan konflik harus di terima dan di rasionalisasikan
dengan sebaik mungkin agar bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.
- Pandangan interaksionis
Pandangan ini cenderung memicu terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi yang
menyatakan bahwa kelompok yang koperatd, tenang, damai, dan serasi cenderung
menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Menurut teori konflik harus terus
di pertahankan dalam rangka menjaga agar kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-
diri (self-critical), dan kreatif.

M. PENGAWASAN (CONTROLLING)

1. FUNGSI

- Mencegah penyimpangan-penyimpangan.
- Memperbaiki kesalahan atau kelemahan, dan menindak penyalahgunaan serta
penyelewengan.
- Mendinamisasi organisasi serta segenap kegiatan manajemen.
- Mempertebal rasa tanggung jawab.
- Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari standar

2. METODE PENGAWASAN
- Komparatif: Komparatif yaitu sistem pengawasan yang dilakukan dengan cara
membandingkan hasil dengan rencana.
- Inspektif: Inspektif artinya sistem pemeriksaan setempa berguna untuk mengetahui
secara langsung keadaan sebenarnya mengenai pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Verifikatif: Verifikatif artinya sistem pangawasan secara pemeriksaan, biasanya
menyangkut bidang keuangan dan material.
- Investigatif: Investigatif artinya pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan
penyelidikan.
.
3. MENURUT PARA AHLI
Para ahli manajemen juga mengemukakan beberapa definisi pengawasan. Pengertian
pengawasan antara satu ahli dengan lain mungkin berbeda namun memiliki makna yang
kurang lebih sama hanya berbeda cara pandang. Berikut pengertian pengawasan
menurut para ahli :

- Winardi
Definisi pengawasan adalah seluruh kegiatan yang dijalankan oleh pihak manajer untuk
memastikan bahwa hasil sesungguhnya sesuai dengan hasil dari perencanaan.
- Basu Swasta
Pengertian pengawasan adalah fungsi penjaminan bahwa segala aktivitas akan
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
- Sondang P. Siagian
Pengawasan ialah proses mengamati suatu pelaksanaan dari keseluruhan aktivitas
organisasi untuk menjamin supaya seluruh tugas yang sedang dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
- Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir
Arti pengawasan yaitu segala bentuk upaya dan perbuatan yang ditujukan untuk
mengetahui sejauh mana keberjalanan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
aturan dan tujuan yang akan diraih.
- Henry Fayol
Fayol menyatakan bahwa pengawasaan terdiri proses pengujian untuk mengetahui
apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai perencanaan dan sesuai perintah dan aturan
yang ada.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan penyimbangan untuk segera
diperbaiki dan mencegah terjadinya kealahan yang sama di kemudian hari.

4. TUJUAN PENGAWASAN
- Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan, kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
- Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.
- Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.
- Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan (apabila perusahaan nirlaba)
- Membangun kepercayaan konsumen/publik

5. JENIS JENIS PENGAWASAN


- Preventif dan Represif. Pengawasan preventif dilaksanakan sebelum suatu aktivitas
maupun program dijalankan. Pengawasan ini memiliki tujuan agar mencegah
penyimpangan dalam suatu kegiatan. Sebagai contoh pengawasan dalam perusahaan
pada bidang keuangan terkait penyusunan usulan anggaran. Pengawasan ini
dilaksanakan sebagai usaha menghindari adanya penyelewengan anggaran dalam
keberjalanan program yang akan merugikan perusahaan. Adapun pengawasan
represif yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada aktivitas setelah aktvitas tersebut
telah selesai dijalankan. Contohnya pengawasan yang dilakukan pada akhir tahun
anggaran baik pengawasan dana desa hingga anggaran nasional dimana dana telah
ditetapkan saat perencanaan kemudian telah dilaksanakan kegiatan hingga laporan
pertanggungjawabannya.
- Aktif dan Pasif. Pengawasan aktif disebut juga pengawasan dekat. Pengawasan ini
dijalankan langsung di lokasi kegiatan yang akan diawasi. Sedangkan pengawasan pasif
dilakukan dari jarak jauh seperti pengawasan dengan penelitian dan pengujian pada
surat ataupun laporan hasil kegiatan yang disertai bukti-bukti terkait dengan
pelaksanakan kegiatan.
- Pengawasan Kebenaran Formil. Jenis pengawasan ini merupakan pengawasan
menurut menurut hak (rechtimatigheid) dan memeriksa kebenaran materiil terkait
tujuan dilakukannya pengeluaran (doelmatigheid).
-

Vous aimerez peut-être aussi