Vous êtes sur la page 1sur 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin modern, kita dalam
menghadapi era globalisasi yang sangat maju ini dibutuhkan sumber daya manusia
yang berpotensi tinggi dalam menyikapi berbagai masalah kesehatan, salah satu
masalah kesehatan itu adalah penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh
virus, bakteri, atipikal (mikoplasma), atau aspirasi subkutan asing, yang melibatkan
suatu atau semua bagian saluran pernapasan (Wong, Donna. 2009: 458). Menurut
Widoyono (2008), penyakit saluran pernapasan akut (ISPA), dengan perhatian khusus
pada radang paru (pneumonia).
Di Indonesia angka kematian ISPA diperkirakan mencapai 20%. Hingga saat
ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut). ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang
penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-
kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya. 40%-60% dari kunjungan dipuskesmas (Anonim, 2009).
Setelah itu kita melihat di provinsi, khususnya di provinsi Kalimantan Tengah, di
Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur meningkat pada
tahun 2011. Di Kapuas, pada bulan Juni terjadi 1.020 kasus, pada bulan Juli 2.016
kasus, pada bulan Agustus naik menjadi 2.410 kasus. Sedangkan di Kotawaringin
Barat pada bulan Juni mencapai 809 kasus, pada bulan Juli 1.388 kasus dan pada
bulan Agustus naik menjadi 2.341 kasus. Dan di Kotawaringin Timur, pada bulan Juli
terdapat 573 kasus dan pada bulan Agustus naik menjadi 887 kasus. Sedangkan di
kota Palangka Raya sendiri penderita ISPA mencapai 3.186 kasus pada tahun 2011.
Di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya sendiri jumlah penderita ISPA pada tahun
2009 mencapai 13%, pada tahun 2010 meningkat menjadi 15,72%, dan pada tahun
2011 turun menjadi 6,64%. Total kasus ISPA di provinsi Kalteng hingga Agustus

1
2

2011 mencapai 191.947 kasus. Balita sebanyak 70.323 kasus dan dewasa 121.624
kasus (Media Indonesia, 2012).
ISPA adalah suatu penyakit yang mempunyai angka kejadian yang cukup
tinggi. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/kuman. Di samping itu
terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu: usia dari bayi/neonatus, dan
daya tahan tubuh anak terhadap penyakit serta keadaan cuaca. Dan jika tidak
ditangani dengan diobati bisa menyebabkan komplikasi seperti meningitis,
mastoiditis dan kematian. Di kota Palangka Raya sendiri pihak dari Dinas Kesehatan
telah menyediakan obat-obatan dan di puskesmas juga sudah disiapkan masker yang
diberikan langsung secara gratis untuk penderita ISPA agar tidak memperberat
kondisi penyakit mereka. Kemudian masker juga diberikan untuk ibu hamil dan anak-
anak, serta usia lanjut yang menderita ISPA.
Sebagai bagian dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat mempunyai
peran yang sangat penting seperti dalam memberantas ISPA sesuai dengan sarana dan
tenaga yang tersedia serta memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit
ISPA. Perawat juga mempunyai tugas melakukan penatalaksanaan kasus-kasus ISPA
sesuai dengan petunjuk yang ada, melakukan konsultasi dengan dokter untuk kasus-
kasus ISPA seperti ISPA berat (Depkes RI. 2003).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan bagaimana penerapan
asuhan keperawatan keluarga pada An. P dengan ISPA di UPTD Puskesmas
Panarung Palangka Raya.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Didapatkan atau diperoleh kemampuan menyusun dan menyajikan laporan
asuhan keperawatan keluarga langsung ke masyarakat.
3

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan keluarga.
2) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
3) Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga baik dengan
memeriksa fisik dan dengan memberikan penyuluhan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan
Laporan ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan ispa.
1.4.2 Bagi Wahana Praktik
Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan
program pelayanan dan penanganan ispa agar kejadian ispa dapat diturunkan,
maka upaya preventif akan segera dapat dilakukan.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah wawasan pembaca terutama untuk mahasiswa sebagai
masukan informasi tentang Asuhan Keperawatan keluarga.

Vous aimerez peut-être aussi